Fractal Cosmos: 1

Share Embed


Descrição do Produto

Archana Universa

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

i

Archana Universa

ARCHANA UNIVERSA

FRACTAL COSMOS ISBN: 978-602-6510-31-0

Illustration,  story,  characters  and  the  distinctive  likeness  (es)  in  this  publication  thereof  are  Trademarks  &  Copyright  ©  2017 belong  to  their  respective  author  and character  designer  owner.  An1mage  Studio  has  permission  from  the  author  and  character  designer for all of characters published in this issue's. ALL RIGHTS  RESERVED. Layout, design and  logo of this book are Trademarks & Copyright  ©2017. [email protected].  ALL RIGHTS RESERVED. This is a work of fiction. Names, characters, places and incidents  either  are  products  of  the  author’s  imagination  or  are  used  fictitiously.  Any  resemblance  to  actual  events  or  locales  or  persons,  living  or  dead,  is  entirely  coincidental.  For  ads  &  sponsorships, contact: [email protected]

AN1MAGE www.an1mage.org  “enlightening open mind generation”.  53 Abergeldie Road, Aberdeen AB10 6ED, Scotland United Kingdom email:  [email protected]  An1mage  Indonesia:  Bumi  Jati  Elok  A5/  2  Jalan  Raya Parung Panjang, Legok, Tangerang, Banten Indonesia 15826  Twitter:  @an1mage Ask.fm: @an1mage Facebook: An1mage  Instagram: an1mage   Google+: an1mage studio Youtube: an1mage studio

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

ii

Archana Universa

Daftar Isi Hubert dan Naga..................................................................... 1 Reptoid ................................................................................. 15 Mahluk Pemakan Amarah .................................................... 30 Fredell ................................................................................... 45 Zenius.................................................................................... 61 Eurelion................................................................................. 79 Sanguinox ........................................................................... 100 Api....................................................................................... 121 Bobby.................................................................................. 145 Kapal ................................................................................... 161 Falo & Preil.......................................................................... 183 Ratu Luminox...................................................................... 207

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

iii

Archana Universa

HUBERT DAN NAGA

Seluruh penduduk Kastella pasti tahu soal naga. Tidak ada yang akan meragukannya sebagai omong kosong atau imajinasi. Mereka tahu bahwa makhluk itu ada.

Meski tidak selalu muncul, bukan berarti tidak nyata. Desas-desus merebak dan kian lama ceritanya kian heboh.

Kisah sang naga berkembang dengan bumbubumbu cerita yang mungkin sebenarnya tidak nyata. Meskipun begitu sang naga tetaplah ada.

Mereka percaya karena mereka melihat, atau lebih tepatnya leluhur mereka yang melihat. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

1

Archana Universa

Seekor naga penuh duri di tubuhnya dan menyemburkan api dengan ganas, melahap apa saja yang berada di sekitar jangkauannya.

Walaupun peristiwa itu terjadi dulu sekali, bukan berarti naga itu telah hilang.

“Naga itu tidur, nak!” seru Hubert dengan suara seraknya. Pria tua itu mengaduk tehnya dan membagikan teh ke arahku.

“Tidur bukan berarti mati”

“Kau beruntung dapat melihatnya”, kataku.

“Tapi tidak dengan generasiku. Bahkan orangorang dari generasimu sudah banyak yang mati”

“Ah! Kematian....” desah Hubert.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

2

Archana Universa

“Aku ingin tahu butuh berapa lama lagi hingga aku dapat mencicipi rasanya”.

Aku membenahi posisi dudukku, tidak nyaman, berusaha tidak terpengaruh soal ucapannya mengenai kematian.

Hubert mengatakannya dengan nada santai, seolah kematian adalah temannya.

Mungkin itulah yang akan terjadi jika umurmu sudah lewat dari delapan puluh tahun.

“Menurutmu apakah naganya akan datang lagi?” ujarku dengan nada mendesak yang sama.

“Memangnya sang naga akan laporan padaku kalau dia akan menyerang lagi atau tidak?” dengus Hubert tidak senang.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

3

Archana Universa

“Aku hanya tahu kalau dia belum mati, tapi aku tidak tahu apakah dia akan menyerang lagi”.

“Kalau begitu kau tahu di mana dia bersembunyi?”

“Apa maksudmu?” Tanya Hubert tajam. “Yah, kau memastikannya tidak mati. Kupikir... Kupikir kau tahu di mana naga itu berada”.

Aku menelan dengan susah payah.

“Kuharap kata-kataku barusan tidak membuatmu tersinggung. Kau harapanku Hubert, tidak ada orang lain yang dapat kutanyai lagi.”

“Tentu saja tidak ada orang lain yang memahami soal urusan naga itu sebaik aku,” ujar Hubert melunak.

“Aku tahu kau pasti tahu sesuatu.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

4

Archana Universa

Hubert memicingkan matanya ke arahku.

Hanya satu mata, karena mata kanannya sudah lumpuh.

“Kenapa kau ingin tahu, padahal orang-orang di sekelilingmu memilih untuk membicarakannya” Tanya Hubert

“Yah, kau dapat bilang kalau aku punya rasa penasaran yang lebih baik daripada orang lain”.

“Tidak. Penasaran saja tidak cukup, nak!”

Aku kembali menelan ludah. “Kau ingin aku mengatakan sesuatu?”

Hubert mendekatkan wajahnya ke arahku, memerhatikan bekas-bekas lukanya yang cukup dalam.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

5

Archana Universa

Luka bekas cakar naga.

“Rasa curiga mungkin membawamu pada masalah yang tidak dapat kau bayangkan.” Hubert berkata dengan penekanan.

Kemudian detik berikutnya dia tertawa.

“Sekarang pulanglah, aku dapat menyakitimu kalau kau menanyakan pertanyaan yang sama padaku terus-terusan”

Jeritan itu terasa seperti milik orang lain, tapi aku tahu itu milikku sendiri. Aku benar-benar tidak merasakan kakiku.

Yang aku tahu hanyalah aku sudah berlari menembus rintik hujan, membenamkan sepatuku di antara tanah berlumpur.

Hubert benar-benar mengerikan, seringaiannya tidak nampak seperti manusia. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

6

Archana Universa

Benar-benar mengerikan.

Aku menyumpah-nyumpah di jalanan sepi.

Untung tidak ada yang sedang lewat.

Aku tidak mau ada orang yang tahu kalau aku sedang bertingkah aneh sekarang.

Lari seperti orang gila. Meninggalkan teh yang disajikan padaku tanpa menyentuhnya.

“Orang itu sinting! Orang itu sinting!” Aku mengucapkannya berkali-kali seperti merapal mantra.

Hubert mungkin tidak berbahaya, kecuali pada saat dia marah.

Ia dapat melempar benda-benda dari rumahnya ke arahku, termasuk pisau seperti

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

7

Archana Universa

yang pernah dilakukannya padaku saat aku masih sebelas tahun.

Rasanya kepalaku hampir meledak, ketakutan itu menguasaiku. Aku dapat merasakan tubuhku bergetar hebat.

Hari berikutnya tidak lebih baik. Jeritan-jeritan itu masih ada.

Tapi bedanya tidak berasal dari diriku. Ada hal-hal lain seperti derap langkah panik dan bunyi gubuk yang terbakar.

Ini tidak bagus, pikirku.

Aku segera menyambar belatiku dan menggunakan baju sebelum lari menghambur keluar.

Naga itu menyembur-nyemburkan api dari moncongnya. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

8

Archana Universa

Memberangus rumah dan pepohonan yang ada di hadapannya. Ia tampak marah.

Untuk sedetik aku merasa keinginanku terkabul. Aku benar-benar melihat sang naga. Ia bukan legenda.

Ia nyata. Tapi aku tidak yakin benar-benar ingin merasakan teror yang dibawa oleh naga tersebut.

Atau tepatnya aku tidak pernah memikirkannya. Karena jauh, jauh dalam pikiranku, naga itu hanyalah legenda.

Aku hanya curiga kalau sebenarnya Hubert adalah pembual besar.

“Hubert! Hubert!” seruku ketika pikiranku itu muncul.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

9

Archana Universa

Orang tua itu tidak akan dapat menyelamatkan dirinya sendiri pada masa-masa seperti ini.

Dia dapat saja marah kemarin, juga menjadi berbahaya, tapi bukan berarti aku tidak akan menolongnya.

“Hubert! Hubert!” raungku di antara jeritanjeritan yang ada.

Gubuknya tidak jauh dari tempatku berlari, sementara sang naga terus mengekor di belakang. Meluluhlantakkan apa pun yang ada dalam jangkauannya.

“Hubert! Hubert!” panggilku panik.

Aku membuka pintu rumahnya.

Ia tidak pernah menguncinya.

“Hubert! Di mana kau!” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

10

Archana Universa

“Tidak usah menjerit, aku tidak tuli. Dasar dungu!” kekehnya sembari menuang ketel air panas untuk menyeduh tehnya.

“Apa yang kau lakukan! Kenapa kau masih berada di dalam rumah!” jeritku, tidak sabar.

“Lalu apa yang kau lakukan? Menjerit-jerit, masuk ke dalam sini, seenaknya.”

“Naga itu Hubert! Naga itu sedang menyerang desa! Tidakkah kau mendengar kekacauan di luar?”

“Kekacauan apa?”

“Orang-orang berteriak....” Aku berhenti, mengernyitkan dahi.

Ini aneh, benar-benar hening.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

11

Archana Universa

Tidak ada gemeretak api yang sedang membakar pepohonan. Tidak ada jeritan ketakutan, tidak ada isak tangis. Yang ada hanyalah hening.

“Hubert kau melamun lagi!” sahut laki-laki di hadapanku.

“Aku... Apa?” sahutku sembari mengernyitkan dahi.

“Aku benar-benar khawatir dengan ilusi-ilusi di kepalamu, nak. Bagaimana mungkin kau memanggil orang lain dengan namamu sendiri,” ujarnya dengan tatapan iba.

“Tapi kaulah Hubert!”tuntutku.

“Pikirkan, nak. Siapa namaku?” ujarnya sembari mendorong teh ke arahku.

“Kau Hubert,” jawabku lirih. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

12

Archana Universa

Orang di hadapanku menggeleng. “Kurasa kita sudahi sesi kali ini, nak. Kuharap kesehatanmu kian membaik.”

“Tapi kau Hubert! Dan naga itu! Naga itu sedang menyerang desa!” lolongku sembari mulai melempar benda-benda yang ada dalam jangkauanku.

Aku tidak memerhatikan apa pun yang aku lempar. Yang aku tahu aku benar-benar marah. Aku ke sini untuk menyelamatkannya!

Bagaimana mungkin Hubert memperlakukanku seburuk ini? Mengatakan bahwa aku yang bernama Hubert dan tidak ada naga! Tidak ada naga!

Detik berikutnya pintu terbuka, dua orang lakilaki tinggi besar segera memiting dua tanganku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

13

Archana Universa

“Tidak! Jangan lakukan ini padaku! Aku datang untuk menyelamatkanmu!” Ikatan itu semakin mengencang, dua laki-laki itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan melepaskanku.

“Bawa dia ke sel,” kata pria yang kupanggil Hubert itu dengan tatapan letih.

“Tidak! Lepaskan aku! Hubert! Lari! Naganya akan membinasakan desa dan membunuhmu! Hubert!”

******

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

14

Archana Universa

REPTOID

Sepertinya semakin ke sini kita menyadari bahwa menolong orang lain belum tentu membuahkan hasil baik.

Terutama kalau yang kau bantu ternyata para idiot yang gemar membalas kebaikan dengan kejahatan.

Ya. Ya. Bukankah memang seperti itu? Bahwa banyak orang yang tumpul dalam hal balas budi. Bukan terima kasih yang kau dapat, tapi malah segudang makian dan cemoohan.

Keadaannya bisa tambah parah jika orang idiot tadi jumlahnya banyak. Kemudian orang

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

15

Archana Universa

idiot yang satu membisiki orang idiot lainnya supaya ikut-ikutan melawanmu.

Kurang lebih seperti itu dan kau akan mulai berpikir dengan cara lain.

Bahwa semestinya kau tidak perlu membantu orang idiot pertama.

Bahwa tidak perlu menolong karena kebanyakan akan menyeretmu dalam kesulitan.

Shasa mendongak dari literatur yang sedang dibacanya.

Satu paragraf ke paragraf lainnya kemudian mendesis pelan bukan karena tidak suka dengan bacaannya, tapi karena setuju wacana itu benar.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

16

Archana Universa

“Kebaikan tidak selalu berujung pada kebaikan, eh?” dengusnya kemudian ia melemparkan buku itu ke atas ke tempat tidurnya.

Ia duduk dengan mengangkat kakinya ke atas kursi. Kemudian melempar pandangan keluar jendela. Malam baru saja turun. Biar pun sudah gelap bukan berarti dia bisa berkeliaran seenaknya.

Ia masih harus di dalam rumahnya yang aman hingga beberapa saat lagi. Jadi ia putuskan untuk turun dan menuju dapur.

Jujur saja. Rumahnya kotor dan suram, tapi ia sangat menyukainya.

Ia mencari-cari ibunya.

Dapur, pikirnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

17

Archana Universa

Ruangan itu sepi dan terdapat bangkai tikus di sudut. Rumahnya memang tidak pernah bersih dari tikus. Tapi siapa yang peduli. Tidak banyak orang yang mau berbagi rumah dengan berekor-ekor tikus bukan?

Sepertinya Ibunya sudah menyelinap keluar, mungkin diminta untuk merawat anak adik perempuannya yang tengah sakit karena rumahnya benar-benar kosong. “Di sini kau rupanya!”

Sesosok muncul dari dalam gelap.

“Kau membuatku kaget!” desis Shasa terkejut. Ia bisa melihat jejak Sherkh di jendela.

“Jadi kau masuk dari sana rupanya”

“Lebih keren daripada melewati pintu bukan?” kekeh Sherkh.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

18

Archana Universa

“Kupikir rumahmu kosong, aku hampir pergi sesaat kemudian mendengar seseorang turun”

“Kau mau apa?” desis Shasa tidak senang.

“Aku ingin jalan-jalan, tapi tidak ingin sendirian seperti reptilian tersesat. Jadi kupikir aku akan mengajakmu.”

Shasa menoleh ke dinding.

“Belum waktunya.” “Ayolah! Tidak akan ada yang melihat. Jalanan benar-benar sudah lengang. Aku tidak melihat siapa pun waktu berangkat ke sini,” ajak Sherkh.

“Memangnya kau berencana ke mana?” tanya Shasa berusaha agar nada penasaran tidak begitu kentara dalam ucapanku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

19

Archana Universa

“Pub. Kemana lagi?” sahutnya sembari menyeringai.

“Tentunya kau sadar bahwa tidak banyak tempat yang bisa kita kunjungi.”

“Kita akan mendapat masalah jika berangkat jam segini. Aku bertaruh banyak orang yang belum mabuk. Mereka bisa memberi kita masalah,” tolak Shasa.

Sherkh melipat kedua tangannya di depan dada.

“Jangan berperan sebagai pengecut. Kau tidak akan menyenangkanku?” “Memangnya mengapa aku harus membuatmu senang?” sahut Shasa sembari menjatuhkan diri ke lantai. Berbaring di sana dan memandang langit-langit.

“Kau benar-benar tidak ingat hari ini?” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

20

Archana Universa

“Apa maksudmu? Tentu saja ingat! Ini Hari Sabtu tanggal sebelas.... Tunggu. Kurasa aku melewatkan sesuatu”

Sherkh tertawa nyaring.

“Ini hari ulang tahunmu!” pekik Shasa nyaring.

“Dan aku berani taruhan kalau kau tidak menyiapkan apa pun sebagai kado!” tuduh Sherkh.

“Memang,” ujar Shasa yang kini merasa sedikit merasa bersalah.

“Aku akan menyediakan hadiahmu dalam dua hari, ok?” “Memangnya kau akan memberi apa?” Sherkh memerhatikan sudut dapur rumah temannya.

“Bangkai tikus.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

21

Archana Universa

“Oh! Kalau kau memang menginginkannya, kau bisa membawa beberapa. Kurasa ibuku tidak akan keberatan,” ujar Shasa, tajam.

“Lupakan soal bangkai tikus. Hadiah bisa menanti, tapi aku ingin kau menemaniku ke pub sekarang”

“Aku tidak bisa menolak permintaan dari makhluk yang sedang berulang tahun bukan?”

“Tidak, kau harus mengabulkannya”

Shasa mendesah pelan.

“Baiklah. Kita berangkat.”

Maka mereka berdua pun menyelinap. Menyatu dengan gelap. Seolah mereka adalah bagian dari malam. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

22

Archana Universa

“Apa kita aman?” tanya Shasa dalam desisan parau, takut ada yang mendengar atau mengetahui keberadaan mereka.

Detik kemudian dia mendapat jawaban.

Mendadak ada suara jeritan melengking. Dan yang lebih membuatnya khawatir, itu adalah suara ibunya.

Sherkh sudah menghentikan Shasa. Satu tangan untuk membekap mulut gadis itu, tangan lain untuk menahannya supaya tidak menghambur keluar dari tempat persembunyiannya.

“Dan ular beludak ini telah membuat manusia jatuh dalam dosa!” geram salah satu lelaki botak berbadan besar.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

23

Archana Universa

Beberapa orang yang mengitari Ibu Shasa berbisik-bisik mengiyakan si botak.

Jumlahnya banyak, lebih dari selusin hingga Shaha dan Sherkh saja tidak akan cukup untuk menyelamatkan ibunya.

“Kita tidak bisa menolongnya,” bisik Sherkh dengan nada menyesal.

Air mata meleleh. Shasa menangis dalam diam.

“Kau ingat peraturan pertama?” desak Sherk, masih dalam bisikan.

Shasa mengangguk dan setelah itu Sherk melepas bekapan mulut gadis itu, namun masih memeganginya, siapa tahu gadis ini kehilangan kendali dan menghambur ke arah orang-orang yang menangkap ibunya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

24

Archana Universa

“Karena kaulah manusia berkubang dalam dosa! Maka dari itu, atas kekuatan yang diberikan sang maha kuasa, kami akan membunuhmu!” geram si botak.

Kian lama, kian banyak orang yang berkumpul karena suara si botak. Mereka membawa obor, beberapa membawa kayu.

“Mereka akan membakar ibuku,” desis Shasa dengan suara bergetar.

“Ingat peraturan pertama. Katakan apa itu.”

“Tidak lagi membantu manusia. Tidak berurusan dengan mereka apa pun alasannya.”

“Kau tahu jelas, leluhur kita telah membagikan pengetahuan pada mereka. Bercocok tanam sehingga manusia tidak hanya memetik dari pohon-pohon. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

25

Archana Universa

Menciptakan pakaian sehingga mereka tidak lagi telanjang, juga menciptakan rumah, tapi kau lihat sendiri. Mereka membenci kita.”

Sherkh menarik lengan jaketnya dan memerhatikan kulitnya yang bersisik halus, sangat khas reptilian

“Kita membantu mereka supaya tidak terusmenerus bergantung pada alam, mengajarkan bagaimana manusia bisa bertahan hidup dengan mengolah alam”

“Tapi mereka bukan makhluk yang pandai melakukan balas budi.”

“Tapi itu ibuku, Sherkh. Aku tidak mau membiarkan orang-orang yang mengaku umat tuhan itu menyakiti ibuku!”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

26

Archana Universa

“Mereka menganggap ular sebagai iblis! Jangan ikut melempar dirimu masuk dalam bahaya”

Untuk sepersekian detik Shasa memerhatikan matanya dari pantulan Mata Sherkh. Mata yang hanya segaris, sangat berbeda dengan mata manusia.

