SKRIPSI PEMASARAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. BANK BENGKULU

Share Embed


Descrição do Produto





53


BAB I
PENDAHULUAN



Latar Belakang

Kemajuan industri perbankan di Indonesia yang begitu pesat membuat para pelaku bisnis perbankan berpikir keras untuk bertahan dalam persaingan usaha. Terlebih kemajuan teknologi dan informasi yang begitu cepat berkembang dalam beberapa waktu ini membuat masyarakat luas bahkan rakyat kecil pun mampu menyerap dan memperoleh informasi dengan mudah dan efisien. Hingga masyarakat saat ini mampu memilih berbagai industri bisnis dan membanding-bandingkannya mana yang terbaik menurut pandangan mereka. Hal ini menuntut bank untuk senantiasa meningkatkan kinerja serta strategi bisnis yang tepat sesuai dengan etikanya.
Persaingan ditandai dengan peningkatan bermacam-macam produk untuk menarik hati nasabah agar menggunakan jasanya. Sejak memasuki masa krisis pada tahun 1998, kini banyak program-program yang ingin meningkatkan persaingan dalam industri perbankan di tanah air. Tak hanya persaingan, perusahaan saat ini dituntut untuk bertanggung jawab dalam menangani lingkungan dan sekitarnya. Bagaimana keputusan perusahaan bank tersebut dalam bertindak menangani berbagai masalah aspek sosial dan lingkungan. Tidak hanya memberi keuntungan bagi masyarakat tetapi juga berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan perbankan tersebut salah satunya peningkatan Brand Image melalui pencitraan perusahaan. Reputasi atau citra korporat sangat bernilai harganya karena citra korporat akan mempengaruhi loyalitas konsumen atau nasabahnya.
Membangun Brand Image biasanya dilakukan menggunakan media masa seperti pemasangan iklan atau penggunaan jasa sales, namun pada kenyataan hal tersebut seringkali tidak efektif, efisien dan mahal. Brand Image yang tinggi dapat dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang dirangkum dalam Corporate Social Responcibility (CSR). Karena dengan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi brand image perusahaan tersebut dan secara tidak langsung membangun kepercayaan masyarakat dalam memilih jasa perusahaan.
Berbagai jenis program CSR dilakukan oleh Bank Bengkulu melalui unit kerjanya yang tersebar di daerah Bengkulu sebagai wujud tanggung jawab sosial Bank Bengkulu terhadap lingkungan serta pembangunan daerah menjadi semakin baik. Berbagai bantuan telah diterapkan oleh Bank Bengkulu seperti dalam segi pendidikan, bantuan sosial dalam menangani bencana alam, bantuan perkembangan industri, pembukaan lapangan kerja, sarana dan prasarana daerah dan lain sebagainya. Namun, tak mudah mewujudkan kebijakan program CSR perbankan yang ideal, oleh karena itu diperlukannya penerapan CSR yang sesuai dengan kegiatan perbankan. Sehingga CSR tak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat luas namun juga berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan.
Setiap perusahaan besar termasuk perbankan di setiap daerah sudah mulai mengerti arti penting dari program corporate social responcibility yang mulai diterapkan sejak tahun 1970. Namun, masih dibutuhkan kesadaran setiap organisasi perusahaan maupun individu bahwa program CSR tidak hanya berdampak positif bagi sosial dan lingkungan, namun secara tidak langsung akan mengangkat citra perusahaan sehingga pelanggan, konsumen atau nasabah semakin yakin bergabung dalam perusahaan tersebut. Inilah yang disebut pemasaran positif dalam segi sosial untuk perusahaan yang akan berpengaruh hingga jangka panjang.
Informasi penting dalam penelitian ini terdapat pada Bank Bengkulu yang menerapkan sistem CSR pada program perbankan dalam mekanisme pemberian bantuan pada masyarakat. Sedangkan dari pihak nasabah, informasi diperoleh dari nasabah yang telah menerima bantuan sosial bank Bengkulu yang ada di kota Bengkulu.
Hasil angket tersebut menggambarkan bagaimana sikap nasabah terhadap penerapan CSR yang dilakukan oleh bank Bengkulu dan pengaruh program CSR apa yang paling dianggap penting oleh nasabah untuk dapat meningkatkan eksistensi perusahaan hingga mendorong kepercayaan langsung pada PT. Bank Bengkulu.
Berdasarkan hasil analisis hubungan penerapan CSR terhadap loyalitas nasabah bank Bengkulu yang terdapat di kota Bengkulu dan analisis pengaruh sikap nasabah pada program CSR terhadap loyalitas maka dapat dibuat saran atau masukan bagi pihak manajemen, agar pelaksanaan program CSR bermanfaat bagi seluruh stakeholder. Namun dalam permasalahan yang ada setiap rencana program yang ada tentunya akan ditemukan beberapa perencanaan yang tidak terjalankan sesuai yang diharapkan atau belum tepat khususnya pada program CSR demi kemajuan perusahaan. Maka sehubungan dengan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul sebagai berikut: "ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. BANK BENGKULU DI KOTA BENGKULU."
Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Seberapa besar pengaruh program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Bengkulu yang ada di kota Bengkulu?
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu serta kemampuan penulis dalam pemasalahan penelitian, maka dilakukan batasan masalah yang akan memfokuskan permasalahan program Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Bank Bengkulu yang telah dilaksanakan sesuai dengan data yang ada.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Bank Bengkulu sebagai bank daerah yang dirasakan manfaatnya pada lingkungan sekitar dalam membangun loyalitas nasabah bank Bengkulu tersebut.

Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
Penulis
Sebagai bahan pembelajaran dan informasi guna menambah ilmu pengetahuan serta wawasan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran yang ada pada perusahaan-perusahaan besar sehingga dapat berguna nantinya dalam penerapan teori maupun praktek yang sebenarnya.
Perusahaan
Sebagai refrensi perusaahan tempat penelitian guna mengetahui apakah penerapan program Corporate Social Responcibility (CSR) tersebut berpengaruh terhadap nasabah dan loyalitasnya. Dan juga sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk lebih meningkatkan program CSR.
Institusi dan pihak lain yang berkepentingan
Sebagai acuan pihak lain untuk melakukan penelitian dibidang yang sama ataupun lanjutan.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Setiap perusahaan memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan usahanya dengan menjaga kualitas pelayanan agar dapat bersaing serta meningkatkan pelanggan namun tetap menjamin kepuasan menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut. Untuk itu diperlukannya strategi dan program pemasaran yang efektif demi memperkenalkan sistem jasa dan kualitas barang yang dimiliki. Barang atau jasa yang dimiliki sebuah perusahaan tidak dapat mencari konsumennya sendiri, oleh karena itu setiap perusahaan besar maupun kecil selalu memiliki bidang khusus yang menangani distribusi produk perusahaan yang disebut dengan divisi pemasaran yaitu bagian penjualan atau marketing. Setelah sebuah produk maupun jasa cukup dikenal oleh konsumen, barulah menentukan strategi sarana distribusi agar produk sampai ditangan konsumen yang dilakukan pada bidang penjualan. Kedua bidang tersebut merupakan bagian dari divisi pemasaran.
Pada konsep penjualan, perusahaan meluncurkan produk baru yang akan ditawarkan kemudian menggunakan segala mentode penjualan untuk merayu konsumen agar membeli produk tersebut. Setelah konsumen terbujuk, diharapkan konsumen tersebut membeli sehingga perusahaan memperoleh laba dari penjualan nya. Jadi, perusahaan mengarahkan konsumen agar apa yang konsumen minta sesuai dengan produk yang dimiliki perusahaan. Sedangkan dalam konsep pemasaran, langkah awal perusahaan yaitu meneliti untuk mengetahui apa yang diinginkan atau dibutuhkan konsumen saat ini kemudian, perusahaan mengembangkan sebuah produk tersebut untuk memenuhinya dan perusahaan memperoleh laba.
"Untuk mampu menciptakan kepuasan konsumen tersebut, para pengembang perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk melayani pasar sasaran" (Tull & Kahle dalam Tjiptono 1997:35).
Menurut Handi Irawan D (Chairman Frontier Consulting Group, 2015:8), perusahaan yang mampu membangun sangat percaya memiliki komitmen dan konsisten dalam menjalankan 3 rules for success yang juga ada dalam strategi pemasaran yaitu:
Rules 1. Quality before price
Perusahaan yang baik sangat percaya dengan pentingnya kualitas, baik kualitas produk maupun kualitas pelayanan. Perusahaan yakin bahwa cara terbaik untuk bersaing dengan kualitas lebih mendominasi dibandingkan dengan persaingan harga murah. Karena percaya terhadap kualitas, maka perusahaan siap untuk memperoleh inspirasi dalam pembaruan.
Rules 2. Innovation before cost
Untuk melihat pasar baru dan pasar kedepan, perusahaan harus melakukan inovasi dan mengembangkan bisnisnya dengan berbagai inovasi. Perusahaan-perusahaan yang inovatif biasanya lebih sensitif terhadap pasar. Sebagian melakukan inovasi dalam penargetan pemasaran seperti dalam komunikasinya. Menciptakan komunikasi yang kreatif dalam menyampaikan pesan pada media yang digunakan seperti pada saat ini dapat menggunakan media mobile ataupun internet. Sebagian yang lebih radikal, menciptakan inovasi melalui penngembangan chanel.
Rules 3. Engagement before sales
Perusahaan pemenang memiliki paradigma bahwa bisnis haruslah didasarkan atas relationship atau hubungan yang kuat dan bukan transaksional. Bagi perusahaan dalam menjaga loyalitas dalam proses pembangunan relationship sangat penting. Struktur pembangunan sebuah perusahaan juga lebih bergantung kepada pelanggan dan lingkungan sekitarnya. Misalnya, mereka memiliki CRM (yang didalamnya juga termasuk program corporate social responsibility), chanel management atau yang bertanggung jawab dalam kepuasan pelayanan pelanggan.
Beberapa strategi relationship yang dapat dilihat pada perusahaan seperti, sangat berkomitmen terhadap pelayanan dan kepuasan pelanggan, mengembangkan cara untuk membangun komunitas, memiliki banyak program yang berupaya menciptakan ikatan terhadap konsumen dan pelanggannya serta sekaligus mengangkat citraperusahaan dengan ikut dalam perbaikan pembangunan daerah serta lingkungan sosial.
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik


3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
Dalam berbagai devinisi mengenai pemasaran dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan Manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (supervision).
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Perusahaan yang telah mulai mengenal bahwa pemasaran adalah faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya seperti konsep pemasaran, strategi pemasaran serta promosi dalam pemasaran.
Promosi dalam manajemen pemasaran di gunakan untuk mendukung berbagai strategi pemasaran lainnya (strategi produk, strategi penentuan harga dan strategi distribusi). Promosi akan mempercepat penyampaian produksi kepada konsumen. Alat promosi yang sering digunakan dalaman pemasaran jasa maupun barang adalah Bauran Promosi (Promotion Mix).
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran.Bauran pemasaran dibagi menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P yaitu:
Product (Produk)
Berupa: Kualitas, desain, fitur, nama brand, servis, jumlah dan lain-lain.
Price (Harga)
Berupa: daftar harga, diskon atau promo, periode pembayaran, kredit dan lain-lain.
Place (Tempat)
Berupa: hubungan, lokasi, transportasi, jarak dan lain-lain.
Promotion (Promosi)
Berupa: sales promotion, advertising, public relation dan bagian marketing.
Promotion Mix Menurut J. Stanton dalam Swastha (1984:238), Bauran Promosi adalah : "Kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variebel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan". Sedangkan Menurut Gitosudarmo (2000:237), Bauran Promosi adalah : "Kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh Perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut".
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008:120-123) bahwa alat–alat Promosi tersebut disebut dengan Bauran Promosi (Promotion Mix), yang terdiri dari :
Periklanan (Advertising), merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang dan jasa.
Penjualan Perorangan (Personal Selling), adalah interaksi antar individu, saling bertemu untuk menciptakan, memperbaiki dan menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
Promosi Penjualan (Sales Promotion), adalah semua kegiatan yang dimaksud untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya.
Hubungan Masyarakat (Public Relation), merupakan kiat pemasaran, dimana perusahaan tidak harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
Informasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth), dimana pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima barang/jasa tersebut.
Pemasaran Langsung (Direct Marketing), adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan salah satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan atau transaksi yang dapat diukur pada satu lokasi
2.1.2. Bank
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari surplus spending unit (pihak yang kelebihan dana) dan kemudian menempatkan kembali pada deficit spending unit (pihak/masyarakat yang membutuhkan dana) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan banyak rakyat.
Bank dan industri perbankan secara keseluruhan sebagai lembaga intermediasi sektor keuangan, memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Secara mikro, bank berfungsi menyalurkan dana dari nasabah yang memiliki kelebihan dana kepada pelaku usaha dan perorangan yang membutuhkan dana dalam rangka memperlancar usaha dari pihak-pihak yang berkepentingan. Secara makro, industri perbankan berperan sebagai sumber pembiayaan bagi perkembangan perekonomian dan sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2012).
Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank menghadapi berbagai resiko, baik resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional maupu reputasi, sehingga bank harus mengelolanya dengan baik dan prudential untuk dituntut selalu transparansi dalam penyampaian laporan keuangan. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank.
Dalam didunia persaingan bisnis, manajemen perbankan juga mengenal Good CoporateGovernance (tata kelola yang baik) yaitu merupakan sistem tata kelola yang baik sehubungan dengan pelayanan terhadap masyarakat luas. Termasuk pelayanan sosial yang dapat membantu rakyat untuk kesejahteraan bersama. Dalam penilaian GCG (Good Corporate Governance) inilah suatu penerapan perusahaan dapat dinilai apakah telah baik atau kurang baik. Untuk itu, perusahaan khususnya perbankan harus dipandang baik oleh masyarakat dengan segala bantuan campur tangan perusahaan dalam pensejahteraan rakyat. Bagaimana peran perusahaan tersebut dalam setiap tanggung jawabnya yang tidak hanya menguntungkan rakyat tapi juga dapat menguntungkan perusahaan itu sendiri yaitu melalui program Corporate Social Responcibility (CSR) untuk mewujudkan pencitraan yang baik.
Bank bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat di negara maju. Setiap transaksi yang menyangkut aktifitas keuangan, bank sudah dianggap suatu lembaga yang aman. Bank juga merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara, bahkan untuk mengukur kemajuan suatu negara dapat dilihat dari pertumbuhan perbankan dinegara tersebut.
Di Indonesia, bank dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis bank juga dapat dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, penetapan harga, status serta tingkatannya.
Jenis bank dari segi fungsinya:
Bank Sentral
Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank-bank yang ada dalam suatu negara. Tugas nya yaitu, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan memelihara kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan melakukan pengawasan pada semua bank. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia.
Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah dengan tugas sebagai penghimpun dana, penyaluran dana kepada masyarakat serta pelayanan jasa lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR hampir sama dengan bank umum, namun dalam kegiatannya BPR tidak dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran atau giral. BPR hanya menghimpun dan menyaurkan dana kepada masyarakat.
Jenis Bank dari Segi Kepemilikannya
Bank Milik Pemerintah
Bank jenis ini merupakan bank yang kepemilikannya dibawah pemerintah, didirikan oleh pemerintah dan seluruh sahamnya milik pemerintah yang diwakili oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
GAMBAR I
BANK PEMERINTAH

