PPB acara 1

July 24, 2017 | Autor: Rasurya Ismi | Categoria: Sustainable agriculture, Agriculture
Share Embed


Descrição do Produto

I. PROSESING DAN PENYIMPANAN BENIH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pengolahan benih atau prosesing dan penyimpanan suatu kegiatan di
antara kegiatan lainnya dalam teknologi benih memiliki arti yang sangat
penting. Prosesing dan penyimpanan benih merupakan cara untuk
mempertahankan viabilitas yang maksimum selama mungkin, sehingga
simpanan energi yang dimiliki benih tidak menjadi bocor dan benih
mempunyai cukup energi untuk tumbuh pada saat ditanam. Maksud dari
penyimpanan benih di waktu tertentu adalah agar benih dapat ditanam
pada waktu yang diperlukan dan untuk tujuan pelestarian benih dari
sesuatu jenis tanaman. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk
menjamin persediaan benih yang bermutu bagi suatu program penanaman
bila diperlukan.

Penyimpanan benih atau kelompok benih (lot benih) diharapkan dapat
mempertahankan kualitas benih dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
lamanya penyimpanan. Benih juga mempunyai umur (jangkauan umur) artinya
bahwa suatu ketika benih juga akan mati. Sangat penting untuk
mengetahui berapa lama benih dapat disimpan sebelum digunakan.
Seringkali umur benih dikaikan dengan daya simpan benih. Durasi atau
lamanya penyimpanan benih akan sangat tergantung kepada sifat dormansi
benih. Benih-benih dengan sifat dorman yang lama, maka akan memiliki
peluang untuk disimpan lama. Benih-benih ortodoks yang memiliki ciri
masa dormansi yang lama, sehingga jenis-jenis benih tersebut dapat
disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan
jenisbenih yang semi rekalsitran dan rekalsitran yang prosesing dan
penyimpanananya harus sesuai dengan kadar air kritis pada benih
sehingga embrio terjaga untuk tetap hidup. Oleh karena itu, hal
tersebut akan dibahas lebih lanjut pada praktikum prosesing dan
penyimpanan benih ini.




2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari adanya Praktikum Prosesing dan Penyimpanan benih ini
adalah :

a. Untuk mengetahui cara prosesing benih

b. Untuk mengetahui cara penyimpanan benih

B. Tinjauan Pustaka

Benih jeruk merupakan benih poliembrioni yang berasal dari
jaringan integument dan nusellus. Jaringan nusellus dari Citrus bisa
digambarkan seperti kumpulan jaringan juvenile yang memiliki kemampuan
regenerasi yang tinggi. Jeruk (Citrus sp) merupakan salah satu genus dari
famili Rutaceae yang mempunyai nilai ekonomi paling tinggi. Keragaman
genetik jeruk sangat tinggi, yang ditunjukkan oleh tingginya unit
taksonomi (spesies dan hibrida)
(Kamil 2004).
Jagung (Zea mays L) merupakan tanaman yang mempunyai batang
berbentuk bulat. Jagung memiliki hasil utama biji yang digunakan sebagai
salah satu makanan pokok di Indonesia. Sehingga jagung merupakan
komoditas penting dalam industri pangan, kimia maupun industri
(Harsono dsn Tjahjo 2006),
Penyimpanan merupakan salah satu mata rantai terpenting dalam
rangkaian kegiatan teknologi benih. Tujuan utama penyimpanan benih adalah
untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang
mungkin. Selain itu, tujuan penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan
mutu fsiologis benih selama periode penyimpanan dengan menghambat
kecepatan kemunduran benih (deteriorasi) (Sutopo 2008).
Penyimpanan mempunyai arti luas, salah satunya dapat diartikan
bahwa penyimpanan disini ialah sejak benih itu mencapai kematangan
fisiologisnya sampai ditanam, dapat pada tanaman, digudang, atau dalam
rangka pengiriman benih itu ketempat, daerah yang memerlukannya. Selama
dalam penyimpanan ini, karena pengaruh beberapa faktor, keadaan atau mutu
benih akan mengalami kemunduran atau deterioration. Beberapa kegiatan
atau perlakuan-perlakuan terhadap benih bukanlah untuk mencegah
terjadinya deterioration tersebut, melainkan hanya untuk mengurangi
kecepatannya terjadi kemunduran (Purwanti et al. 2004).