Kemudian ia menerjang kerumunan itu.

Ia menggigit si botak, tepat pada lehernya. Memastikan bisa yang ada dalam taringnya masuk ke aliran darah orang jahat tersebut.

Kemudian sebelum yang lain dapat bertindak, ia telah meraih tangan ibunya.

Kemudian mereka lari sambil menghindari lemparan obor-obor yang diarahkan manusia kepada makhluk keturunan ular itu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

27

Archana Universa

Salah satu obor itu mengenai rumah dan segera lalapan api berkobar menjadi besar.

Perhatian orang-orang terpecah, tapi kebanyakan lebih memfokuskan diri untuk menghentikan pengejaran untuk memadamkan api.

“Sherkh, kau yang membakar rumah itu!” seru Shasa yang terkejut atas tindakan temannya yang kini ikut berlari bersamanya.

“Aku tidak mau kau dan ibumu mati. Lebih baik kita lari sejauh mungkin. Ke tempat yang jauh dari manusia”

“Ke tempat yang jauh dari manusia,” desis Shasa, setuju. *

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

28

Archana Universa

Reptoid. Sumber: http://ancients­bg.com/mystery­of­the­al­ubaid­ lizardmen/

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

29

Archana Universa

MAHLUK PEMAKAN AMARAH

“Aku benar-benar membencimu tiap kali kau melakukannya!”

Aku mengangkat kepalaku dari mangkuk makanan, meletakkan sendok, kemudian menatapnya.

Tidak lupa aku menyunggingkan senyuman mengejek di wajahku.

“Apa?” tuntutku.

Sebenarnya apa yang membuatnya kesal kuketahui dengan jelas. Tapi benar-benar tidak menarik jika aku tidak mempermainkannya. Membuat amarahnya naik beberapa senti lagi sebelum aku meredakannya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

30

Archana Universa

Memang memadamkan api kemarahan yang sudah terlanjur menyala bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi aku ini tipe orang yang senang bermain-main dengan api.

Mungkin aku akan terbakar dengan api yang aku ciptakan, tapi untuk sekarang aku benarbenar tidak mau peduli.

Membuat orang lain marah entah mengapa terasa begitu... Menyenangkan.

Ya! Menyenangkan! Biar orang-orang tidak setuju, aku tetap akan melakukannya.

Karena aku tidak hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Aku bertindak atas kemauanku, meski itu berarti membuat marah orang lain, contohnya orang yang ada di hadapanku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

31

Archana Universa

“Apa?” ulangku, dengan nada mengejek yang sama.

Aku bisa merasakan amarahnya mendidih. Monster di dalam tubuhku memekik kegirangan, ia benar-benar menikmati situasi ini.

Monster dalam diriku lapar dan makanannya adalah amarah.

“Kau sedang mengejekku ya?” tanyanya, marah. Matanya dipicingkan, benar-benar sipit.

“Aku?” sahutku sembari mengarahkan telunjuk tangan kananku ke dada.

“Mengejekmu? Aku sedang makan. M-A-K-AN. Jadi bagaimana mungkin aku mengejekmu?”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

32

Archana Universa

“Ha! Ha! Lucu sekali!” serunya dengan kemarahan yang makin menjadi-jadi.

Aku melirik ke bawah meja, ke dalam tas, melihat tabung yang selalu kubawa kemanamana. Isinya sudah penuh. Isinya seperti gas berwarna keperakan.

“Kurasa kau butuh udara segar. Pergilah,” desahku sembari kembali menatap lawan bicaraku.

Orang itu memicingkan mata, membuat matanya terlihat sipit lagi. “Aku memang mau pergi kok”

Detik berikutnya, ia mendorong kursinya ke belakang dan melangkah menjauhiku tanpa menoleh.

Aku memerhatikannya hingga keluar dari pintu cafe kemudian menghela napas. Ternyata aku www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

33

Archana Universa

sudah menahan napas sejak ia mendorong kursinya.

Senang, sekaligus merasa bersalah. Serius, aku terkadang merasa tidak enak membuat orang lain marah seperti itu, tapi monster dalam diriku selalu menuntutku buat melakukannya.

Seolah aku tidak bisa hidup tanpa menghirup kemarahan, seolah aku akan mati jika tidak ada orang-orang yang sedang marah di sekelilingku.

“Seharusnya aku pergi ke tempat itu saja,” gumamku pada diri sendiri.

Aku menutup tasku. Tidak menyelesaikan makanan yang belum habis kusantap dan bergegas meninggalkan cafe ini, seperti yang dilakukan orang tadi.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

34

Archana Universa

Hari ini aku pergi ke cafe yang sama lagi. Di waktu yang hampir sama dengan waktu itu. Di tempat duduk dekat jendela yang sama.

Sebenarnya situasinya akan lebih mudah jika hari ini ada sidang pengadilan terbuka. Akan jauh lebih mudah jika aku bisa mangkal di kantor polisi, rumah sakit, atau di rumah duka.

Di sana banyak energi negatif yang menguar, bercampur dengan udara, tanpa aku perlu membuat seseorang marah padaku.

Tapi aku tinggal di kota kecil di mana tidak banyak yang bisa dilakukan polisi. Tidak banyak kejahatan yang dilaporkan.

Rumah sakit hanya ada dua.

Satu milik swasta, satu milik pemerintah dan aku sudah terlalu sering berkeliaran untuk membuatku dicurigai pegawai di sana. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

35

Archana Universa

Sayang sekali, aku tidak memutuskan untuk menjadi perawat atau dokter karena takut darah.

Rumah duka juga tidak selalu laku, kebanyakan warga sini menyimpan jenazah anggota keluarganya di rumah sebelum dikuburkan.

Kalau aku pergi ke kuburan, akan lebih jarang ada orang lagi. Lagipula aku bisa kena tuduhan sedang mempelajari sihir hitam atau semacamnya.

Aku membuka tasku dengan uring-uringan. Hari ini ada dua tabung di dalamnya dan keduanya kosong.

Monster dalam diriku memprotes, tidak senang. Ia ingin aku membuat seseorang marah. Ia ingin ada orang lain di sekitarku yang tidak dalam suasana hati yang baik. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

36

Archana Universa

Monster itu membutuhkan kemarahan. Ia menghirup kemarahan dan hidup darinya.

Seolah jika aku tidak bisa membuat orang di sekitarku marah, ia akan mati.

Atau mungkinkah monster itu akan mati? Tapi bukankah jika ia mati, maka aku juga akan mati?

Lalu bagaimana? Aku harus tetap hidup, dan untuk hidup aku harus memberi monster ini makan.

Monsterku memakan rasa marah, dan aku membutuhkan orang yang marah di sekitarku. Supaya kemarahannya bisa kuhirup, supaya monsterku bisa makan.

Dan orang itu akan marah dengan mudah, seperti yang tiap kali terjadi ketika aku datang

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

37

Archana Universa

ke tempat ini. Dengan demikian monsterku bisa makan.

“Pesananmu,” ujar suara yang familiar di telingaku.

Monster di dalam diriku melompat-lompat kegirangan. Ia tahu saat yang dinantikannya akan segera tiba. Ia akan segera makan, ia tidak akan kelaparan lagi.

“Aku belum memesan,” kataku dingin, sembari membuat isyarat supaya orang itu menyingkirkannya.

“Aku yang pesan, kalau perlu aku yang bayar. Sekarang, cepat habiskan dan pergilah. Aku tidak sedang ingin marah hari ini”

Aku menyunggingkan senyuman ejekan yang biasa kutunjukkan padanya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

38

Archana Universa

“Kenapa aku harus menurutimu?”

“Habiskan saja, lalu pergi,” perintahnya sembari menekuk kedua tangan di depan dada.

“Bagaimana ini, sepertinya kau tidak senang aku berkunjung”

“Bagus kalau kau menyadarinya! Mestinya kau tidak muncul, berkeliaran di hadapanku, di tempatku bekerja, terutama setelah kita bercerai!”

Monster di dalam diriku memekik kegirangan. Orang dihadapanku akan marah.

“Aku tidak muncul untuk menemuimu,” jawabku kalem, tapi dimaksudkan untuk membuatnya makin marah.

“Aku datang untuk makan.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

39

Archana Universa

“Kalau begitu makan saja di cafe lain!” serunya, tidak sabar.

Aku bisa merasakan amarah mulai mendidih dalam diri lawan bicaraku dan entah mengapa aku benar-benar menikmatinya.

“Jadi begini cara manager cafe ini memperlakukan pelanggan?” bentakku sembari berdiri.

Beberapa pelanggan yang sedang makan di sana melirih ke arahku dan mantan pasanganku.

Begitu juga dengan karyawan cafe, mereka mulai berbisik-bisik.

“Jangan membuat keributan di sini. Kau bisa membuatku kehilangan pekerjaan!” desisnya sembari melotot ke arahku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

40

Archana Universa

Aku bisa melihat kedua tangannya terkepal kuat disisi tubuhnya. Samar-samar aku bisa melihat isi tasku yang sedikit terbuka.

Gas berwarna keperakan itu terlihat memenuhi kedua tabung, tapi belum benar-benar penuh.

Sedikit lagi, kata monster dalam diriku. Sedikit lagi dan aku bisa lega karena tabung-tabung itu memastikan monster dalam diriku tidak akan kelaparan selama beberapa waktu.

Gas keperakan itu berasal dari kemarahan yang diserap dari orang yang ada di dekatku. Gas keperakan yang menjadi makanan monsterku.

Di mana selama monster itu hidup, maka aku juga akan hidup.

“Kau tidak akan pergi?” tuntut si manager cafe.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

41

Archana Universa

“Kau benar-benar membuatku ingin menggelitik kemarahanmu itu supaya lebih meluap lagi,” cibirku.

Detik berikutnya aku menarik taplak meja dan menjatuhkan makanan yang ia bawakan padaku.

Piring dan gelas yang tadinya ada di atas mejaku, pecah, hancur berkeping-keping ketika membentur lantai yang dingin dan keras.

“Apa yang kau lakukan?” tuntutnya. “Pergi! Pergi!”

“Aku akan pergi setelah kau meminta maaf padaku!” pekikku, tak mau kalah.

“Minta maaf?” katanya dengan suara bergetar. “Minta maaf? Masa bodoh dengan semua ini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

42

Archana Universa

Lagi pula setelah semua kekacauan ini aku pasti akan dipecat”

“Bukan urusanku jika kau tidak punya pekerjaan,” sindirku, kejam.

Aku bisa merasakan api kemarahan itu meluap-luap. Tabung-tabungku pasti sudah penuh sekarang.

Aku suka bermain dengan api, meski aku mungkin saja bisa terbakar karena api yang kukobarkan.

“Keterlaluan! Keterlaluan! Aku akan membunuhmu!”

Sebelum aku bisa menghindar, sebelum aku bisa mengalihkan pikiran dari tabungtabungku, ia sudah menerjangku hingga aku jatuh ke belakang.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

43

Archana Universa

Mengadu kepalaku dengan lantai yang keras. Lantai dengan kepingan-kepingan piring dan gelas yang kujatuhkan tadi.

Salah satu kepingan tajamnya menancap, masuk ke dalam kepalaku. Membuat darah keperakan merembes keluar dari tubuhku.

Monster dalam tubuhku meraung kesakitan. Dia tahu akan mati. Jika dia mati, maka aku juga mati. Inilah saatnya di mana aku harus mati karena api yang kukobarkan sendiri.

Amarah itu memerangkapku kemudian menyeretku ke dalam kematian.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

44

Archana Universa

FREDELL

Kanvas-kanvas setinggi dua meter itu menjulang tinggi di depanku. Gambarnya tidak kompleks, tapi artistik dan bermakna.

Bagaimana mungkin ada makhluk yang dapat membuat mahakarya seindah itu?

Aku menelusurinya. Perlahan, berusaha tidak melewatkan satu goresan pun dari sang kreator. Mengaguminya, seolah-olah aku tinggal dalam lukisan itu.

Terdengar suara pria berdehem dibelakangku. Kemudian kata-kata itu meluncur. “Kuharap kau bisa memandangiku selama waktu yang kau habiskan untuk memuja karyaku”.

Aku berbalik. Nyengir.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

45

Archana Universa

“Fredell, aku tahu kau sang maestronya!” ujarku memberi pujian, tulus.

Fredell hanya tertawa menanggapiku.

Aku melihatnya, lebih tepatnya mendongak. Ia benar-benar menjulang tinggi. Dua kali lipat dibanding tinggi badanku. Jadi kira-kira ia memiliki tinggi sekitar tiga meter.

Saat pertama kali melihatnya, aku tahu dia tidak bisa disebut manusia. Karena manusia tidak ada yang setinggi dia. Karena manusia tidak memiliki mata kuning dengan garis mata hitam. Karena kulitnya berwarna kebirubiruan....

“Ah, pandangan itu lagi,” tegurnya sembari meraih kedua bahuku dan membawaku ke lukisannya yang lain.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

46

Archana Universa

“Kurasa kau sedang memikirkan science fiction atau semacamnya”.

“Aku sedang memikirkan Krisna”.

“Siapa itu?”

“Tokoh dalam kisah Mahabharata yang digambarkan sebagai perwujudan Dewa Wisnu”.

Aku melanjutkan penjelasanku karena nampaknya Fredell tidak memahami penjelasanku barusan.

“Ajaran Hindu”.

“Oh! Agama dari planetmu!” seru Fredell yang akhirnya mendapat sedikit pencerahan.

“Krisna itu sama dengan Kristus?”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

47

Archana Universa

Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Rasanya aku tidak menguasai bidang yang satu ini.

Soal kepercayaan, apa yang mereka yakini sebagai ajaran yang membawa manusia pada kedamaian.

Padahal sebenarnya tidak lebih dari sekadar alat untuk mewajarkan intoleransi.

Identitas yang membuat manusia menyakiti sesamanya, bahkan hingga membunuh satu sama lain.

Aku jadi ingin menyebut ajaran agama sebagai science fiction, bolehkah?

Aku memandangi Fredell, tersenyum. Seolah senyuman itu bisa menjawab keingintahuannya. Padahal senyuman itu

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

48

Archana Universa

hanya suatu pengelakan supaya aku tidak menjawab.

“Kau ingin melihat karya mahasiswa yang lain?” tanyanya. Ia mengerti. Fredell tidak ingin mendesakku untuk menjawab pertanyaannya yang tadi.

Dan itu membuatku menjadi pecundang. Pecundang yang tidak berani menyatakan pemikirannya. Bersembunyi dalam diam.

Aku masih merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan pemikiranku. Karena aku bisa saja dicelakai, bahkan dibunuh oleh orangorang yang tidak sepemikiran denganku.

“Planetmu memang tidak ramah pada pemikiran-pemikiran baru. Banyak pemikir hebat dibunuh, dibakar hidup-hidup,” gumam Fredell.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

49

Archana Universa

Matanya menatap lurus-lurus ke karyanya.

Aku ikut memandangi karyanya. Lukisan seorang manusia yang tengah bergandengan tangan dengan makhluk biru dengan tinggi dua kali lipat dari si manusia.

“Itu kita!” seruku, penuh antusias.

Fredell mengangguk.

Aku berjingkat sedikit untuk membaca judul dari karya tersebut yang diletakkan beberapa senti dari atas kepalaku. Hanya satu kata dan sangat mengena.

“Persahabatan”.

Fredell membungkuk sehingga kepala kami sejajar. Selama beberapa detik aku terperangkap dalam sorot mata reptilnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

50

Archana Universa

“Kurasa tidak baik menyabotasemu untuk hanya menikmati karya-karyaku saja. Ini bukan pameran tunggalku, kau harus melihat hal-hal menarik lainnya”.

“Kalau begitu kau yang jadi pemandunya,” kataku, bersemangat.

Kami berjalan ke arah timur gedung. Matahari di belakang, membentuk bayang-bayang di lantai batu yang dingin.

Aku harus berjalan lebih cepat supaya dapat mengimbangi jangkauan Kaki Fredell yang luar biasa panjang.

Aku tahu dia sudah melambatkan langkah, tapi tetap saja aku butuh tenaga ekstra supaya tidak ketinggalan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

51

Archana Universa

Koridor-koridor dipenuhi murid-murid yang lalu lalang. Ada yang setinggi aku, ada yang setinggi Fredell.

Ketika masuk ke salah satu ruangan di sayap bangunan, lukisan-lukisan tinggi lainnya seolah menyergapku.

Beberapa makhluk setinggi Fredell tengah menyapukan kuas ke kanvas setinggi dua meter.

Sesekali berbicara satu sama lain dalam bahasa yang tidak bisa kupahami.

“Tidak, tidak. Aku ingin menunjukan sesuatu yang lain padamu,” cegah Fredell saat aku berjalan menuju para makhluk tinggi yang tengah melukis itu.

Aku memiringkan kepala.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

52

Archana Universa

“Temanku sedang menggelar pertunjukkan yang menarik, tapi sayang kurang mendapat apresiasi. Bagaimana kalau kita menghiburnya?” ajak Fredell.

“Apa yang dia lakukan?”

“Kau akan segera mengetahuinya”.

Bukannya mengikuti alur orang-orang, kami malah mengarah ke kiri. Ke tempat yang cenderung tidak mendapat sinar matahari, meski di luar begitu panas.

Tempat yang kami tuju lembab dan gelap, bahkan tidak ada tanda-tanda ada pertunjukan di sana.

Sealunan suara menyambut kami. Suara berat dan serak yang memecah kesunyian.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

53

Archana Universa

“Siapa teman kecilmu itu Fred? Dari golongan kulit coklat, eh?”

Aku mengangkat satu alis. Di tempat ini, kami kadang dipanggil berdasarkan warna kulit kami.

Manusia bumi selalu identik dengan kulit coklat karena makhluk dari planet lain bisa berwarna biru seperti Fredell, hijau, bahkan ungu.

Detik berikutnya aku melihat si pemilik suara.

Sama tingginya dengan Fredell, tapi nampaknya makhluk itu lebih muda meskipun suaranya berat.

“Kuharap kau belum memulainya Siron. Ini Elvarette”. Fredell mengenalkan kami satu sama lain.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

54

Archana Universa

“Sebuah kehormatan!” kata Siron dengan suara berat dan kasar yang sama.

“Senang berkenalan denganmu,” balasku sembari menjulurkan tangan. Kami bersalaman, tanganku terbenam dalam tangan Siron yang ukurannya benar-benar lebar.

“Jangan buru-buru merasa senang karena aku baru akan menghibur kalian!” perintahnya dalam nada tawa yang berat.

“Perhatikan langkah kalian, ikuti jalur yang sudah kubuat. Aku tidak ingin ada korban di sini”.

Kemudian aku melihatnya, sesuatu yang berkilauan, menyala dalam gelap.

Sesuai petuah Siron, kami mengikuti petunjuknya. Meski aku tidak yakin siapakah yang ia maksudkan sebagai korban. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

55

Archana Universa

“Duduk di sini,” bisik Siron padaku dan Fredell.

“Kalian lihat garis biru yang berpendar samar itu kan? Jangan melewati batas! Jangan membuat suara keras! Aku tidak ingin ada korban di sini”.

Aku bisa mendengar suara sepatu Siron mengetuk-ngetuk lantai batu, langkahnya begitu pelan dan teratur.

Mendadak aku merasa sedikit gugup karena Siron terus-menerus menyebut kata ‘korban’.

Aku melirik ke arah Fredell tapi keadaannya terlalu gelap untuk melihat ekspresinya.

Beberapa makhluk yang sedang menanti pertunjukan mendesah pelan.

Sepertinya ada tujuh atau delapan makhluk termasuk aku dan Fredell yang menantikan www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

56

Archana Universa

pertunjukan yang aku tidak ketahui apa yang hendak kutonton ini.

