Epistemologi

June 3, 2017 | Autor: Julia Hutabarat | Categoria: Epistemology
Share Embed


Descrição do Produto

EPISTEMOLOGI
PENDAHULUAN
Dalam buku Knight (2006), dikatakan bahwa filsafat berarti "cinta akan kebijaksanaan". Filsafat sendiri berarti pandangan seseorang untuk mengetahui segala sesuatu secara mendalam. Istilah filsafat baru saya ketahui maksudnya ketika berada di universitas ini, dan saya juga belajar untuk memahami apa itu filsafat dalam pendidikan Kristen. Filsafat tidak mudah dipelajari, karena kita tidak hanya di ajarkan untuk mengetahui saja, tetapi kita harus menggali sampai kepada pondasinya untuk dapat mengetahui dasar dari sebuah pengetahuan. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa dipelajari, karena kita masih berada dalam proses, maka kita masih bisa belajar untuk memperdalam dan memahami lagi apa itu filsafat.
Salah satu cabang filsafat yang akan saya bahas yaitu epistemologi. Epistemologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana keabsahan dari sebuah pengetahuan. Bagaimana cara mendapat dan mengetahui suatu kebenaran? Jika kita lebih menggali lagi jawaban tentang pertanyaan tersbut maka kita akan menemukan suatu kebenaran Allah. Darimana kita bisa tahu sesuatu dikatakan benar? Bagaimana kita bisa menilai suatu kebenaran? Apa hubungan epistemologi dengan pandangan Kristen? Bagaimana epistemologis dapat diterapkan dengan pendidikan Kristen yang transformatif? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan menjadi pembahasan saya dalam makalah filsafat ini.
Saya tertarik dalam membahas mengenai epistemologi karena menurut saya istilah ini merupakan istilah yang jarang didengar, membuat saya tertantang dan ingin mengetahui lebih dalam lagi. Oleh karena itu saya akan sedikit membahas tentang pengertian epistemologi dan juga aplikasinya terhadap guru.



ISI
Plato merupakan seorang filsuf pertama yang mendalami teori mengenai epistemologi. Menurut dia, suatu pengetahuan dapat dikatakan benar apabila sifatnya universal, konstan dan objek tersebut tidak berubah-ubah. Teori yang disampaikan memang benar adanya, tapi Plato memiliki masalah dalam teorinya, yaitu obyek-obyek fisik dan kejadian yang terjadi itu senantiasa berubah. Dia juga menganggap bahwa panca indra merupakan sumber kebenaran dan juga tidak dapat disalahkan, tetapi setelah dikaji oleh para filsuf-filsuf yang lainnya, ide dari Plato tidak dapat dikatakan menjadi patokan, karena penjelasan Plato menurut filsuf lain masih bersifat argumen, dan apa yang dinyatakan oleh Plato tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari mengenai darimanakah kebenaran itu berasal dan didapat. Menurut Arthur F. Holmes, kebenaran adalah "segala sesuatu yang tidak berubah atau absolut dan bersifat universal" (2005, hal.20). Artinya berarti sebuah pengetahuan dapat dikatakan benar jika sumber pengetahuan itu sifatnya absolut atau tidak berubah-ubah dan juga bersifat umum atau dapat diterima oleh secara umum oleh semua orang.
Dalam dunia yang sekuler ini pengalaman seringkali dijadikan sebagai suatu sumber kebenaran, padahal pengalaman itu memiliki ruang horizon yang terbatas dimana apa yang dialami oleh manusia tidak hanya terbatas sampai disitu, tetapi masih banyak yang belum terkuak dari pengalaman-pengamalan hidup. Pengalaman tidak dapat dijadikan sumber atau titik acuan dalam menyatakan kebenaran, karena pengalaman tersebut harus diteliti atau ditafsirkan terlebih dahulu agar bisa menjadi suatu kebenaran yang universal. Pengalaman juga sifatnya tidak absolut dan kebenarannya masih bisa diubah oleh orang lain.
Salah satu contoh sumber pengetahuan yang lain adalah kemampuan bertahan dalam budaya, sampai sekarangpun masih banyak orang yang mempercayai kebenaran dari nenek moyang. Salah satunya adalah masih ada orang yang mempercayai tentang kegunaan jimat. Jimat bukanlah hal yang dapat dipercaya bagi kita yang sudah mengetahui bahwa kebenaran dan keselamatan ada pada Allah, bukan pada benda-benda mati seperti demikian.
