kombucha coffe

September 21, 2017 | Autor: Surti Kharisma | Categoria: Biochemistry
Share Embed


Descrição do Produto

6



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metabolisme Karbohidrat
Kebanyakan karbohidrat dicerna dalam bentuk polisakarida (pati dan glikogen) , untuk menjadi dapat diabsorbsi harus dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu disakarida (sukrosa dan laktosa) dan monosakarida (glukosa dan fruktosa). Enzim amilase dalam saliva, disekresi dalam rongga mulut, dan amilase pankreas merupakan enzim pertama yang bekerja untuk memecah rantai glukosa menjadi lebih sederhana, namun enzim ini tidak mampu benar-benar memecah pati dan glikogen menjadi glukosa monomer (monosakarida). Enzim ini hanya mampu memecah polisakarida menjadi disakarida atau polisakarida dengan rantai yang lebih pendek yang disebut limit dextrin.15
Selain enzim amilase, enzim yang berpengaruh dalam pemecahan karbohidrat menjadi bentuk ang lebih sederhana adalah enzim yang terdapat di permukaan usus kecil, yaitu brush border enzymes yang meliputi limit dextrinase, glukoamilase, sukrase, laktase dan maltase. Semua enzim tersebut akam memecah bentuk karbohidrat yang telah disederhanakan oleh amilase menjadi bentuk yang paling sederhana sehingga dapat diabsorbsi. Setelah terjadi pemecahan karbohidrat menjadi molekul yang paling sederhana, dengan bantuan transport protein yang terletak sekitar enzim tersebut terjadilah absorbsi glukosa kedalam usus.15


Gambar 2.1 Metabolisme Krbohidrat
Setelah diabsorbsi kedalam usus, glukosa akan diabsorbsi ke pembuluh darah secara transport aktif oleh sodium-linked secondary active transport.15

2.2 Diabetes Mellitus (DM)
2.2.1 Pengertian Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemi atau kadar gula darah berlebihan yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ pankreas dalam memproduksi insulin, atau ketidakmampuan tubuh dalam menggunakan insulin yang sudah tersedia atau dikarenakan keduanya.16 Penyakit dengan gejala khas berupa polifagi, polidipsi, poliuri, penurunan barat badan, dan lesu ini dapat ditegakkan setelah ditemukannya gejala khas disertai kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau kadar gula darah puasa >126 mg/dl.17
2.2.2 Klasifikasi dan Etiologi DM
DM dibagi dalam 2 klasifikasi yang meliputi IDDM (Insuline Dependent Diabates Mellitus) atau DM yang tergantung dengan insulin dan NIDDM (Non Insuline Dependent Diabetes Mellitus) atau DM yang tidak tergantung insulin.16,18 Klasifikasilain yang digunakan saat ini adalah DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1/ IDDM ditandai dengan adanya penurunan kadar insulin yang disebabkan oleh destruksi sel beta-pankreas. Pasien dengan DM tipe 1 ini memerlukan insulin untuk tetap bertahan hidup.18 DM tipe 2 / NIDDM merupakan bentuk DM yang paling sering ditemukan dan ditandai oleh gangguan sekresi serta kerja insulin. Mayoritas pasien DM tipe ini tidak tergantung pada insulin, dan sering didapat pada usia dewasa.18,19
Etiologi pada DM telah sesuai dengan klasifikasi yang ada. DM tipe 1 disebabkan kerena kerusakan dari sel beta-pankreas sehingga sering juga disebut sebagai penyakit autoimun, sedangkan untuk DM tipe 2 yang kebanyakan didapat saat usia dewasa, etiologi yang berpengaruh meliputi faktor genetik, usia, pola hidup yang tidak teratur, dan kurangnya aktivitas fisik.19
2.2.3 Kriteria Diagnosis
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) membagi alur diagnosis DM menjadi dua bagian besar yaitu berdasarkan ada atau tidaknya gejala khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia, dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Gejala tidak khas DM terdiri dari lemas, kesemutan, luka sulit sembuh, gatal, mata kabur.17 Apabila ditemukan gejala khas DM beserta pemeriksaan glukosa darah tidak normal maka sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka perlu dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan hasil yang tidak normal sekurang – kurangnya sebanyak dua kali pemeriksaan.17
Menurut American Diabetes Association (ADA) DM dapat ditegakkan apabila ditemukan kriteria sebagai berikut17:
Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM Menurut ADA 201017