Sebelum aku bisa bertanya-tanya lagi, aku mendengar gumaman pelan Siron dari seberang tempatku duduk.

Lingkaran biru menyala lebih terang dan saat itu aku melihatnya.

Makhluk itu bergerak membentuk pola-pola mengikuti alunan Siron. Makhluk kecil berwarna hitam.

Berbaris dan berpencar, membentuk koreografi yang tidak kumengerti, tapi yang jelas pola-pola yang dihasilkan begitu indah.

Itu semut, pikirku.

Seolah terhipnotis, aku mengikuti bentukbentuk yang dibuat. Bagaimana mungkin www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

57

Archana Universa

semut-semut itu bisa memosisikan dirinya secara tepat. Tidak ada yang tercecer, begitu disiplin.

Aku memajukan tubuhku, memicingkan mata supaya bisa melihat semut-semut itu dengan jelas.

Kemudian aku menyadarinya. Adakah semut yang berjalan tegak? Mungkin ada mengingat aku sekarang ini ada di planet lain, bukan di bumi.

Pertunjukan itu berlangsung sekitar sepuluh menit hingga Siron menutup pertunjukan tanpa tepuk tangan dari penonton, karena memang penonton tidak diizinkan membuat keributan.

Fredell menarikku keluar, memandikanku dengan cahaya senja.

“Apa itu tadi?” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

58

Archana Universa

“Burk. Mengagumkan bukan? Siron benarbenar mencurahkan keahliannya dalam pertunjukan tadi”.

“Pertunjukkan yang hebat, sayang tidak banyak yang menonton,” decakku, pelan. “Memang tidak boleh mencapai sepuluh makhluk dalam satu pertunjukan. Burk tidak suka keributan, mereka suka gelap, dan mereka cukup mematikan”.

Aku membulatkan mata. Seolah menolak percaya makhluk kecil tadi mematikan.

“Memangnya apa yang akan mereka lakukan jika kita mengganggu mereka?” tuntutku.

“Jangan berencana untuk mengganggu mereka, aku serius mengatakannya. Mereka akan mengigitmu, membuatmu mati dalam dua detik. Burk yang menggigitmu juga akan mati”.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

59

Archana Universa

“Dua nyawa hilang bersamaan,” ujarku menyimpulkan.

“Bagaimana pendapatmu? Bukankah planet ini menjadi habitat dari banyak makhluk mengerikan? Sepertinya bumi lebih damai dari sini?” kata Fredell yang menatap matahari terbenam dengan mata reptilnya.

“Bumi...”. ujarku lambat-lambat.

“Lebih mengerikan. Kau bisa dibakar hiduphidup hanya karena memiliki pemikiran yang berbeda”.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

60

Archana Universa

ZENIUS

Aku mengusap-usap kedua tangan. Malam sudah larut. Entah masih bisa disebut malam atau sebenarnya sudah pagi.

Aku ingin menyebutnya malam tapi tengah malam sudah lewat dua jam lalu. Aku ingin menyebutnya pagi tapi semburat keemaasan belum nampak di langit.

Malam kali ini sangat sunyi dengan awan berarak pelan di atas sana, sesekali menutupi sinar bulan. Tapi hanya sebentar saja, kemudian cahaya bulan kembali memandikan bumi.

Aku mendesah pelan. Mereka mengatakan sudah saatnya aku beristirahat.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

61

Archana Universa

Orang-orang sudah banyak yang tertidur, bersembunyi di balik selimut mereka.

Tapi aku malah berdiri di sini, di salah satu kamar dalam bangunan tinggi ini. Bangunan yang dibangun di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Pepohonan dengan daun-daun rimbun yang menyembunyikan tanah dari pandanganku.

Gemerisik pelan terdengar ketika angin menggesekkan seluruh dedaunan, seolah meminta mereka menyapa satu sama lain. Dan malam ini terasa begitu menyesakkan. Aku sendirian. Aku tanpa teman. Berperang dengan pikiranku sendiri.

Kutundukkan kepala, memandangi jari-jariku yang keriput. Tak masalah sebenarnya, yang jadi masalah adalah aku kedinginnan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

62

Archana Universa

Tapi aku tidak ingin masuk ke dalam. Aku sedang menunggu. Menunggu dia datang.

Dia yang sama hitamnya dengan malam.

“Kau tetap saja terjaga hingga larut”

Suara itu menyapaku. Suara yang kutunggutunggu sejak tadi. Tapi benarkah aku terjaga demi menunggunya datang? Atau aku hanya sedang bersenang-senang, berperang dengan pikiranku sendiri.

“Jangan menceramahiku! Kau sendiri juga masih bangun,” sahutku pelan, suara khas orang tua. Suara yang kadang tak kupercayai muncul dari mulutku.

“Kau tahu aku tidak mungkin menceramahimu,” katanya dengan nada mengejek.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

63

Archana Universa

Tiap kata-katanya diucapkan dengan sangat jelas, menggema pelan.

Kuperjelas di sini: itu bukan suara manusia.

Dia tidak akan menua seperti aku. Tapi bukan berarti dia tidak bisa mati. Bukankah yang abadi adalah perubahan itu sendiri?

Mengenai benda-benda mati yang jadi bernyawa, dan apa yang bernyawa kemudian jadi mati. Hidup memang seperti itu, bahkan jika kau berumur panjang sekalipun. Ribuan tahun? Jutaan tahun?

Tetap saja kematian itu akan menjemputmu. Jika sial maka ia akan datang dengan cepat, jika lambat, kau bisa banyak melihat peristiwa di sekelilingmu.

Awalnya kau memiliki banyak impian, melewati berbagai tantangan. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

64

Archana Universa

Kemudian ketika kau dapat menaklukannya satu per satu, tantangan itu sudah tidak menarik lagi.

Kau hanya ingin beristirahat, menikmati hidup dan bertanya-tanya kapan kiranya ini akan berakhir.

“Zenius! Zenius!”

“Hmmm?” Aku tidak tahu sudah berapa kali makhluk itu memanggil namaku.

“Kau terlalu banyak berpindah ke dalam alam pikirmu belakangan ini. Kadang aku bingung harus membawamu kembali ke kenyataan atau tidak”

“Pilihan,” desahku. Aku mengusap-usap jarijariku lagi.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

65

Archana Universa

“Apa yang sebenarnya kau lakukan dengan keriput-keriput itu, Zenius? Kau menciptakan penemuan terbesar abad ini!”

“Manusia tidak lagi menua karena penelitianmu. Kau membuat mereka tetap muda, tetap hidup, bahkan kebal dari berbagai macam penyakit. Tapi....”

“Hentikan ocehanmu itu,” potongku dengan nada datar yang sering kuberikan padanya. Ciptaanku.

Robot terbaik di masa ini.

Aku berbalik, menatap lurus-lurus ke mata ciptaanku. “Alfa, kadang kau membuatku takut”

Alfa terkekeh pelan, suaranya menggema pelan. Suara robot. Ia bukan manusia. Tapi

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

66

Archana Universa

bukan berarti ia tidak bernyawa, ia hidup dan bisa mati, sama seperti aku.

“Memangnya kau punya musuh hingga merasakan takut?”

“Siapa musuhku? Kau kah Alfa? Atau sebenarnya aku sedang bermusuhan dengan diriku sendiri?” tuntutku.

“Kau dan filsafatmu itu....” Alih-alih melanjutkan kalimatnya, Alfa melompat dan berjongkok di pagar pembatas.

Kami ada dua puluh meter di atas tanah dan Alfa tidak akan mati terjatuh hanya karena ia mengambil posisi seperti itu.

“Aku serius, Zenius, memangnya apa sih yang bisa membuatmu takut dan khawatir?”

“Waktu,” jawabku. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

67

Archana Universa

“Apa ini? Jangan bilang kau takut mati, Zenius! Itu akan jadi hal terkonyol yang pernah kuketahui tentang dirimu!”

“Apa dayaku? Orang tua memang suka memiliki ketakutan untuk disimpan. Kadang kau ingin membenahi segalanya, tapi aku tidak mampu. Meski aku tidak mampu aku ingin semuanya jadi lebih baik”

“Kau tidak perlu meletakkan semua beban dunia di pundakmu dan merasa bertanggung jawab atas segalanya. Mungkin kau tidak menyadarinya, tapi kadang kau ini sangat rakus.”

“Begitukah?” tanyaku datar.

Alfa mengangguk.

“Kau ingin menyelamatkan dunia seorang diri, semuanya memerlukan tim” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

68

Archana Universa

“Kadang aku merasa aneh bisa menciptakan makhluk sehebat dirimu, Alfa. Aku kadang tidak bisa menandingimu,” kekehku pelan.

“Apanya yang lebih hebat? Karena aku bisa berlari lebih cepat darimu? Karena aku bisa melompat dari satu gunung ke gunung lain atau karena....”

“Karena kau dapat terbang sementara aku tidak?” potongku geli karena mendengar Alfa mengoceh. Rasanya ia tidak secerewet ini ketika aku baru menciptakannya.

“Aku baru saja mau mengatakan hal itu,” gerutu Alfa sebal, karena aku menyelesaikan kalimatnya.

“Tapi, tetap saja aku tidak bisa menciptakan diriku sendiri.”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

69

Archana Universa

“Tapi kau bisa menciptakan dirimu yang lain,” jawabku, kalem.

“Kau memiliki kemampuan untuk itu”

“Kau memberiku kemampuan untuk itu,” koreksinya.

“Zenius, bukankah aku adalah dirimu yang lain itu?”

“Kau benar. Tapi tetap saja aku adalah aku dan engkau adalah engkau” Aku menghela napas berat.

“Setelah aku pergi kuharap kau juga bisa menghadirkan dirimu yang lain”

“Apa kita sedang membicarakan suatu kesepatakan di sini?”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

70

Archana Universa

Aku menatap tubuh Alfa. Aku tidak membuatnya dari bahan silikon termutakhir sehingga kulitnya seperti kulit manusia.

Dia masih terbuat dari bahan-bahan metal. Hitam mengkilap, memantulkan cahaya bulan.

“Kau....” Alfa bertanya lambat-lambat, suara robotnya bergetar.

“Apa mungkin kau akan meninggalkanku, Zenius?”

“Dari benda mati jadi makhluk hidup, seperti kau, Alfa. Dan yang hidup juga akan jadi mati, seperi aku,” gumamku pelan.

Angin berhembus pelan, aku kembali merasa kedinginan. Aku bisa melihat diriku dari pantulan tubuh Alfa.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

71

Archana Universa

Wajah orang tua yang penuh keriput, seperti tanganku dengan rambut putih dan janggut panjang keperakan.

“Aku juga akan mati suatu saat,” kata Alfa mantap.

“Orang-orang masa lalu berpikir robot hanya sekadar mesin. Tidak bernyawa.” “Nyawa. Apa itu nyawa, Alfa?”

“Energi juga kenangan. Orang-orang masa lalu menyatakan kenangan sebagai jiwa, bukankah begitu?”

“Lihatlah betapa genius dirimu, Alfa”

“Karena aku copy-anmu....”

“Kau memang copy-anku pada awalnya, tapi bukankah kau sudah mengalami hal-hal yang belum kualami?” tukasku, cepat. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

72

Archana Universa

“Karena aku menciptakanmu, bukan berarti aku akan selalu lebih hebat darimu”

“Kuharap itu bukan cuma kata-kata manis untuk menghiburku,” kata Alfa masih dalam nada gerutuan yang sama, gerutuan yang menggaung pelan.

Suara robot.

“Tentu saja bukan,” kataku, meyakinkannya.

“Kalau ada hal yang bisa kulakukan untukmu....”

Aku kembali memotong ucapannya, seolaholah kami tengah berkejaran dengan waktu. Aku ingin membuat segalanya singkat dan mudah dimengerti bagi Alfa.

“Kau bisa melakukannya!” seruku, riang.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

73

Archana Universa

“Katakan padaku, Zenius”

“Bagaimana kalau membawaku terbang?”

Alfa nampak ragu mendengar permintaanku.

“Apa kau yakin Zenius? Meski kau menciptakanku untuk kebal terhadap paparan suhu panas atau dingin”

“aku tahu kau kedinginan sekarang”

“Belum lagi kecepatanku terbang akan membuat anginnya makin menusuk tulang” lanjut Alfa.

“Jangan khawatirkan aku” ujarku.

Alfa masih belum puas dengan pernyataanku, tapi ia memilih untuk tidak berdebat.

“Kau ingin pergi ke mana?” tanyanya. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

74

Archana Universa

“Kau pernah menceritakan mengenai bunga biru yang hanya mekar tiap jam tiga pagi hingga lima pagi”

“Bagaimana kalau kau mengajakku ke sana?”

“Aku ingin melihatnya”

Alfa tidak perlu komando lagi. Ia langsung memelukku dari belakang dan begitulah kami sudah tidak menginjak bumi lagi.

Malam itu aku pertama kalinya terbang bersama Alfa.

Seolah-olah kami adalah satu. Aku adalah dia, dia adalah aku.

Sepanjang perjalanan Alfa menceritakan ruterute yang sering dilaluinya saat berkelana.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

75

Archana Universa

Beberapa di antaranya pernah kulalui lewat jalur darat, tapi banyak pula yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

Pemandangan dari atas sini benar-benar menakjubkan. Aku menikmatinya.

Kami terbang terus ke arah utara. Melewati lembah, bukit, dan sungai.

Kemudian Alfa menurunkan ketinggiannya. Sudah pasti kami hampir sampai.

Tidak sampai tiga puluh menit ternyata.

“Pukul berapa sekarang?” tanyaku, lirih. Alfa benar, aku kedinginan.

“Pukul tiga pagi. Selamat datang ke Padang Bunga Deolinum”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

76

Archana Universa

Kemudian aku melihat bunga yang selalu diceritakan Alfa.

Bunga biru yang misterius karena waktu mekarnya yang unik.

Aku memetik setangkai bunga misterius itu dengan tanganku yang keriput lalu memberikannya pada Alfa.

“Setelah aku pergi kuharap kau juga bisa menghadirkan dirimu yang lain”

“Bagaimana dengan menciptakan robot perempuan?” ujarku.

“Cinta tak mengenal kelamin, robot juga tidak perlu kawin layaknya manusia,” ucap Alfa.

“Kau benar, tapi aku kadang berpikir apakah menyenangkan menjadi seorang wanita”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

77

Archana Universa

Alfa membuka mulutnya untuk berkomentar tapi Zenius roboh.

Dengan kecepatan melebihi manusia, Alfa menopang tubuh renta itu sebelum sempat menyentuh tanah.

Zenius telah meninggalkannya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

78

Archana Universa

EURELION

Deburan ombak. Bergulung-gulung ke daratan kemudian kembali ke laut.

Aku melemparkan pandangan ke arah laut dengan sebal. Hari ini ulang tahun sepupuku yang kaya raya. Ia jadikan laut sebagai tempat pestanya.

Para pekerja berlalu lalang menyiapkan meja dan kursi untuk para tamu, ada juga yang mengurus dekorasinya.

Kayu yang dibalut kain putih, kayu yang dimandikan sinar mentari senja.

Aku melipat kedua tangan di depan dada. Mestinya yang berulang tahun ada di sini untuk melihat perkembangan persiapan pestanya, bukan? www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

79

Archana Universa

Mengapa harus aku yang jadi penanggung jawab di sini?

Ya. Pertanyaan itu telah kulontarkan berulangulang. Tidak hanya dalam pikiran, tapi juga kuberikan pada si pemilik pesta.

Fisea tertawa pelan, rambutnya panjang sepinggang berwarna merah bergoyang pelan.

“Karena harus ada yang direpotkan. Orangorang di sini tidak akan mengerti jika aku meminta mereka menaruh meja, kursi, dan segala sesuatunya terendam dalam air laut yang asin.”

Intinya dia tidak mau menerima tatapan aneh dari para manusia di sini, juga tidak mau menjelaskan panjang lebar soal konsep pestanya yang aneh.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

80

Archana Universa

Meja-meja dan kursi-kursi itu diletakkan di air asin, bukan di daratan.

Pastinya sepupuku yang kaya raya itu akan membeli semuanya dengan begitu pengurus tempat ini mengizinkan ia melaksanakan rencana ulang tahunnya yang gila.

“Manager memanggil Anda, sepertinya urusan pembayaran,” ujar salah seorang pelayan.

Laki-laki itu nampaknya hanya berbeda beberapa tahun dariku, lebih muda.

Rambutnya yang hitam ikal berkilau tertimpa sinar matahari senja.

Mereka pasti tidak percaya kami akan membeli seluruh benda yang telah dibenamkan ke laut hanya untuk pesta satu malam.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

81

Archana Universa

“Baiklah, tunjukkan aku di mana dia,” desahku pelan.

Pelayan itu membawaku ke atasannya yang siap dengan berbagai perhitungan, deretan angka-angka dengan banyak angka nol di belakangnya.

“Karena seluruh funiturenya sudah di benamkan ke dalam air....” Dalam ucapannya terdengar nada menyesal, si manager merasa seharusnya menagihku lebih awal.

“Jangan khawatir, saya siap melunasi sisa pembayarannya sekarang juga,” potongku, tidak sabar.

Uang hanya angka dan orang dihadapanku belum memahami betapa tidak berartinya angka-angka itu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

82

Archana Universa

Si manager membenahi letak kacamata dan menyodorkan kertas yang berisi barangbarang yang dikorbankan sepupuku untuk ulang tahunnya.

Aku bahkan tidak tertarik mengecek isinya atau menjumlahkan angka-angka itu. Kubuka tas kecil milik Fisea yang dititipkan padaku.

Di dalamnya ada benda bernama dompet dengan berbagai kartu kredit yang biasa digunakan manusia untuk membayar. Si manager mengangguk.

Ia mengambil kartu yang kusodorkan dan menggeseknya ke semacam mesin dan memencet-mencet tombolnya.

“Karena kami sudah melunasi semuanya, saya harap Anda juga memenuhi permintaan yang telah diajukan”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

83

Archana Universa

“Pukul delapan, seluruh makanan sudah harus siap. Setengah jam berikutnya hingga pukul sebelas, tidak boleh ada karyawan yang masuk ke tempat pesta”

“Kami tidak akan menolerir gangguan sekecil apa pun”

“Saya akan memerintahkan mereka melakukan pembersihan pesta setengah jam setelah pesta berakhir, sekitar setengah jam sebelum tengah malam”

Kini si manager sudah bisa menjawabku dengan mantap. Ekspresinya menunjukkan bahwa ia sudah merasa lega karena pembayaran telah diselesaikan.

“Sempurna,” kataku sembari menerima kartu itu kembali.

“Kuharap pestanya berjalan lancar.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

84

Archana Universa

“Pasti akan menyenangkan, apa lagi tempat Anda sangatlah menarik, manager,” balasku sembari berlalu.

Itu bukan basa-basi, aku memang berpikir begitu karena laut di area pantai ini sangat dekat dengan portal yang menghubungkan pantai planet dari mana Para Eurelion berasal.

Sebuah tempat yang tidak mungkin dicapai dengan teknologi manusia saat ini.

Manusia, kadang Para Eurelion memandangnya sebagai makhluk bodoh.

Punya potensi yang luar biasa sebenarnya, tapi manusia terlalu sibuk dengan Bumi mereka dan sering bertikai satu sama lain.

Saling menghancurkan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

85

Archana Universa

Bodoh karena terlalu mengangung-agungkan uang. Menyatakan sebagai makhluk yang mengikuti ajaran cinta kasih, tapi menyakiti sesamanya yang berbeda kepercayaan atau pendapat.

Juga mencelakakan sesamanya hanya garagara angka. Uang dan uang.