Pengertian kebenaran secara umum adalah apa yang telah ada di teliti kemudian dinilai kebenarannya, tetapi kita sebagai orang percaya, pengetahuan mengenai kebenaran sudah seharusnya kita ketahui, yaitu bersumber dari Tuhan seperti yang terdapat pada Yohanes 14:6 yang mengatakan bahwa Tuhanlah jalan kebenaran dan hidup, dengan demikian Tuhan sendiri telah berkata kepada kita lewat Firman pada Alkitab bahwa anaknya yang tunggal ialah sumber kebenaran dan sudah seharusnya kita bisa berpegang dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Apa yang telah Allah katakan adalah kebenaran seperti contoh
Orang Kristen yang percaya bahwa segala kebenaran berasal dari Tuhan akan memiliki perspektif yang berbeda dengan orang-orang non-Kristen, namun, orang Kristen sendiri pun memiliki perspektif yang berbeda-beda tentang kebenaran, ada yang menganggap bahwa kebenaran dapat diterima seluruhnya dan ada juga yang menganggap bahwa kebenaran harus sangat diseleksi, seperti contoh bahwa orang-orang yang menganggap bahwa kebenaran harus sangat diseleksi adalah ketika mereka melihat segala sesuatunya harus merupakan buatan atau ciptaan oleh orang Kristen, dan jika tidak dibuat oleh orang Kristen maka ia akan menghindari dan menjauh hal tersebut. Pemahaman seperti itu tidak seharusnya kita jadikan sebagai contoh yang baik, karena sebuah kebenaran tentang pengetahuan tidak bisa langsung diterima saja tanpa disaring dan juga tidak bisa dikritisi dengan cara pandang yang salah, maka dari itiu kita perlu menyaring lagi apa itu kebenaran yang sejati.
Titik acuan dari sebuah pengetahuan harus dilandasi dengan Firman Tuhan, tetapi Alkitab bukanlah epistemologi yang sempurna, karena pada Alkitab memang tidak membahas tentang kebenaran ilmu-ilmu sains, namun Alkitab tetap merupakan sumber kebenaran yang absolut dan sejati. Kebenaran yang manusia ketahui seirngkali berubah-ubah dan dapat direvisi terus menerus oleh orang lain, tetapi Alkitab merupakan kebenaran yang sejati dan tidak dapat diubah-ubah. Alkitab juga telah disempurnakan oleh Tuhan itu sendiri.
Epistemologis merupakan kebenaran dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pasti berhubungan erat dengan dunia pendidikan dan juga kita sebagai guru Kristen. Pengetahuan dan guru memang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu seorang guru harus mampu menyaring sumber-sumber pengetahuan untuk dapat diwariskan ke anak muridnya, karena jika suatu epistemologi yang dimiliki oleh guru melenceng dan tidak sesuai, maka selanjutnya guru tersebut memiliki cara pandang yang berbeda terhadap apa itu kebenaran Allah, seperti yang terdapat pada Matius 6:33, disana disebutkan bahwa carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka dari itu kita sudah seharusnya mengetahui terlebih dahulu kebenaran tentang kerajaan Allah itu sendiri, dan mengetahui bahwa Allah adalah sumber pengetahuan yang sejati.
Salah satu contoh yang masih dipertanyakan dalam pembelajaran mengenai apa itu kebenaran dari suatu pengetahuan awal mula kehidupan manusia, yaitu pada teori evolusi. Teori evolusi telah dikenal oleh orang-orang umum sebagai awal kehidupan dari manusia, dimana manusia merupakan wujud sempurna dari kera yang berevolusi menjadi semakin pintar, tetapi dalam Alkitab telah menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan segambar dan serupa dengan Allah (Kej 1:26). Kedua teori tersebut sangat bertentangan, maka dari itu seringkali terjadi perdebatan mengenai teori evolusi dengan Alkitab. Sebagai orang yang percaya kita sudah seharusnya mengetahui bahwa Tuhan telah menciptakan manusia tanpa melalui proses evolusi. Kita harus mulai menanamkan pengetahuan tentang kebenaran yang berasal dari Tuhan ini sejak dini , karena itu mungkin dapat mengubah cara pandang seorang anak terhadap Allah sang pencipta. Kita bisa memeberitahukan kepada siswa kita nantinya saat di sekolah bahwa evolusi bukanlah pandangan yang benar, karena tidak seorang pun telah mengetahui bagaimana proses evolusi itu terjadi dan "hukum-hukum dasar sains menunjukkan hal itu mustahil" (Morris, 2004, hal.58). Hal tersebut merupakan fakta yang harus diketahui oleh siswa, karena dengan demikian siswa tidak akan menganggap bahwa manusia adalah evolusi dari seekor kera, dan membuktikan kepada mereka bahwa Tuhan Allah telah menciptakan mereka dengan sangat baik.
