Critical Review Geografi Transportasi - Luthfi Hakim.doc

Share Embed


Descrição do Produto

TUGAS MATA KULIAH
GEOGRAFI TRANSPORTASI
(GEL3317)

CRITICAL REVIEW JURNAL
PERANAN TRANSPORTASI DALAM PARIWISATA





Dibuat Oleh :
Nama : Luthfi Hakim Mufadhol
NIM : 14/365047/GE/07783














FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

PERANAN TRANSPORTASI DALAM PARIWISATA
Oleh : Nyoman Budiartha R.M.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011

Pesatnya pertumbuhan pariwisata telah menarik perhatian sejumlah besar
daerah provinsi maupun kabupaten di Indonesia untuk menangkap porsi yang
lebih besar dari potensi pariwisata. Guna mendorong pertumbuhan ekonomi
dari sektor pariwisata dengan meningkatkan kunjungan wisatawan maka
diperlukan pembangunan infrastruktur transportasi seperti pelabuhan
pariwisata, bandara, jalan raya serta fasilitas pendukung lainnya Untuk
menghindari local optimatization yang tidak konstruktif, perlu
memaksimalkan peranan transportasi dalam menjamin keberlanjutan dan daya
saing pariwisata Indonesia.
Bali sebagai salah satu destinasi wisata populer di Indonesia telah
memiliki sejarah panjang dalam hal pengelolaan pariwisata. Bali yang begitu
kuat menyuarakan pariwisata berbasis budaya (Hindu), dibangun di sebuah
provinsi seluas 5.632,86 km2 yang dikoordinasi sembilan kepala
kabupaten/kota, dengan koordinasi yang buruk dan ego sektoral yang keras.
Kenyataan yang sudah buruk itu dibuat rumit oleh instansi vertikal, seperti
imigrasi, Angkasa pura, Garuda Indonesia serta lembaga-lembaga lain
termasuk lembaga adat, menambah runyam Bali managemen wisata yang sudah
runyam. Hal ini tercermin dari banyaknya infrastruktur tidak berfungsi
sesuai dengan peruntukannya seperti terminal penumpang, pelabuhan dan
bangunan pendukung lainnya. Dibutuhkan pemahaman mengapa orang bepergian ke
Bali dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pilihan mereka agar dapat
digunakan untuk memperbaiki keadaan yang ada.
Tantangan utama dalam studi dampak infrastruktur transportasi yakni
sulitnya mengidentifikasi kaitan antara infrastruktur transportasi dan
industri pariwisata dan mengetahui derajat ketergantungan infrastruktur
transportasi terhadap industri-industri tersebut. Bagaimana suatu
rancangan fasilitas transporttasi dapat mendukung peningkatan wisatawan dan
akses yang menjadikan suatu kawasan destinasi yang memiliki daya tarik luar
biasa dan menguntungkan dari segi peningkatan keuangan dapat ditawarkan.
Pendekatan perencanaan ini dibutuhkan tidak hanya untuk alasan keindahan
tetapi yang lebih penting untuk alasan ekonomi. Pengaruh dari infrastruktur
transportasi tidak hanya terbatas pada identifikasi terhadap industri
transportasi dan derajat ketergantungan infrastruktur transportasi terhadap
industri pariwisata, tetapi pada akhirnya pengembangan untuk pertumbuhan
perekonomian Indonesia khususnya daerah Bali.
Destinasi atau daerah tujuan wisata (DTW) di Indonesia didefinisikan
secara tradisional sebagai suatu daerah geografi yang dirumuskan seperti
Negara, pulau atau sebuah kota. Departemen Perhubungan menyatakan bahwa
destinasi adalah bagian dari tata ruang wilayah yang ditunjuk berdasarkan
potensi pariwisata daerah tersebut yang dapat dikelompokkan kedalam lima
faktor potensi, yaitu: (1) akomodasi dan fasilitas meliputi komponen hotel
, restoran, biro perjalanan, pramuwisata, fasilitas rekreasi; (2) daya
tarik wisata budaya meliputi komponen peninggalan bersejarah dan
kepurbakalaan, bahasa dan adat istiadat, seni lukis, kerajinan dan ukir,
hasil karya arsitektur dan lansekap, dan suku bangsa; (3) daya tarik wisata
alam meliputi komponen flora dan fauna, landsekap, gunung, danau, sungai
dan laut/pantai; (4) keadaan ekonomi meliputi komponen jumlah penanaman