Kemudian manusia akan menjadi lebih buas dari binatang. Mereka tega merusak habitatnya sendiri dan saling membunuh.

Hal ini seringkali bercokol di kepalaku, tiap malam sebelum tidur. Aku sudah berkali-kali memikirkan untuk meninggalkan bumi dan kembali ke Planet Eurerra.

Tapi itu tidak mudah, terutama karena aku telah lahir dan tumbuh di sini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

86

Archana Universa

Aku sebenarnya mencintai bumi, tapi agak menjaga jarak dengan manusia bumi terutama yang masih berpikiran mistik.

Salah-salah mereka akan menganggap bangsa kami, Eurelion, sebagai makhluk halus, ghaib, mistik. Atau lebih lucunya lagi jika manusia menganggap kami dewa yang harus disembah.

Sinar matahari sore menyariku, membuat rambutku nampak lebih merah dari pada biasanya.

Air sudah mulai pasang. Nanti pada saat pesta seluruh kursi dan meja akan terendam sempurna dalam air. Kira-kira sepuluh menit sebelum pestanya dimulai.

Pelayan laki-laki memandangiku sembari memasang dekorasi di pintu masuk.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

87

Archana Universa

Tentu saja tidak akan ada tamu yang datang melewati pintu itu.

Para tamu akan langsung muncul dari air dan menempati kursi-kursi yang telah disediakan.

Mungkin karena keluargaku telah tinggal di bumi selama beberapa generasi, kami lebih dulu dapat mengembangkan ramuan yang membuat kami dapat bernapas di darat.

Sementara kolega yang datang dari Eurerra akan mati jika terlalu lama di darat.

Mereka tidak mengembangkan ramuan untuk bertahan di darat karena seluruh Eurerra tertutup air. Bahkah luar angkasanya pun dari air!

Jangan tanyakan jaraknya, karena aku sendiri tidak yakin jarak Eurerra ke Bumi.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

88

Archana Universa

Yang jelas jagad raya kami berada di dimensi yang berbeda dari Bumi.

Fisea datang satu jam sebelum pesta. Warna rambutnya sama seperti aku, merah. Kami memang sengaja mewarnainya begitu.

Manusia akan binggung melihat rambut asli kami yang sebenarnya berwarna biru kehijauan.

“Aku suka. Ini akan menjadi pesta yang hebat!” sorak Fisea yang terlihat puas dengan persiapan ulang tahunnya.

“Kau berhutang budi, saudaraku,” cibirku.

“Jangan mengingatkanku tentang hal itu!” tukas Fisea, terkikik.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

89

Archana Universa

Di akhir kalimatnya, angin laut berhembus, membuat suaranya mendadak naik tiga oktaf lebih tinggi.

Aku mendelik, mengingatkannya untuk tidak bersuara ketika angin laut berhembus.

Manusia tidak menghasilkan suara seperti itu. Nampaknya Fisea menangkap kodeku.

Ia segera diam dan baru kembali berbicara saat anginnya berhenti bertiup untuk sementara.

“Aku akan berganti pakaian, sebaiknya kita segera menyelesaikan persiapannya dan kau bisa segera memakai pakaian pesta juga”

Rambut Fisea berkibar diterpa angin laut. Ia tidak akan merapikannya, tapi aku yakin ia akan mencuci rambutnya dengan air laut untuk

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

90

Archana Universa

melunturkan cat rambutnya yang berwarna merah.

Aku memastikan semuanya sudah siap.

Memastikan tidak ada kursi dan meja yang lupa dipasangi pemberat, memastikan semua hidangan sudah tersaji di piring-piring yang di tata di atas pasir.

Si manager menemuiku menyatakan persiapan telah selesai dan tidak akan ada crew yang mendekati area pantai selama acara.

“Aku mengandalkanmu untuk itu, manager. Tentunya kita tidak ingin ada yang dirugikan di sini,” kataku dengan sedikit nada mengancam dan itu bukan omong kosong.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

91

Archana Universa

Manusia tidak akan bisa membayangkan apa yang mampu kami lakukan untuk mengubah mereka menjadi makhluk yang berbeda.

Setelah semuanya pergi, aku segera berganti penampilan. Tentu saja bukan berganti pakaian, justru melepaskannya. Bangsa Eurelion tidak memakai baju, dan tidak ada pemerkosaan seperti di Bumi.

Aku melepas pakaian, melipatnya dengan rapi, kemudian meletakannya di bawah salah satu pohon kelapa yang ada di sini.

Fisea sudah keluar dari tempatnya menunggu. Dugaanku benar, rambutnya sudah biru kehijauan sekarang.

Dia memberiku anggukan. Gerakan yang menandakan kami harus segera berada di dalam air karena pestanya segera dimulai.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

92

Archana Universa

Air laut malam itu terasa begitu hangat di kulitku yang perlahan menjadi licin, mirip ikan, tapi tekstur sisinya lebih halus.

Aku merasakan selaput kaki dan tanganku yang tadinya kering, kini berlendir kembali begitu ada kontak dengan air laut.

Kami berenang di dekat area portal yang menghubungkan Eurerra dengan Bumi.

Aku merasa pewarna rambutku sudah hilang. Kini rambutku sudah biru kehijauan layaknya Bangsa Eurelion pada umumnya.

Tidak lama kemudian beberapa tamu datang.

Di mulai dari Orang Tua Fisea, kakek dan neneknya, hingga Rekan Sesama Eurelion yang sengaja diundang untuk menghadiri pesta ini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

93

Archana Universa

Musisi dari Eurerra memainkan musik dari koral dan fosil ikan.

Para tamu sesekali muncul ke daratan untuk mengambil makanan, memasukkannya ke mulut, kemudian kembali ke tempat duduk mereka.

Sebenarnya bangsa Eurelion tidak butuh kursi di laut, tapi Fisea menginginkan adanya perpaduan konsep Bumi untuk pestanya.

Aku memenuhi mulut dengan beraneka macam ganggang laut.

Ada beberapa makanan khas Eurelion juga yang sengaja dibawakan Orang Tua Fisea yang merupakan paman dan bibiku.

Sementara makanan khas Bumi adalah jelly dan rumput laut juga beberapa seafood.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

94

Archana Universa

Beberapa masih mentah, beberapa diberi bumbu pedas.

Aku melihat ada Teman Fisea yang mencoba kerang saus padang kemudian kepedasan karenanya.

Sesuai harapan Fisea pesta berjalan lancar. Mendekati pukul sebelas para tamu bergegas pulang karena portalnya tidak aktif tiap pukul sebelas lebih tujuh menit malam.

Fisea memeluk kedua orang tauanya, juga kakek neneknya. Ia berjanji akan mengunjungi Eurerra bersamaku dalam beberapa hari ke depan.

Setelah semua tamu pergi, kami kembali ke daratan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminum ramuan yang membuat kami dapat bernapas di daratan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

95

Archana Universa

“Kau tidak menyiapkan hadiah apa pun?” protes Fisea yang baru meneguk setengah botol ramuannya.

“Memangnya makhluk kaya sepertimu butuh apa?” sindirku sembari membuka tutup botol ramuanku.

“Sesuatu seperti.... Pria?” jawabnya sembari terkikik. Saat itu angin laut berhembus dan suara tawanya segera berubah lebih tinggi tiga oktaf. Tapi kami tidak peduli, masih ada waktu lebih dari sepuluh menit sebelum para manusia kemari.

“Kalau begitu lebih baik kau minta dicomblangkan oleh salah satu temanmu yang tinggal di Eurerra,” kataku, enteng.

Aku menghabiskan ramuanku, begitu pula Fisea. Aku memerhatikan selaput di antara jari-jari tangan dan kakiku mulai menghilang. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

96

Archana Universa

Kakiku juga sudah lebih mirip kaki manusia, tidak ada lagi tekstur ikan.

“Aku sudah punya banyak Mantan Eurelion!” serunya sembari tertawa.

“Jangan bilang kau ingin menjajal manusia?”

Fisea mengangkat bahu. “Siapa tahu”

Detik berikutnya tubuh kami menegang. Semak di dekat kami bergerak. Manusia tidak akan menangkap gerakan sehalus itu. Tapi kami, Bangsa Eurelion lebih peka. Ada makhluk lain selain kami berdua di pantai ini.

Fisea menatapku, sembari mengerutkan dahi. Kami bahkan belum berpakaian. Tapi itu bukan hal terpenting di sini. Tanpa aba-aba, kami berdua segera menyergap tempat si penyusup.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

97

Archana Universa

“Kau!” geramku, marah. Pelayan laki-laki yang tadi siang mengantarkanku ke managernya telah melanggar perjanjian.

Angin berhembus, menaikkan suaraku setinggi tiga oktaf, tapi aku tak peduli.

“Sedang apa kau di sini?” tuntutku.

“Kalian, manusia, seharusnya belum boleh kemari. Ini melanggar perjanjian!”

Laki-laki itu menatapku dan Fisea secara bergantian. Ia ketakutan, tidak bisa mengeluarkan suara.

Rambutnya yang hitam ikal bergoyang pelan karena tubuhnya gemetar.

“Apa yang harus kita perbuat padanya, Fisea?” pekikku dalam suara lebih tinggi tiga oktaf karena angin laut berhembus. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

98

Archana Universa

“Kurasa ini bisa dihitung sebagai hadiah ulang tahunmu padaku!” seru Fisea, senang.

“Oh tidak! Jangan katakan kau menginginkannya!” ucapku, ngeri.

Fisea memiringkan kepala, matanya menatap si pelayan lekat-lekat. Bibirnya melengkung, kemudian ia mengangkat bahu.

“Siapa tahu”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

99

Archana Universa

SANGUINOX

Aku sekarat.

Setidaknya aku masih dapat berpikir, itu artinya aku belum mati.

Aku memandangi jari-jari tanganku yang panjang dan kurus. Pucat.

Tidak tahu sampai berapa lama lagi maut akan menjemputku.

Kusandarkan kepalaku ke dinding. Merasakan suhunya yang lebih rendah, merasakan sedikit kenyamanan.

Mungkin aku sudah di sini selama dua hari, mungkin juga tiga hari. Aku tidak benar-benar yakin. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

100

Archana Universa

Yang kupikirkan hanya rasa tidak berdaya ini. Aku lemah, sekarat, nyaris mati.

Mati lebih baik daripada jadi makhluk tidak beradab. Setidaknya aku masih menyetujui gagasan itu hingga sekarang.

Maka dari itu, dari pada berkeliaran seperti pencuri di antara bayang-bayang lampu kota, aku lebih memilih mengurung diri di tempat gelap dan kotor ini.

Kemudian aku akan mengakhiri semuanya dengan mulus. Seperti jatuh ke dalam tidur yang tak berujung. Aku tidak pernah takut akan kematian.

Yang kutakutkan adalah prosesnya. Aku takut kalau prosesnya menyakitkan. Jadi aku menginginkan kematian yang cepat.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

101

Archana Universa

Bukan, bukan ditikam dengan pisau karena aku memiliki kemampuan menyembuhkan diri dengan cepat.

Saat berumur tujuh, temanku tidak sengaja menyabet pergelangan tanganku dengan benda tajam sewaktu pelajaran kerajinan tangan.

Aku berdarah, tentu saja. Tapi tidak butuh lama untuk membuat darahnya berhenti dan lukanya menutup.

Tidak benar-benar sembuh, masih ada bekasnya selama beberapa hari. Kedua, aku tidak mau mati tenggelam. Aku tidak bisa berenang.

Bagiku berenang merupakan aktivitas yang mengerikan karena mendadak sekitarmu menjadi hening. Kemudian jarak pandangmu juga jadi terbatas. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

102

Archana Universa

Yang paling tidak menyenangkan adalah kau harus menahan napas ketika di dalam air.

Sementara menahan napas merupakan hal yang tidak kukuasai.

“Kutebak kau sedang berpikir bagaimana kau akan mati,” ejekan itu milik seseorang yang kukenal.

Mettzier sudah bersamaku, bersembunyi dalam gelap.

Aku sama sekali tidak menyadari kehadirannya. Rasanya menjengkelkan tiap kali dia bisa menebakku dengan mudah. Seolah apa yang kupikirkan terpampang jelas di dahiku.

Kemudian aku menyadarinya, ada yang berubah dari diri Mettzier .

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

103

Archana Universa

“Kau!” hardikku, tapi tidak mampu melanjutkan kata-kata.

“Ya,” katanya muram. Aku tahu ia tidak menatapku lagi.

Beberapa hari yang lalu keadaan Mettzier sama sepertiku. Kami berdua sekarat, menunggu ajal.

Tapi hari ini ia berbeda. Mettzier sudah tidak terlihat seperti pesakitan. Ia sudah sehat, bugar, normal. Keadaannya seratus persen berbalik dari keadaanku.

Aku berusaha berdiri, agak sempoyongan.

“Bagaimana bisa? Bagaimana?”

Biar aku melontarkan pertanyaan itu, aku tahu dengan jelas bagaimana Mettzier melakukannya. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

104

Archana Universa

Aku tahu dia melakukannya.

“Aku belum mau mati, Tecnyca! Begitu pula denganmu! Seharusnya kau makan, maka kau tidak akan mati!” ujar Mettzier dalam geraman.

“Kalau aku makan, akan ada yang mati!” bentakku, aku tidak tahu darimana aku mendapatkan kekuatan untuk marah.

“Hidup dan mati adalah hal yang wajar. Kau hanya perlu mencari korban yang dilupakan” Mettzier menghentikan ucapannya sebentar sebelum menambahkan, “Aku akan membantumu.”

Aku merasa jijjik mendengar tawarannya. Mettzier menawarkan diri untuk membantuku membunuh seseorang!

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

105

Archana Universa

“Tidak, terima kasih!” tolakku sembari mengulurkan tangan ke tembok supaya tidak jatuh.

Mettzier memberikan pandangan prihatin padaku.

“Tecnyca....”

Aku memberikan isyarat padanya untuk berhenti.

“Aku tidak ingin membunuh,” ujarku, pelan.

“Aku bisa membunuh untukmu. Kau harus tetap hidup!”

“Tidak. Tidak. Aku akan tetap menunggu sampai distribusi berjalan kembali.”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

106

Archana Universa

Ya. Seharusnya tidak memakan banyak waktu. Bagaimanapun sebagian dari keadaan ini adalah kesalahanku.

Alat penyedia makanan kami sudah lama rusak. Kami terbiasa memesan makanan yang dikirimkan dari tempat tinggal kami. Alasannya karena alat penyedia hanya menyediakan rasa original, sementara para produsen memiliki beberapa varian rasa.

Salah besar kalau kau mengira aku dan Mettzier terlahir dari planet lain. Kami seratus persen penduduk bumi hanya saja frekuensinya berbeda dari frekuensi bumi di mana manusia tinggal.

Kadang manusia melihat kami di frekuensi lain dan mengira kami iblis, setan, mahkluk halus.

Kami Bangsa Sanguinox. Secara fisik Sanguinox mirip manusia hanya saja mata www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

107

Archana Universa

kami merah seperti mata kelinci, tapi kami tidak makan wortel.

Makanan bangsa Sanguinox adalah darah. Zaman dulu kami menghisap darah manusia, hingga muncul legenda drakula juga vampir.

Tapi itu sudah sangat lama. Terakhir nenek moyang Sanguinox minum darah manusia adalah pada Zaman Socrates.

Kemudian rasa iba dan kemajuan teknologi membuat Sanguinox mampu menciptakan imitasi darah manusia dari campuran atom.

Rasanya cukup mirip dan mengandung zat-zat yang Sanguinox butuhkan untuk tetap hidup.

Jika manusia melihatnya, mereka tak akan percaya ada alat yang mampu mengubah udara kosong menjadi darah.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

108

Archana Universa

Tapi, seperti yang kukatakan, alat kami rusak. Sudah satu dasawarsa lamanya kami mengandalkan pengiriman asupan darah dari penjual.

Jujur saja karena kami hidup ratusan tahun dan makan tiap beberapa hari sekali, jadi waktu sedasawarsa terasa baru sebentar.

Sayang, kerusuhan yang melanda Sanguinox membuat distribusi terhenti. Kami berdua juga sudah tidak memiliki kenalan yang mau membagikan persediaan darah mereka di masa tegang ini karena kami sudah terlalu lama menetap di bumi dan jarang balik.

“Kau akan keburu mati. Itu bukan pilihan yang bijak. Kita masih bisa hidup beberapa ratus tahun lagi! Aku tidak akan membiarkanmu sekarat dan mati. Tidak sekarang!” kata Mettzier.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

109

Archana Universa

Aku ingin menahannya pergi, tapi dia sudah lebih dulu menghilang. Sama seperti kedatangannya, nyaris tanpa suara.

Tidak. Aku tidak akan membiarkan Mettzier membunuh untukku.

Aku memang sekarat, tapi aku lebih kuat dari pada manusia. Jadi dengan sisa-sisa kekuatanku, aku mengejarnya. Aku harus menghentikan Mettzier.

Bau tubuhnya masih kuat, aku bisa mengikutinya meski tidak bisa mengejarnya.

Angin malam memenuhi paru-paruku. Bau darah di balik kulit manusia yang tipis.

Aku mengikuti jejak Mettzier, melewati sepetak rumah makan vegetarian.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

110

Archana Universa

Ngomong-ngomong kalau kau pernah mendengar soal makhluk peminum darah yang menjadi vegetarian, yang meminum darah hewan alih-alih manusia, aku berani bilang itu tidak berlaku untuk Sanguinox.

Katakan Sanguinox hanya dapat makan buncis, mereka akan keracunan lalu mati jika makan wortel meski keduanya adalah sayuran.

Jadi meminum darah binatang akan membuat Sanguinox mati, sama seperti manusia yang meminum cairan pembersih lantai.

Minum darah dari donor juga bukan jawaban karena rasanya seperti makanan basi. Kami malah akan sakit.

Aku kembali mencari Jejak Mettzier. Di tikungan depan dia berbelok ke kanan kemudian masuk ke gang kecil. Mau apa dia masuk ke sana? www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

111

Archana Universa

Gang sempit ini penuh dengan aroma sampah. Aku tidak tahu apa yang dicari Mettzier di tempat kumuh seperti ini.

Kemudian aku mendengarnya, isakan pelan yang teredam. Manusia tidak akan bisa mendengar suara sepelan itu. Jelas bukan Mettzier karena itu suara wanita.

Mettzier mendadak sudah berada di sebelahku, seolah dia sudah dari tadi di sana. Ia menatapku, bibirnya menyunggingkan senyuman.

Seolah-olah dia berkata: aku tahu kau akan mengikutiku, Tecnyca!

Jelas dia berhasil menebakku dengan tepat, lagi.

Aku mengerutkan dahi. Kemudian mengikuti Arah Pandangan Mettzier. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

112

Archana Universa

Calon korban mengenakan pakaian serba panjang dan longgar juga penutup rambut. Namun siapa sangka dia masih jadi target pemerkosaan.

Mungkin karena dia cantik, mungkin karena dia berjalan sendirian. Bajunya yang sangat sopan itu tidak menyelamatkan tubuhnya, begitu pula mulutnya yang memanjatkan doa tidak membuatnya bisa kabur.

Tapi aku tahu, penyebab sebenarnya adalah si pemerkosa yang tidak bisa menyalurkan nafsunya dengan baik. Mungkin dia tidak memiliki pasangan, tapi yang pasti dia tidak bermoral.

Tanpa aba-aba aku dan Mettzier segera ikut campur. Menyerang si pemerkosa. Wanita berpakaian tertutup itu segera merapatkan diri ke dinding gang yang kumuh, bajunya bahkan menyentuh tong sampah yang kotor. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

113

Archana Universa

Aku tidak mempedulikan si wanita, semestinya ia berterima kasih karena sudah membebaskannya bukan?