Selama dalam penyimpanan ini, karena pengaruh beberapa faktor,
keadaan atau mutu benih akan mengalami kemunduran atau deterioration.
Beberapa kegiatan dan atau perlakuan-perlakuan terhadap benih bukanlah
untuk mencegah terjadinya deterioration tersebut, melainkan hanya untuk
mengurangi kecepatannya terjadi kemunduran. Pengeringan merupakan salah
satu cara untuk mengatasi kemunduran mutu benih (Dina et al. 2006).
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau
disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi
mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin karena
musim berbuah tidak selalu sama. Tujuan penyimpanan yaitu menjaga biji
agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi), melindungi
biji dari serangan hama dan jamur. Ada dua faktor yang penting selama
penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat
dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu
dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga. Untuk
itu perlu runag khusus untuk penyimpanan benih (Fuat 2011).

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara Prosesing dan Penyimpanan Benih dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 3 Oktober 2013 pukul 10.30-12.30 WIB bertempat di
Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain :

1) Pisau

2) Gelas Aqua

3) Nampan

4) Petridish

5) Kertas buram

6) Seed moisture tester.

b. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini, antara lain :

1) Biji jagung (Zea mays)

2) Biji jeruk (Citrus sp)

3) Abu dapur

3. Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini, antara lain :

a. Prosesing Benih

1) Memisahkan antara biji dengan buah,malai dengan tongkol dengan
cara membelah buah, mengupas, memipil dan sebagainya.

2) Menghilangkan pulp yang menempel pada biji

b. Penyimpanan Benih

1) Mengukur kadar air benih sebelum dan sesudah dilakukan
penyimpanan

2) Menyimpan benih ortodoks pada kertas yang dibungkus, disimpan di
tempat yang kering selama 1bulan.

3) Menghitung daya kecambah sebelum dan sesudah penyimpanan, dan
mengamati kapan saat muncul tunas.

4) Menyimpan benih rekalsitran pada wadah yang berisi abu dapur
selama 1 bulan.

5) Menghitung daya kecambah sebelum dan sesudah penyimpanan dan
mengamati kapan saat tunas muncul.

6) Menyimpan benih rekalsitran dan ortodoks pada sistem curah selama
1 bulan, menghitung daya kecambah sebelum dan sesudah
penyimpanan,

4. Pengamatan yang dilakukan

Hal-hal yang diamati ketika praktikum antara lain : kadar air
benih sebelum dan sesudah penyimpanan, kondisi benih, KK dan DK.

D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Prosesing dan Penyimpanan Benih Jagung (Zea
mays) dan Jeruk (Citrus sp.)
"Bahan "Perlakuan"Penyimpanan "Jumlah "Kadar "Kondisi "KK "DK "
" " " "Biji "Air "Benih "(%) "(%) "
" " " " "Benih " " " "
"Jagung "Kertas "Sebelum "5 "32,3 "Normal "0 "100 "
"(Zea " " " " " " " "
"mays) " " " " " " " "
" " "Sesudah "5 "11,06 "Normal "100 "100 "
" "Curah "Sebelum "5 "32,3 "Normal "0 "100 "
" " "Sesudah "5 "11,05 "Normal "100 "100 "
"Jeruk "Abu dapur"Sebelum "5 "31,23 "Normal "0 "0 "
"(Citrus" " " " " " " "
"sp.) " " " " " " " "
" " "Sesudah "5 "10,8 "Normal "0 "0 "
" "Curah "Sebelum "5 "31,23 "Normal "0 "0 "
" " "Sesudah "5 "10,1 "Normal "0 "0 "


Sumber : Laporan Sementara

" " "
"Gambar 1.1 Perkecambahan "Gambar 1.2 Perkecambahan "
"Benih Jagung Setelah "Benih Jeruk Sesudah "
"Penyimpanan "Penyimpanan "


Sumber : Dokumentasi


Analisa Data :


a. Jagung (Zea mays) pada Perlakuan Kertas

1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 0%

2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 100%

3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 0%

4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 100%

b. Jagung (Zea mays) pada Perlakuan Curah
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 0%

2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 100%

3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 0%

4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 100%

c. Jeruk (Citrus sp.) pada Perlakuan Abu Dapur
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 0%

2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 0%

3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 0%

4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 0%

d. Jeruk (Citrus sp.) pada Perlakuan Curah
1) Daya Kecambah (DK) Sebelum Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 0%

2) Daya Kecambah (DK) Setelah Penyimpanan
DK =

= x 100%

= 0%

3) Kecepatan Kecambah (KK) Sebelum Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 0%

