A.P LUBIS.pdf

May 23, 2017 | Autor: D. Apriliyanti | Categoria: Resume
Share Embed


Descrição do Produto

AKHLAK TASAWUF

Disusun Oleh : Nama Mahasiswa : DEWI APRILIYANTI LUBIS Nomor Induk Mahasiswa : 0705162005

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI MEDAN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak Tasawwuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan, secara historis dengan teologis akhlak tasawwuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umar agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW. Adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima. Khazanah pemikiran dan pandangan di bidang akhlak da tasawwuf itu kemudian menemukan momentum pengembangan dalam sejarah, antara lain ditandai oleh munculnya sejumlah besar ulama tasawwuf dan ulama di bidang akhlak. .Disadari bahwa masih banyak bidang akhlak tasawwuf yang dapat dikemukakan, namun keterbatasan ilmu yang kami miliki kami mohon maaf jika mempunyai kesalahan dalam pengumpulan data yang kami kumpulkan ini.

B. Rumusan Masalah 1. Defenisi Akhlak Taswuf 2. Tujuan Akhlak Tasawuf

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu Akhlak Tasawuf 2. Mengetahui tujuan Akhlak Tasawuf

BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Tasawuf Karya-karya modern dalam bidang tasawuf telah mendiskusikan asal usul kata tasawuf, meskipun karya-karya klasik harus lebih diutamakan untuk dimanfaatkan sebagai upaya memahaminya secara baik berdasarkan data otentik. Dalan kitab Kasyf alMahjub, al-Hujwiri telah menjelaskan asal usul kata tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf yang beerarti wol. Disebut sufi karena kau sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf yang berarti barisan pertama, yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keingan mereka terhadap Tuhan, kecendrungan hati mereka terhadap-Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka di hadapan-Nya. Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal diserambi masjid ( shuffah ) yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa yang berarti kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dan karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan menyucikan diri meraka dari kejahatan dan keinginan duniawi, sebab itulah merak disebut sufi1. Dari sudut kebahasaan, perkataan “akhlaq” berasal dari bahasa Arab yaitu “ akhlaqun” sebagai jamak dari kata “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, kelakuan atau tingkah laku, tabiat. Perkataan “akhlaq” berkaitan erat dengan perkataan “khalaqun” yang berartikejadian, serta erat pula hubungannya dengan kata “khaaliqun” yang berarti penciptaan dan juga dengan kata “makhluqun” yang berarti diciptakan. Secara istilah, terdapat beberapa pendapat ulama’ mengenai pengertian akhlak yang dapat kita ketahui bahwa perbuatan yang dikategorikan sebagai akhlak yang baik itu haruslah memenuhi kriteria perulangan (kontinuitas) sehingga seseorang yang hanya melakukan perbaikan sekali waktu saja tidak lantas dikatakan telah berakhlak baik.

1

Ali bin Utsman al- Hujwiri, the kashf al-mahjub (Karachi: Ziaul-Quran Publication,2001), hlm. 101

B. Tujuan Tasawuf Secara umum, tujuan tasawuf yang terpenting adalah agar berada sedekat mungkin dengan al-Haqq. Namun apabila diperhatikan karakteristik tasawuf secara umum,terlihat adanya tiga sasaran “antara” dari tasawuf yaitu: Pertama, taswauf yang menekankan pembinaan aspek moralitas yang tinggi sebagaimana dikehendaki oleh rasul diatas, sebagai contoh bagaimana seseorang ketika mendapatkan musibah dia bisa sabar dan bahkan dia bisa bersyukur terhadap musibah yang menimpanya, karena ternyata yang diterimanya adalah musibah yang kecil karena ada musibah yang lebih besar. Kedua, tasawuf irfani2 yakni tasawuf yang bertujuan agar bisa ma’rifat kepada Allah melalui penyingkapangan langsung yang sering disebut dengan kasf al-hijab. Tasawuf ini bersifat teoritis dengan seperangkat pengetahuan secara khusus yang difornulasikan secara sistematis analitis. Sebagai contoh orang yang sholat supaya bisa liqa’ ila Allah dia harus bisa khusyuk melalui mujahadah dan akhirnya bisa musyahadah ila Allah dengan penglihatan spiritual. Ketiga, tasawuf yang bertujuan untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada Al-haqq secara mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara hamba dengan Al-haqq dan makna hubunga itu. Sebagai contoh tentang hamba bisa menyatu dengan al-haqq apabila dia sudah menghilangkan sifat kemanusiaan dan muncul sifat ketuhanan demikian pemikiran syuhrawardi. Makna dekat dengan Allah dapat diketahui melalui tiga simbolisme, yakni dekat dalam arti melihat al-haqq dan merasakan kehadiran-Nya dalam hati, dekat dalam arti berjumpa dengan al-haqq sehingga terjadi dialog antara hamba dengan al-haqq dan dekat dengan sebagai penyatuan hamba dengan al-haqq sehingga terjadi penyatuan antara keduanya dalam iradat-Nya. Dari uraian singkat tentang tujuan tasawuf nampak beragam dalam tujuan tasawuf, sebagaimana pandangan Rifa’i Siregar3

1. Penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak mutlak Al-Haqq karena dialah penggerak utama dari semua kejadian alam ini. 2. Pelepasan secara total semua keinginan pribadi dan melepas diri dari sifat- sifat jelek yang berkenaan dengan kehidupan duniawi teresterial yang diistilahkan dengan “ fana al-ma’asi dan baqa al-ta’ah”. 3. Peniadaan kesadaran diri serta pemsatan diri pada perenungan terhaddap al-haqq semata, tiada yang dicari melainkan Dia. Inilah pandangan uulama tarekat “ Illahi anta maqsudi wa ridaka matlubi”.

2 3

DR. H. Dahlan Tamrin, M.Ag, Tasawuf Irfani Tutup Nasut Buka Lahut, (UIN-MALIKI PRESS,2010), hlm.26 A. Rifa’i Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme (Jakarta: Raja Grafindo Pesada,2002), hlm.58

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf yang beerarti wol. Disebut sufi karena kau sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf yang berarti barisan pertama, yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keingan mereka terhadap Tuhan, kecendrungan hati mereka terhadap-Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka di hadapan-Nya. Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifatsifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal diserambi masjid ( shuffah ) yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa yang berarti kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari nodanoda bawaan, dan karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka. Tujuan tasawuf yang terpenting adalah agar berada sedekat mungkin dengan alHaqq. Tasawuf irfani yakni tasawuf yang bertujuan agar bisa ma’rifat kepada Allah melalui penyingkapangan langsung yang sering disebut dengan kasf al-hijab. Tasawuf yang bertujuan untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada Al-haqq secara mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara hamba dengan Al-haqq dan makna hubungan itu.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hujwiri, Ali bin Utsman, 2001. The Kashf al-Mahjub, Karachi: Ziaul-Quran Publication Tamrin, Dahlan, 2010. Tasawuf Irfani Tutup Nasut Buka Lahut, UIN-MALIKI PRESS Siregar, A. Rifa’i, 2002. Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, Jakarta: Grafindo Persada

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.