BIOGAS1.docx

Share Embed


Descrição do Produto



1



BIOGAS
Definisi Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Adapun karakteristik dari biogas adalah sebagai berikut :
Biogas kira-kira memiliki berat 20 persen lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 650 sampai 750˚C.
Biogas tidak berbau dan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG.
Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/ m3 dengan efisiensi pembakaran 60 persen pada konvesional kompor biogas.
Nilai kalor rendah (LHV) (CH4) = 50,1 MJ/kg.
Densitas (CH4) = 0,717 kg/m³.
Pada daerah yang banyak terdapat industri yang menghasilkan limbah organik, dapat menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Berikut merupakan limbah organik yang dapat difermentasikan menjadi biogas, antara lain yaitu :
Limbah pertanian : rumput-rumputan, sisa tumbuhan jagung, dan lain-lain
Limbah dan hasil produksi : minyak, gas, sisa penggilingan padi, limbah sagu
Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak, kain tekstil, ampas tebu dari industri gula, tapioka, limbah cair industri tahu.
Limbah Perairan : tumbuh-tumbuhan air, eceng gondok
Limbah Peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable (sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob) karena bahan bakar dapat dihasilkan melalui pengurangan volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya bila dibandingkan dengan karbon dioksida dalam pemanasan global. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila karbon dilepaskan kembali ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Selain itu biogas tidak menghasilkan asap, hal ini menjadikan biogas sebagai suatu pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem pencernaannya. Bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses mencerna selulosa. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill (gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di landfill) memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75% gas metana.