Sebenarnya Mettzier tidak perlu membantuku, aku bisa mengatasi pria cabul ini sendirian, tapi dia sudah berjanji membantu.

Ia memberiku sebatang pipa besi pipih sebelum menahan badan pria itu dengan satu tangan, sementara tangan lainnya membekap mulut si pemerkosa.

Saat itu aku masih berpikir, daripada makhluk bermoral sepertiku mati, bukankah lebih baik makhluk kotor seperti si pemerkosa ini yang mati?

Aku juga menyelamatkan si korban. Wanita itu tidak jadi diperkosa juga tidak jadi dilukai atau dibunuh setelah dipaksa menjadi pemuas nafsu. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

114

Archana Universa

Wanita itu selamat, aku selamat, si penjahat mati. Bukankah itu lebih baik?

Tanpa menunggu, aku segera menusukkan pipa itu ke jantung si pemerkosa dan meminum darahnya.

Wanita yang telah kami selamatkan terlihat membuka mulut, seolah ia ingin berteriak, tapi tidak ada suara yang keluar. Hanya dari gerak mulutnya saja aku bisa mendengar dia sedang berkata.

“Iblis!”.

Kami beradu pandang sekilas. Cukup cepat tapi aku yakin dia sadar kalau mataku berwarna merah.

Kemudian ia pergi terburu-buru dari gang kumuh tersebut, menjatuhkan beberapa tong sampah. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

115

Archana Universa

Tidak perlu mengisap seluruh darah manusia cabul ini untuk dapat kenyang. Aku cukup minum beberapa kali sedot saja. Jadi tidak akan ada mayat tanpa setetes darah pun seperti di novel-novel murahan.

Ketika aku selesai Mettzier masih memandangi tikungan gang tempat wanita tadi menghilang.

“Itu mengingatkanku kalau manusia memang tidak pandai berterima kasih,” desahnya.

“Ayo segera pergi dari sini,” ujarku yang mendengar sirine polisi dari kejauhan.

Perjalanan pulang berlangsung lebih cepat karena aku sudah tidak lagi sekarat. Aku dan Mettzier akan bugar untuk beberapa waktu ke depan. Aku tidak akan mati.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

116

Archana Universa

Kami tidak berkata apa-apa hingga sampai ke bangunan tua, kosong, yang kami jadikan sebagai tempat persembunyian.

“Jadi kau menyesal?” tanya Mettzier sembari membersihkan beberapa sarang laba-laba yang dilaluinya.

“Pembunuhan tetaplah pembunuhan meskipun dia seorang pemerkosa. Apa aku menyesal? Aku memejamkan mata, menyembunyikan mataku yang berwarna merah.

“Ya. Aku menyesal, tapi aku bahagia bisa tetap hidup. Ironis bukan? Kuharap keadaan di dunia kita segera berangsur membaik.

Kuharap itu pembunuhanku yang pertama dan terakhir”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

117

Archana Universa

Kemudian aku melihat kertas-kertas itu. Pasti pos dari dunia Sanguinox datang saat kami pergi tadi.

Sangoinox sengaja tidak menggunakan internet untuk berhubungan antar dimensi karena ada beberapa kali terjadi kesalahan informasi dunia kami tercampur dengan berita manusia di internet.

Seperti koran ini datang dengan cara diteleportkan ke bumi milik manusia.

Koran dari dunia asalku. Berita utamanya menyatakan bahwa kerusuhan sudah berakhir. Kemudian aku mendapati selebaran yang diselipkan dari koran sore tersebut.

Perusahaan makanan sudah mulai menerima pesanan lagi malam ini dan makanan akan segera diteleportkan antar dimensi begitu pesanan diterima. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

118

Archana Universa

Apa aku menyesal? Ya! Aku benar-benar menyesal!

“Harusnya kita menahan diri sedikit lebih lama!” seruku pada Mettzier. Nada suaraku bergetar, menahan tangis.

“Kita tidak tahu kalau keadaannya sudah terkendali. Kau sendiri juga hampir mati jadi membunuh orang jahat adalah pilihan terbaik, saat itu. Jika tidak diselamatkan, wanita itu pasti akan mati ditangan si pemerkosa”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

119

Archana Universa

Mettzier kemudian menambahkan, “Sebaiknya kita segera membeli alat penyedia makanan, jadi situasi seperti kerusuhan tidak akan membuat kita jadi pembunuh lagi” Aku mengangguk, setuju dengan kata-kata yang diucapkan Mettzier.

Kemudian menangis.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

120

Archana Universa

API

Panas.

Aku ingat api menyala-nyala di sekelilingku.

Mereka menari dan membuat dirinya makin banyak. Membuat kamar terlihat terang, terlalu terang di malam tanpa bulan.

Hubunganku dengan api cukup dekat, tapi tidak terlalu bagus. Yang bisa kuingat adalah saat aku berumur sebelas.

Saat itu aku tengah tidur ketika ranjangku terbakar. Saat aku bangun, api telah mengepungku. Aku terjebak.

Bajuku hangus, kulitku terbakar. Luar biasa sakitnya! www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

121

Archana Universa

Aku menjerit, aku berteriak minta tolong! Tapi tidak ada suara yang keluar.

Entah berapa lama sampai orang tuaku datang. Rasanya lama sekali, tapi aku yakin sebenarnya tidak selama yang kurasakan.

Begitu membuka pintu, orang tuaku langsung memeluk kaget. Ibu menjerit, lebih keras dari jeritanku, seolah dia yang sedang dibakar hidup-hidup.

Ayah segera menghilang dari pandanganku, secepat kedatangannya. Begitu muncul kembali, dia sudah siap membawa ember berisi air.

Jeritanku kembali terdengar, melengking menulikan telingaku. Atau api yang membuat telingaku tuli, aku tidak tahu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

122

Archana Universa

Sakitnya tidak hilang meski sebagian tubuhku tidak dijilati lidah-lidah api lagi. Guyuran lainnya datang. Mungkin itu ibu. Kemudian guyuran yang lain.

Aku bertanya-tanya mengapa aku tidak mati saja. Rasanya benar-benar sakit dan rasanya aku tidak kuat menahannya.

Jika tidak mati, kuharap setidaknya aku bisa pingsan saja, pikirku.

Tapi itu tidak terjadi. Lidah-lidah api itu menjilati seluruh tubuhku, memanggangnya dan aku masih saja hidup. Seolah aku tidak boleh mati saja!

Aku ingat tiap detiknya yang begitu lama, seolah-olah waktu diperlambat secara sengaja. Bagaimana api mendadak padam, secepat datangnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

123

Archana Universa

Apinya hilang tapi bau gosong masih memenuhi ruangan, dan mendadak kulitku berangsur-angsur membaik.

Seolah api tadi tidak pernah memanggang kulitku.

Aku sembuh dengan cepat, tapi ketakutan pada api tidak hilang.

“Kau tidak apa-apa?” tanya ibuku, ngeri. Matanya menelusuri tiap jengkal kulitku yang berangsur membaik dengan sangat cepat.

Tidak ada manusia yang bisa menyembuhkan luka seperti aku.

“Ku-kurasa begitu,” jawabku dengan suara agak tercekat.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

124

Archana Universa

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh kamar, apinya sudah padam, seolah tubuhku menyerap lidah-lidah api tadi.

Kupandangi kasurku yang gosong, tadi aku terpanggang di sana. Dibakar hidup-hidup oleh diriku sendiri kemudian dua menit berikutnya aku sudah utuh lagi.

“Tadi itu apa?” tanyaku tidak mengerti. Aku memandangi ibuku, kemudian ayahku.

“Apa kalian dapat melakukannya? Ini tidak normal kan?”

Kedua orang tuaku berpandangan satu sama lain. Tatapan takut, dan ketakutan itu ditunjukan padaku.

“Itu tidak normal, Faiya. Sangat tidak normal, sungguh.” “Tapi aku anak kalian.” Aku menelan ludah. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

125

Archana Universa

“Salah satu dari kalian pasti juga dapat melakukannya”

“Kami tidak bisa....” ujar ayahku sembari mengernyitkan dahi.

Ibuku buru-buru memelukku.

“Jangan ceritakan kejadian ini pada siapa pun. Biarkan ini jadi rahasia” Aku bisa merasakan ibuku memandangi ayahku di balik punggungku.

“Ini adalah rahasia”

Malam itu aku tidur dengan orang tuaku. Esok harinya mereka segera melakukan renovasi kamar juga mengganti kasurku.

Orang tuaku mengarang cerita aku bermain dengan lilin dan menyebabkan kebakaran kecil. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

126

Archana Universa

Cerita yang mampu membuat orang-orang yakin kalau aku adalah anak nakal.

Di sela-sela pandangan mencela mereka, aku bisa mendengar mereka saling berbisik kalau aku beruntung api tidak sampai membunuhku.

Padahal nyatanya aku memang nyaris terbunuh.

Dan selama sepuluh tahun lamanya kejadian itu tidak terulang lagi, hingga malam ini.

Aku masih menahan kobaran api di tubuhku yang berangsur-angsur menghilang, seolah tersedot masuk kembali ke dalam tubuhku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

127

Archana Universa

Sekali lagi aku merasa sensasinya. Sensasi terbakar hidup-hidup, berharap mati ketika prosesnya terjadi dan nyatanya aku masih hidup hingga detik ini seperti sebuah keajaiban.

Sembari tubuhku berangsur-angsur membaik, aku segera membuka jendela kamarku.

Beruntung sekarang masih liburan, jadi tidak banyak mahasiswa yang ada di asrama.

Aku sendiri tidak pulang karena orang tuaku sedang mengunjungi saudara jauh yang berada di area semenanjung Balkan dan aku tidak suka melakukan perjalanan jauh.

Orang tuaku juga tidak pernah mengajakku pergi jauh sejak kebakaran pada saat aku berumur sebelas.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

128

Archana Universa

Meski api itu tidak muncul lagi sepuluh tahun lamanya, tapi mereka tetap saja khawatir mendadak aktif kembali.

Mereka takut aku terekspose. Misalnya tubuhku terbakar saat kami sedang dipesawat dan membuat pesawatnya meledak.

Sekarang aku sendirian, belum sepenuhnya pulih. Samar-samar dalam kenanganku, aku bisa melihat wajah ibuku sepuluh tahun yang lalu.

Panik. Kemudian ia mengatakan bahwa aku harus merahasiakannya. Ya. Aku akan merahasiakannya seperti pesannya.

Aku juga akan merahasiakan kejadian kali ini dari orang tuaku. Mereka tidak akan dapat membantu, aku hanya akan membuat mereka khawatir.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

129

Archana Universa

Itu sangat tidak perlu. Mereka sudah mengira kejadian saat aku masih sebelas adalah yang pertama dan terakhir, meski masih merasa was-was hingga kini.

Tidak ada yang perlu ditakuti. Tidak ada yang tahu aku terbakar barusan. Tidak ada yang menyadari asap keluar dari jendela kamar.

Tidak ada alat pendeteksi asap yang dapat membunyikan alarm kebakaran.

Semua aman. Aku hanya perlu mengganti kasurku. Tidak masalah, aku punya tabungan untuk itu.

Aku juga kenal dengan salah seorang officeboy asrama, dia pasti bisa membantuku untuk mendapatkan kasur baru.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

130

Archana Universa

Aku hanya perlu menghubunginya nanti saat matahari sudah tinggi dan mungkin baru akan mendapatkan kasur baru besok.

Jam ponselku menunjukan pukul setengah empat pagi. Perasaan lega sedikit membanjiriku.

Ponselku tidak dilalap api. Lemari baju juga aman. Kerusakan kali ini lebih kecil dibanding dulu.

Mungkin karena aku pernah mengalaminya, jadi kali ini aku bisa bersikap lebih tenang. Sangat tenang hingga aku tadi berharap mati saja.

Kusambar gelas minuman yang ada di atas meja, menuangkan air dingin dari dalam kulkas ke dalamnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

131

Archana Universa

Kusesap perlahan, merasakan kesejukan yang merambati tiap jengkal tubuhku.

Kuberitahu diriku sendiri bahwa segalanya terkendali. Bahkan aku sudah tidak terluka sedikit pun.

Setidaknya itulah yang kupikir hingga ketukan itu terdengar dipintu kamarku.

Aku memandang kamarku dengan panik, masih cukup berasap.

Bagaimana kalau aku pura-pura tidak mendengar ketukan saja?

Tapi ketukan itu kembali terdengar, makin keras. Bisa saja malah membangunkan mahasiswa lain yang juga tinggal di asrama selama liburan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

132

Archana Universa

Setelah menarik napas panjang, aku segera membuka pintu kamar, sedikit saja, hanya sampai kepalaku kelihatan. Aku harap tidak ada cemong kehitaman diwajahku.

“Ya?” sahutku, berusaha terlihat tenang.

Aku berpura-pura kelihatan mengantuk.

Di hadapanku adalah Bara, cowok yang tinggal di kamar sebelah. Asrama kami memang tidak dibedakan antar jenis kelamin.

Berbaur begitu saja.

“Aku mencium bau terbakar.” Uh-Oh! Kalimat itu muncul begitu saja dari mulutnya.

“Aku tidak,” dalihku, bohong tentu saja.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

133

Archana Universa

Memangnya aku mau mengaku kalau tubuhku mengeluarkan api, memanggangku selama beberapa saat, kemudian apinya masuk kembali ke tubuhku?

Terdengar sangat gila?

Dia tidak akan percaya! Aku juga tidak mau mengatakan hal itu padanya. Ini adalah rahasiaku!

“Aku tahu ada sesuatu yang terbakar dan itu berasal dari kamarmu, Faiya,” ujarnya. Itu adalah kalimat tuduhan dan sayang sekali tuduhannya tepat sasaran.

Aku terpojok.

“Aku baik-baik saja hingga kau mengetuk kamarku, kembalilah ke atas kasurmu yang empuk. Tidak sopan mengetuk kamar seorang gadis subuh begini,” jawabku, berusaha www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

134

Archana Universa

terdengar kesal, padahal aku sedang ketakutan.

Takut dia mengintip rahasiaku.

“Kau bisa membiarkanku masuk dan memeriksanya atau aku bisa memanggil petugas dan memberikan keluhan,” katanya, bersikeras masuk.

Dia akan memberitahu petugas! Pikirku dalam kepala. Biar aku mempersilakan dia masuk atau tidak, ujungnya akan sama saja.

“OK, aku mengaku aku memang err... sedikit membakar kamarku, tapi sekarang apinya sudah padam kok!”

Bara melipat kedua tangannya di depan dada. Ia tidak terbujuk.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

135

Archana Universa

“Aku minta maaf sudah membuat udara di sini tercemar,” tambahku.

Ia masih bergeming.

Menungguku mempersilakannya masuk.

“Aku tidak suka ada laki-laki masuk ke kamarku, apalagi subuh-subuh begini,” usirku, sekarang tidak berpura-pura bersikap manis lagi.

“Kecuali itu keamanan,” ujarnya sembari memicingkan mata.

Bara hampir berbalik ketika tanganku otomatis menahan lengannya.

“Kau periksa saja, apinya sudah padam, OK? Tidak perlu membuat keributan karena masalah yang telah kutimbulkan sudah kuatasi,” kataku, setengah merengek. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

136

Archana Universa

Dengan berat aku membukakan pintu kamarku untuknya.

“Kau bisa menungguku di pintu,” cibirnya sembari melangkah masuk.

Ia meraih saklar lampu, membuat kamarku terang benderang.

Di sana terlihat kasurku yang sudah gosong, juga ternyata apinya menjilati tembok di dekatnya.

Aku menahan napas sementara dia mulai memeriksa kamarku.

“Sebenarnya apa yang tengah kau lakukan dengan api hingga membakar kamarmu sendiri?” ujarnya dalam nada geli.

Menurutnya ini lucu, sementara aku was-was.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

137

Archana Universa

Takut dia menemukan keganjilan, takut ia menangkap basah rahasiaku.

Bara berbalik ke arahku, tanganku masih memegang gagang pintu dengan erat.

“Jadi sebenarnya apa yang terjadi?”

“Aku sedang membuat kerajinan,” ujarku berbohong.

“Kemudian aku tidak sengaja menjatuhkan lilin ke kasur”

“Aku tidak melihat ada lilin di sini”

“Sudah habis terbakar ” Bara mengangkat kedua alisnya.

“Kemudian kau tidak sadar sampai lilinnya membakar ranjangmu? Memangnya kau tidak www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

138

Archana Universa

segera memadamkannya begitu terjatuh? Kau sengaja menunggu apinya hingga besar ya?”

“Aku tidak sadar! Apinya sudah cukup besar ketika aku berusaha memadamkannya!”

“Dengan air?”

Kena sudah! Kamar asrama kami tidak dilengkapi dengan kamar mandi dalam.

Aku juga tidak memiliki dispenser dengan segalon air, juga tidak ada tabung pemadam api di kamar.

“Aku mengibas-ngibaskannya dengan selimut”

Astaga! Kenapa Bara menginterogasiku seperti ini.

“Aku akan bertanggung jawab untuk mengganti kerusakannya, tentu saja.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

139

Archana Universa

“Selimut yang mana? Tidak ada selimut yang gosong dan memangnya selimutnya tidak terbakar?”

“Entahlah! Yang aku tahu apinya tidak berkobar besar lagi, kemudian tidak lama aku berhasil memadamkannya.” Aku memasang tampang galak.

“Sekarang keluarlah Bara, kamarku bukan tempat wisata”

“Aku tahu kau tidak menceritakan yang sebenarnya, Faiya. Semua yang kau katakan tidak masuk akal. Mungkin kau harus mengarang cerita lain pada petugas....” sontak Bara menghentikan kata-katanya.

“Apa?” tuntutku.

Bara tidak mengatakan apa pun, matanya menatap ngeri ke arahku. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

140

Archana Universa

Aku mengikuti arah pandangannya. Ia menatapku, ia memandangi tanganku yang sedang melumerkan gagang pintu.

Kemudian segalanya terjadi dengan cepat. Api menjalar ke sekeliling kami. Membakar karpet, membakar gorden, menjilat-jilati tembok.

Apinya merambat dengan sangat cepat seolah gedung ini sudah disirami bensin sebelumnya dan membakarnya dengan cepat.

Orang-orang berteriak minta tolong. Mereka terpanggang, sementara aku tidak merasa sakit sedikit pun. Seolah aku adalah api dan api tak dapat menyakitiku. Apinya tidak menyakitkan karena bukan aku yang membakar tempat ini.

Bara yang membakar gedung asrama kami! Aku bisa melihat dia tengah berdiri dengan tenang sementara api menjilati tubuhnya. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

141

Archana Universa

“Aku tahu kalau kau bisa menghasilkan api dari tubuhmu, sama sepertiku, Faiya,” ujarnya tenang.

“Kau gila! Hentikan sekarang juga!”

“Kenapa? Kenapa kita tidak boleh menggunakan kekuatan ini? Orang tuaku memperlakukanku seperti monster sejak aku secara tidak sengaja membakar rumah”

“Bara! mengapa kau membakar asrama ini?” ujarku di antara jeritan penghuni asrama.

“Karena aku sudah lama tidak mengeluarkan api dalam tubuhku dan sekarang aku bisa melakukannya. Orang-orang akan menuduhmu. Sumber apinya berasal dari sini, Faiya. Kau yang akan dituduh sebagai penyebab kebakaran ini”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

142

Archana Universa

“Tidak! Bukan aku!” tegasku sembari memandangi sekelilingku yang sudah dikelilingi asap tebal dan api.

Apinya tetap tidak membakarku. “Hentikan! Hentikan!”

Bara memandangi tangannya yang sudah habis dilalap api.