modal dalam negeri dan asing serta perdagangan; (5) aksesibilitas meliputi
komponen jalan raya, jalan rel, pelabuhan, bandara. Keputusan wisatawan
dalam memilih destinasi adalah suatu keputusan yang komplek. Maslow
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai sekumpulan kebutuhan, yang
sangat bervariasi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga secara
sadar atau tidak, setiap individu akan memiliki peringkat tertentu atas
kebutuhannya. Maslow mengajukan seperangkat peringkat kebutuhan, yaitu
sebagai berikut: kebutuhan fisik, rasa aman, kasih sayang, penghargaan,
aktualisasi diri. Fungsi pelayanan transportasi adalah menyediakan akses
dan fasilitas tersebut, agar keinginan tersebut dapat terlaksana menjadi
suatu aktivitas. Bentuk aktivitas tersebut dapat tercermin pada maksud
perjalanan dan pola perjalanan. Oleh karena itulah dalam analisis
transportasi informasi mengenai maksud perjalanan dan pola perjalanan
menjadi sangat penting.
Prinsip kerja Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process –
AHP) adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur,
stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu
hierarki. Tujuan ataupun fakor paling berpengaruh berada paling atas,
kemudian kriteria, subkriteria, dan alternatif-alternatif berada pada
setiap tingkat yang dibawahnya dari hirarki. Diasumsikan bahwa pengambil
keputusan sudah mempunyai pengetahuan dan mengerti elemen-elemen tersebut.
Elemen-elemen dalam setiap level dibandingkan berpasangan dalam terminologi
dari kepentingan elemen paling atas. Dimulai dari atas dan bekerja kebawah,
jumlah dari matrik kuadrat, matrik preference, dibuat dalam proses dari
elemen-elemen yang dibandingkan pada satu level.
Komposisi kuesioener terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama meliputi
22 atribut yang dirancang untuk memahami motivasi wisatawan untuk bepergian
ke suatu destinasi. Survei dilakukan dengan menggunakan pendekatan sampling
dengan tetap memperhatikan kenyamanan para responden (wisatawan) selama
liburan akhir tahun bulan Desember 2009. Data dikumpulkan dari wisatawan
yang sedang berkumpul di lounge Bandara Ngurah Rai Internasional, hotel-
hotel internasional (hotel bintang) dan hotel-hotel lokal yang diusulkan
oleh pemandu wisata yang bekerja untuk agen-agen perjalanan wisata lokal
yang mengkhususkan diri dalam perjalanan wisatawan mancanegara. Orang orang
dari luar negeri yang telah menghabiskan lebih dari setahun di Bali tidak
dianggap wisatawan. Oleh karena itu, inbound pengunjung asing berlibur dan
/ atau bisnis yang telah menghabiskan waktu luang mereka jalan-jalan selama
kunjungan mereka ke Bali dimasukkan sebagai populasi. Di antara orang-orang
yang mengetahui 47 destinasi dengan baik dan mampu mengingat dan
membandingkan secara tepat, dengan jumlah 28 (tingkat tanggapan 70%)
menjawab kuesioner dengan tatap muka wawancara. Peranan
infrastruktur/fasilitas transportasi dalam penelitian ini hanya menempati
urutan ke 12, artinya infrastruktur transportasi tidak terlalu
dipikirkan/diperhitungkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Sebaliknya, mengunjungi teman dan / atau kerabat tampaknya menjadi faktor
penting dalam studi ini, terutama wisatawan Eropa, Australia, Jepang dan
Selandia Baru. Wisatawan. datang ke Bali untuk keperluan mengunjungi teman
teman yang telah mereka kenal atau sudah bertemu di masa lalu di negara
lain atau melalui internet dalam beberapa tahun terakhir. Dari 22 motif,
harga adalah faktor yang tidak begitu penting. Hal ini mungkin karena Bali
mempunyai pemandangan yang indah, mutu makanan, fasilitas akomodasi, budaya
yang berbeda, dan menemukan tempattempat baru faktor yang lebih penting
daripada harga ketika wisatawan berada pada tahap awal memilih tujuan untuk
berlibur.