Bank PemerintahBank Milik Pemerintah PusatBank Milik Pemerintah DaerahBank MandiriBank BTNBank BNIBank BRIBank Ekspor Bank BengkuluBank DKIBank JatimBank AcehBank Lainnya
Bank Pemerintah
Bank Milik Pemerintah Pusat
Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank Mandiri
Bank BTN
Bank BNI
Bank BRI
Bank Ekspor
Bank Bengkulu
Bank DKI
Bank Jatim
Bank Aceh
Bank Lainnya






Bank Swasta Nasional
Bank swasta merupakan bank didirikan oleh swasta baik individu maupun lembaga. Contoh bank milik swasta nasional adalah BCA, Bank Permata, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega dan Bank Maspion.
Bank Milik Koperasi
Didirikan dan seluruh modalnya milik perusahaan berbadan hukum koperasi. Contoh bank milik koperasi di Indonesia yaitu Bank Bukopin.
Bank Asing
Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh swasta asing dan berkantor pusat di luar wilayah negara Indonesia. Bank asing yang ada di Indonesia merupakan bank cabang atau perwakilan dari bank negaranya. Contoh dari bank asing yang ada di Indonesia adalah Citibank, ABN Amro Bank, Standart Chartered Bank, HSBCdan Chase Manhattan Bank.
Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh swasta asing dan nasional. Namun kepemilikin sahamnya mayoritas dimilliki oleh swasta nasional, contoh CIMB Niaga.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan kepada masyarakat. Pada saat ini, banyak perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam kegiatan bisnis mereka.
Dari sisi estimologis Corporate Social Responsibility (CSR) kerap diterjemahkan sebagai "tanggung jawab sosial perusahaan (TSP)". Dalam konteks lain, CSR kadang disebut juga "tanggung jawab sosial dunia usaha (tansodus)". Yang menarik, sebagai sebuah konsep yang makin popular, CSR ternyata belum memiliki defenisi yang tunggal. Namun demikian konsep ini menawarkan sebuah kesamaan yang sama yaitu, keseimbangan antara perhatian aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan.
Menurut Suhandari M. Putri dalam artikelnya Schema CSR dalam Kompas, 4 Agustus 2007 yang dikutip oleh DR. Hendrik Budi Untung di bukunya "Corporate Social Responsibility" (2008:1), "Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan".
Adapula konsep piramida tanggung jawab sosial perusahaan yang dikembangkan Archie B. Carrol mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP/CSR bagi masyarakat disekitarnya (Saidi dan Abidin, 2004 :59) "Sebuah perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab ekonomis, melainkan pula tanggung jawab legal, etis, dan filantrofis."
Tanggung jawab ekonomis yaitu make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat hidup terus (survive) dan berkembang.
Tanggung jawab legal yaitu obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
Tanggung jawab etis yaitu be ethical. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan.
Tanggung jawab filantropis yaitu be a good citizen. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat member kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada lingkungannya dengan istilah yang dikenal Nonfiduciary Responsibility.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Komitmen pimpinannya
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial, jangan diharap akan memedulikan aktivitas sosial.
Ukuran dan kematangan sosial
Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi member kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan.
Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah
Semakin amburadul regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat.


Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility
Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai berikut :
Prioritas Korporat
Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam menjalankan bisnisnya dengan cara yang bertanggungjawab secara sosial.
Manajemen Terpadu
Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai salah satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
Proses Perbaikan
Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.
Pendidikan Karyawan
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan.
Pengkajian
Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.
Produk dan Jasa
Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negative secara sosial.

Informasi Publik
Memberi informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan, distributor dan publik tentang penggunaan aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa.
Fasilitas dan Operasi
Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.
Penelitian
Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi, dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.
Kontraktor dan Pemasok
Mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok, disamping itu bila diperlukan mensyaratkan perbaikan dalam praktis bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok.
Siaga menghadapi darurat
Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal. Sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.

Transfer Best Practice
Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
Memberi sumbangan
Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
Keterbukaan
Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan member respon terhadap potential hazard dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa.
Pencapaian dan Pelaporan
Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja, publik.
Bidang-bidang Corporate Social Responsibility
Bidang-bidang Corporate Social Responsibility (CSR) yang disarikan dari beberapa perusahaan terkemuka yang dikutip oleh Yusuf Wibisono dalam bukunya Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (2007:139) antara lain :
Bidang Sosial antara lain :
Pendidikan/Pelatihan
Kesehatan
Kesejahteraan Sosial
Kepemudaan/Kewanitaan
Keagamaan
Kebudayaan
Penguatan kelembagaan
Dan lain-lain
Bidang Ekonomi antara lain:
Kewirausahaan
Pembinaan UKM
Agribisnis
Pembukaan lapangan kerja
Sarana dan Prasarana ekonomi
Usaha produktif lainnya
Bidang Lingkungan antara lain:
Penggunaan energi secara efisien
Proses Produksi yang ramah lingkungan
Pengendalian polusi
Penghijauan
Pengelolaan air
Pelestarian alam
Pengembangan ekowisata
Penyehatan lingkungan
Perumahan dan pemukiman
Manfaat Corporate Social Responsibility
Terdapat manfaat yang akan didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, baik itu dirasa bagi perusahaan sendiri, bagi lingkungannya, bagi negara serta pemangku kepentingan lalinnya. Menurut Totok Mardikanto didalam bukunya yang berjudul Corporate Social Responsibility (2014:132), menguraikan manfaat CSR dari berbagai pernyataan para ahli yaitu:
Manfaat CSR bagi Masyarakat
Dapat mengembangkan diri dan usahanya sehingga sasaran untuk mencapai kesejahteraan tercapai. Dengan begitu, dengan praktik CSR yang baik dan tepat sasaran maka akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut dalam jangka panjang.
Manfaat CSR bagi Pemerintah
Melalui CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah dan perusahaan dalam mengatasi berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, minimnya akses kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga tugas pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya menjadi lebih ringan dengan adanya partisipasi dari pihak swasta yang mengikuti program CSR pada perusahaannya.