Pada tabel 2.1 terdapat pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), untuk memenuhi salah satu kriteria diagnosis DM. Berikut adalah cara pemeriksaan TTGO menurut World Health Organization (WHO)17 :
Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari – hari dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Berpuasa paling sedikit selama 8 jam sebelum memulai pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.
Diperiksa glukosa darah puasa.
Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit.
Berpuasa kembali untuk pemerisaan glukosa darah 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai.
Diperiksa glukosa darah setelah 2 jam puasa.
Hasil pemeriksaan glukosa darah setelah 2 jam pasca pemberian pembebanan dibagi menjadi 3 yaitu apabila hasil glukosa darah < 140 mg/dl, maka dinyatakan normal ; 140 - 200 mg/dl dinyatakan DM.17
2.2.4 Patofisiologi DM
Proses terjdinya DM tergantung pada etiologi yang mendasarinya. Etiologi pada tiap tipe DM tentu berbeda. Pada DM tipe 1 (IDDM), terdapat defisinsi insulin absolut, sehingga pasien membutuhkan sulplai insulin dari luar.16,18 Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan sel beta pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin.16,18 Hal ini dipengaruhi oleh proses autoimun, yang pada keadaan tertentu dipicu oleh infeksi virus.16 Pulau pankreas diinfiltrasi oleh limfosit T dan dapat ditemukan autoantibodi terhadap jaringan pulau (ICA) dan insulin autoantibodi (IAA). Setelah kematian sel beta, ICA akan menghilang kembali. Hal ini sering terjadi pada pembawa antigen HLA tertentu (HLA-DR3 dan HLA-DR4) . Hal ini menandakan adanya disposisi genetik.16
Pada DM tipe 2 (NIDDM), disposisi genetik juga berperan penting, namun pada DM tipe ini terjadi defisiensi insulin relatif, sehingga pasien tidak mutlak bergantung pada insulin.16 Dalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal oleh sel beta pankreas dalam 2 fase. Sekresi fase 1 adalah sekersi yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, hal ini diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang bisasnya meningkat tajam segera setelah makan.17 Selanjutnya sekresi fase 2, hal ini berfungsi untuk pengaturan glukosa darah setelah fase 1 berakhir. Sekresi fase 2 ini berlangsung relatif lebih lama.17
Gangguan produksi maupun sensitivitas reseptor insulin akan menyebabkan gangguan pada metabolisme glukosa. Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi diawali oleh kelainan pada sekresi insulin fase 1.17 Kelainan pada sekresi insulin fase 1 akan menyebabkan hiperglikemia akut postprandial, yang akan menyebabkan peningkatan kinerja sekresi insulin fase 2.17 Pada tahap awal tubuh masih dapat melakukan kompensasi pada perubahan yang terjadi.17 Setelah mekanisme kompensasi tidak adekuat lagi akan terjadi dekompensasi yang menyebabkan terjadinya keadaan yang disebut prediabetic state. Pada tahap ini tubuh mengalami defisiensi insulin relatif.17 Maksud dari defisiensi insulin relatif adalah pelepasan insulin dapat saja normal atau bahkan meningkat, namun sensitivitas reseptor insulin pada organ target berkurang.16 Selain adanya defisiensi relatif insulin, penyebab lain dari DM adalah resistensi insulin. Hal ini dapat terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan pengeluaran energi, sehingga terjadi penumpukkan asam lemak dalam darah yang akan menyebabkan penurunan penggunaan glukosa di otot dan jaringan lemak. Hal ini memicu terjadinya resistensi insulin yang memaksa peningkatan pelepasan insulin.16,17
Gangguan metabolisme glukosa mempengaruhi kadar glukosa dalam darah. Pada keadaan ini terjadi hiperglikemi. Hiperglikemi yang terjadi baik secara kronis maupun akut yang terjadi berulang-ulang akan memberi dampak buruk yang dalam jangka panjang akan menimbulkan komplikasi dari diabetes.17 Beberapa komplikasi yang dapat muncul diantaranya adalah katarak, polineuropati, mikroangiopati, retinopati, makroangiopati, dll.16
2.2.5 Pengobatan DM
Pedoman dalam pengobatan DM adalah berpegangan pada pilar penatalaksanaan DM yang dimulai dengan pemberian edukasi, perencanaan makan/ terapi nutrisi, kegiatan jasmani, dan penurunan berat badan. Bila langkah – langkah pendekatan dengan pilar penatalaksanaan DM belum berhasil dalam pengendalian DM, maka diperlukan penatalaksanaan dengan medikamentosa.20
Untuk penatalaksanaan medikamentosa DM akan digunakan OAD oral yang dibagi dalam 5 golongan yaitu : sulfonylurea, meglitinid, biguanid, penghambat alfa-glikosidase, dan tiazolidinedion.7
Sulfonilurea
