biodas

July 25, 2017 | Autor: Nurul Fatimah | Categoria: Biological Sciences
Share Embed


Descrição do Produto

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap Biologi Dasar dengan judul "Percobaan Lazarro Spallanzani" yang disusun oleh :
Nama :Nurul Fatimah Kamsyah
NIM :1414040008
Kelas :Pendidikan Biologi
Kelompok :VI
telah diperiksa dan dikonsultasikan pada Asisten dan koordinator Asisten, maka laporan ini dinyatakan diterima.

Makassar, 29 Desember 2014
Koordinator Asisten, Asisten,



Djumarirmanto S.Pd Sutriadi
Nim: 1214140002

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab,



Drs.H.Hamka L,M.Si.
NIP. 196212311987021005








BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak ribuan bahkan berjuta tahun yang lalu telah muncul pertanyaan bahwa dari manakah asal usul kehidupan itu sebenarnya berasal?. Dari pertanyaan inilah para ilmuwan dan peneliti melakukan eksperimen untuk berusaha menjawab asal usul dari kehidupan. Eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan maupun peneliti menghasilkan anggapan atau teori yang berbeda-beda. Ada ilmuwan yang beranggapan bahwa kehidupan berasal dari benda mati dan ada pula yang beranggapan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. Beberapa teori penting yang dikemukakan oleh para ilmuwan ataupun peneliti terkait asal usul kehidupan diantaranya ialah teori Abiogenesis dan teori Biogenesis.
Teori abiogenesis atau yang biasa juga disebut dengan teori generatio spontanea menyatakan bahwa kehidupan dalam hal ini adalah makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan karena adanya daya hidup. Pelopor atau perintis dari teori abiogenesis ini diantaranya adalah Aristoteles yang mengemukakan teori ini pertama kali (384-322 SM). Menurut Aristoteles kehidupan berasal dari lumpur. Selain Aristoteles, pelopor teori ini adalah John Needham yang berpendapat bahwa kehidupan berasal dari air kaldu. Dari pendapat-pendapat yang dikemukan oleh para ilmuwan yang menganut teori abiogenesis banyak mendapatkan sanggahan dari para ilmuwan yang menganut teori biogenesis.
Penganut dari teori biogenesis ini diantaranya ialah Fransisco Redi yang berpendapat bahwa lalat berasal dari telur yang dikeluarkan oleh induk lalat. selain itu seorang ilmuwan italia yakni Lazarro Spallanzani melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis khususnya pendapat dari John Needham bahwa kehidupan berasal dari mikroorganisme bukan dari air kaldu. Selain itu ada pula Louis Pasteur yang melakukan eksperimen seperti Lazarro Spallanzani, namun Louis Pasteur menggunakan tabung berleher angsa. Jadi teori biogenesis ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya.
Namun pada percobaan kali ini, mahasiswa hanya mempraktekkan satu jenis percobaan dari salah satu penganut teori biogenesis ialah Lazarro Spallanzani. Hal ini untuk membuktikan teori dari Spallanzani tersebut maka pada praktikum ini dilakukan percobaan seperti apa yang pernah dilakukan oleh ilmuwan Lazarro Spallanzani pada percobaannya. Percobaan ini menggunakan tiga tabung reaksi yang diisi dengan air kaldu. Dimana perlakuan ketiganya tidak sama.
Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan mengenai dari manakah asal kehidupan?.
Manfaat Praktikum
Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi khususnya menjawab pertanyaan mengenai dari manakah asal kehidupan?.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan "dari manakah asal kehidupan?", telah dicoba dijawab dari berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Spallanzani yang meragukan teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea dari Aristoteles (Tim Penyusun, 2014:11).
Menurut Nurlita,(2008), Paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Pendukung teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati/tak hidup yang terjadi secara spontan, misalnya :
Ikan dan katak berasal dari lumpur.
Cacing berasal dari tanah.
Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Menurut Aristoteles ahli filsafat Yunani kuno (384-322 SM), mahluk hidup terbentuk secara spontan. Teori ini di kembangkan setelah Aristoteles menemukan belatung yang tiba-tiba muncul pada daging yang membusuk. Akhirnya belatung itu akan menjadi lalat. Dia berkesimpulan bahwa mahluk hidup muncul secara tiba-tiba. Seperti halnya belatung yang muncul dari daging yang membusuk itu. Teori ini dikenal sebagai teori Generatio Spontanea. Oleh karena asal dari mahluk hidup itu adalah benda tak hidup, maka teori itu di sebut juga teori Abiogenesis. Pendukung yang lain adalah John Needham(1700) seorang berkebangsaan Ingris. Dia melakukan penelitian dengan merebus sepotong daging dalam wadah selama beberapa menit (tidak sampai steril). Air rebusan daging tersebut disimpan dan ditutup dengan tutup botol dari gabus. Setelah beberapa hari air kaldu berubah menjadi keruh yang di sebabkan oleh adanya mikroba. Needham berkesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu (Muliana,2010:2).
Menurut Warianto,(2011), Teori biogenesis menganut paham bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Adapun pendukung teori biogenesis ialah :

Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis adalah Fransisco redi, seorang fisikawan Italia. Redi melakukan dua kali pecobaan. Pada percobaannya yang pertama pada tahun 1668, redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua stoples. Stoples satu diisi dengan kerat daging dan di tutup rapat-rapat, sedangkan stoples yang kedua diisi kerat daging dan dibiaran terbuka. Setelah beberapa hari, pada stoples I, pada daging tidak di temukan larva lalat. Pada Stoples 2 daging telah membusuk dan didalam daging terdapat banyak larva. Redi menyimpulkan bahwa larva lalat bukan bersala dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada keratan daging dan telur tersebut menetas menjadi larva. Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pendukung teori Abiogenesis.Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada stoples satu tidak dapat terjadi karena stoples tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup di dalamnya. Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada stoples yang di tutup dngan kain kasa sehinngga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil menunjukkan bahwa keratin daging membusuk pada daging ini di temukan sedikit larva dan pada kain kasa penutupnya terdapat lebih banyak larva dari pada yang didaging. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh pada daging (Muliana,2010:3).
Percobaan lazzaro spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut:
labu 1 diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15°c selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
labu 2 diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan. Selanjutnya, labu 1 dan 2 didinginkan. setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.
Dari percobaan yang dilakukannya maka Spallanzani memperoleh hasil dari percobaannya adalah sebagai berikut :
labu 1, hasilnya air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu 1 ini banyak mengandung mikroba.
labu 2, hasilnya air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Kesimpulan Spallanzani adalah pada tabung yang terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan. Ini membuktikan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu. Hasil percobaan Spanllanzani di sanggah oleh penganut abiogenesis. Sanggahannya adalah kehidupan pada percobaan Spallanzani tidak terjadi karena daya hidup tidak masuk ke dalam labu. Menurut mereka, untuk terbentuknya organisme dalam air kaldu di butuhkan udara (Muliana,2010:4).
Percobaan louis pasteur (1822-1895)
Menurut Muliana,(2010:4), Orang yang berhasil menumbangkan tori abiogenesis sehingga tidak tersanggahkan lagi adalah ahli biokimia berkebangsaan Perancis, yaitu Louis Pasteur (1822-1895). Pasteur melakukan pecobaan yang merupakan penyempurnaan dari percobaan spanlanzani. Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa. Percobaannya adalah sebagai berikut:
Labu berleher seperti leher angsa diisi air kaldu. Leher angsa itu dibuat untuk menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara luar. Selanjutnya labu di panaskan untuk mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme.
Setelah itu labu didinginkan dan di letakkan di tempat yang aman. Udara dari luar dapat masuk ke dalam labu karena bentuk pipa seperti leher angsa, debu dan mikroorganisme yang ada di udara menempel di dasar leher angsa, sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril. Jadi, didalam labu percobaan Pasteur ini masih ada daya hidup seperti yang dipersoalkan oleh penganut paham abiogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
Labu yang berisi air kaldu jernih tersebut di pecahkan lehernya, sehingga labu bersentuhan langsung dengan udara luar secara langsung. Setelah selama beberapa hari di biarkan, air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme
Pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi keruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidakbenaran paham abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan (Warianto,2011).
Menurut Nurlita,(2008), Berdasarkan hasil percobaan pasteur, maka tumbanglah paham abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori biogenesis. teori itu menyatakan:
Omne vivum ex ovo : setiap makhluk hidup berasal dari telur
Omne ovum ex vivo : setiap telur berasal dari makhluk hidup
Omne vivum ev vivo : setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Setelah Louis Pasteur memperbaiki percobaan Lazarro Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berleher angsa, maka gagallah semua usaha mempertahankan pandangan generatio spontanae atau teori abiogenesis. Muncullah teori biogenesis yang berpandangan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Lukman,2013:5).










BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Rabu/17 Desember 2014
Waktu : pukul 07.30 s.d. 09.30 WITA
Tempat : Green House Biologi FMIPA UNM
Alat dan Bahan
Alat
3 buah tabung reaksi
1 buah rak tabung reaksi
2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai
1 buah Lampu spiritus
Aqua gelas plastik
Cutter
Label
1 buah klem kayu
1 potong liin
1 buah pipet tetes
Bahan
30 ml Air kaldu
Korek api
Prosedur Kerja
Mengisi ketiga tabung reaksi dengan kaldu masing-masing 10 ml.
Tabung I, dididihkan kaldunya di atas api lampu spiritus sampai mendidih, biarkan terbuka (tanpa tutup).
Tabung II, disumbat dengan tutup gabus/karet dan ditetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup.
Tabung III, dididihkan kaldunya di atas lampu spiritus sampai mendidih, segera tutup dengan gabus dan ditetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
Meletakkan semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan disimpan di atas meja kerja, usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama 4 hari.
























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke-
Tabung

Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV

BA
W
BU
E
BA
W
BU
E
BA
W
BU
E
BA
W
BU
E
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
2
+
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
-
+
+
-
-
3
++
-
-
++
-
-
-
+
-
-
-
-
+
+
-
-
4
+++
-
-
+++
-
-
-
+
-
-
-
+
++
++
-
-






Keterangan :
W = Warna + = Ada perubahan
Ba = Bau - = Tidak ada perubahan
Bu = Buih ++ = Perubahan meningkat
E = Endapan +++ = Perubahan semakin meningkat
2. Gambar hasil Pengamatan
Hari
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
1




2




3








4








Keterangan :
Tabung I : dipanasi dan tidak ditutup
Tabung II : tidak dipanasi dan ditutup
Tabung III : dipanasi dan ditutup
Tabung IV : kontrol, tidak diberikan perlakuan apapun

