ECO CAMPUS - Architecture

July 24, 2017 | Autor: Pratiwi Marijah | Categoria: Architecture, Green architecture
Share Embed


Descrição do Produto

MAKALAH ARSITEKTUR &LINGKUNGAN (Studi Tentang Eco Campus )

(disusun oleh) Pratiwi Marijah NRP : 142013018

Dosen : Nurcholis Salman, ST.MT

TEKNIK-ARSITEKTUR 2014

KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Allah SWT karena limpahan rahmat dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan waktu yang di tentukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar mengenai Arsitektur & Lingkungan dengan pembahasan Eco Campus. Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.Amin..

Palembang, Oktober 2014

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi hal yang tak dapat dihindari lagi. Berbagai upaya dilakukan untuk melahirkan kesadaran agar ikut memerangi pemanasan global baik di lingkungan sekitar, kantor, sekolah dan lain sebagainya. Eco campus merupakan salah satu program terbesar yang dikampanyekan di lingkungan kampus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalahsebagai berikut :  Informasi mengenai arsitektur eco campus

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahuiinformasi mengenai arsitektur eco campus. Adapun pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Arsitektur & Lingkungan.

D. Manfaat Penulisan Makalah Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna untuk mengetahui ilmu arsitektur. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan. 2. Pembaca, sebagai media informasi tentang arsitektur eco campus.

BAB II PEMBAHASAN Berbagai program lingkungan ini tidak lain bersifat sukarela (volunteer), yaitu program yang dibentuk untuk menstimulus kesadaran dan kepedulian setiap warga kampus dalam melestarikan lingkungan. Kampus dan intitusi sejenisnya merupakan tempat berkumpulnya intelek muda yang diharapkan dapat menjadi pioner dalam menggalakan aksi melestarikan lingkungan. Satu tindakan kecil yang nyata dapat membawa pengaruh yang sangat berarti dalam keberlangsungan lingkungan.

Green Campus Pengertian istilah Eco-Campus/ Green Campus dalam konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan Pepohonan yang Hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh Cat Hijau, ataupun barangkali karena kebetulan Jaket Almamater kampus yang bersangkutan berwarna hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam eco-campus adalah sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien, misalnya dalam pemanfaatan Kertas, alat tulis menulis, penggunaan Listrik, Air, Lahan, Pengelolaan Sampah, dll. Dimana semua kegiatan itu dapat dibuat neraca dan dapat diukur secara Kuantitatif baik dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan.

Indikator Green Campus Oleh sebab itu, dalam program eco-campus ada beberapa indikator ataupun parameter yang dapat dijadikan sebagai ukuran apakah kampus tersebut telah benar-benar telah mencapai sebutan eco-campus ataupun Green Campus. Adapun Ukuran keberhasilan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : • Efisiensi penggunaan kertas sebagai kebutuhan pokok pengajaran • Efisiensi pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran • Efisiensi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau dan estetika (landscape) • Efisiensi penggunaan listrik

• Efisiensi penggunaan Air • Efisiensi pemakaian sumber daya alam • Upaya kontribusi pengurangan pemanasan Global

Berbagai program diterapkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber energi di kampus. Tidak mengherankan bahwa kampus merupakan lembaga/institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan penganjaran, tentu banyak menghabiskan lembaran kertas. Upaya dilakukan untuk menekan limbah yang dihasilkan dari penggunaan kertas tersebut. Kemudian juga dalam bidang pemanfaatan air, listrik, dan lahan di dalam kampus.

Taman Kampus

Efisiensi pemanfaatan air adalah sangat penting dilakukan di lingkungan kampus. Penghematan air misalnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dengan menggunakan teknologi re-sirkulasi air seperti yang telah bayak digunakan oleh institusi lain. Sisa air yang telah digunakan seperti dari kamar mandi, dapur, dll. ditampung kembali dalam kolam penjernihan terpadu, yang kemudian dimanfaatkan kembali. Di samping itu, lahan yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai sumur resapan ataupun biopori untuk menampung air hujan yang jatuh agar tidak sia-sia mengalir sebagai air permukaan dan terbuang ke laut. Air hujan selanjutnya dapat mengisi air tanah, kemudian tersimpan sebagai air persediaan pada saat musim kemarau tiba. Efisiensi penggunaan lahan di lingkungan kampus juga perlu mendapat perhatian. Idealnya harus ada perimbangan antara luas bangunan dengan ruang terbuka hijau. Minimal 30% lahan kampus sebaiknya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Selama ini ada kecenderungan ditelantarkan atau dibiarkan sebagai lahan tidur (sleeping land) atau ruang hilang (lost space). Berbagai aksi penanaman pohon yang dilakukan beberapa lembaga di dalam

kampus diakui sebagai gerakan yang sangat membanggakan. Namun hal yang tidak kalah pentinggnya adalah aksi pemeliharan tanaman tersebut. Program lanjutan ini seringkali dianggap sepele sehingga aksi penghijauan tersebut sesungguhnya tidak memberi hasil yang diinginkan. Berbagai parameter/indikator sebagaimana diuraikan diatas pada dasarnya adalah disusun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ilmiah terutama dikaitkan dengan fenomena dan fakta yang terjadi. Sudah seharusnya kita sebagai warga kampus yang hidup dalam lingkungan masyarakat ilmiah terdidik selalu tanggap dan bertanggungjawab dalam menyikapi berbagai masalah disekeliling kita dan menjadi contoh/model, tidak terkecuali masalah lingkungan seperti Pemanasan Global / Global Warming yang sedang menghantui yang dapat mengancam kelanjutan Bumi.