Sulfonilurea terdiri dari 2 golongan. Golongan pertama atau disebut juga generasi 1 terdiri dari tolbutamid, tolazamid, asetoheksimid, dan klorpropamid. Generasi 2 terdiri dari glibenklamid, glipizid, glikazid, dan glimiperid.Mekanisme kerja dari obat golongan ini adalah merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel beta pankreas, maka dari itu obat ini sering juga disebut sebagai secretagogues.7 Obat ini akan berinteraksi dengan ATP-sensitiv K channel pada sel-sel beta pankreas yang akan menyebabkan depolarisasi membran, sehingga membuka kanal Ca.7,20 Dengan terbukanya kanal Ca, maka Ca++ akan masuk ke sel beta, dan merangsang pengeluaran insulin dari granula yang berisi insulin. Pada penggunaan jangka panjang atau dosis yang besar dapat menyebabkan hipoglikemia.7,20 Berbagai sulfonilurea mempunyai sifat kinetik berbeda. Absorbsi melalui saluran cerna cukup efektif.7 Untuk mencapai kadar optimal di plasma, sulfonilurea dengan masa paruh pendek akan lebih efektif bila diminum 30 menit sebelum makan.7 Masa paruh dan metabolisme sulfonilurea sangat bervariasi. Sulfonilurea generasi 2 memiliki potensi hipoglikemia yang 100 kali lebih besar dari generasi 1. Waktu paruh pada sulfonilurea generasi 2 rata-rata 3-5 jam, sedangkan pada sulfonilurea generasi 1 waktu paruh berkisar 4-7 jam.7 Meskipun memiliki waktu paruh lebih pendek, sulfonilurea generasi 2 memiliki efek hipoglikemi yang cukup panjang yaitu 12-24 jam.7 Maka sering cukup diberikan 1x sehari.Semua sulfonilurea dimetabolisme di hepar dan diekskresi di ginjal. Sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan hepar atau ginjal.7
Karena merupakan bagian dari golongan sulfonilurea, maka mekanisme kerja yang dimiliki pun sama tidak jauh bereda, sebagai secretagogues.7 Glibenklamid memiliki efek hipoglikemik yang poten (200 kali lebih kuat dari tolbutamid).22 Waktu paruh pada sulfonilurea generasi 2 rata-rata 3-5 jam.7 Meskipun memiliki waktu paruh lebih pendek, sulfonilurea generasi 2 memiliki efek hipoglikemi yang cukup panjang yaitu 12-24 jam.7 Maka sering cukup diberikan 1x sehari. Semua sulfonilurea dimetabolisme di hepar dan diekskresi di ginjal.7 Dosis awal yang biasa digunakan adalah 2,5 mg/hari dan dosis pemeliharaan rata-rata 5-10 mg/hari yang diberikan sebagai dosis tunggal.22
Meglitinid
OAD yang termasuk dalam golongan meglitinid adalah repaglinid dan nateglinid.Mekanisme kerja meglitinid hampir sma dengan sulfonilurea, yaitu merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-independent di sel beta pankreas.7 Pada pemberian oral absorbsinya cepat dan kadar puncak dicapai dalam waktu 1 jam. Waktu paruhnya 1 jam, maka harus diberikan lebih dari 1 kali dalam sehari, sebelum makan.Obat ini dimetabolisme di hati dan ginjal. Efek samping utama adalah hipoglikemi dan gangguan saluran pencernaan.7
Biguanid
Terdapat 3 jenis OAD dari golongan biguanid yaitu : fenformin, buformin, dan metformin. Namun dari ketiga obat ini yang paling sring digunakan adalah metformin.Mekanisme kerja dari biguanid tidak merangsang sekresi insulin maupun menyebabkan hipoglikemi. Metformin menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Hal ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel. Metformin oral akan mengalami absorbsi di saluran cerna, dalam darah tidak terikat protein plasma, ekskresi melalui urin dan waktu paruhnya 2 jam. Obat diminum pada saat makan.7
Efek samping yang dapat timbul adlah hampir 20% dari pengguna metformin mengalami mual, muntah, diare, dan kecap logam (metalic taste). Obat ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil, pasien dengan penyakit hepar berat, pasien dengan penyakit ginjal yang disertai uremia dan penyakit jantung kongestif juga penyakit paru dengan hipoksia kronik.7
Penghambat Enzim alfa Glioksidase
Obat golongan penghambat enzim a-glikosidase ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida (starch), dekstrin, dan disakarida di intestin.7 Dengan menghambat kerja enzim a-glikosidase di brush border intestin,dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.7 Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia.7 Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi.7 Obat golongan ini diberikan pada waktu mulai makan, dan absorpsi buruk.7 Akarbose merupakan oligosakardia yang berasal dari mikroba, dan miglitol suatu derivat desoksi nojirimisin, secara kompetitif juga menghambat glukomilase dan sukrase, tetapi efeknya pada a-amilase pankreas lemah.5 Kedua preparat dapat tipe 2 dengan hiperglisemia yang hebat dapat menurunkan HbA1c secara bermakna.7 Efek samping yang bersifat dose-dependent, al.malabsorpsi, flatulen, diare, dan abdominal bloating.7 Untuk mengurangi efek samping ini sebaiknya dosis dititrasi. Akarbose paling efektif bila diberikan bersama makanan yang berserat, mengandung polisakarida, dengan sedikit kandungan glukosa dan sukrosa.7
Tiazolidinedion
Tiazolidinedion merupakan aktivator Peroxisome Ploriferator-Activated Receptorgamma (PPAR gama) yang poten yang mempunyai efek baik pada metabolisme karbohidrat maupun lemak, disamping dapat menghambat pembentukan TNF alfa dan inhibitor plasminogen aktifator -1 (PAI-1).7 Pioglitazone yang merupakan golongan Thiazolidinedione. Pioglitazone, suatu obat anti-hiperglikemia oral merupakan golongan Thiazolidinesiones, yakni suatu aktivator PPAR gamma yang poten yang bekerja melalui ekpresi gen yang mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak tanpa merangsang sekresi insulin pankreas. Secara klinis pioglitazone mempunyai keuntungan dibandingkan obat hipoglikemik oral lainnya karena disamping dapat menurunkan gula darah puasa, HbA1C, dan insulin puasa, juga dapat memperbaiki resitensi insulin, menurunkan trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol HDL.7