“Aku akan membakar diriku hingga habis, Faiya dan kau yang akan disalahkan”

Aku melihatnya menangis, tapi ia juga tertawa.

“Hidup ini kosong, Faiya! Terlalu gelap! Api akan menerangkan dunia ini kemudian segala yang dilalui api akan jadi tak berarti?” “Hidup adalah abu! Kita hanya bisa bersinar terang sesaat, kemudian padam! Lantas mengapa kita harus bersusah payah buat bersinar lebih terang daripada yang lain? www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

143

Archana Universa

Bahkan menyakiti dan membinasakan orang lain dalam usaha untuk jadi terang?”

Aku berlari menembus lautan api, tanpa terbakar.

Meninggalkan Bara yang menyerahkan diri pada kematian, melewati beberapa kamar yang berisi penghuni yang berteriak-teriak minta tolong, tapi aku tak bisa menyelamatkan mereka!

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

144

Archana Universa

BOBBY

“Dasar anjing!” “Anjing bodoh!” Aku menyembunyikan diri di antara sela tembok dan lemari. Ketakutan.

Anak-anak itu selalu menertawakanku. Mengerjaiku dan menyiksaku. Seolah penderitaanku menjadi sumber kebahagiaan buat mereka.

Mereka tertawa tapi aku tersiksa. Mereka menunjuk-nunjukku layaknya anjing kudisan. Ketika orang tua mereka tidak ada, kadang mereka bahkan meludahiku, sesekali memukulku di area punggung.

Sementara jika orang tua mereka ada, maka kedua anak itu akan diam-diam mencari

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

145

Archana Universa

kesempatan untuk menendangku, kadang hingga aku terpelanting, jatuh ke lantai.

Dan mereka akan segera melesat ke ruangan lain, seolah aku tengah menjatuhkan diriku sendiri. Seperti anjing bodoh, seperti yang barusan mereka katakan.

“Tidak menyenangkan, sekarang dia sudah punya tempat sembunyi paten, kita tidak bisa mempermainkannya sesering dulu,” keluh anak wanita dengan rambut dikepang dua.

Namanya Sasi, aku tahu namanya bukan karena kami berteman baik, tapi karena kami bermusuhan dengan baik.

Yang satunya, anak laki-laki, seumuran Sasi, sebelas tahun. Kembaran, lebih tepatnya. Namanya Saka, ia sedikit lebih pendek namun bobotnya dua kali lipat dari saudaranya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

146

Archana Universa

Aku berusaha tidak mengeluarkan suara ketakutan ketika Saka pergi menghilang menjauhiku.

Aku tahu dia sedang ke ruangan lain dan apa yang hendak diambilnya.

Sapu, aku sangat membenci sapu dan si kembar mengetahui itu.

Saka kembali membawa benda yang paling kubenci di dunia. Kebencianku pada sapu sama besarnya pada si kembar.

Dengan tangan gemuknya, Saka menyelipkan tongkat sapu ke arahku kemudian mengayunayunkannya. Aku hapal gerakan itu, gerakan untuk menghajarku.

“Lebih jauh lagi!” pekik Sasi sembari memberikan perintah pada kembarannya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

147

Archana Universa

Saka mengulurkan tangannya lebih panjang lagi, seandainya mungkin, ia ingin memasukkan tubuh bulatnya itu ke sela antara tembok dan lemari buat meraihku.

Namun sebelum usahanya berhasil, bel rumah berbunyi.

Aku selamat! Pikirku.

Saka buru-buru menarik sapunya dan mengembalikan benda itu ke tempat asalnya. Sementara Sasi menyentuh kedua kepangnya dan berlari ke arah pintu.

Setidaknya untuk beberapa jam ke depan si kembar tidak akan menyakitiku, tidak di hadapan orang tuanya.

Merasa sudah aman, dengan langkah perlahan aku keluar dari antara tembok dan lemari yang telah menyelamatkanku. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

148

Archana Universa

Saka memandangku dengan jijik, kemudian segera menyusul Sasi ke area depan rumah.

“Ayah pulang!” seru mereka kompak.

Aku bisa mendengar suara pintu depan diayun terbuka dan langkah kaki yang lebih berat dari si kembar, langkah dengan irama yang kusukai.

Langkah kaki ayah.

Aku mengintip mereka dari balik tembok. Ayah tengah melepas sepatunya, Saka segera mengambil tas ayahnya untuk dibawakan ke dalam, sementara Sasi menepuk-nepuk pundak ayahnya dengan riang.

“Mana Bobby?” tanya ayah sembari menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

149

Archana Universa

“Ayah nyari anak bungsunya nih!” celetuk Sasi, terselip nada tidak senang di antara katakatanya.

“Tuh, lagi ngintipin ayah sama Sasi,” timpal Saka sembari menunjuk tempat di mana aku berada.

Aku memasang senyum di wajahku sembari mendekati ayah.

Ayah segera mengangkatku ketika aku sudah ada dalam jangkauannya. Ia mengelus-elus kepalaku dengan sayang.

“Tuh kan, Saka! Ayah lebih sayang sama anak bungsunya dari pada sama kita!” seru Sasi sembari meninggalkanku dan ayah di sofa ruang tamu.

“Ayah sayang kalian semua,” kata ayah sembari tersenyum lebar. Ia kemudian www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

150

Archana Universa

menatap mataku lekat-lekat. “Bagaimana harimu, Bob?”

Aku hanya membalas kata-katanya dengan beberapa kali mengerjap-ngerjapkan mataku.

“Tentu saja kau tidak akan kesepian karena Sasi dan Saka selalu menemanimu,” gumam ayah yang masih memandangiku.

Seandainya saja ayah tahu apa yang sebenarnya harus aku hadapi tiap kali dia tidak ada di rumah...

“Tentu saja,” ulang Saka seraya melipat kedua tangan di depan dadanya.

“Kami senang Bobby ada di rumah, tapi kami lebih senang jika Bobby tidak ada di rumah!” lanjut Sasi.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

151

Archana Universa

“Mengapa begitu?” tanya ayah sembari meletakkanku di sofa.

“Karena dia tidak suka bermain dengan kami,” jelas Saka.

“Dia terus-terusan bersembunyi,” beber Sasi.

“Benar. Dia suka berada di antara tembok dan lemari. Menyelinap ke sana mentang-mentang badannya lebih kecil dari pada kami,” sambung Saka.

Memangnya aku suka disiksa? Protesku dalam pikiran. Tapi seperti biasanya, aku memilih untuk tetap diam. Tidak ada isak tangis atas ketidakadilan yang menimpaku atau geram amarah.

Aku tetap tenang, seolah tidak mengerti apa yang sedang mereka diskusikan. Aku diam ketika dijadikan pihak yang disalahkan. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

152

Archana Universa

Aku bahkan berusaha tetap diam tiap kali Sasi atau Saka berhasil memukulku dengan sapu.

Ayah menatap Sasi, Saka, dan aku secara bergantian kemudian menghela napas pelan.

“Sudah hampir dua bulan dan nampaknya kalian masih belum akur ya?”

“Aku masih tidak mengerti mengapa ayah membawa Bobby pulang,” gerutu Sasi.

“Aku setuju dengan Sasi,” ujar Saka tidak mau kalah.

“Sudah-sudah, bagaimana kalau kita makan malam?” elak ayah sembari menuju dapur. Ia selalu membeli makanan siap saji yang tinggal dipanaskan.

“Apa yang ayah bawa itu?” tanya Sasi sembari menoleh ke arah bungkusan berisi makanan www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

153

Archana Universa

yang ayah letakkan di atas meja. “Baunya enak”

“Sup jamur?” terka Saka.

“Tebakan jitu, nak!” sahut ayah sembari mengulurkan tangannya untuk mengambil bungkusan makan malam kami berempat.

“Biar aku saja!” kata Sasi menawarkan diri. Maka mereka semua meninggalkan ruang keluarga.

Saka langsung meraih remote dan menonton animasi gaya gambar kartun kesukaannya.

Sasi menuangkan sup ke panci dan menyalakan kompor.

Ayah duduk disamping Saka, memandangi layar televisi dengan tatapan kosong.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

154

Archana Universa

Sementara aku, ya aku, berusaha membaur dengan mereka. Aku memandangi ayah.

Pakaiannya sama seperti ketika ia membawaku pulang.

Hari itu aku benar-benar gelisah. Aku baru saja membuka mataku ketika ada seorang pria dewasa yang mengatakan akan membawaku pulang.

Aku benar-benar panik karena aku tidak tahu apakah ia berniat jahat atau baik padaku.

Sepanjang jalan aku benar-benar gelisah, membuat banyak suara sepanjang perjalanan.

Kurasa itu adalah saat di mana aku benarbenar rewel.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

155

Archana Universa

Jika dulu aku sangat berisik ketika ketakutan, kini aku ketakutan pada Sasi dan Saka dalam diam.

“Supnya sudah siap ayah!” kata Sasi dari dapur. Memang selalu begitu, ayah tidak mau anaknya membawa panci penuh sup panas. Ayah yang akan melakukannya.

Maka ayah segera beranjak dari sofa dan menuju dapur. Aku dengan setia mengekori ayah karena tidak mau berduaan dengan Saka.

Ayah mengambil sarung tangan yang digantung dekat lemari pendingin. Sasi menyusul kembarannya yang masih asik nonton, mengajaknya untuk segera ke meja makan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

156

Archana Universa

Aku tidak dapat melihat supnya, tapi aku bisa melihat asap yang mengepul sembari terdengar bunyi plop pelan.

Berikutnya segala sesuatu terjadi dengan cepat, pegangan tangan ayah terlepas.

Pancinya turun ke bawah dan isinya tumpah. Sup mendidih itu menyiram persis di tubuhku.

Mulanya aku seperti tidak merasakan apa pun, kemudian aku merasakan tubuhku tidak dapat digerakkan.

Ada yang salah.

“Apa yang terjadi?” tuntut si kembar yang muncul di dapur.

Mereka membelalakan mata, melihat silikon yang selama ini menutupi tubuhku leleh karena tersiram sup. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

157

Archana Universa

Cairan panas itu tidak hanya menghancurkan pelindung luar tubuhku, tapi juga menghancurkan tubuhku.

Sup asparagus mengalir, memasukki sela-sela mesin tubuhku, memaksanya berhenti bekerja.

“Menurutmu dia masih bisa diperbaiki?” tanya Saka pada kembarannya, acuh.

“Lebih baik tidak usah, sudah rusak parah gitu,” gumam Sasi sembari melihat tubuhku yang diam tak bergerak.

“Kurasa kita harus membuangnya anak-anak,” ujar ayah dengan nada menyesal.

“Bagian pengisi dayanya juga rusak, dia tidak akan bertahan lama dengan baterai yang hampir habis.”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

158

Archana Universa

“Bagaimana jika kita makan malam di luar?” usul Sasi.

“Kurasa kita harus mengucapkan selamat tinggal dulu pada Bobby,” cibir Saka.

Ayah mengambil kardus bekas dan memasukkan aku ke dalamnya.

“Tadinya aku pikir kalian bakal suka dengan peliharaan robot karena mereka tidak membuang kotoran, tidak perlu makanan, hanya perlu di isi daya”

“Wah! Kami sih lebih milih anjing beneran, yah! Biarpun kami harus membersihkan kotorannya. Gak kayak Bobby yang cuman bisa sembunyi,” ejek Sasi.

Kami berempat keluar rumah. Ayah meletakkan aku yang masih dalam kardus di samping tempat sampah. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

159

Archana Universa

Ayah, Sasi, dan Saka naik mobil, derunya makin lama makin menjauh, meninggalkanku tergeletak diam dalam sunyi.

Sekarang aku tidak akan disiksa Sasi dan Saka lagi, mereka tidak akan memukulku dengan sapu.

Aku tidak perlu bersembunyi di sela antara tembok dan lemari. Mulai dari sekarang aku bisa merasa damai.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

160

Archana Universa

KAPAL

Hari ini belum terlalu larut, tapi karena hujan seharian membuat orang-orang malas keluar jadi jalanan sudah terlanjur sepi.

Aku menghindari genangan air supaya sepatuku tidak terendam dan menjadi basah. \

Hujan masih menetes-netes pelan dari pinggir atap. Beberapa butirnya menetes di atas kepala, sebagian dipakaian. Tapi setidaknya aku masih cukup kering.

Seashore adalah restoran tepi laut favoritku.

Tidak terlalu ramai dan terkesan hangat. Andrew yang melihatku dari meja kasir segera melambaikan tangan, menyambutku kedatanganku. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

161

Archana Universa

Aku membalas lambaian tangannya dan tersenyum sumringah. Tapi aku kemari bukan karena ketampanannya, bukan itu alasannya, tapi karena ikan bakar di sini enak.

“Kenapa baru muncul lagi?” tuntutnya.

“Sibuk,” sahutku sembari mengedipkan mata. Andrew tertawa, sementara aku batuk-batuk akibat asap dari ikan bakar yang mendadak muncul dari dapur.

Dapurnya memang masih tradisional. Ada kayu bakar dan arang. Jangan berharap akan menemukan alat penyedot asap.

“Duduklah, aku akan membawakanmu minuman,” ujar Andrew sembari membawaku ke salah satu meja kosong yang berada disebelah jendela.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

162

Archana Universa

Tidak bisa disebut jendela juga sebenarnya karena memang bangunan di situ berkonsep terbuka.

Aku menyeret salah satu kursi yang menghadap ke laut. Di atas meja terdapat setangkai bunga krisan putih dan juga lilin yang memendarkan cahaya redup.

Seashore lebih tenang dari pada biasanya.

Aku yakin Andrew sedang tidak senang karena pengunjungnya petang ini hanya sedikit.

Kurasa sedikit banyak kehadiranku membuat tingkat kebahagiaannya meningkat.

Selain meja yang kutempati, hanya ada satu meja lain yang diisi oleh rombongan bule.

Enam orang dengan pesanan makanan yang melimpah ruah. Aku bisa melihat kalengwww.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

163

Archana Universa

keleng bir kosong di meja mereka. Dua wanita, empat pria.

Berbeda denganku, mereka memilih meja di luar bangunan. Berani taruhan, angin di sana pasti lebih kencang.

Andrew kembali sembari memberikan segelas air kelapa padaku. Aku memang tidak suka kelapa utuh, ia tahu itu.

Aku memberitahu apa yang kusuka dan tidak kusuka jadi ia memahamiku.

“Sendirian saja?” Ia melontarkan pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu kujawab.

Sudah jelas aku sendirian. Aku belum punya teman yang punya kemampuan untuk menjadi kasat mata.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

164

Archana Universa

“Kau ingin aku membawa siapa?” tanyaku, penuh selidik.

Ia tertawa.

Andrew menarik kursi diseberangku dan melipat kedua tangannya di atas meja.

“Jadi apa sebenarnya yang menyita waktumu selama ini?”

“Maaf, tapi pikiranku sedang tidak di bumi dalam beberapa minggu terakhir”

“Kau akan pergi ke bulan? Atau ke Mars? Mungkinkah ke galaxy lain?” Andrew kelihatan kaget.

Aku menggeleng pelan.

“Kau tahu aku sangat ingin pergi ke galaxy lain karena kurasa jodohku tidak ada di Bumi, atau www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

165

Archana Universa

di galaxy area ini. Tapi kalau ke Mars saja butuh puluhan tahun, bagaimana aku bisa menemukan jodohku sebelum meninggal? Umur kita ini pendek tahu!”

“Tahu gak sepanjang umur dewa dewi di serial kera sakti Son Goku. Pohonnya pun diceritakan baru berbuah setelah ribuan tahun!”

Aku menyunggingkan senyuman, selalu terhibur tiap kali Andrew bisa mengimbangi antusiasmeku tiap kali berbicara hal yang dinilai kebanyakan orang sebatas cerita fantasi saja.

Mungkin itu yang membuatku suka ke Seashore.

Bukan hanya karena ikan bakarnya yang enak. Bukan karena letaknya dipinggir laut yang

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

166

Archana Universa

tenang. Mungkin alasannya karena ada Andrew.

“Ngomong-ngomong kau tidak menanyaiku ingin memesan apa?” tuntutku.

“Udang besar kan?” tebaknya, santai. “Aku sudah meminta bagian dapur membuatkannya untukmu.”

“Bagaimana mungkin kau seenaknya memesankan pelangganmu? Tanpa bertanya lebih dulu pula!” seruku, protes.

“Memangnya kau mau memesan apa?” balas Andrew tak mau kalah.

“Tentu saja aku akan memesan udang besar,” ujarku, lunak.

“Kalau kau mau memesan yang lain, aku bisa mengurusnya.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

167

Archana Universa

“Tentu saja, memangnya apa yang tak bisa dilakukan Pak Owner Seashore?” timpalku sembari terbahak.

Salah seorang bule memanggil Andrew, nampaknya ingin menambah pesanan.

Andrew segera beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri pelanggannya.

Aku mengaduk air kelapaku kemudian memasukkan sedotan ke dalam gelas.

Menyesapnya perlahan.

Sebuah kapal nelayan melintas, deru mesinnya memecah keheningan.

Seashore tidak pernah memutar lagu buat pengunjungnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

168

Archana Universa

Kami dibiasakan mendengarkan debur ombak sembari makan.

Aku menjulurkan leher, seolah leherku panjang seperti milik jerapah. Memandangi kapal sederhana itu lewat. Bukan sesuatu yang spesial, tapi aku tetap saja ingin melihat kapal tersebut melintas.

Memandangi buih di air yang disebabkan oleh laju kapal. Mendadak muncul, tidak lama kemudian menghilang.

Nampaknya Andrew sudah mengambil pesanan para bule tadi. Ia menyelinap ke dapur yang masih mengeluarkan asap.

Tempat dudukku sekarang tidak terjangkau asap dapur, meskipun begitu, aku dapat mencium bau lezat dari sana.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

169

Archana Universa

Perutku mendadak keroncongan. Karena udang besarnya masih belum menunjukkan akan segera datang, kuputuskan untuk menyesap minumanku lagi.

Aku membuka kunci layar ponselku untuk mengecek jam. Jika data itu benar. Maka tidak lama lagi aku akan melihatnya.

Kejadian aneh itu datang dua hari yang lalu. Sedata pesan suara yang sumbernya tidak dapat kulacak.

Pesan itu memberitahuku untuk pergi ke Seashore pukul sepuluh malam. Akan ada kejadian langka.

Maka dari itu di sinilah aku sekarang. Bergegas pulang begitu jam kantor sudah selesai.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

170

Archana Universa

Pekerjaanku memang ada yang belum selesai, tapi aku tidak mau melewatkan kesempatan ini.

Aku sangat berharap berita yang kuterima dua hari yang lalu itu sungguhan.

“Apa kau sedang melamunkan jodohmu yang ada di galaxy lain itu?” ejek Andrew yang sudah selesai dengan pesanan para tamu bulenya.

Ia meletakkan dua ekor udang besar dihadapanku. Mendadak aku tidak merasa lapar lagi.

Udang besarnya kelihatan enak seperti biasa, aromanya juga menggugah selera. Hanya saja aku sedang memikirkan pesan suara misterius itu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

171

Archana Universa

“Drew, apa kau sering melihat kapal aneh melintasi laut?” tanyaku, tidak mampu menyingkirkan rasa penasaranku.

“Kapal aneh? Kategori aneh itu seperti apa?” Andrew malah membalasku dengan pertanyaan.

“Kapal yang sulit kau ungkapkan dengan katakata, unidentified”

“Kita sedang membahas alien sekarang?” cibir Andrew sembari mengambil setengah ekor udang besar dari piringku. Ia membuka cangkangnya lalu menyodorkan makanan itu padaku.