Manfaat CSR bagi Korporasi
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan, mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial, mereduksi risiko bisnis, melebarkan akses sumberdaya, membuka peluang pasar yang lebih luas, memperbaiki hubungan dengan stakeholder, meningkatkan semnagat dan produktivitas karyawan serta manfaat dari CSR bagi perusahaan yaitu juga memberi peluang mendapatkan penghargaan sehingga citra perusahaan di mata masyarakat serta para pelaku bisnis didalamnya akan semakin baik.
Setiap perusahaan memiliki cara pandang yang berbeda terhadap CSR dan cara pandang inilah yang bisa dijadikan indikator kesungguhan perusahaan tersebut dalam melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat pencitraan di masyarakat.
Seperti dalam buku Corporate Social Responsibility yang ditulis oleh Totok Mardikanto, disebutkan George Steiner (1971:106) menyatakan pandangannya terhadap CSR dan Korporat adalah:
"Business is and must remain fundamentally an economic institution, butit does have responsibillities to help society achieve its basic goals and does, therefore, have social responsibilities. The large a company becomes, the greater are these responsibilities, but all companies can assume some share of them at no cost and often at a short-run as well as a long-run profit."
"Bisnis harus tetap fundamental sebagai lembaga ekonomi, tapi juga memiliki tanggung jawab untuk membantu masyarakat mencapai tujuan dasar, oleh karena itu, memiliki tanggung jawab sosial. Semakin besar perusahaan, semakn besar tanggung jawab ini, tetapi semua perusahaan dapat menganggap beberapa bagian dari mereka tanpa biaya demi keuntungan jangka pendek serta jangka panjang."
Asumsi tanggung jawab sosial lebih dari sikap, dari cara manajer melaksanakan tugasnya, mengambil keputusan, dari pergeseran besar keputusan ekonomi. Inilah filosofi yang terlihat dalam kepentingan sosial dan kepentingan bisnis pribadi dalam jangka panjang, dibandingkan dengan kepentingan pribadi yang sempit, dalam jangka pendek (Steiner, 1971:106).
Pada tahun global mulai banyak mendefinisikan CSR perusahaan dan stakeholdernya walau dewasa ini definisi CSR masih belum satupun yang disetujui secara dalam. Karena definisi CSR dan komponen nya dapat berbeda-beda di negara Pada tanggal 1 November 2010, telah dirilis ISO 26000 tentang international Guidance for Social Respponsibillity yang menyadarkan para pihak bahwa kewajiban sosial bukan semata-mata menjadi kewajiban korporat, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama, baik lembaga privat maupun publik, individu maupun organisasi. Dan disini ISO memberikan definisi yang jelas tentang tanggung jawab sosial sebagai berikut:
"tanggung jawab organisasi terkait dengan dampak, keputusan dan kegiatan di masyarakat serta lingkungan, melalui prilaku yang transparan dan etis yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Memperhitungkan pemangku kepentingan adalah sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma perilaku internasional dan integritas diseluruh organisasi dan dipraktikan dalam hubungannya." (Definisi ISO, 2010).
Di era globalisasi seperti sekarang ini, orientasi dari sebuah usaha adalah mencari keuntungan semata (profit-oriented). Prinsip dasar yang kemudian diterima secara luas dalam dunia usaha adalah business is business. Dengan berpegang pada prinsip ini, sebuah perusahaan bisa menghalalkan segala macam cara untuk bisa meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Sehingga seringkali terjadi penyimpangan kepentingan baik di dalam internal perusahaan sendiri ataupun antara perusahaan dengan pihak eksternal.
Namun, saat ini perusahaan tidak hanya dituntut untuk mencari keuntungan semata, tetapi juga harusmemperhatikan tanggung jawab sosial dimasyarakat yang bergunauntuk menjagakelangsungan perusahaan itu sendiri. Untuk itu, sudah hampir beberapa tahun belakangan ini sering kali kita dengar istilah Corporate Social Responsibility atau yang biasa disingkat dengan CSR. Pentingnya program CSR ini dilaksanakan didunia usaha, mendorong PT. Bank Bengkulu yang merupakan perbankan milik daerah ini juga melaksanakan program CSR yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekaligus memberikancitra baik bagi perusahaan untuk berlangsungnya perusahaan di masa akan datang. Seperti hasil penelitian dari Marisa Seravina tahun 2008 dalam penelitiannya tentang Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Loyalitas Nasabah yang mana terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi program Corporate Social Responsibility dalam mengangkat jumlah penilaian positif masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Ini terbukti bahwa CSR tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi bagi perusahaan itu sendiri.

Loyalitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, loyalitas memiliki arti kata kesetiaan, ketaatan, kepatuhan, pengorbanan serta komitmen dengan kata dasarnya "loyal". Dimana dapat disimpulkan secara umum bahwa loyalitas yaitu kesetiaan terhadap suatu objek dengan ketertarikan untuk selalu mengikuti dan patuh terhadap objek tersebut. Dalam konsep loyalitas manajemen konsumen lebih banyak dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada sikap. Salah satu sikap positif konsumen dapat ditunjukkan melalui setia terhadap produk tersebut dan merekomendasikan produk tersebut pada konsumen lainnya, sedangkan sikap negatif konsumen dapat ditujukkan pada perkataan negatif (word of mouth) kepada konsumen lain dan berpindah pada produk dari perusahaan lain.
Adapun definisi loyalitas adalah pembentukan sikap dan pola perilakuseorang konsumen terhadap pembelian dan penggunaan produk hasil daripengalaman mereka sebelumnya (Griffin, 2005:3) "Customer loyalty is deefly heldcommitment to rebuy or repatnorize a preferred product or service consistenly in future, despite situasional influences and marketing effort having the potential to cause switching behavior (Oliver yang dikutip Hurriyati, 2005:3). Dari definisi tersebut dapat didefinisikan loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produkatau jasa terpilih sebagai sikap konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Konsumen yang dapat dikategorikan sebagai konsumen yang setia adalah konsumen yang puas dengan produk tertentu sehingga mereka mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya pada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya konsumen yang loyal juga akan menunjukkan kesetiaan mereka dengan membeli produk-produk lainnya dari perusahaan yang sama.
Karakteristik Loyalitas Nasabah
Berikut adalah karakteristik loyalitas konsumen atau nasabah:
Melakukan pembelian ulang secara teratur atau continue
Membeli antar lini produk atau jasa pada perusahaan yang sama
Mereferensikan kepada orang lain
Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
Konsumen atau nasabah yang loyal merupakan aset bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Oleh karena itu, loyalitas merupakan alat ukur yang dapat memprediksikan pertumbuhan perusahaan dimasa akan datang.
Merancang dan Menciptakan Loyallitas
Loyalitas konsumen tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang oleh perusahaan. Menurut Smith yang dikutip Hurriyati (2005:7), ada beberapa tahapan perancangan loyalitas konsumen, yaitu:
1. Define Customer Value
a. Identifikasi segmen pelanggan.
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan nilai pelanggan mana yang
menjadi pendorong keputusan pembelian dan penciptaan loyalitas.
c. Ciptakan diferensiasi brand image.
2. Design The Branded Customer Experience
a. Mengembangkan pemahaman customer experience.
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan brand promise.
c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan untuk merealisasikan
pengalaman yang baru.
3. Equip People and Deliver Consistenly
a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan pengalaman
kepada pelanggan.
b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan untuk mengembangkan dan
memberikan pengalaman kepada pelanggan dalam setiap interaksi yang
dilakukan pelanggan terhadap perusahaan.
c. Memperkuat kinerja perusahaan
4. Sustain and People Deliver Performance
a. gunakan respon timbal balik pelanggan dan karyawan untuk memelihara pelanggan dan mempertahankan pengalaman pelanggan.
b. Membentuk kerja sama antara sistem HRD (human resource development) dengan proses bisnis yang terlibat langsung dalam memberikan dan menciptakan pengalaman pelanggan.
c. Secara terus menerus mengembangkan dan mengkomunikasikan hasil untuk menanamkan branded Customer Experience yang telah dijalankan perusahaan.
Keuntungan-Keuntungan Konsumen yang Loyalitas
Keuntungan-keuntungan perusahaan apabila memiliki konsumen atau nasabah yang loyal adalah:
Penjualan meningkat karena pelanggan lebih banyak membelli dari perusahaan.
Perusahaan memperkuat posisi dipasar.
Perusahaan lebih terlindungi dari persaingan harga karena kecil kemungkinan konsumen atau nasabah yang loyalterpikat diskon.
Pelanggan yang puas cenderung mencoba lini yang ditawarkan perusahaan yang lain, dengan demikian mempermudah perusahaan mendapatkan pangsa pasar yang lebih kuat.
Pelanggan yang puas akan dengan senang hati memberikan saran penggunaan produk dan jasa kepada orang lain.





Penelitian Terdahulu
NO
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1
Marisa Seravina (Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor, 2008)
Pengaruh Penerapan CSR Terhadap Loyalitas Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Bogor.
Penelitian berupa deksriptif-kuantitatif yang menggunakan analisis rank spearman. Penghitungan data digambarkan secara linear.

Sikap pada program CSR 45.5% nasabah mengetahui program CSR dan loyalitas nasabah terhadap kegiatan CSR yaitu sebesar 8,7%. Hipotesis terbukti.
2
Hendri Dora (Fakultas Ekonomi, manajemen Pemasaran, Universitas Prof. DR. Hazairin, SH, 2012)
Analisis pengaruh Kualitas Pelayananan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Depot Air Minum Fairuz Bengkulu
Penelitian berupa kualitatif dan kuantitaif. Bersifat eksploratori riset. Dimana penelitian dilakukan dengan tekhnik wawancara langsung dan kuisioner.
Dengan variabel pengaruh kepuasan dan hitungan regresi linear maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti melalui uji T dan uji F.