2.3 Hormon Insulin
2.3.1 Sifat Kimia dan Sintesis Insulin
Insulin merupakan protein yang memiliki struktur terdiri atas dua rantai asam amino, yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida.23 Struktur insulin yag lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.1


Gambar 2.1 Struktur Insulin24
Insulin disintesis oleh sel – sel beta pankreas dengan cara yang mirip dengan sintesis protein.18,24 Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga membentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung dalam sel tersebut. Proinsulin akan diurai menjadi insulin dan peptida yang keduanya telah siap untuk disekresikan.24
2.3.2 Pembentukkan dan Sekresi Insulin
Seperti yang telah dibahas pada poin sebelumnya, sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin akan dipecah menjadi proinsulin yang kemudian akan dihimpun atau disimpan pada gelembung atau vesikel dalam sel tersebut.24
Setelah disintesis, maka insulin akan disekresikan. Sekresi insulin dapat terjadi ketika kadar glukosa darah meningkat, konsumsi obat – obatan tertentu, dll. Mekanisme sekresi insulin terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah glukosa melewati sel. Untuk dapat melewati sel beta pankreas, dibutuhkan Glucose Transport (GLUT). GLUT adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berfungsi sebagai `kendaraan` pengangkut glukosa dari luar kedalam sel. Tahap selanjutnya adalah proses glikolisis yang akan mengasilkan atau membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk mengaktifkan penutupan channel K pada membran sel yang akan menyebabkan terbukanya channel Ca sehingga menyebabkan sekresi dari vesikel – vesikel yang mengandung insulin.24