Aku menerimanya dengan ragu-ragu. Pikiranku tidak tertuju pada makanan sekarang ini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

172

Archana Universa

“Dengar, kupikir kau sedang banyak kerjaan ya? Memangnya ada masalah apa lagi?” tanya Andrew, nadanya sedikit mendesak.

“Tidak ada masalah apa-apa,” ucapku, pelan.

“Kau tidak terlihat tidak sedang memiliki masalah,” dengusnya tidak terima dengan jawabanku.

Aku memutar capit si udang besar supaya terpisah dengan tubuhnya. Kemudian memasukkan dagingnya ke dalam mulut.

“Ini enak,” pujiku.

“Harusnya kau mengatakan itu pada juru masakku. Dia yang membuatnya”

“Juru masakmu harus mendapat Nobel karena berhasil membuat makanan selezat ini,” sambungku, agak lebay. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

173

Archana Universa

Andrew memutar bola matanya.

“Jadi apa ada kabar baru di kantormu? Kalian menembak jatuh pesawat alien?”

“Kami tidak pernah menembak jatuh pesawat alien,” jelasku pada Andrew entah untuk keberapa kali.

“Bagaimana mungkin menembak jatuh kalau teknologi mereka lebih canggih. Kecuali mereka sedang sial saja”

“Yang pesawat ditembak terus serpihannya kristal itu?”

“Bukan kami yang melakukan, Tuan Andrew. Aku rasa ada alien lain yang menembak pesawat UFO tersebut”

“Tapi kenapa?” Aku mengangkat bahu. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

174

Archana Universa

“Mungkin karena melewati batas teritori? Pasti ada aturan yang telah dilanggar, semacam itu. Aku cuman bisa kira-kira saja”

“Ahhh... Prediksi,” kata Andrew sembari matanya menerawang.

Kapal lain lewat. Masih kapal yang normal.

Bukan kapal yang kumaksud. Aku kembali membuka kunci layar ponsel. Sebentar lagi.

Mendadak aku merasa air di bawahku lebih bergelombang, tidak lagi tenang. Apakah data yang kudapat benar? Siapa yang mengirimkannya? Apa tujuan sosook misterius itu memberitahuku?

Sontak aku langsung berdiri. Tangan kananku masih memegangi capit udang besar.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

175

Archana Universa

“Itu hanya gelombang besar. Jangan khawatir. Ini biasa terjadi kok, kadang-kadang maksudku. Tidak perlu panik, OK?” cerocos Andrew.

Aku mengalihkan pandanganku dari laut ke arah Andrew.

“Kadang terjadi katamu? Memangnya apa yang akan datang kalau mendadak ombaknya tidak tenang lagi?”

“Ada kapal besar datang. Kurasa itu semacam kapal pesiar karena mewah. Kapal itu lewat sini tiap tiga atau empat tahun sekali. Tidak ada yang spesial,” jawab Andrew coba meyakinkanku.

“Kapal pesiar? Kau yakin?” tanyaku sembari mengerutkan dahi.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

176

Archana Universa

Aku melongok ke langit. Malam masih mendung meski hujan telah berhenti.

Langit hitam pekat, tidak ada bintang. Bulan sekalipun tidak kelihatan.

Andrew mengangguk mantap. “Aku sudah melihatnya sejak kecil. Kata kakekku yang membangun Seashore, ia juga melihat kapal pesiar itu sejak ia kecil juga. Mengagumkan bukan?”

“Ayo kita lihat!” ajakku.

“Tenang. Nanti kapalnya juga lewat sini kok. Kau kenapa sih, kenapa rush begitu?”

“Aku hanya ingin memastikan sesuatu,” ujarku dalam volume yang tidak lebih keras dari sekadar bisikan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

177

Archana Universa

Andrew mengikutiku ke Area Seashore yang dekat laut. Kami melewati meja bule tadi yang nampaknya sudah mulai mabuk. Cukup unik melihat orang-orang itu menenggak bir sambil makan ikan bakar.

“Kau tahu, malam ini kau agak aneh!” protes Andrew yang berdiri disampingku.

Aku bergeming. Anginnya cukup kencang, membuat rambutku menampar-nampar wajah.

Tapi aku tidak mempedulikannya. Aku terpaku pada kapal yang mendekat itu.

Mendadak benda itu ada begitu saja. Seolah muncul dari kehampaan.

Warnanya putih, sangat megah. Tapi tidak berbentuk seperti kapal pada umumnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

178

Archana Universa

Ukurannya sangat besar. Bentuknya seperti bidang datar yang sangat besar, berpendar cahaya lembut, dengan tiga bangunan di atasnya.

Dua bangunan di sisi kanan-kiri lebih tinggi dari pada bangunan di tengah. Bangunan yang futuristik. Sangat indah. Seumur hidupku, aku belum pernah melihat hal sehebat ini.

Malam tidak lagi kelam, biarpun langit masih mendung. Mungkin karena cahaya lembut yang berasal dari kapal tersebut menerangi air di sekelilingnya. Kapal yang bercahaya.

Padahal tidak ada lampu yang terlihat di sana. Mungkinkah kapal ini berenergikan ion?

Seunit kapal dari masa depan, yang kerap melakukan perjalanan lintas zaman?

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

179

Archana Universa

Tidak ada manusia yang kelihatan di sana. Atau memang tidak ada manusia di sana.

Mungkin saja makhluk di atas kapal itu berbeda dari manusia dan tidak ingin menampakkan diri, semacam menggunakan teknologi stealth mode.

Lajunya benar-benar cepat. Sebentar saja kapal itu sudah ada di hadapanku, kemudian melewati Seashore.

Astaga! Gara-gara terlalu terpukau dengan bentuk kapal yang tidak biasa itu, aku sampai hampir lupa untuk mendokumentasikannya!

Segera aku membidik kapal tersebut dengan ponselku dan mengambil gambarnya.

Klik! Terlambat! Hasilnya blur. Aku tidak bisa mendapat gambar yang jelas. Kesempatanku malam ini sudah hilang. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

180

Archana Universa

Bodoh! Bodoh! Kenapa aku tidak mempersiapkan ponselku sejak awal?

“Kau tahu, kurasa itu kapal yang sama seperti yang kakekku lihat saat ia masih kecil. Aku penasaran berapa tuanya kapal itu. Anehnya kapal itu tidak terlihat tua sedikit pun,” jelas Andrew tanpa diminta.

Aku menelan ludah. “Yang kau lihat saat kecil hingga detik ini apa sama persis?”

“Sama persis! Aku sudah melihatnya beberapa kali, jadi aku yakin kalau kapalnya sama” Aku memandangi Andrew.

“Ini yang aku cari! Ini alasan aku datang ke Seashore malam ini! Ternyata berita itu benar!”

“Apa? Berita apa?” tanya Andrew tidak mengerti. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

181

Archana Universa

“Ada yang memberitahuku akan ada yang datang malam ini. Ternyata berita itu benar! Ternyata berita itu benar!” pekikku girang hingga mengulang-ulang ucapanku.

“Berita mengenai apa?” Andrew mengulang pertanyaannya, masih tidak mengerti.

“Kemunculan Kapal Alien!”

“Kapal tadi bukan buatan manusia, Andrew!”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

182

Archana Universa

FALO & PREIL

Manusia tidak menyukai perbedaan.

“Hei!” Seseorang menepuk bahuku. Tidak perlu menoleh untuk memastikan siapa. Tapi toh aku tetap membalikkan badan juga lalu memberikan senyuman.

“Sudah datang?” pertanyaan yang sudah jelas jawabannya, tapi tetap kutanyakan. “Masih di rumah!” jawabnya sembari tertawa.

Preil, temanku satu-satunya, jongkok di sampingku.

“Jadi apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Pagi-pagi, duduk sendirian di sekolah yang masih sepi.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

183

Archana Universa

“Kau sendiri juga datang kemari pagi-pagi!” tuntutku.

“Karena aku tahu kau sudah di sini,” ujarnya sembari tersenyum. “Ngomong-ngomong kau belum menjawab pertanyaanku. Kau ngapain pagi-pagi sudah di sini. Mencari alien?”

Aku terbahak. Preil tahu aku sangat, sangat suka membahas soal alien.

Meskipun dia sendiri menyangsikan ada atau tidaknya makhluk cerdas selain manusia di jagad raya, Preil tetap mau mendengarkan ocehanku.

Tidak seperti teman-temanku yang lain. Tapi mungkin memang mereka bukan temanku, jadi mereka tidak mau mendengarkan pikiranku yang tergolong liar untuk manusia abad ini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

184

Archana Universa

“Aku hanya suka suasana sekolah di pagi hari,” ujarku, tentu saja itu bohong.

“Kau ini aneh!” celetuknya

“Aku tahu,” kataku, singkat.

“Tapi aku lebih aneh karena mau berteman dengan manusia aneh sepertimu,” sambungnya.

“Aku tahu,” ulangku, tidak mampu menyembunyikan senyuman.

“Tapi jujur kau ini terlalu misterius.”

Aku membulatkan mata. “Seharusnya kau sudah memahami pesonaku itu sedari dulu!” Preil menggerutu tidak jelas.

“Jadi apa sesungguhnya alasanmu datang kemari pagi-pagi?” Aku selalu bertanya lebih www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

185

Archana Universa

dulu, sebelum ditanya. Mungkin itu bentuk pertahananku. Supaya Preil tidak banyak memberiku pertanyaan, maka aku harus memancingnya bicara lebih dulu.

“Victora”

Satu kata yang menjelaskan segalanya, pikirku. Preil sudah lama naksir cewek ini.

Adik kelas. Tinggi. Putih. Kurus. Preil mengaku poni rata dari Victora membuatnya terpesona.

“Kau bahkan tak mengenalnya,” cibirku.

“Oleh karenanya orang-orang bilang kalau cinta itu turun dari mata ke hati, bro. Kurasa kau tidak menggunakan matamu dengan benar makanya kau tidak pernah jatuh cinta,” cibirnya.

“Aku menyukai seseorang, kok!” bantahku. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

186

Archana Universa

“Siapa? Femosa? Teman masa kecilmu dulu? Aku bahkan curiga sebenarnya pernah kau temui cewek itu dimimpimu saja,” ejeknya.

Femosa itu nyata, hanya saja aku tidak dapat mengenalkannya pada Preil. Ia akan tahu kalau gadis itu adalah aku.

Aku perempuan, aku laki-laki. Keduanya. Sesuatu yang tidak dimiliki manusia abad ini.

Aku tidak bisa mengakuinya, sama seperti aku tidak dapat memberitahu Preil kalau aku berbeda darinya.

Bahwa aku menyukai Preil....

Dan karena aku sudah terlanjur memilih peran sebagai laki-laki, akan sulit membuat Preil menerima kenyataan menyukainya. Preil juga tidak akan bahagia jika mengetahui aku memiliki dua kelamin. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

187

Archana Universa

Dia akan melihatku sebagai monster!

“Kurasa aku harus mengenalkanmu pada beberapa saudara cewekku, Falo. Aku mulai khawatir kalau sebenarnya kau ini penyuka sesama jenis. Oh tidak! Mungkinkah kau menyukaiku?”

Aku tertawa. Preil hanya bercanda, tapi kena sasaran. Aku tidak bisa mengatakan kalau ucapannya benar. Menyedihkan.

“Jangan pedulikan aku, kau sendiri juga masih jomblo,” kataku, mencibir.

“Mungkin saja sebentar lagi tidak” Preil tersenyum penuh misteri.

Tapi aku tahu apa yang akan dilakukannya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

188

Archana Universa

Dia akan mengajak gadis itu berkenalan dan kalau beruntung Victora akan menerima ajakan kencan Preil.

Lalu bagaimana nasibku? Aku akan tetap menjadi teman Preil. Memberinya ucapan selamat, meminta pajak jadian. Dan aku akan sedih.

Tapi bukankah ini pilihanku? Aku menyukainya, tapi tidak berani mengungkapkannya.

Preil temanku satu-satunya. Aku tidak ingin kehilangan dia. Itu sudah pasti.

“Apa yang dilakukan Victora pagi-pagi begini dan bagaimana kau bisa mengetahui apa yang akan dilakukannya? Kau ini stalker ya?” tanyaku sembari memicingkan mata.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

189

Archana Universa

“Bukan salahku kalau dia selalu meng-update kegiatannya di social media. Itu artinya dia memang mau membagi informasi pribadinya bukan?” jawab Preil, santai.

Mungkin Victora lupa kalau di dunia ini ada yang disebut privasi, pikirku.

“Jadi apa yang dia tulis di social medianya?” tanyaku, malas.

“Kalau dia akan berangkat pagi-pagi hari ini,” ujar Preil dengan mimik serius.

“Itu saja?”

“Itu saja.”

Aku mendengus pelan. Tidak tahu harus ngomong apa lagi. Preil mengeluarkan bunyi “Oh!” kecil dari mulutnya. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

190

Archana Universa

Pasti ia sudah menemukan Victora yang dinanti-nantinya.

Preil berbisik ke arahku, “Apa aku sedang bermimpi? Victora sedang berjalan ke arah sini”

“Sapa saja dia,” kataku, acuh tak acuh. Aku bisa mendengar langkah kaki cewek itu.

Preil benar. Dia mengarah menuju Zettamind Studio. Tapi ada apa?

Sama seperti Preil, jantungku berdetak lebih cepat. Ketidakpastian yang menyiksa.

Tinggal beberapa detik lagi hingga Preil membuka mulutnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

191

Archana Universa

“Selamat pagi!” sapa Preil pada Victora. Aku bisa merasakan semangatnya, dan itu sedikit banyak membuatku cemburu.

“Pagi,” balas Victora.

Aku tidak ingin terlibat di sini, jadi aku mengeluarkan ponsel dari saku celana seragamku dan mulai membuka aplikasi game.

Terserah Preil mau ngapain.

Preil meraih rambut dengan tangan kanannya. Ia selalu melakukan hal itu tiap kali salah tingkah, aku sudah hafal.

“Ada perlu apa, Victora?” tanya Preil malumalu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

192

Archana Universa

Victora mengangkat sebelah alisnya. Aku bisa merasakannya meski pandanganku tertuju pada layar ponsel.

“Kau tahu namaku?” tanya Victora.

“Ya, aku tahu,” jawan Preil, gugup.

“Oh!” Respon cewek itu hanya sampai di sana saja.

Kalimat berikutnya membuatku tercengang, “Aku ingin bicara dengan Falo”

Detik itu juga aku mengangkat wajahku dari ponsel, sementara Preil menoleh ke arahku, tak mengerti.

Victora menatapku tajam. Ia tidak marah, tapi tatapan itu membuatku jengah.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

193

Archana Universa

“Kau mengenalnya?” Entah pertanyaan itu ditujukan Preil buat siapa.

“Aku mengenal Falo,” sahut Victora dengan nada datar.

“Aku tidak mengenalmu,” timpalku, dingin.

“Kau mengenalku,” ujar Victora menekankan setiap kata yang diucapkannya.

Preil melihatku dan Victora secara bergantian. Kondisi ini tentu membuatnya bingung.

“Apa maumu?” tuntutku. Aku tidak mengenalnya, itu bukan kebohongan.

“Aku sudah lama mencarimu Falo. Kau benarbenar hebat dalam menghilangkan jejak. Aku bahkan hampir tidak menyadarinya. Dari data terakhir yang bisa dilacak, kau beberapa kali

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

194

Archana Universa

mengunjungi tempat ini. Jadi kupikir kau ada di sini, dan dugaanku benar,” jelas Victora.

“Ada apa ini? Mengapa kau melacak Falo? Memangnya dia kriminal? Dia tidak pernah menghilangkan jejak kok, kami sudah satu kelas selama dua tahun terakhir!” ujar Preil, tidak mengerti.

Sedikit rasa senang membuncah di dadaku. Preil ada di pihakku.

“Kita pernah bertemu di laboratorium pamanmu. Aku memberitahumu, siapa tahu kau lupa” jelas Victora sembari memamerkan senyuman miring, senyum penuh kemenangan.

Senyuman itu!

Victora bukan manusia. Ia android buatan paman. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

195

Archana Universa

Ya. Ya. Kami pernah bertemu. Beberapa bulan sebelum aku pergi kemari.

Tapi aku jadi memahami apa maksud Victora. Harusnya hari ini dia membawaku pulang ke zamanku.

Ia tahu kalau aku suka berangkat pagi-pagi. Teleport langsung ke sekolah.

Mestinya Preil tidak bersamaku pagi ini. Mestinya aku sudah pulang sekarang.

Tidak terjebak di dunia ini. Dunia yang bukan duniaku.

Kejadiannya berawal dari dua tahun yang lalu ketika aku menjadi relawan untuk mesin waktu buatan pamanku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

196

Archana Universa

Sebenarnya aku bukan relawan pertama yang mencoba mesinnya. Relawan lain berhasil pergi dan muncul kembali.

Tapi nasib lain menimpaku. Aku tidak bisa kembali. Aku tidak tahu apa yang salah.

Semua yang tertulis di peraturan sudah kulakukan. Tapi tetap saja aku tidak kembali.

Dan meski aku sesungguhnya sudah berumur enam ratus tahun, secara fisik aku masih terlihat seperti anak SMA, jadi kuputuskan untuk menghabiskan hari-hariku dengan pergi ke sekolah.

Meskipun ilmu yang diajarkan sudah ketinggalan zaman, meski aku sudah beradaptasi di sini, tapi aku tetap membutuhkan kegiatan selama terjebak di sini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

197

Archana Universa

Tapi tetap saja ngapain si Victora update banget di social media. Preil jadi ikut kemari pagi ini. Harusnya aku bisa pulang dengan tenang.

Hanya saja... Mungkinkah aku bisa pulang tanpa berpamitan pada Preil? Mungkin ini memang jalan terbaik.

“Ayo pulang, Falo. Pamanmu sudah mencarimu untuk waktu yang cukup lama,” ujar Victora sembari mengulurkan tangannya padaku.

“Pulang? Bagaimana mungkin! Kelas hari ini saja belum dimulai!” seru Preil tidak terima.

Ia kemudian mengguncang tubuhku yang seakan beku.

“Katakan sesuatu sobat! Aku benar-benar tidak mengerti!” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

198

Archana Universa

“Seharusnya kau menungguku sendirian. Kau menyisakan saksi,” gerutuku pada Victora.

“Saksi?” Preil mengulang kata yang kuucapkan dengan nada tinggi.

“Apa yang sebenarnya kalian bicarakan? Falo, jadi sebenarnya kau mengenal Victora? Mengapa selama ini kau tidak memberitahuku?”

“Aku tidak mengenalnya sebelum beberapa saat yang lalu,” kataku memberitahu Preil. Victora melipat kedua tangan di depan dada.

“Aku sudah mendapat izin khusus. Meski itu artinya ada saksi. Kau sudah terlalu lama menghilang. Sekarang saatnya kita pergi ke dunia kita.”

“Dunia mana yang kau maksud,” dengus Preil.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

199

Archana Universa

“Sobat, kau tidak akan kemana-mana, kan? Katakan sesuatu!”

Aku menghela napas panjang. “Beri aku waktu untuk berpamitan.”

“Jangan membuatku menunggu lama. Aku bisa melakukan pemaksaan,” ujar Victora dengan nada mengancam.

“Beberapa menit saja, OK?” pintaku.

Victora membalikkan badan tanpa memberikan kata-kata lagi. Aku tahu dia bukan tipikal makhluk yang sabar.

Preil mengerutkan dahinya sehingga ia terlihat lebih tua dari pada yang seharusnya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

200

Archana Universa

“Apa maksudnya pergi duniamu?”

“Aku tidak sama sepertimu Preil. Kau juga merasakannya,” tuturku, lambat-lambat.