Pengelolaan Sampah Kampus sebagai suatu Lembaga/ Institusi yang fungsinya utamanya menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat, tentunya dalam semua kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan kertas yang cukup banyak. Harus diakui bahwa kondisi yang ada selama ini menunjukkan bahwa hampir semua lembaga/institusi baik pemerintah maupun swasta tidak terkecuali lembaga pendidikan sangat boros dalam pemakaian kertas. Hal ini bukan saja akan berdampak pada meningkatnya volume limbah yang dihasilkan di perkotaan secara langsung, dimana pada gilirannya akan memperpendek usia TPA, namun juga secara tidak langsung hal ini akan memboroskan penggunaan sumberdaya alam hutan (kayu). Pemusnahan limbah kertas dengan cara membakar seperti yang lazim dilakukan bukanlah penyelesaian masalah sampah, bahkan sebaliknya akan menimbulkan masalah baru berupa pencemaran udara, dengan dilepaskannya gas karbondioksida yang dapat memicu meningkatnya pemanasan global. Oleh sebab itu, di dalam lingkungan kampus diharapkan sudah tersedia tempat-tempat sampah sekaligus upaya-upaya pemilahan sampah antara organik & an-organik. Penerapan konsep 4 R (Reduce, Recycle, Reuse dan Repair atau Recovery) merupakan pilihan yang tepat dan bijak dalam mengatasi masalah sampah termasuk di lingkungan kampus.

Strategi Penerapan Green Campus Analisis Lingkungan Eksternal Peluang yang diidentifikasi terdiri dari peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, meningkatnya permintaan terhadap produk ramah lingkungan, kecenderungan trend kembali ke alam, dukungan sosial baik dari masyarakat, LSM dan pers terhadap penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan isu pemanasan global. Ancaman yang dihadapi terdiri dari lahan yang makin terbatas, meningkatnya kompetisi antar perguruan tinggi, kebijakan pemerintah yang belum pro produk ramah lingkungan, dan krisis keuangan global. Dilihat dari aspek peluang, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, meningkatnya permintaan terhadap produk ramah lingkungan, kecenderungan trend kembali ke

alam, dukungan sosial baik dari masyarakat, LSM dan pers dan isu pemanasan global, maka kampus perlu menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan. Isu pemanasan global semenjak COP ke-13 di Bali semakin menambah booming isu lingkungan di tanah air. Ketika itu media massa, tokoh masyarakat, dan pemerintah ramai-ramai bicara lingkungan. Dunia usaha seakan tidak mau ketinggalan menyikapi isu lingkungan, berbagai produk ramah lingkunngan diluncurkan misalnya membuat laptop hemat energi dan ramah lingkungan, mobil hemat energi, permukiman ramah lingkungan dan sebagainya. Khusus untuk dunia kampus, lahan yang makin terbatas, meningkatnya kompetisi antar perguruan tinggi, kebijakan pemerintah yang belum pro produk ramah lingkungan, dan krisis keuangan global berpengaruh pada Strategi Kebijakan Kampus Ramah Lingkungan.

Analisis Lingkungan Internal Kekuatan yang diidentifikasi terdiri dari kesadaran lingkungan warga kampus yang makin baik, jaringan perguruan tinggi yang baik, pasar yang selalu besar karena pendidikan adalah kebutuhan primer masyarakat modern dan perguruan tinggi tempat berkumpulnya orang-orang yang adaptif dan inovatif. Kelemahan yang diidentifikasi terdiri dari SDM yang mengerti lingkungan masih sedikit, penelitian mengenai lingkungan yang minim, anggaran penelitian mengenai lingkungan yang kecil, dan harga produk ramah lingkungan yang masih tinggi. Untuk memanfaatkan peluang tren lingkungan, diperlukan sumberdaya manusia (SDM) yang juga mengerti lingkungan. Dalam hal ini, perlu peningkatan pengetahuan lingkungan pada warga kampus. Pengetahuan seperti prinsip dasar ilmu lingkungan, AMDAL, daya dukung lingkungan, dan sebagainya diperlukan untuk mendukung green campus. Untuk meningkatkan kualitas pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain adalah penyuluhan, pelatihan, kemitraan lingkungan. Harga produk ramah lingkungan relatif masih mahal. Biaya pengadaan fasilitas lingkungan yang dibebankan seluruhnya kepada produk menyebabkan harga produk melambung tinggi. Biaya

tersebut dapat dikurangi, misalnya dengan melakukan produksi massal produk ramah lingkungan. Untuk melakukan produksi missal produk ramah lingkungan diperlukan penelitian mengenai produk-produk ramah lingkungan.