Gambar 2.2 Sekresi Insulin (Kramer 95)24

2.4 Aloksan Monohidrat
Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 5,6-dioksiurasil) adalah suatu substrat yang secara struktural adalah derivat pirimidin sederhana yang merupakan senyawa hidrofilik tidak stabil dan memiliki waktu paruh selama 1,5 menit pada pH 7,4 dan suhu 37oC.1,2

Gambar aloksan

Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada binatang percobaan . Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada binatang percobaan.1,2,3 Aloksan dapat diberikan secara intravena, intraperitoneal, atau subkutan pada binatang percobaan.2,3
Aloksan bersifat toksik selektif terhadap sel beta pankreas yang memproduksi insulin karena terakumulasinya aloksan secara khusus melalui transporter glukosa yaitu GLUT 2. Aksi sitotoksik aloksan dimediasi oleh radikal bebas yang dibentuk oleh reaksi redoks. Menurut SZKUDELSKI (2001), aloksan di dalam tubuh mengalami metabolisme oksidasi reduksi menghasilkan radikal bebas dan radikal aloksan. Radikal ini mengakibatkan kerusakan pada sel beta pankreas.(suarsana et al...) Aloksan dan produk reduksinya, asam dialurik, membentuk siklus redoks dengan formasi radikal superoksida. Radikal ini mengalami dismutasi menjadi hydrogen peroksida. Radikal hidroksil dengan kereaktifan yang tinggi dibentuk oleh reaksi Fenton. Aksi radikal bebas dengan rangsangan tinggi meningkatkan konsentrasi kalsium sitosol yang menyebabkan destruksi cepat sel beta. Pada pulau Langerhans terlihat pengurangan jumlah massa sel, beberapa pulau Langerhans mengalami kerusakan, dimana ukuran menjadi lebih kecil bahkan ada yang hancur dan menghilang.25
Faktor lain selain pembentukan oksigen reaktif aloksan menyebabkan kerusakan membran sel beta dengan meningkatkan permeabilitas sel dan gangguan homeostatis kalsium intraseluler. Efek tersebut diikuti oleh beberapa kejadian yaitu influks kalsium dari cairan ekstraseluler, mobilisasi kalsium dari simpanannya secara berlebihan, dan eliminasinya yang terbatas dari sitoplasma. Influks kalsium akibat aloksan tersebut mengkaibatkan depolarisasi sel β Langerhans, lebih lanjut membuka kanal kalsium yang menyebabkan semakin menambah masuknya ion kalsium ke sel. Pada kondisi tersebut, konsentrasi insulin meningkat sangat cepat, dan secara signifikan mengakibatkan gangguan pada sensitivitas insulin perifer dalam waktu singkat.3
Meningkatnya kadar glukosa darah pada pemberian aloksan dapat disebabkan oleh dua proses yaitu terbentuknya radikal bebas dan kerusakan permeabilitas membran sel sehingga terjadi kerusakan sel beta pankreas. Efek ini spesifik untuk sel beta pankreas sehingga aloksan dengan konsentrasi tinggi tidak berpengaruh terhadap jaringan lain.6