Pemilihan tema penelitian yang ada merupakan suatu hal yang menarik
dengan melihat keterkaitan masalah dan kajian yang tepat. Transportasi yang
kemudian di khususkan dalam infrastrukturnya pasi memiliki andil dalam
perkembangan kegiatan ekonomi apapun. Peneliti secara baik dapat melihat
perbedaan ketergantungan berbagai kegiatan ekonomi dengan transportasi yang
ada dan kemudian memilih pariwisata sebagai kajian. Penyampaian informasi
yang ada sangat baik dan terstruktur. Pemberian ilustrasi berupa diagram
dan penyajian data dalam tabel memberi nilai lebih mengenai pemaparan data
yang ada. Data data penunjang yang digunakan dalam penelitian mengacu pada
data yang tidak terlampau lama sehingga hasilnya masih relevan untuk
dikaji. Peneliti juga menggunakan hasil penelitian orang lain yang
berkaitan yang sebelumnya telah dilakukan sebagai bahan perbandingan. Hal
ini tentu akan sangat baik dalam melengkapi kajian yang dilakukan sehingga
penelitian memiliki aspek waktu yang lebih luas tidak hanya mengacu pada
satu waktu. Perbandingan yang ada juga dapat digunakan untuk melihat
tingkat perkembangan pariwisata yang ada.
Bali sebagai salah satu ikon pariwisata di Indonesia menjadi pilihan
tepat bagi kajian yang dilakukan. Pesatnya pertumbuhan kepariwisataan di
Bali dapat dijadikan role model bagi pariwisata di Indonesia sehingga
nantinya hasil yang ada dapat merepresentasikan realita yang ada di
Indonesia.
Umumnya yang menjadi perhatian banyak orang mengenai suatu tempat wisata
adalah daya tarik internal dari tempat wisata tersebut, penulis mampu
mengaitkan faktor faktor lain baik internal maupun eksternal yang mencapai
22 faktor guna memperdalam analisis yang ada. Penggunaan teori teori para
ahli dalam penelitian yang ada memegang peranan penting dalam kredibilitas
dan kedalaman analisis yang ada. Pengumpulan data yang dilakukan sangat
baik dalam memilih responden yang ada sehingga representatif. Pemberian
batasan mengenai orang orang yang dapat disebut sebagai wisatawan
memperkecil ruang lingkup responden yang dapat diwawancarai sehingga hasil
yang ada akan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dari batasan wisatawan
yang ada didapatkan responden potensial yang dinilai sebagai wisatawan
sebenarnya yang tujuan utama pergi ke pulau Bali untuk berwisata.
Perhitungan yang dilakukan sebagai pengolah hasil wawancara dilakukan
dengan perhitungan matematis yang juga dijelaskan peneliti. Peneliti tidak
hanya menggunakan satu bentuk perhitungan namun beberapa perhitungan untuk
memperoleh hasil yang akurat.
Hasil penelitian yang diperoleh tampilanya mudah dipahami dan cukup
jelas, mampu menggambarkan secara baik hasil penelitian yang dimaksudkan,
yakni tingkat pengaruh transportasi dalam pariwisata yang ditampilkan dalam
rangking tertentu.













Referensi

Anggleni, Andela dan Rum Giyarsih, S. 2015. Kinerja Pelayanan PEngurusan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) di Kecamatan Rambang Dangku
Kabupaten Muara Enim. Tesis.

Dwihatmojo, Roswidyatmoko dan Rum Giyarsih, S. 2015. Kajian Ruang Terbuka
Hijau di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang. Tesis.

Kadir, Abdul. 2006. Transportasi: Peran dan Dampaknya Dalam Pertumbuhan
Ekonomi Nasional. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 1(3).