Penetapan Tujuan dan Sasaran Penetapan tujuan dan sasaran strategik dilakukan dengan memperhatikan ruang lingkup green campus, harapan warga kampus dan masyarakat, analisa lingkungan eksternal, dan analisa lingkungan internal. Berdasarkan semua komponen input dan dengan memperhatikan syarat tujuan strategik yang berkualitas, green campus bertujuan sebagai berikut : 1. Mendukung upaya pembangunan berkelanjutan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan 3. Peningkatan kesadaran lingkungan warga kampus dan masyarakat 4. Menjamin keberadaan perguruan tinggi berkelanjutan Seluruh tujuan strategik yang ditetapkan di atas telah memenuhi kriteria dapat diterima, fleksibel, memotivasi, sesuai, dapat dipahami, dapat dicapai, dan bersifat jangka panjang. Tujuan mendukung upaya pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan utama dari aktifitas ekonomi, sosial dan lingkungan manusia. Hal ini tidak hanya dikembangkan di Indonesia, namun seluruh dunia menyepakati bahwa pembangunan yang ada selayaknya tidak hanya untuk saat ini namun untuk masa yang akan datang. Karena bumi bukan milik generasi sekarang namun merupakan titipan dari generasi yang akan datang.. Tujuan kedua untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan yang ditandai penelitian mengenai lingkungan dan terpeliharanya kualitas SDA disekitar kampus. Peningkatan kualitas pendidikan itu diukur melalui kriteria sebagai berikut:

a. Peningkatan harapan hidup warga kampus, yang diwujudkan oleh tingkat kesehatan warga kampus yang makin baik b. Peningkatan kecerdasan mahasiswa dan keterampilan dosen c. Meningkatnya kesempatan berperan serta dalam pembangunan d. Ketentraman sosial e. Terpeliharanya kualitas SDA yang beranekaragam Tujuan ketiga yaitu peningkatan kesadaran lingkungan warga kampus dan masyarakat. Kesadaran warga kampus dan masyarakat nantinya diikuti dengan aktifitas pelestarian lingkungan, penciptaan teknologi ramah lingkungan dan produk-produk ramah lingkungan. Tujuan terakhir green campus adalah menjamin keberadaan perguruan tinggi berkelanjutan. Persaingan dunia pendidikan yang ketat mendorong agar perguruan tinggi menyesuaikan diri dengan berbagai isu lingkungan. Bentuk penyesuaian diri tersebut dengan mengadopsi isu lingkungan pada dinamika perguruan tinggi seperti pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Penentuan Strategi melalui Matriks SWOT Penentuan strategi terapan dilakukan melalui Matriks SWOT. Dengan metode ini, alternatif strategi/model yang dimunculkan merupakan hasil kombinasi dari setiap peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan penerapan green marketing pada permukiman. Strategi/model terapan yang muncul dari Matriks SWOT terdiri dari empat alternatif, yaitu strategi penggunaan produk ramah lingkungan, strategi edukasi lingkungan, strategi penelitian ramah lingkungan, dan strategi kebijakan kampus ramah lingkungan. Strategi penggunaan produk ramah lingkungan merupakan alternatif strategi SO (strengthopportunity). Strategi tersebut untuk memanfaatkan momentum kesadaran lingkungan yang berkembang di dunia pendidikan dan masyarakat. Strategi penggunaan produk ramah lingkungan untuk menjawab dinamika terhadap kebutuhan produk ramah lingkungan.

Strategi edukasi lingkungan untuk menjawab pengetahuan, dan perilaku yang masih rendah terhadap produk ramah lingkungan. strategi edukasi lingkungan merupakan alternatif strategi WO. Di samping itu, strategi tersebut sekaligus memanfaatkan momentum kesadaran lingkungan yang semakin baik. Dengan edukasi diharapkan komitmen warga kampus semakin tinggi terhadap lingkungan . Strategi ketiga adalah alternatif strategi ST. Strategi ST adalah strategi kebijakan ramah lingkungan. Ancaman lahan pembangunan di kota besar yang makin terbatas, kebijakan pemerintah yang belum pro pengadaan produk ramah lingkungan dan krisis global dapat diantisipasi dengan strategi ketiga tersebut. Dengan kebijakan ramah lingkungan diharapkan warga kampus dapat meningkat pengetahuan dan perilaku ramah lingkungan. Kebijakan seperti insentif dan disinsentif efektif untuk menerapkan berbagai program lingkungan. Strategi terakhir adalah alternatif strategi WT. Strategi WT adalah strategi peningkatan penelitian ramah lingkungan. Strategi ini menjawab meningkatnya kompetisi pada dunia pendidikan, lahan permukiman yang makin terbatas, dan kebijakan pemerintah yang belum pro pengadaan produk ramah lingkungan. Penelitian ramah lingkungan dapat meningkatkan positioning kampus pada ditengah persaingan dunia pendidikan tinggi.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Eco-Campus/ Green Campus dalam konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan Pepohonan yang Hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh Cat Hijau, ataupun barangkali karena kebetulan Jaket Almamater kampus yang bersangkutan berwarna hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam eco-campus adalah sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien.

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.