Kerangka Pemikiran
Berikut ini dapat digambarkan kerangka analisis yang dijadikan dalam dasar penelitian ini.
GAMBAR II
Variabel DependenVariabel IndependenKERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
Variabel Dependen
Variabel Independen


CSR Bidang Sosial (X1)
CSR Bidang Sosial (X1)
Loyalitas Nasabah (Y)CSR Bidang Ekonomi (X2)
Loyalitas Nasabah (Y)
CSR Bidang Ekonomi (X2)

CSR Bidang Lingkungan (X3)
CSR Bidang Lingkungan (X3)

Sumber : data diolah (2015)

Keterangan :
CSR pada bidang sosial : variabel pengaruh X1
CSR pada bidang ekonomi : variabel pengaruh X2
CSR pada bidang lingkungan : variabel pengaruh X3
: menunjukkan pengaruh terhadap loyalitas nasabah terhadap program CSR pada PT. Bank Bengkulu.



Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono 2013:64). Berdasarkan hipotesis atas permasahalan yang telah di sebutkan, maka hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah : diduga keterlibatan program Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Bengkulu.















BAB III
METODE PENELITIAN

Sifat Penelitian
Penelitian bersifat asosiatif dimana jenis penelitian yang mencari hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan serta mengambil data yang bersifat dokumentasi. Memiliki hubungan sebab akibat jadi, ada variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono, 2013:36).
.
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data angka-angka. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan tekhnik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti (Sugiyono, 2012:7).
Kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data yang bukan data dan bersifat naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural setting. Data ini diperoleh dari data yang telah ada seperti sejarah perusahaan dan struktur organisasinya (Sugiyono 2013:8).

Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian, khususnya melalui penyebaran daftar pertanyaan (kuisioner) yang kemudian untuk di cermati dan menentukan jawaban dari penelitian ini.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai sumber diluar objek penelitian. Data ini didapat dari berbagai literatur kepustakaan seperti, buku-buku, majalah, sumber website dan data penunjang lainnya yang berhubungan dengan kepuasan konsumen.

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Sugiyono (2006:90) mengemukakan bahwa, "populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai karakteristik dan kuantitas tertentu yang dibutuhkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulannya." Populasi dalam penelitian ini adalah para penerima program CSR dari perusahaan PT. Bank Bengkulu yang ada di kota Bengkulu yaitu sebanyak 49 populasi dimana data diambil dari tahun 2012 hingga 2014.

Sampel
Menurut Sugiyono (2006:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah jumlah dan data penerima program CSR dari Bank Bengkulu serta nasabah aktif yang mengetahui program CSR pada Bank Bengkulu. Karena jumlah populasi terbatas maka sampel diambil dari seluruh jumlah populasinya yaitu 49 orang.

Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik sampling jenuh yaitu teknik teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono 2006:84).

Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Studi Kepustakaan
Yaitu suatu bentuk penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dimana data tersebuut diperoleh melalui buku-buku literatur dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, khususnya data informasi berupa laporan dan catatan (Irawan 1995:21).
Studi Lapangan
Yaitu suatu bentuk penelitian guna mendapatkan data sekunder berupa data jadi. Dalam penelitian iini tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan
Wawancara
Yaitu suatu betuk penelitian yang dilakukan penulis dengan pengamatan secara langsung maupun secara tidak langsung seperti memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.
Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dan setiap pertanyaan yang dibagi menjadi 5 instrumen ini akan diperoleh poin dalam masing-masing jawaban.






TABEL I
KATEGORI/KRITERIA KUISIONER

Kategori
Skor Interval
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1

Observasi
Yaitu dengan mengadakan suatu pengamatan atau peninjauan langsung mengenai operasional perusahaan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya.

Definisi Konsepsional dan Spesifikasi Variabel
Definisi Konsepsional
Loyalitas adalah Kesetiaan bersifat emosional yang dipengaruhi oleh kualitas perasaan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan dan memiliki keinginan untuk tetap bergabung dalam faktor tersebut (Wibisono 2007:23).
Bidang Sosial yaitu dimensi sosial yang diartikan sebgai perusahaan harus berpartisipasi dalam mencapai kesejahteraan masyarakat dan memperbaikinya, meningkatkan produktivitas mereka, memberikan rasa aman selain kesehatan dalam bersosialisasi (Mardikanto 2014:146).
Bidang Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan kebutuhan seperti produksi, distribusi dan konsumsi terhadap suatu barang dan jasa (Mardikanto 2014:142).
Bidang Lingkungan didefinisikan sebagai kewajiban terhadap dampak yang dihasilkan dari operasi dan produk, mencapai efisiensi maksimum dan produktifitas tergantung pada sumber daya yang tersedia, dan dampak terhadap negara atau daerah. Perusahaan harus menyadari semua aspek lingkungan langsung ataupun tidak langsung yang berhubungan dengan kinerja usahanya, penyerahan jasa dan manufaktur produk (Mardikanto 2014:149).
Spesifikasi Variabel
Loyalitas nasabah merupakan kesetiaan nasabah terhadap perusahaan yang memberikan kepuasan pada nasabah tersebut. Loyalitas nasabah didapatkan dari data yang diperoleh PT. Bank Bengkulu dalam menjalankan program CSR.
Bidang sosial adalah partisipasi perusahaan dalam mensejahterakan masyarakat demi peningkatan sosial yang lebih baik. Program CSR di bidang sosial yang telah di jalankan oleh PT. Bank Bengkulu seperti pemberian beasiswa, pemberian bantuan buku, kesejahteraan sosial, peduli bencana alam dan lain-lain.
Bidang ekonomi merupakan aktifitas manusia yang berhubungan dengan kebutuhan yang harus dimilikinya demi menjalani kelangsungan hidup untuk itu perusahaan diwajibkan ikut serta membantu. Program CSR di bidang ekonomi yang telah dijalankan oleh PT. Bank Bengkulu seperti UKM, pembukaan lapangan kerja, sarana dan prasarana seperti bantuan mobil pajak untuk kota Bengkulu dan usaha produktiv lainnya.
Bidang lingkungan yaitu kepedulian perusahaan terhadap dampak yang dihasilkan dari operasi dan produksi demi memajukan produktivitas daerah, lingkungan sekitar serta perusahaan. Program CSR yang telah dijalankan oleh PT. Bank Bengkulu seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar kantor, penghijauan, pelestarian alam seperti penananaman seribu pohon, penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Metode Analisis
Analisis Kualitatif
Penulis melakukan analisa dan menjelaskan terhadap hasil dalam penelitian pengaruh program CSR terhadap loyalitas nasabah yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan sehingga nantinya dapat digunakan oleh pihak perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan.