2.5 Kombucha Coffee
Minuman kopi yang dihidangkan dalam bentuk fermentasi dengan inokulum Kombucha yang kemudian dikenal dengan Kombucha coffee (KC).12
2.5.1 Kopi
Kopi merupakan salah satu bahan minuman yang tidak mengandung alkohol, sebagai bahan campuran permen, dan sebagai market bagi praktek – praktek kedokteran. Ditinjau dari segi pemanfaatannya minuman kopi dapat merangsang pernafasan, menghilangkan rasa kantuk, sebagai penyegar badan dan pikiran. Oleh karena itu minuman kopi merupakan salah satu minuman yang banyak digemari orang di seluruh dunia, biasanya dihidangkan dalam kondisi yang segar. Beberapa kandungan senyawa yang terkandung dalam kopi adalah kafein, asam klorogenat, asam kafeat, hydroxyhydroquinolon, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dll. Untuk kandungan dan fungsi kopi lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2.
2.5.2 Kombucha Coffee (KC)
Kultur kombucha bukanlah kultur murni tetapi merupakan sejenis kultur simbiotik antara bakteri dan khamir. Kombinasi bakteri dan khamir ini selanjutnya disebut SCOBY (Symbiotic Culture of Bactery and Yeast) terdiri dari beberapa bakteri dan khamir (gambar 2.3). Bakteri yang paling berperan adalah Acetobacter xylinum dan beberapa khamir yang akan melakukan proses fermentasi dan oksidasi. Acetobacter xylinum hanya dapat melangsungkan fermentasi pada kondisi aerob karena bakteri tersebut bersifat aerobik sejati. Semakin lama waktu fermentasi, maka akan membuat aroma cairan kopi itu menjadi semakin beraroma asam yang pekat atau menyengat. Kultur tersebut akan mengubah gula menjadi alkohol serta memproduksi zat-zat penting, kandungan kimia yang terdapat pada kombucha antara lain vitamin B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), B3 (Niasin), B6 (Piridoksin), B12 (Sianokobalamin), B15, vitamin C, alkohol, asam folat, asam glukoronat, asam asetat, asam klorogenat, asam amino, tannin, katekin dan enzim serta antibiotik.
Tabel 2.2 kandungan dan manfaat senyawa kopi



Gambar 2.3 jamur kombucha
Fermentasi cairan kopi oleh kombucha akan menghasilkan dua macam produk yaitu nata dan cairan kopi hasil fermentasi yang disebut dengan Kombucha Coffee(KC) kandungan senyawa yang terkandung tidak jauh berbeda dari kopi dan kombucha yang memfermentasinya. Senyawa yang terkandung diantaranya kafein, asam klorogenat, tanin, katekin, alkohol, dan berbagai macam zat lainnya yang terkandung pada kultur kombucha.12,26Asamklorogenat yang ada mengurangi efek kafein. Selain itu, asam klorogenat juga berperan sebagai antioksidan yang dapat melawan molekul-molekul radikal bebas perusak sel.
Cairan kopi diperoleh dari kopi bubuk dan gula yang diseduh dengan air panas, dan difermentasikan dengan jamur kombucha selama 12 hari di tempat yang tidak terkena matahari langsung.
Tannin, katekin, dan asam klorogenat yang terkandung dalam KC memiliki fungsi yang berpengaruh terhadap kadar glukosa darah. Tannin merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam senyawa polifenol (Deaville et al., 2010). Tanin mempunyai kemampuan mengendapkan protein, karena tanin mengandung sejumlah kelompok ikatan fungsional yang kuat dengan molekul protein yang selanjutnya akan menghasilkan ikatan silang yang besar dan komplek yaitu protein tanin, selain membentuk komplek dengan protein bahan pangan, tanin juga berikatan dengan protein mukosa sehingga mempengaruhi daya penyerapan terhadap nutrien sehingga dalam hal ini tannin akan mempengaruhi penyerapan glukosa dari usus. Katekin merupakan golongan flavonoid yang merupakan produk alami yang terdapat dalam tumbuhan. Selain sebagai antioksidan, fungsi lain dari katekin adalah sebagai antidiabetes karena dapat meningkatkan sekresi insulin dengan cara meregenerasi sel beta pankreas dan meningkatkan uptake ion kalsium. Katekin juga berperan untuk menghambat absorbsi glukosa dari usus dengan cara menghambat GLUT 2 pada mukosa usus, sehingga kadar glukosa darah menurun.