“Kau memang aneh. Termasuk karena kegemaranmu bicara soal luar angkasa juga alien. Tapi aku selalu mendengarkanmu! Aku tidak meninggalkanmu, jadi jangan pergi, ke mana pun maksudmu itu!” rengek Preil.

Kembang api di dadaku kembali membuncah. Preil ingin aku tetap di sini, di dekatnya! “Maafkan aku, Preil,” kataku tanpa berani menatap matanya.

“Kau akan pergi?” tanya Preil dengan raut sedih.

“Aku tidak tahu ke mana kau akan pergi, tapi aku berharap kau tidak pergi. Begini, kalau kau memang harus pergi, apa kau bisa www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

201

Archana Universa

memberitahuku alamat barumu? Apa kita masih bisa saling mengirim e-mail?”

“Tidak, Preil. Kita tidak akan saling bertukar kabar, maafkan aku.”

Kemungkinan paman tidak akan memperbolehkanku menggunakan mesin waktunya lagi.

Aku juga sebaiknya segera menyudahi cinta sepihak ini.

“Aku benar-benar tidak bisa mengerti, tahu. Kau ternyata mengenal Victora, tapi kau tidak menceritakan apa-apa padaku.

Apa dia anak dari pamanmu dan laboratorium apa yang sebenarnya kalian bicarakan?” Preil berhenti sejenak untuk mengambil napas.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

202

Archana Universa

“Kemudian kau mengatakan akan pergi. Ini semua mendadak, kau bahkan tidak mau kita berkomunikasi satu sama lain lagi. Sebenarnya selama ini kau menganggapku sebagai teman tidak sih?” tanya Preil sembari menarik kerah bajuku.

Ia marah.

Aku juga tidak tahu apakah sebenarnya aku suka Victora menjemputku.

Setahun setelah kedatanganku ke zaman ini, aku sudah menerima nasib kalau aku tidak akan bisa pulang ke zaman asalku.

Zaman di mana Preil sudah mati.

Semestinya aku tidak pernah bertemu dengan manusia ini. Manusia yang membuatku ingin tetap berada di sini, hidup di dunia masa lalu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

203

Archana Universa

Aku menepis tangannya dengan kasar, melepas cengkeramannya.

“Aku tidak pernah menganggapmu sebagai teman, Preil! Aku tertarik sejak pertama kali kau mengajakku bicara. Kemudian seiring kita bersama, aku menyukaimu. Seperti wanita menyukai pria”

Aku berhenti sejenak, memandangi wajah Preil yang memucat. Ia mematung, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak tahu apa yang harus diucapkan.

“Aku akan kembali ke masaku, Preil. Terima kasih atas pertemanan yang terjalin selama ini, meski sebenarnya aku memiliki motif yang berbeda padamu. Lalu.... Aku juga minta maaf telah mengakibatkan kekacauan ini”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

204

Archana Universa

Dengan langkah mundur aku menjauhi Preil yang masih membeku, entah apa yang ada dipikirannya.

Victoria muncul dari udara kosong. Begitu saja.

Tangannya terjulur padaku.

“Sudah siap pulang, Falo?”

Aku mengangguk.

Berusaha tidak menoleh ke belakang. Kalau aku melihat Preil lagi, aku mungkin akan mencari-cari alasan untuk menunda kepulanganku.

“Dalam hitungan ketiga,” gumam Victora yang sudah meraih tanganku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

205

Archana Universa

“Tidak Falo! Tetaplah di sini! Sebenarnya aku juga mencintaimu!”

Jeritan Preil membuatku terpaku sedetik. Aku menoleh. Terlambat. Preil sudah tidak ada di sini. Atau sebenarnya aku yang sudah pergi.

Aku sudah kembali ke zaman di mana aku berasal.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

206

Archana Universa

RATU LUMINOX

Semua orang pasti pernah bermimpi. Kau pernah, aku juga pernah.

Masalahnya kadang mimpi yang datang bisa jadi sangat aneh, acak, dan tidak jelas artinya apa. Lebih masalah lagi ketika kau sudah menyadari kalau kau sedang bermimpi dan malah tidak dapat bangun. Pilihan kedua, karena mimpinya begitu menyenangkan, kau memilih untuk tidak peduli bahwa ini hanya mimpi dan tetap berusaha di dalamnya.

Seperti candu, kau malah ingin tetap berada di alam mimpimu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

207

Archana Universa

Seperti sekarang. Aku yakin sekali kalau aku tengah bermimpi.

Bagaimana tidak? Zaman di mana aku hidup tidak ada bangunan dari yang terbuat dari tembok, semuanya kristal. Tapi sekarang aku berada di gedung tua dengan tembok mengelupas disana-sini.

Kesannya suram, kusam, juga kotor. Mirip foto-foto di buku sejarah yang pernah kubaca. Kalau di alam nyata pasti aku sudah jijik, tidak mau masuk.

Tapi karena aku sadar ini mimpi, aku memutuskan untuk menjalaninya saja.

Bangunan itu terdiri dari beberapa lantai. Mungkin empat atau lima, aku tidak tahu. Aku juga tidak ingat bagaimana bisa berada di sini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

208

Archana Universa

Tapi bukankah itu wajar? Kita sering tidak mengingat bagaimana suatu mimpi berawal. Mendadak sudah di situ saja, seolah tanpa alasan.

Ya, aku tidak tahu mengapa aku harus berada di sini. Tapi aku tahu aku harus ke atas.

Jadi aku mulai melangkahkan kaki, menapaki anak tangga satu per satu. Kadang melihat sekeliling area gedung itu yang kosong.

Gedung ini seperti bekas pusat perbelanjaan yang bangkrut dengan cat tembok warna kuning pucat. Lantainya kotor, sangat kentara sudah sangat lama tidak dibersihkan.

Jendelanya tanpa kaca sehingga angin dan cahaya bisa masuk, sayang ukurannya tidak terlalu besar. Untung saja gedung ini tidak bau.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

209

Archana Universa

Tapi mungkin memang tidak bau karena sebenarnya tubuhku masih ada di dalam kamar.

Tergeletak di antara bantal dan guling.

Biar aku naik beberapa lantai sekaligus, aku tidak merasa kelelahan. Aku sampai hingga lantai teratas, sebelum atap, dan menemukan sebidang kamar.

Seorang pria berambut gelap tengah berbaring di atas alas yang diletakkan di lantai.

Ia segera menoleh ketika aku sampai dipintu kemudian tersenyum.

Senyuman itu membuatku merasa mengenalnya, padahal namanya saja aku tidak tahu.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

210

Archana Universa

Aku mendekat, berharap bisa melihat wajahnya dengan lebih baik. Kantung matanya terlihat menghitam dan bibirnya terlihat lebam, seperti baru kena pukul.

Mungkin dia habis berkelahi. Biarpun wajahnya babak belur, aku masih menganggapnya tampan.

Ya, dia berhasil membuat jantungku berdetak lebih kecang. Entah kapan terakhir kali aku mengalami ini.

“Aku sudah mencoba mengontakmu selama dua tahun terakhir,” katanya membuka pembicaraan.

Aku menaikkan alis kiri, tidak memahami apa yang sebenarya ia bicarakan.

“Kau tahu, cukup sulit untuk membangun komunikasi sementara kebanyakan orang www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

211

Archana Universa

terbangun saat mengetahui dirinya sedang bermimpi”

Ya. Aku tahu kalau aku sedang di alam mimpi.

“Aku memutuskan akan melanjutkan mimpiku atau terbangun”

“Jelas kau memilih untuk melanjutkan mimpimu, maka dari itu kau ada di sini” balasnya sembari mengangguk kecil.

Aku mencoba untuk tersenyum. Tapi sepertinya kelihatan aneh karena ekspresiku masih menunjukkan kebimbangan.

“Eh, bolehkan aku memelukmu?” tanyanya malu-malu.

Aku megerjapkan mata dua kali.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

212

Archana Universa

Permintaannya tidak sulit untuk kupenuhi jadi aku beringsut mendekatinya.

Dia memelukku dengan canggung. Aku tahu pelukan ini membuatnya bahagia. Tapi aku tidak tahu alasannya.

“Apa yang terjadi padamu?” tanyaku dengan nada menuntut, seolah aku boleh berlaku seperti itu padanya, seolah kami dekat.

“Tidak perlu histeris begitu! Aku tahu kalau babak belur, tapi aku tetap tampan!” serunya, berusaha berkelakar. Ia melepaskan pelukannya

“Jadi bagaimana agar aku bisa membantumu? Kau memanggilku ke sini pasti bukan tanpa alasan.

” Kuggigit bibir bawah, menunggu penjelasannya. www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

213

Archana Universa

“Ini semua karena kau melupakanku,” katanya tanpa emosi.

Aku memiringkan kepala, tak mengerti.

“Mereka pikir aku mencelakaimu, membuatmu menghilang. Yah... Aku memang mengirimmu ke masa depan, tapi bukan berarti aku mencelakaimu. Bagaimanapun aku melakukannya karena permintaanmu. Pada intinya, adik dari ibumu jadi memburuku”

“Memburu?” ulangku ngeri.

“Tapi bahkan aku tidak ingat siapa diriku di dunia ini. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku bahkan bimbang harus memercayaimu atau tidak”

Pria itu tertawa.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

214

Archana Universa

“Bahkan seandaiya aku berbohong kau tidak akan benar-benar celaka karena ini hanya mimpi”

Aku memandanginya dalam diam kemudian menghela napas panjang.

“Sebaiknya kau tidak terus-terusan mengingatkanku kalau kita sekarang sedang berada dalam mimpi atau aku akan segera bangun”

Dia memiringkan kepalanya ke sisi kiri kemudian menyunggingkan senyuman miring.

Luar biasa tampan. Kurasa aku bisa mudah jatuh cinta pada orang ini, begitu pula dengan wanita-wanita lain.

Satu kata, dia begitu... Memesona.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

215

Archana Universa

Meski begitu aku tahu sebenarnya ia harus menahan rasa sakit ketika tersenyum karena lebam di wajahnya.

“Jadi...” kataku lambat-lambat, enggan memalingkan tatapan dari wajahnya.

“Bagaimana kalau aku segera pergi saja? Kita sebaiknya tidak membuang-buang waktu”

“Ah, ucapanmu itu. Seolah waktu adalah sampah yang dapat dibuang,” ujarnya sembari terkekeh pelan. Ia kembali mengernyit kesakitan.

“Lagipula kau juga tidak tahu apa yang harus kau lakukan”

“Kau benar,” gumamku pelan.

Aku memang tidak memiliki kenangan apa-apa soal dunia ini. Aku tidak tahu apa yang www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

216

Archana Universa

menimpanya, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantunya.

Kemudian aku melihatnya, dia berusaha bangkit. Agak pincang, kakinya terluka.

Dengan sigap aku mencoba membantunya berdiri. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana selama ini ia bertahan dengan tubuh penuh luka seperti ini.

“Terima kasih,” katanya pelan, tidak lupa memberikan senyuman untukku. Senyuman yang selalui disertai dengan rasa sakit.

“Kau berkelahi?” tanyaku meminta penjelasan.

“Selalu jika mereka berhasil memergokiku saat keluar. Tapi percayalah gedung ini aman. Mereka tidak bisa mengikutiku sampai ke sini.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

217

Archana Universa

Kalau tidak benar-benar penting, aku memang tidak turun, apalagi keluar”

“Entah mengapa aku merasa harus merasa bersalah,” gerutuku pelan.

“Oh! Kau memang harus merasa seperti itu,” godanya.

“Kadang aku merasa hidupku jadi penuh tantangan sekaligus kesialan dan keberuntungan. Tapi bukankah kita semua begitu?”

Aku mengangguk dengan canggung.

Dia menghela napas sebentar. Seolah itu meredakan sedikit rasa sakit yang sedang dideritanya.

“Kurasa aku harus minta maaf padamu”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

218

Archana Universa

“Minta maaf?” sahutku sembari mengeryitkan dahi.

“Kau benar, harusnya aku tidak menghapus ingatanmu, juga ingatanku. Kupikir kita bisa memulai segalanya dengan pikiran damai ketika kita melupakan segalanya”

“Tapi ternyata mereka menemukanku tepat sebelum aku menyusulmu ke masa depan dan mengembalikan ingatanku” Dia memiringkan kepala.

“Aku merindukanmu setiap saat. Tapi kau tidak mengingatku”

“Kalau begitu, kembalikan ingatanku,” suaraku terdengar seperti permohonan.

Dia menggenggam kedua tanganku.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

219

Archana Universa

Kemudian memintaku menutup mata dan rileks.

“Aku akan melakukan transfer data sekarang”

Kemudian gambar-gambar itu berkelebat dalam kepalaku. Adik ibumu ingin menyingkirkanku agar bisa menjadi ratu”

“Di dunia ini, dunia tempat aku berasal, aku yang harusnya menjadi pemimpin, menggantikan ibu karena dunia kami menganut sistem matriarki”

Aku yang memang tidak menginginkan tahta, mendatangi Karr yang kucintai dan merencanakan kepergian kami bersama ke dunia lain.

Karr memiliki kemampuan untuk itu karena ia seorang mutan, ia sekaligus mengusulkan

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

220

Archana Universa

agar aku menghapus ingatanku dan memulai awal yang baru bersama.

Dan selama ini aku tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku memiliki kehidupan lain saat bangun.

Dunia masa depan yang telah kupilih, tanpa mengkhawatirkan Karr sedikit pun karena aku tidak mampu mengingatnya.

“Jadi aku hanya perlu menampakkan diri?” ujarku ragu-ragu.

“Dan merebut tahtamu kembali. Dengan begitu kau bisa membebaskanku,” tuturnya dengan mimik serius.

“Ngomong-ngomong aku senang kau mengingatku kembali, Ratu Luminox.”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

221

Archana Universa

Aku mengangguk-angguk, merasa janggal karena sudah lama aku tidak mendengar kata itu.

“Apa kau perlu mengantarku? Kau mungkin hanya perlu memberikan petunjuk arahnya padaku,” usulku dengan mimik penuh kekhawatiran.

Dia tersenyum, nyaris mengejek.

“Kau kan lemah soal arah. Lagipula kalau hanya mengantarmu keluar gedung, aku bisa melakukannya. Aku tidak mungkin bisa pergi terlalu jauh dari tempat persembunyianku hingga kondisi benar-benar aman, bukankah begitu?”

“Kau tidak perlu bersembunyi lagi, Karr,” aku mengingatkannya.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

222

Archana Universa

“Aku hanya berjaga-jaga, siapa tahu rencana kali ada halangan dan gagal. Mereka tidak boleh tahu aku berada di mana sampai kau berhasil mengambil posisimu kembali,” katanya sembari mengangkat bahu.

Aku mengangguk. Kata-katanya ada benarnya juga.

Kami dalam posisi lemah sekarang, berhatihati memang tidak ada salahnya.

Mungkin saja ada suruhan dari adik ibuku yang akan menghalangiku kembali ke gedung pemerintahan.

“Tapi apa kau kuat harus menuruni tangga kemudian naik kemari lagi?” tanyaku, tak yakin.

“Ada lift kok di gedung ini,” jawabnya kalem.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

223

Archana Universa

Aku menaikkan alis, tidak melihat lift saat naik tadi.

Tapi lift yang dimaksudkan memang ada.

Muncul begitu saja seolah semenjak tadi sudah berada di sana. Aku yakin sekali lift ini tidak ada saat aku naik tadi.

Liftnya sudah tua, model kuno yang penutupnya mirip jeruji-jeruji saja. Sama seperti tembok-tembok gedung, lift ini terlihat kotor dan usang.

Nampaknya aku sedikit terkejut ketika mengetahui benda tua yang lebih pantas disebut sebagai rongsokan ini dapat bekerja dengan baik.

Benda tua ini mampu menyangga kami berdua, seolah dia masih kokoh. Hanya saja

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

224

Archana Universa

gerakannya tidak halus ketika awal-awal bergerak.

“Aku jarang menggunakannya,” ungkapnya, jujur.

“Lebih banyak menghabiskan waktu di atas . Kran kamar mandi masih menyala, kemudian ada ranting pohon yang masuk ke gedung, membawakanku buah, aku juga makan daun bahkan serangga kalau kepepet”

“Kemudian listriknya?” tanyaku penasaran.

“Sepertinya ingatanmu belum sepenuhnya kembali, memang membutuhkan sedikit waktu untuk kembali seperti semula. Ratuku, aku ini ilmuwan,” ejeknya.

“elektromagnetik, listrik, aku menguasainya. Aku sudah membuat pembangkit listrik untuk lift ini, juga untuk menarik air ke atas.” www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

225

Archana Universa

Aku bisa merasakan kalau wajahku bersemu merah, merasa melupakannya adalah tindakan yang tidak pantas.

“Jangan khawatir. Aku sudah bertahan dua tahun di sini, aku akan bertahan untuk dua ribu tahun lagi”

Kami turun diiringi derak gesekan besi tua.

Aku menahan napas, seolah dengan bernapas akan membuat persembunyian ini terbongkar.

“Lurus saja, nanti setelah jembatan kau akan menemukan pasar. Aku yakin orang-orang akan mengenalimu begitu kau menampakkan diri,” pesannya ketika lift berhenti berderak.

Kami sudah sampai di lantai bawah.

“Kuharap aku berhasil.”

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

226

Archana Universa

“Itu juga yang kuharapkan. Sampai berjumpa kembali, Ratu Luminox.”

Aku melangkah keluar dari lift. Saat menoleh ke belakang, lift dan Karr sudah tidak ada. Menghilang seperti sihir, tapi aku tahu sebenarnya ini teknologi saja.

Aku tidak dapat melihat ada lift di sini, sama seperti aku tidak melihat lift saat naik tadi.

Di luar matahari bersinar terik. Mataku silau.

Ruangan dalam gedung tadi benar-benar gelap jadi aku perlu menyesuaikan diri dengan keadaan di luar sini.

Aku menunggu hingga sekelompok anak sekolah melewati gedung ini baru aku menyelinap keluar di antara semak-semak.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

227

Archana Universa

Aku tidak boleh sampai membongkar persembunyian Karr hingga aku bisa membebaskannya secara legal.

Mencabut tuduhan yang diberikan adik dari ibuku bahwa Karr mencelakaiku, membuat seluruh warga Luminox memburunya.

Begitu aku keluar dari semak-semak, pengalih perhatian karya Karr yang lain berfungsi. Tidak ada gedung tua kumuh.

Yang terlihat hanya pekarangan petani biasa yang tertata rapi.

Karr memang genius! Pantas orang-orang sulit melacaknya.

Aku tahu lokasi ini, muara sungai, ini berarti aku berada di dekat laut. Di tempat ini aku bisa melihat laut dan gunung bersamaan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

228

Archana Universa

Tidak jauh dari tempatku berada terdapat orang-orang berarak.

Dari atribut yang warga kenakan, aku menyadari bahwa hari ini perayaan Dewi Kebijaksanaan!

Dengan langkah mantap aku mendekati arakarakan itu.

Seorang anak kecil melihatku dan berseru.

“Ratu Luminox!”

Orang-orang menoleh ke arahku dan arakarakan menjadi gaduh.

Beberapa orang yang mengenaliku segera bersujud, yang lain masih antara percaya dan tidak percaya melihat ratu mereka yang hilang telah kembali.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

229

Archana Universa

“Damai di atas Luminox!” seruku sembari tersenyum.

Sang ratu berhasil kembali ke tempat asalnya sekaligus menyelamatkan orang yang paling dicintainya.

Hari ini, wanita yang jadi pahlawan.

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

230

Archana Universa

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

231

Archana Universa

www.an1mage.org https://www.facebook.com/groups/an1magenovel/

232

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.