Pembahasan
Tabung pertama diberikan perlakuan dengan dipanasi dan tidak ditutup. Pada hari pertama, air kaldu pada tabung reaksi masih tampak bening. Tidak terjadi perubahan apapun, baik perubahan bau, warna, buih, maupun endapan. Pada hari kedua sudah tampak adanya perubahan yakni perubahan bau yang tidak enak serta adanya endapan. Pada hari ketiga terjadi perubahan bau dan endapan yang meningkat dari hari sebelumnya. Pada hari keempat terjadi perubahan yang semakin meningkat dari hari-hari sebelumnya dari segi bau dan endapan pada tabung reaksi. Terjadinya perubahan bau dan adanya endapan yang meningkat dari hari kehari pada tabung reaksi disebabkan karena pada tabung ini tidak ditutup atau tidak disumbat dengan gabus sehingga mikroorganisme yang ada diudara dapat dengan mudah masuk kedalam tabung reaksi yang kemudian akan berkembang dengan cepat. Meskipun tabung reaksi telah dipanasi (steril) sehingga mikroorganisme yang ikut bersama air kaldu akan mati namun tabung tidak ditutup maka tetap akan menyebabkan terjadinya perkembangan mikroorganisme yang berasal dari udara didalam tabung.
Tabung kedua diberikan perlakuan dengan tidak dipanasi dan ditutup. Dari hari pertama sampai dengan hari kedua pengamatan, belum adanya perubahan apapun pada tabung reaksi, baik itu perubahan bau, warna, buih, dan endapan. Perubahan baru terjadi saat pengamatan pada hari ketiga yakni adanya endapan pada dasar tabung reaksi. Pada hari keempat kondisi tabung reaksi masih sama dengan hari ketiga. Dimana terdapat endapan, namun jumlah banyaknya endapan masih sama dengan hari ketiga. Pada tabung ini terdapat endapan pada hari ketiga dan keempat disebabkan oleh mikroorganisme yang ikut bersama air kaldu berkembang dalam tabung karena pada tabung ini meskipun ditutup sehingga tidak memungkinkan masuknya mikroorganisme dari udara, namun tabung tidak dipanasi sehingga mikroorganisme yang ikut bersama kaldu tidak mati sehingga dapat berkembang didalam tabung.
Tabung ketiga diberikan perlakuan dengan dipanasi dan ditutup. Dari hari pertama sampai pada hari ketiga tidak terjadi perubahan apapun. Pada hari keempat terjadi perubahan yakni terdapat sedikit endapan pada dasar tabung. Kurangnya perubahan pada tabung ini disebabkan karena pada tabung ini dipanasi sehingga mikroorganisme yang ikut bersama air kaldu mati. Selain itu tabung ini ditutup dan ditetesi lilin cair antara mulut tabung dengan sumbat sehingga tidak memungkinkan adanya mikroorganisme dari udara yang masuk ketabung. Jika dikaitkan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Lazarro Spallanzani terjadi sedikit perbedaan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami. Dimana hasil dari percobaan yang dilakukan oleh lazarro spallanzani pada tabung yang dipanasi dan ditutup, tidak terjadi perubahan apapun sedangkan hasil dari percobaan kami terdapat sedikit endapan pada hari keempat. Adanya sedikit endapan pada hari keempat kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor. Saat praktikum berlangsung, ketika tabung ketiga sementara dipanasi, sumbat gabusnya terlempar, ketika sumbat gabus terlepas dari tabung reaksi dapat memungkinkan mikroorganisme yang ada diudara masuk kedalam tabung. Selain itu juga dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan yang kurang mensterilkan alat, dalam hal ini tabung reaksi yang telah disterilkan dengan cara dipananasi, namun keseluruhan bagian dari tabung tidak terlalu bersih sehingga adanya endapan.
Tabung keempat sebagai control yang tidak diberikan perlakuan apapun. Pada hari pertama, warna air kaldu pada tabung reaksi telah berubah. Namun selain perubahan warna, tidak terjadi perubahan apapun. Pada hari kedua perubahan warna pada tabung reaksi meningkat dan terjadi pula perubahan bau. Pada hari ketiga, warna dan bau dari tabung masih sama dengan hari kedua. Pada hari keempat telah terjadi perubahan warna dan bau yang meningkat dari hari sebelumnya. Pada pengamatan dari hari pertama sampai hari keempat tidak terjadi perubahan apapun dari segi buih dan endapan. Pada tabung ini tidak diberikan perlakuan apapun sebab pada tabung ini akan menjadi pembanding dengan tabung lain yang diberikan perlakuan.
Dalam percobaan Lazarro Spallanzani, pada tabung yang terbuka akan mengalami perubahan warna atau tabung tersebut menjadi keruh dan berbau. Dalam percobaan yang telah dilakukan juga mendapatkan hasil bahwa tabung satu dan empat yang keadaannya tidak tertutup akan keruh dan berbau. Lazarro Spallanzani mengatakan bahwa yang menyebabkan air kaldu tersebut berbau adalah adanya mikroorganisme yang masuk dalam tabung melalui udara.






























BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa air kaldu pada tabung yang terbuka akan ditemukan organisme karena udara dari luar yang membawa mikroorganisme dapat lebih leluasa masuk sedangkan air kaldu yang perlakuannya dipanaskan dan ditutup serta ditetesi lilin antara mulut tabung dengan sumbat tidak ditemukan mikroorganisme karena air kaldu tidak berhubungan atau terkontaminasi dengan udara luar. Telah dapat dibuktikan dari percobaan Lazarro Spallanzani bahwa makhluk hidup tidak berasal dari benda mati (air kaldu) tetapi berasal dari mikroorganisme yang bebas masuk kedalam tabung melalui medium udara.
Saran
Untuk praktikan, sebaiknya menjaga kekompakan dan lebih teliti dalam melakukan praktikum agar kegiatan praktikum berjalan lancar.
Untuk laboratorium, sebaiknya menyiapkan alat yang lengkap dan dalam kondisi baik agar praktikan tidak kesulitan dalam melakukan percobaan.











DAFTAR PUSTAKA
Lukman,dkk.2013.Biologi Dasar.Makassar:Jurusan Biologi FMIPA UNM

Muliani.2010.AsalUsulKehidupan.https://www.scribd.com/doc/68882703/PDF-Asal-Usul-Kehidupan(diakses pada hari senin tanggal 22 Desember 2014)

Nurlita.2008.TeoriAbiogenesisdanBiogenesishttps://filzahazny.wordpress.com/2008/02/23/teori-abiogenesis-dan-biogenesis/(diakses pada hari senin tanggal 22 Desember 2014)

Tim Penyusun.2014.Penuntun Praktikum Biologi Dasar.Makassar:Jurusan Biologi FMIPA UNM

Warianto,Chaidar.2011.AsalUsulMakhlukHidup.http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/Asalusulmahlukhid_ChaidarWarianto_39.pdf(diakses pada hari senin tanggal 22 Desember 2014)










LAMPIRAN
Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas ?
Jawab : Yang menyebabkan perubahan kaldu pada percobaan tersebut adalah Mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu.
2. Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
Jawab : Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan pada kaldu tersebut berasal dari spora mahkluk hidup yang mungkin ikut terbawa bersama kaldu atau mungkin berasal dari udara bebas.
3. Perubahan pada kaldu tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ? Mengapa bisa demikian ?
Jawab : Air kaldu yang mengalami perubahan adalah air kaldu yang berada pada tabung yang kaldunya tidak disterilkan atau tidak diisolasi tabungnya dari udara bebas atau air kaldu yang disterilkan tapi tabungnya tidak ditutup, atau tabungnya ditutup tapi tidak disterilkan kaldunya. Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut ke dalam tabung dapat melakukan aktivitas.
4. Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
Jawab : Kaldu yang tidak mengalami perubahan warna dan bau adalah kaldu yang berada pada tabung yang disterilkan dengan cara dipanasi dan diisolasi dari udara luar dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi terjadi karena mikroorganisme yang sempat ikut kedalam tabung mati pada saat tabung dipanaskan, dan mikroorganisme baru tidak dapat berkembang karena tabung terisolasi dari udara luar.
5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu tiba-tiba muncul mikroorganisme baru ?
Jawab : Tidak, karena makhluk hidup sesungguhnya berasal dari makhluk hidup juga, bukan dari benda mati.
6. Hasil percobaan diatas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat menyangkal teori Generatio Spontanea ?
Jawab : Ya, karena hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada setiap tabung. Pada tabung III mikroorganisme yang menyebabkan perubahan pada kaldu adalah mikroorganisme yang berasal dari udara bebas, pada tabung IIyang meyebabkannya yaitu mikroorganisme yang berasal atau yang ikut bersama kaldu, sedangkan pada tabung IV adalah mikroorganisme yang berasl dari udara dan yang ikut bersama air kaldu. Sedangkan pada tabung ke I tidak mengalami perubahan karena tabung tersebut dipanaskan atau disterilkan dan terisolasi dari udara bebas.





Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.