Komponen
(Gas)
%
Metana (CH4)
55-75
Karbon dioksida (CO2)
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
Hidrogen sulfida (H2S)
0-3
Oksigen (O2)
0.1-0.5
Tabel Komposisi Penyusun Biogas
Sejarah penemuan biogas dari proses pencernaan anaerobik pertama kali ditemukan di benua Eropa. Penemuan ilmuan Alessandro Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770. Beberapa dekade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas Metana. Setelah tahun 1875, dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses pencernaan anaerobik. Pada tahun 1884, Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Pada akhir abad ke-19, di Jerman dan Perancis melakukan riset tentang biogas dan membangun beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Selama perang dunia ke-2, banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Oleh karena harga BBM semakin murah dan mudah untuk memperolehnya, pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa mulai ditinggalkan. Akan tetapi, di negara-negara berkembang dengan kebutuhan akan sumber energi yang murah tetap melakukan produksi biogas agar selalu tersedia bagi masyarakatnya. Sebagai contoh adalah Negara India. Di India, kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini, negara berkembang lainnya, seperti Filipina, Taiwan, dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dalam pengembangan alat penghasil biogas. Selain di negara berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di negara maju seperti Jerman
Proses Pembentukan Biogas
Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi lingkungan yang luas meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi yang terbatas.
Proses pembentukan biogas meliputi tiga tahap yaitu :
Hidrolisis
Pada tahap ini, terjadi penguraian bahan-bahan organik yang mudah larut dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana.
Pengasaman
Pada tahap pengasaman, komponen monomer yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bakteri asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana ini, antara lain asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
Metanogenik,
Pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas metana. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu untuk mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya sehingga menjadi hidrogen sulfida.
Bakteri yang berperan dalam proses pencernaan anaerobik adalah bakteri hidrolitik, bakteri fermentatif, baktersi asidogenik, dan bakteri metanogenik. Bakteri hidrolitik memecah bahan organik menjadi gula dan asam amino, kemudian bakteri fermentatif yang mengubah gula dan asam amino menjadi asam organik. Setelah itu, bakteri asidogenik merubah asam organik menjadi hidrogen, karbon dioksida dan asam asetat, yang nantinya oleh bakteri metanogenik diubah menjadi gas metana. Bakteri metanogenik akan menghasilkan biogas yang bagus (kandungan gas metana tinggi) pada suhu 25o C - 30o C. Di dalam digester biogas terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan yaitu bakteri asidogenik dan bakteri metanogenik. Kedua bakteri ini harus dipertahankan jumlahnya seimbang. Jika jumlah bakteri tersebut tidak seimbang, akan terjadi kegagalan pada reaktor biogas karena ketidakseimbangan jumlah bakteri tersebut mengakibatkan lingkungan menjadi sangat asam ( pH < 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri metana. Keasaman substrat biogas dianjurkan berada pada rentang pH 6,5 – 8. Bakteri metanogenik ini juga cukup sensitif dengan temperatur. Temperatur 35˚C diyakini sebagai termperatur optimum untuk perkembangbiakan bakteri metana. (Junus,1987). 
Dalam pembuatan biogas, diperlukan beberapa teknologi dalam pengolahannya yang disebut dengan teknologi biogas. Teknologi biogas adalah teknologi yang digunakan dalam proses penguraian limbah ternak oleh bakteri anaerob (bakteri asidogenik dan bakteri metanogenik) dalam suatu tangki pencerna (digester). Dari proses tersebut dihasilkan biogas dan pupuk slurry. Bahan bangunan yang dipakai dalam pembuatan teknologi biogas ini adalah material setempat, yang sebagian besar terdiri dari pasangan batu kali, pasangan batu bata, serta beton. Bangunan yang diperlukan dalam proses pembuatan biogas adalah sebagai berikut :
Bak Pemasukan (inlet)
Bak yang berguna sebagai penampung kotoran dan air kencing ternak (sapi) sebelum dimasukkan di dalam digester. Bak pemasukan ini dilengkapi dengan penyaring agar sisa rumput atau benda lain yang tidak dikehendaki masuk ke dalam digester dapat tersaring dan dibersihkan.
Digester
Digester adalah bangunan ruangan (tandon) sebagai tangki pencerna untuk memproses limbah organik (misalnya kotoran sapi, air kencing dan air) serta sebagai tempat bakteri anaerobik menguraikan limbah isian tersebut selama waktu tertentu. Dari proses fermentasi limbah tersebut, akan menghasilkan biogas dan slurry (sisa keluaran setelah di proses sebagai pupuk organik) yang siap pakai dengan unsur hara yang tinggi dimana slurry mengandung unsur-unsur : N, P, K, Ca, Mg, yang sangat dibutuhkan sebagai pupuk bagi tanaman.
Saluran gas 
Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat.
Bak Pelimpahan
Bak pelimpahan/bak pengeluaran adalah bak sebagai tampungan limpahan slurry dari digester dan bila bak tersebut telah penuh oleh slurry, slurry akan disalurkan menuju ke bak penampungan slurry.
Bak Penampung Slurry
Bak ini berfungsi sebagai tempat menampung slurry luapan dari Bak Pengeluaran. Slurry di Bak Penampungan digunakan untuk menyaring/memisahkan slurry cair untuk dikeringkan sehingga ringan pengangkutannya, mudah dikemas dalam plastik untuk dijual. Dalam keadaan basah/ cair kandungan unsur haranya sangat tinggi. Penggunaan pupuk dalam keadaan basah/cair sangat dianjurkan sehingga tidak perlu melalui penyaring ini.
Bak pengencer Slurry
Bak pengencer Slurry ini digunakan untuk menambah kandungan oksigen yaitu secara aerasi dan bisa diencerkan dengan tambahan air sehingga bisa dimanfaatkan untuk ternak lele.
 Tangki penyimpan gas 
Terdapat dua jenis tangki penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit reaktor (fixed dome) dan terpisah dengan reaktor (floating dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S removal untuk mencegah korosi.


