REMAJA INDONESIA DARURAT NARKOBA

June 12, 2017 | Autor: Aisya Fitriana | Categoria: Indonesia, Narkoba, Remaja, Indonesia Darurat Narkoba
Share Embed


Descrição do Produto

REMAJA INDONESIA DARURAT NARKOBA
Oleh: Aisya Nur Fitriana

Apa itu Narkoba?
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba"
atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko
kecanduan bagi penggunanya.
Narkoba atau Napza mempunyai pengertian yang sama, perbedaannya hanya
terletak pada penggunaannya. Narkoba digunakan di bidang kepolisian,
sedangkan napza digunakan di bidang kesehatan. Sebenarnya, narkoba
merupakan psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah
diluar batas dosis / over dossis.
Narkoba atau Napza merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi
sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk
penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU
No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Mengapa Remaja?
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003) seorang tokoh pendidikan
menyatakan bahwa, "Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang
sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak".
Ada beberapa cirri perkembangan remaja yang rentan terhadap
permasalahan penyalahgunaan narkoba:
a. Perasaan galau
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
dan remaja mengalami banyak perubahan baik fisik, mental, emosional dan
sosial. Dengan perubahan ini, anak remaja sering mengalami ketegangan,
perasaan tertekan, keresahan, kebingungan dan frustasi, sehingga beresiko
tinggi menyalahgunakan narkoba. Perasaan tersebut dapat berkurang oleh
narkoba, namun sifatnya hanya sementara.
b. Peraasaan ingin tahu
Ciri remaja adalah ingin tahu dan ingin mencoba. Pada masa remaja ada
dorongan untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya, mencoba pengalaman baru,
termasuk mencoba-coba narkoba.
c. Kegoncangan emosional
Dengan adanya perubahan-perubahan psikologis secara mendalam dan mendadak
pada masa remaja, maka seringkali remaja dalam hal penyalahgunaan narkoba
digolongkan menjadi kelompok beresiko tinggi. Pada masa remaja,
penyalahgunaan narkoba dapat dipandang pula sebagai suatu penyaluran
dorongan alamiah untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang mengandung bahaya
besar dan yang mengundang resiko.
d. Cenderung melawan otoritas
Pada masa remaja, ada dorongan untuk melawan otoritas dan menentang nilai-
nilai yang diakui oleh masyarakat orang dewasa, untuk mencari identitas
dirinya. Peraturan dan tata tertib yang semula dipatuhi mulai ditinggalkan
diganti dengan pola hidup baru yang ditentukan oleh kelompok sebayanya.
e. Tekanan kelompok sebaya
Ciri yang menonjol pada masa remaja adanya kebutuhan dan keterikatan dengan
kelompok sebaya, ingin diterima dan diakui oleh kelompok sebayanya. Melalui
kehidupan kelompok, remaja dapat berperan, bereksperimen, dan
mengekspresikan dirinya. Ia ingin diterima dalam segala bentuk keberhasilan
dan kegagalannya.


Penyebaran Narkoba di Kalangan Remaja
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.
Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba
dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar
narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat
pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa
membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba
yang begitu merajalela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih
sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun
dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus
narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. orang
tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
narkoba.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian
narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2013
berjumlah 14.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan
meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak,
penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam). Penyebaran narkoba
menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap
rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusupkan zat-zat adiktif (zat
yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya
narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU
Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih
lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba
masih jauh dari harapan.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan
oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu
namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah
pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal seperti
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Satuan Tugas (SATGAS) Sangat penting untuk
bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan
memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan
kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan
mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi dan kemampuan untuk mencegah mereka
dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari
pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan
bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada
anak usia sekolah (school-going age oriented).
Di Indonesia, perkembangan pecandu narkoba semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya,
pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal
yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan
terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba terjadi akibat interaksi 3
faktor, yaitu faktor narkoba, individu dan lingkungan. (sumber:BNN Kota
Malang 2009)
1. Faktor Narkoba
Semua jenis narkoba bekerja pada bagian otak yang menjadi pusat
penghayatan kenikmatan, termasuk stimulasiseksual. Oleh karena itu
penggunaan narkoba ingin diulangi lagi untuk mendapatkan kenikmatan yang
diinginkan. Semakin luas pusat penghayatan kenikmatan yang dipengaruhi oleh
narkoba, semakin kuat potensi narkoba untuk menimbulkan ketergantungan.
2. Faktor Individu
Remaja merupakan usia paling rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
Karena pada masa ini umunya mengalami perubahan biologi, psikologi dan
social. Ketiga perubahan tersebut menyebabkan tingkat emosi remaja masih
labil, sehingga akan lebih mudah terpengaruh oleh ajakan teman atau oknum
yang tidak bertanggung jawab.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi; keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga
lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap keseharian remaja. Misalnya di
lingkungan keluarga terdapat ketidakharmonisan antar anggota keluarga,
tindak kekerasan, orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Contoh
permasalahan di lingkungan sekolah, tidak adanya komunikasi yang baik
antara guru dan siswa, sekolah tidak mempunyai peraturan yang disiplin,
guru melakukan tindak kekerasan kepada siswa. Di lingkungan masyarakat
remaja dapat mendapatkan narkoba lebih mudah dan murah, pengaruh yang
sangat kuat dari orang-orang disekelilingnya.








Daftar Rujukan
Badan Narkotika Nasional, Kabupaten Malang. 2013. Modul untuk remaja
"Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati". Jakarta
Badan Narkotika Nasional, Kabupaten Malang. 2013. Pedoman Petugas
Penyuluh P4GN di Lingkungan Pendidikan. Jakarta.
Badan Narkotika Nasional, Kota Malang. 2012. Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Bagi Remaja. Jakarta.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. 2008. Anti Drugs
Campaign Goes to School, Jakarta.
BNN Republik Indonesia. 2014. Laporan kinerja BNN 2014. Jakarta.
(online)
(http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2015/03/13/Laporan_Kinerja_BNN_Ta
hun_2014_Fix.pdf) diakses 29 Nopember 2015

Aisya Nur Fitriana atau yang akrab dipanggil Ais, lahir pada tanggal 8
Maret 1995 di Malang. Putri pertama dari pasangan Abdul Khamid dan Naning
Rosyidah ini menyelesaikan Sekolah Dasar pada tahun 2007 di MI Al-Hidayat
Pakis, Malang, kemudian pada tahun 2007 hingga 2010 melanjutkan di MTs
Negeri 2 Malang, selanjutnya menamatkan pendidikan SMA pada tahun 2013 di
MA Almaarif Singosari dan pada tahun yang sama pula lulus dari Pondok
Pesantren Putri Al-Ishlahiyah Singosari.
Pada tahun 2013 hingga sekarang, penulis sedang menempuh pendidikan
Strata 1 di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Malang. Saat ini penulis aktif sebagai pengurus Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Mahasiswa Anti Napza (GERMAN). Selain
aktif di kampus, penulis juga aktif di Muda-Mudi Perumahan Asrikaton Indah,
tempat dia tinggal saat ini. Demikian perkenalan dari penulis, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.