Gambar 2.4 Kombucha Coffee

Asam klorogenat bekerja menghambat hidrolisis enzim glukosa 6 phospat, sehingga pada akhirnya akan menyebabkan penurunan jumlah glukosa yang diabsorbsi yang akan berpengaruh pada KGD. Selain itu asam klorogenat juga termasuk dalam senyawa antioksidan yang dapat menghambat aktivitas radikal bebas.











2.6 Kerangka Pemikiran
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi manusia. Biasanya karbohidrat dicerna dalam bentuk polisakarida, dan untuk dapat masuk ke dalam pembuluh darah, karbohidrat mengalami proses pemecahan dengan bantuan beberapa enzim untuk dapat berubah menjadi bentuk yang paling sederhana, yaitu glukosa. Pada orang normal, glukosa yang meningkat dalam darah akan merangsang sekresi insulin, sehingga glukosa dalam darah akan masuk ke dalam sel – sel. Namun, pada orang dengan kondisi pankreas yang tidak dapat memproduksi insulin karena suatu penyakit/autoimun atau pada orang dengan gangguan sensitivitas reseptor insulin akan terjadi gangguan metabolisme glukosa. Hal ini menimbulkan kondisi hiperglikemia dan penyakitnya disebut diabetes melitus (DM).
Sampai saat ini telah ditemukan pengobatan untuk mengatasi penyakit DM. Salah satu cara pengobatan DM adalah dengan pemberian obat oral DM. Terdapat 5 golongan obat DM diantaranya adalah sulfonylurea, meglitinid, biguanid, penghambat alfa-glikosidase, dan tiazolidinedion.7 Salah satu obat DM yang digunakan adalah golongan penghambat alfa-glikosidase contohnya akarbose. Akarbose dapat memperlambat absorpsi polisakarida (starch), dekstrin, dan disakarida di intestin dengan menghambat kerja enzim a-glikosidase di brush border intestin, sehingga dapat mencegah peningkatan glukosa. Namun, kini banyak orang yang mencari pengobatan alternatif yang berbahan dasar alami karena diduga lebih aman.
Kombucha coffee (KC) merupakan suatu minuman sehat karena mengandung berbagai macam zat yang bermanfaat untuk tubuh. Kopi yang difermentasi jamur kombucha ini mengandung tanin, katekin, asam klorogenat, dan zat lainnya yang berpotensi untuk menurunkan kadar glukosa darah. Tanin bekerja untuk menghambat penyerapan glukosa di usus dengan cara membentuk lapisan endapan protein di mukosa usus. Katekin bekerja dengan cara meregenerasi sel beta pankreas dan meningkatkan uptake ion kalsium dan menghambat absorbsi glukosa dari usus dengan cara menghambat GLUT 2 pada mukosa usus, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Sedangkan asam klorogenat bekerja sebagai antioksidan yang dapat menangkal kerja dari radikal bebas dan membantu mempertahankan vitalitas sel beta pankreas yang masih utuh.











2.7 Premis Penelitian
Adapun premis penelitian yaitu :
KC dapat menjadi minuman sehat yang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah, kadar kolesterol dan kadar asam urat darah.(optimasi cairan kopi dg kultur kombucha, tuti rahayu, kc 2007)
Kombucha tea (KT) merupakan minuman sehat yang telah terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan KT dan KC tidak jauh berbeda.(kt thd kgd 2013, optimasi cairan kopi dg kultur kombucha, tuti rahayu, kc 2007)
KC berbahan dasar kopi. Pemberian kopi dapat berdampak pada penurunan kadar glukosa darah
KC mengandung tannin. Tanin berikatan dengan protein di usus dan menghambat menyerapan glukosa. tannin1,
KC mengandung katekin. Katekin meregenerasi sel beta pankreas dan menghambat GLUT 2 pada mukosa usus.
Menurut penelitian Tuti Rahayu, pemberian KC yang paling banyak menurunkan kadar kolesterol darah adalah 2,7 ml.(ktkc)
Penelitian mengenai pengaruh pemberian KC terhadap kadar glukosa darah belum ada, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan KC sebanyak 2,7 ml.




2.8 Hipotesis
Berdasarkan premis penelitian, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
KC dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (Rattus novergicus).
KC dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih banyak dari akarbose.





5

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.