Gambar Proses Pembuatan Biogas
Dalam pembuatan biogas, diperlukan teknologi biogas seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Selain itu, diperlukan kesediaan limbah organik (seperti kotoran sapi, kerbau, kambing maupun unggas) yang merupakan bahan baku biogas. Setelah bahan bakuya tersedia, campurkan limbah organik tersebut dengan air di dalam inlet. Biasanya campuran antara kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:5. Air berperan sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas untuk menguraikan limbah-limbah organik tersebut. Setelah proses pengadukan, limbah organik yang bercampur air akan disalurkan ke digester. Di dalam digester, akan terjadi proses fermentasi oleh bakteri anaerob. Selama proses berlangsung, temperature dalam digester diatur sedemikian rupa antara 27 – 280 C agar bakteri asidogenik dan metanogenik dapat melakukan tugasnya secara optimal. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama. Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, digester harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, digester itu tidak boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga limbah organik yang dimasukkan ke dalam digester bisa dikonversi oleh bakteri. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Setelah proses fermentasi, gas-gas yang dihasilkan selama proses tersebut akan disalurkan ke tempat penampungan gas. Selain itu, dalam proses fermentasi, juga menghasilkan slurry yang nantinya dapat dijadikan sebagai pupuk cair dan pupuk padat.
Pada tempat penampungan gas, biogas masih mengandung unsur – unsur yang tidak bermanfaat untuk pembakaran khususnya air (H2O) dan gas hidrogen sulfida (H2S). Pengurangan kadar air dilakukan dengan cara melewatkan biogas pada suatu kolom yang terdiri dari silika gel. Kemudian air akan diserap oleh silika gel sehingga pada biogas tersebut kadar airnya akan berkurang. Sedangkan pemurnian biogas dari unsur H2S dapat dilakukan dengan teknik absorbsi. Teknik Absorbsi adalah pemisahan suatu gas tertentu dari campuran gas-gas dengan cara pemindahan massa ke dalam suatu liquid. Hal ini dilakukan dengan cara mengantarkan aliran gas dengan liquid yang mempunyai selektivitas pelarut yang berbeda dari gas yang akan dipisahkannya.
Untuk absorbsi kimia, transfer massanya dilakukan dengan bantuan reaksi kimia. Suatu pelarut kimia yang berfungsi sebagai absorben akan bereaksi dengan gas asam (CO2 dan H2S) menjadi senyawa lain, sehingga gas alam yang dihasilkan sudah tidak lagi mengandung gas asam yang biasanya akan mencemari lingkungan apabila ikut terbakar. Secara umum penghilangan (pengurangan) H2S dari biogas dapat dilakukan secara fisika, kimia, atau biologi. Pemurnian secara fisika misalnya penyerapan dengan air, pemisahan dengan menggunakan membran atau absorbsi dengan absorben misalnya dengan menggunakan absorben karbon aktif. Metode fisika ini relatif mahal karena absorben sulit diregenerasi dan pengurangan H2S rendah serta masih berupa larutan dan gas yang dibuang di lingkungan (Zicari, 2003).
Pemurnian biogas dari kandungan H2S juga dapat menggunakan iron chelated solution memberikan banyak kelebihan (Wubs, 1994). Kelebihan tersebut diantaranya adalah efektifitas penyerapan H2S tinggi, larutan absorben dapat diregenerasi sehingga biaya operasional murah. Kelebihan lain yang tidak ada pada proses lain adalah sulfur yang terpisahkan dari biogas berupa sulfur padat atau paling tidak berupa residu yang mudah dan aman dalam pembuangannya sehingga tidak mencemari lingkungan. Istilah chelated pada absorben ini adalah senyawa kimia dalam bentuk cincin heterosiklis yang mengandung ion logam yang terikat secara koordinatif oleh minimal dua ion non metal. Chelated agent yang biasa digunakan adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) (Sax, 1987). Iron chelated solution dibuat dengan melarutkan senyawa garam besi (misal FeCl2) ke dalam larutan EDTA (Horikawa, 2004).
Setelah dilakukan pemurnian biogas, gas tersebut kemudian bisa dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) serta dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor dalam memasak.