Analisis Kuantitatif
Penulis memberikan skor pada tiap jawaban dari pertanyaan kuisioner yang dibagi dalam 3 aspek dengan menggunakan skala likert artinya dari alternatif jawaban yang diberikan mempunyai lima tingkatan dan masing-masing skor. Digunakan data berupa angka-angka berdasarkan perhitungan sistematis untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dikemukakan.
Untuk mengetahui dan merumuskan hasil penelitian menggunakan kuisioner/angket, maka dapat diketahui dengan uji validitas dan reliabilitas, yaitu yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Atau dapat juga melihat dasar pedoman pengambilan keputusan berikut :
Jika nilai cronbach's alpha lebih besar dari r tabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan reliabel atau konsisten.
Jika nilai cronbach's alpha lebih kecil dari r tabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan reliabel atau konsisten.
Sementara alat-alat analisa statistik yang digunakan adalah :
1. Analisis Korelasi berganda, untuk mengetahui kuatnya pengaruh hubungan antar tiga variabel terhadap Y maka digunakan formulanya:
R=b Σx Y+b Σx Y+b Σx YΣY²
Interprestasi koefisisen korelasi (Sugiyono,2007):
0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai yang semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

2. Analisis Koefisien determinasi, yaitu Uji determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap variabel Y, dengan rumus:
R²=b1ΣX1Y+b2ΣX Y+b ΣX YΣY²
Dimana :
r : nilai koefisien korelasi
Σx : jumlah pengamatan variabel x
Σy : jumlah pengamatan variabel y
Σxy : jumlah hasil perkalian variabel x dan y

3. Analisa regresi, untuk mengetahui pengaruh antara variabel.
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3
Dimana :
Y = loyalitas nasabah
a = Konstanta
bn = koefisien regresi variabel Xn
X1 = CSR bidang sosial
X2 = CSR bidang ekonomi
X3 = CSR bidang lingkungan
Uji T, digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dari pelayanan yang diberikan oleh Bank bengkulu dan membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak.
t=bisbi
Dimana :
t = Nilai t observasi
bi = koefisien regresi
sbi = standar eror koefisien korelasi
Penetapan untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, dengan ketentuan:
Bila ditentukan 0 sebesar 0,05 atau 5% maka pengujian hipotesisnya dapat dilakukan sebagai berikut :
Dasar pedoman pengujian :
Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat
Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Atau berdasarkan signifikansi output SPSS.
Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Jika nilai sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan.

Uji F, untuk melihat apakah variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat, maka digunakan:
F=R2 k-11-R2/(n-k)

Dimana : R = koefisisen korelasi berganda
k = banyaknya variabel yang diteliti
n = banyaknya sampel

Analisis Ekonometrika,
Uji Multikoliniersitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukannya adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas maka dapat disebut tidak terjadi multikoliniersitas.
Dasar pengambilan keputusan :
Melihat nilai tolerance :
Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 = tidak terjadi multikoliniersitas terhadap data yang diuji.
Jika nilai tolerance lebih kecil daro 0,10 = terjadi multikoliniersitas.
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) :
Jika nilai VIF lebih kecil dari 10.00 = negatif/tidak terjadi multikoliniersitas.
Jika nilai VIF lebih besar dari 10.00 = positif.

Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas memiliki beberapa cara untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari pengamatan satu ke lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan apabila berbeda maka disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini digunakan uji heteroskedastitas dengan melihat grafik scatterplot pada output SPSS dengan dasar pengambilan keputusannya :
Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot SPSS (bergelombang, menyebar kemudian menyempit) = terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar = tidak terjadi

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya.
Dasar pengambilan keputusan :
Jika Dw (Durbin-watson) pada output SPSS < dari dL atau >(4-dL) maka hipotesis nol ditolak dan terdapat autokorelasi.
Jika nilai Dw terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima dan tidak ada autokorelasi
Jika nilai Dw terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Positif :
ddU = tidak positif
dL
Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.