Putra, Syapril Purnama. 2015. Tingkat Pelayanan Transportasi Umum Terhadap
Permukiman. http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/wp.content/uploads/2015/12/
V4N1_33-42.pdf

Rum Giyarsih. S, 1999. Mobilitas Penduduk Daerah Pinggiran Kota. Majalah
Geografi Indonesia volume 13 tahun 1999.

Rum Giyarsih, S. dkk. 2005. Analisis Sektor Unggulan Dalam Penyerapan
Tenaga Kerja Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi
Indonesia 2005, XIX (1).

Rum Giyarsih, S., 2010. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor
Yogyakarta-Surakarta. Volume 24 No. 1, Juli 2010

Rum Giyarsih, S., 2010. Urban Sprawl of The City of Yogyakarta, Spesial
Reference to the Stage of Spatial Transformation. Indonesian Journal
of Geography 42 (1), 49-60


Rum Giyarsih, S., 2012. Koridor Antar Kota sebagai Penentu Sinergisme
Spasial : Kajian Geografi yang Semakin Penting. Jurnal Tataloka Volume
14 Nomor 2 Halaman 90-97

Rum Giyarsih. S, 2013. The Role of Urban Area as the Determinant Factor of
Population Growth. Indonesian Journal of Geography Volume 45 Issue .
Rum Giyarsih. S, 2014. Evaluasi Pelaksanaan Program Business Coaching Bagi
Pemuda Wirausaha Baru Bank Indonesia Dan Implikasinya Terhadap
Ketahanan Ekonomi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Di Bank
Indonesia Cabang Yogyakarta). Tesis.
Rum Giyarsih. S, 2015. Fertilitas Dan Migrasi: Kebijakan Kependudukan Untuk
Migran Di Kabupaten Sleman. Jurnal Natapraja Volume 3 Nomor 1.

Rum Giyarsih. S, 2015. Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup
Strategis DAS Bengawan Solo Hulu. Jurnal Sains&Teknologi
Lingkungan, 2(2).

Rum Giyarsih. S, 2015. Spatial Zonation Model of Local Irrigation System
Sustainability (A Case of Subak System in Bali). The Indonesian
Journal of Geography Volume 47 Nomor 2 Halaman 142
Rum Giyarsih. S, 2015. The Effect of Regional Development on The
Sustainability of Local Irrigation System (A Case of Subak System in
Badung Regency, Bali Province). Jurnal Forum Geografi Volume 29 Nomor
1.
Rum Giyarsih, S., 2011. Gejala Urban Sprawl sebagai Pemicu Proses
Densifikasi Permukiman di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area)
Kasus Pinggiran Kota Yogyakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota,12(1), pp.39-45.

Rum Giyarsih, S., 2012. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas Gadjah
Mada tentang Bahaya Penyakit Aids. Jurnal Bumi Indonesia, Volume 1,
Nomor 2 Tahun 2012

Rum Giyarsih. S, 2015. Migrasi Internasional Perilaku Pekerja Migran Di
Malaysia Dan Perempuan Ditinggal Migrasi Di Lombok Timur. Jurnal
Kawistara Volume 5 Nomor 3.

Rum Giyarsih. S, 2015. Persepsi Dan Tingkat Kepuasan Masyarakat Miskin
Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kelurahan 3-4 Ulu Kota
Palembang. Tesis.

Rum Giyarsih. S, 2015. Strategi Penghidupan Masyarakat Korban Lumpur Panas
Sidoarjo Setelah Relokasi Permukiman Di Desa Kepatihan Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Tesis.

Rum Giyarsih. S, 2016. The Spatial Pattern Of Urbanization And Small Cities
Development In Central Java: A Case Study Of Semarang-Yogyakarta-
Surakarta Region Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning Vol 3
No 1 Hal 53-6.

Yusuf dan Rum Giyarsih, S. 2015. Dampak Transmigrasi Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Warga Transmigran di Desa Tanjung Kukuh Kecamatan
Semendawai Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera
Utara. Skripsi.
Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.