Fistum Transpirasi

September 20, 2017 | Autor: Metty Agustine | Categoria: Biology
Share Embed


Descrição do Produto

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN II
TRANSPIRASI

NAMA : METTY AGUSTINE
NIM : H411 13 303
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : RISKY NURHIKMAYANI
HARI/TANGGAL : SABTU/15 NOVEMBER 2014








LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air prosesnya disebut dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel (Siregar, 2003).
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita menjumpai stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun (Lakitan,1993).
Transpirasi yang terjadi dapat membantu penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya transpirasi, namun transpirasi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal (Feryanto, 2011).
Beberapa hal di atas lah yang melatarbelakangi praktikum dan pembuatan laporan ini.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap transpirasi tumbuhan.

1.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 November 2014 pukul 10.00-13.00 WITA bertempat di Laboratorium Herbarium, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar kecilnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, luas daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Lakitan, 1993).
Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi. Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Peristiwa transpirasi biasanya berhubungan dengan kehilangan air dalam melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air yang harus hilang melalui transpirasi untuk membesarkan tumbuhan karena rangka molekul semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tubuh sebagai karbon dioksida melaui pori stomata, yang paling banyak terdapat pada permukaan daun dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka (Dwijoseputro, 1989).
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air (Siregar, 2003).
Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas ke udara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Transpirasi adalah proses evaporasi pada tumbuhan. Transpirasi terjadi dalam setiap bagian tumbuhan (biarpun hanya sedikit), pada umumnya kehilangan air terbesar berlangsung melalui daun-daun (Loveless, 1991).
Menurut Lestari (2006), menyatakan bahwa proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor internal yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain: 
Penutupan stomata, dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada sebagian besar tanaman, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat kelembaban dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan penutupan stomata.
Jumlah dan ukuran stomata, kebanyakan daun tanaman yang produktif mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
Penggulungan atau pelipatan daun, banyak tanaman yang mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila perairan terbatas.
Kedalaman dan proliferasi akar, perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air dan proliferasi akar meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan tanaman.
Menurut Lestari (2006), bebera faaktor eksternal yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain:
Kelembaban, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara yang kering melancarkan transpirasi.
Temperatur, pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun.
Sinar matahari, menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi.
Angin, angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara di atas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.
Kandungan air tanah, laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya.
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air (Lakitan, 1993).
Menurut Dwijoseputro (1989), menyatakan bahwa meskipun tumbuhan kehilangan air, namun transpirasi bermanfaat bagi tumbuhan karena dapat menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang, membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar, mengurangi air yang terserap berlebihan, mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun, dan mengatur fotosintesis dengan membuka menutupnya stomata.
Transpirasi juga berperan dalam pertukaran energi. Transpirasi merupakan proses pendinginan, bila tidak terjadi transpirasi maka daun akan lebih panas beberapa derajat lebih panas. Penguapan air merupakan proses pendinginan yang kuat. Molekul air yang berkecepatan tinggi menguap dan ketika meninggalkan zat cair, kecepatan molekul yang tertinggal menjadi lebih kecil berarti zat cair tersebut lebih dingin (Salisbury dan Cleon, 1995).
Mekanisme terjadinya transpirasi ditentukan oleh seberapa lebar celah di antara dua sel penutup stoma, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi membuka-menutupnya stomata akan menentukan banyaknya transpirasi. Keluarnya uap air dari celah stoma merupakan proses difusi gas, karena tekanan uap di sebelah dalam celah lebih tinggi daripada tekanan uap di udara luar daun. Karena tekanan uap di ruang udara di dalam celah daun selalu berkurang oleh terjadinya difusi gas keluar, maka terjadinya penguapan air di dinding sel parenkim mesofil daun yang berbatasan dengan ruang udara. Selanjutnya proses ini akan menarik air dari sel sebelah dalam dan seterusnya (Lestari, 2006).
Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup. Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata (Loveless, 1991).
Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel (Feryanto, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia: Jakarta.

Feryanto, Indra. 2011. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.

Lakitan, Benjamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.

Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. B I OD I V E R S I T A S ISSN: 1412-033x.Volume 7, Nomor 1 Januari 2006. Halaman: 44-48

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT.Gramedia: Jakarta.

Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB: Bandung.

Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan. ITB. Bandung.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Gambar Rangkaian Perlakuan Transpirasi Tanaman
Perlakuan I








Gambar 4.1 Tanaman ditutupi oleh kantong plastik





Perlakuan II








Gambar 4.2 Tanaman di depan kipas angin

Perlakuan III






Gambar 4.3 Tanaman yang d tempatkan diruang terbuka (diatas meja).




IV.1.2 Tabel Kedudukan Air dalam Pipet Berskala
No.
Waktu (menit)
Tanpa Perlakuan
Di Bungkus
Di Kipas
1
0 – 3 menit
0.00
0.00
0.04
2
3 – 6 menit
0.005
0.001
0.06
3
6 – 9 menit
0.01
0.002
0.08
4
9 – 12 menit
0.01
0.002
0.09
5
12 – 15 menit
0.01
0.002
0.1

IV.1.3 Grafik Kedudukan Air dalam Pipet Berskala

IV.2 Pembahasan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.
Percobaan ini pada dasarnya bebas untuk menggunakan tanaman apa saja dan pada percobaan ini menggunakan metilen blue agar perubahan laju transpirasi pada pipa berskala dapat dengan mudah diamati karena jika hanya menggunakan air air saja maka warna yang terlihat yaitu berwarna bening.
Pada praktikum ini, dilakukan 3 perlakuan yaitu perlakuan I dengan menutupi tumbuhan dengan kantong plastik (kelembapan), perlakuan II dengan diarahkannya kipas angin pada tumbuhan (angin), dan perlakuan III dengan diletakkan diatas meja (suhu).
Faktor lingkungan yang memengaruhi laju transpirasi yaitu sinar matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Temperatur juga merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Selanjutnya adalah kelembaban udara dimana udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Faktor lain juga termasuk angin juga pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Keadaan air dalam tanah juga sangat berpengaruh karena air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya.
Setelah dilakukan praktikum maka didapatkan hasil yang sesuai dengan grafik pada perlakuan I ditutup dengan kantong plastik mengalami kenaikan, hal ini berarti semakin berjalan waktu, transpirasi juga meningkat karena kelembapan yang juga meningkat. Berdasarkan teori kelembapan Lestari (2006), jika kondisi udara banyak mengandung awan maka kebasahan antara bumi dengan awan itu sangat tinggi. Dengan demikian maka perbedaan kebasahan udara di dalam dan di luar akan berbeda; keadaan yang demikian ini menghambat difusi uap air dalam sel ke lingkungan (luar daun) dengan artinya menghambat transpirasi. Jadi udara yang basah menghambat transpirasi, sedangkan udara yang kering melancarkan transpirasi. Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi molekul uap air di udara.
Pada Perlakuan II tumbuhan dikenai kipas angin. Diperoleh grafik yang kenaikan transpirasinya paling cepat dibandingkan 2 perlakuan lainnya. Terjadinya transpirasi lebih cepat di bawah kipas angin dikarenakan udara (angin) menghembuskan udara lembab di permukaan daun, sehingga terjadi perbedaan potensial air di dalam dan di luar lubang stomata akan meningkat.
Hal ini sesuai dengan teori Lestari (2006), bahwa angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara di atas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi. Pada umumnya angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi. Hal ini dapat dimaklumi karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stomata. Dengan demikian maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk berdifusi ke luar.
Sedangkan pada Perlakuan III diletakkan diatas meja juga mengalami kenaikan yang juga cukup signifikan, hal ini dipengaruhi oleh suhu ruangan. Semakin meningkat suhu maka semakin meningkat pula laju transpirasi. Seperti yang dikatakan Lestari (2006), kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam dan di luar daun, namun tekanan di dalam daun jauh lebih tinggi dibandingkan di luar. Akibat dari perbedaan tekanan ini maka uap air di dalam daun lebih mudah berdifusi ke lingkungan.





























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa tanaman yang diberi perlakuan kipas angin mengalami transpirasi lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang ditutupi plastik dan diletakkan diatas meja. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor eksternal berupa kelembapan, suhu dan angin. Adapun faktor lainnya yaitu cahaya matahari yang menyebabkan terbuka dan tertutupnya stomata. Dan beberapa faktor internal antara lain adalah penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, tebal atau tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun dan penggulungan atau pelipatan daun.

V.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan ini alat yang digunakan diperbanyak seperti tabung erlemenyer agar setiap kelompok mendapatkan perlakuan yang sama. Dan data yang diperoleh juga berbeda sehingga hasilnya dapat dibandingkan.


Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.