Manfaat Biogas Bagi Makhluk Hidup
Sumber energi biogas memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut :
Biogas merupakan sumber energi terbarukan (renewable)
Biogas dianggap menjadi sumber energi terbarukan karena bahan baku pembuatan biogas dihasilkan dari sisa kegiatan makhluk hidup yang berlangsung secara terus-menerus yang berupa limbah organik dimana nantinya limbah tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas. Biogas akan menjadi tak terbarukan (unrenewable) ketika makhluk hidup berhenti beraktivitas sehingga makhluk hidup tidak dapat memproduksi limbah organik.
Biogas tidak mencemari lingkungan
Biogas tidak menimbulkan dampak polusi di alam karena produksi biogas tidak memerlukan oksigen dan tidak berasap dalam penggunaannya, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Mengurangi pembuangan sampah
Biogas dikatakan mengurangi pembuangan sampah karena dalam pembuatan biogas, menggunakan bahan limbah organik yang ditemukan di tempat pembuangan sampah, sungai, selokan, dan bahkan peternakan di seluruh negeri, yang memungkinkan untuk menurunkan pencemaran pada tanah dan air.
Membuka lowongan kerja
Dengan membuka industri pengolahan biogas, dapat menciptakan peluang kerja bagi ribuan orang di luar sana yang belum memiliki pekerjaan. Pekerjaan tersebut adalah berkah bagi masyarakat khususnya di daerah pedesaan, yang ditargetkan untuk penggunaan biogas demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah setempat.
Biogas dapat memiliki karakteritik yang sama dengan gas alam
Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, biogas akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui.
Biogas dapat menghasilkan daya listrik dalam jumlah yang besar
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt/jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk tumbuhan
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignumin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah, dan padi.
Modal yang dikeluarkan dalam pembuatan biogas relatif sedikit
Biogas mudah untuk mengatur dan memerlukan investasi modal kecil secara skala kecil. Bahkan, banyak peternakan dapat menjadi mandiri dengan memanfaatkan biogas tanaman dan bahan limbah yang dihasilkan oleh ternak mereka setiap hari. Seekor sapi dapat menyediakan bahan limbah yang cukup dalam sehari untuk menyalakan sebuah bola lampu sepanjang hari.
Dapat mengurangi efek rumah kaca
Biogas dapat mengurangi efek rumah kaca karena biogas memanfaatkan gas yang diproduksi di tempat pembuangan sampah sebagai bentuk energi. Gas tersebut berupa gas metana yang dapat merusak ozon dan menimbulkan efek rumah kaca di bumi.
Kelebihan dan Kekurangan dari Biogas
Kelebihan dari penggunaan biogas dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut :
Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap.
Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah.
Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan.
Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas.
Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan
Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran air/sungai).
Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu bakar.
Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang 

Selain keuntungan, biogas juga memiliki beberapa kekurangan dari penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut :
Berwujud gas sehingga memiliki sifat mobilitas yang kurang. Jika produksi yang dilakukan oleh suatu kampung, proses distribusinya tidak bisa terlalu jauh. Jika distribusi dilakukan dengan menggunakan saluran pipa dimana semakin jauh jangkauan distribusi maka diperlukan infrastruktur yang lebih memadai pula. Diperlukan pengubahan wujud menjadi cair terlebih dahulu agar mobilitas menjadi lebih mudah.
 Biogas belum diperuntukkan sebagai bahan bakar dari alat transportasi sehingga biogas belum mampu menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan di segala bidang.
Wujud biogas yang tidak beraroma dan tidak berasap sewaktu-waktu dapat membahayakan manusia jika terjadi kebocoran dalam tempat penampungan gas.
























DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Manfaat Biogas Bagi Kehidupan. http://budisma.net/2015/04/manfaat-biogas-bagi-kehidupan.html. Diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 13.24 WITA.
Anonim. 2014. Makalah Biogas. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28551/5/Chapter%20I.pdf. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.46 WITA.
Anonim. 2014. Biogas. https://id.wikipedia.org/wiki/Biogas. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.32 WITA.
Anonim. 2012. Bio-energy. http://bioologic.blogspot.co.id/2012/04/bio-energy.html. Diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 13.28 WITA.
Latif, Abdul. 2015. Makalah Biogas. http://www.academia.edu/12201593/Makalah_Biogas. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.40 WITA.
Minalisa, Medya. 2011. Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas. http://medyaminalisa.blogspot.co.id/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-biogas.html. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.53 WITA.
Prasetyo, Adi. 2013. Artikel Tentang Biogas Sejarah. http://aakkuucintaindonesia.blogspot.co.id/2013/01/artikel-tentang-biogas-sejarah.html. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.46 WITA.
Wibowo, Didik. 2012. Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas. http://harson7223.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 24 September 2015 pukul 13.17 WITA.
Yuli, Dewi. 2014. Teknik Pemanfaatan Biogas. http://dewiyulipuspitasari09.blogspot.co.id/2014/04/teknik-pemanfaatan-biogas.html. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 18.03 WITA.
Syah, Johan. 2011. Makalah Biogas. http://ekologimanusia.blogspot.co.id/2011/12/makalah-biogas.html. Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 18.03 WITA.

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.