4) Kecepatan Kecambah (KK) Setelah Penyimpanan
KK =

= x 100%

= 0%




2. Pembahasan
Prosesing benih meliputi kegiatan yang dilakukan oleh petani
setelah benih tersebut dipanen dan sebelum disimpan, yaitu meliputi
pengumpulan benih, pembersihan, pengeringan, sortasi, grading dan
kegiatan-kegiatan khusus lainnya (Sutopo 2002). Selama dalam
penyimpanan, kadar air benih merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi daya simpan benih. Oleh karena itu, pada waktu panen
diusahakan benih yang dipanen merupakan benih yang telah masak
fisiologis, dengan kadar air rendah, atau jika pada waktu panen kadar
air masih tinggi, maka benih tersebut harus segera dikeringkan
terlebih dahulu sebelum akhirnya disimpan.
Menurut Sutopo (2008), bahwa penyimpanan merupakan salah satu
mata rantai terpenting dalam rangkaian kegiatan teknologi benih.
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas
benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin. Selain itu,
tujuan penyimpanan benih lainnya adalah untuk mempertahankan mutu
fisiologis benih selama periode penyimpanan dengan menghambat
kecepatan kemunduran benih (deteriorasi).
Kadar air yang tinggi pada waktu panen dapat mempengaruhi daya
simpan benih, karena benih ini mudah mengalami kerusakan pada waktu
panen, perontokan, pengolahan dan penanganan lebih lanjut. Pada waktu
benih diproses kadar air benih dikurangi hingga tahap tertentu yang
aman untuk penyimpanan. Penurunan kadar air benih ini bertujuan untuk
menekan laju respirasi benih. Semakin rendah kadar air benih, laju
respirasi akan semakin rendah pula, sehingga benih dapat disimpan
lebih lama karena laju deteriorisasinya lambat. Namun kadar air benih
yang terlalu rendah justru dapat menyebabkan benih menjadi pecah atau
mudah mengalami kerusakan (Kuswanto 2003).
Salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan benih bermutu
adalah penyimpanan. Penyimpanan benih bertujuan agar benih dapat
ditanam pada musim yang sama di lain tahun atau musim yang berlainan
dalam tahun yang sama, atau untuk tujuan pelestarian benih dari
sesuatu jenis tanaman. Semuanya diperlukan suatu periode simpan dari
hanya beberapa hari, semusim, setahun bahkan sampai beberapa puluh
tahun bila ditujukan pada pelestarian benih (Lesilolo et al. 2012).
Praktikum acara Prosesing dan Penyimpanan Benih ini menggunakan
benih jagung dan jeruk sebagai objek pengamatan mengenai teknik
prosesing, penyimpanan dan kondisi benih selama masa penyimpanan
berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan selama 1 bulan didapatkan
data pada saat setelah panen pada benih jagung, kadar airnya pada
benih sekitar 32,3% dan kemudian dilakukan prosesing berupa
pengeringan hingga kadar air mencapai 11,06% pada penyimpanan kertas
dan 10,05% pada penyimpanan curah. Benih jagung yang telah
dikeringkan kemudian diuji daya kecambah awal dan akhir, hasil
pengujian menunjukkan pada kondisi curah DK 100% dan pada
penyimpanan dalam kertas 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
viabilitas benih pada saat setelah pengeringan masih tinggi, hal
tersebut dapat dikarenakan kadar airnya yang tidak dibawah dibawah
11%, dimana kadar air kritis jagung adalah antara 11-14% optimal
untuk penyimpan
Berbeda halnya dengan benih jeruk, dimana kadar air benih awal
adalah 31,23% dan setelah penyimpanan pada perlakuan abu dapur
,kadar airnya menyusut 10,08% serta pada perlakuan curah, kadar
airnya menjadi 10,01%. Pada semua perlakuan baik sebelum dan setelah
perlakuan, persentase daya kecambah benih 0%. Hal ini disebabkan,
sebelum dilakukan perlakuan, kadar air yang masih tinggi dan tempat
perkecambahan yang lembab menyebabkan lebih cepat berkembangnya
patogen terbawa benih sehingga menghambat daya kecambah benih.
Begitupula setelah dilakukan perlakuan kadar air berada dibawah
ambang toleransi kadar benih sehingga embrio dalam benih menjadi
mati.


E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan acara Prosesing dan Penyimpanan Benih adalah:
a. Prosesing benih meliputi kegiatan yang dilakukan setelah benih
tersebut dipanen, yaitu pengumpulan benih, pembersihan,
pengeringan, sortasi, grading dan kegiatan-kegiatan khusus
lainnya.
b. Kadar air yang tinggi pada waktu panen dapat mempengaruhi daya
simpan benih, sehingga dapat diatasi dengan cara pengeringan,
sebelum dilakukan penyimpanan.
c. Penyimpanan benih jagung dan jeruk bisa dilakukan dengan 2 cara
yaitu penyimpanan tradisional dan penyimpanan modern.
d. Penyimpanan yang baik adalah pada penyimpanan curah benih jagung
didapat KK dan DK paling baik yakni 100%
2. Saran
Praktikum acara Prosesing dan Penyimpanan Benih ini telah
berlangsung dengan baik dan tertib, untuk praktikum-praktikum kedepan
diharapkan berjalan sebaik ini atau lebih baik lagi.
Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.