Contoh kebenaran mengenai pengetahuan selain daripada teori evolusi adalah tentang konsep keselamatan, kita orang yang telah lahir baru sudah seharusnya percaya bahwa kita telah dipilih oleh sang juruslamat kita, meskipun kita sudah kotor dan rusak oleh karena kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kita dibenarkan atau di selamatkan bukan karena perbuatan-perbuatan kita yang baik atau bertujuan untuk mendapatkan keselamatan, tetapi seperti yang dikatakan Yakobus 2:17 bahwa iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati. Artinya adalah bukan berarti perbuatan kita yang menyelamatkan kita, tetapi kita juga harus memiliki iman dan juga mengenai perbuatan tersbut, bukan berarti kita harus melakukan perbuatan yang baik untuk dapat diselamatkan, tetapi iman yang kita miliki harus seimbang dengan apa yang kita perbuat juga. Kita telah dipilih sebelum dunia diciptakan, dan sekarang kita masih berada pada proses daily reconciliation dimana manusia memilki pilihan untuk berdosa dan juga tidak berdosa, kita adalah manusia yang masih hidup dalam daging, maka dari itu tidak mungkin kita bisa menjadi sempurna, tetapi kita masih berada pada tahap dimana kita bertransformasi untuk dapat lebih serupa dengan Kristus. Kebenaran akan pernyataan itu sangat terasa jelas karena itu membuktikan bahwa Tuhan selalu menyertai kita bahkan sebelum dunia diciptakan.
Pendidikan Kristen harus memiliki suatu pandangan epistemologi yang benar tentang Kristen itu sendiri, karena pendidikan Kristen merupakan suatu pedoman dalam mencari tahu kebenaran pengetahuan tersebut. Guru harus memahami dulu apa kebenaran sejati sebelum dapat mengaplikasikannya terhadap proses belajar siswa. Kebenaran bersumber dari Allah, maka dari itu sebagai guru Kristen kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu kebenaran Allah. Kebenaran Allah bahwa Allah-lah sang Pencipta, meskipun kita telah jatuh kedalam dosa ia tetap menyertai kita di sepanjang hari kita hidup, karena tanpa dia, kita manusia yang telah jatuh ke dalam dosa tidak mungkin bisa bertahan dalam kerasnya dunia. Karena jika kita sendiri sebgai guru Kristen sudah memiliki cara pandang yang salah mengenai hal tersbut, maka itu akan berdampak pada murid yang nanti kita ajarkan, karena guru merupakan cerminan dari murid. Murid akan meniru apapun yang ada pada seorang guru.
Epistemologi sangat berhubungan erat terhadap sekolah, karena sekolah merupakan tempat untuk mencari ilmu, dan juga seorang guru tidak dapat dipisahkan dari kebenaran ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah bagaimana pengaplikasian kebenaran dari pengetahuan terhadap sistem belajar seorang guru Kristen? Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa sumber dari segala kebenaran ialah bersumber dari Allah, maka dari itu dalam proses pembelajaran perlu adanya pemahaman mengenai siapa itu Allah, dan mengapa Allah dapat dijadikan sebagai sumber kebenaran. Sebagai guru Kristen sudah seharusnya kita mengajarkan bagaimana suatu pandangan Kristen mengenai kebenaran dapat disampaikan kepada murid-murid.
Pendidikan yang sekuler menjelaskan bahwa suatu kebenaran berasal dari pengalaman manusia, sehingga hal tersebut bertolak belakang dengan pendidikan Kristen dimana pendidikan Kristen menekankan kepada kebenaran ialah segala yang berasal dari Allah. Kita sebagai guru Kristen dapat menyampaikan bebagai metode yang unik dalam memberitakan pentingnya mengetahui kebenaran Allah. Kita dapat memberi suatu acuan dalam berpikir siswa untuk mengetahui bahwa segala kebenaran adalah kebenaran Allah, seperti contoh memberi pengetahuan bahwa segala yang ada adalah ciptaan Allah, bukan manusia, manusia hanya sebagai penemu dari segala yang telah Allah ciptakan.
Metode-metode pengenalan alam kepada siswa pun dapat dijadikan metode yang unik, karena dengan demikian siswa dpat lebih mengenal siapa Allahnya, dan bagaimana kasih karunia Tuhan bekerja dalam segala yang ada pada bumi. "Kasih karunia adalah pemberian terbesar Kekristenan bagi dunia" (Yancey, 2006). Kasih karunia telah diberikan secara cuma-cuma kepada kita orang yang jatuh ke dalam dosa, yang telah kotor oleh dosa, tapi Tuhan masih tetap mau menyertai kita di sepanjang kehidupan kita dan masih mau mengahsihi kita dengan mendengar segal keluhkesah kita setiap harinya
Sebuah sekolah Kristen dengan kepercayaan pada pewahyuan sebagai sumber pengetahuan tertentu, tidak diragukan akan memiliki kurikulum dimana ada peran Alkitab didalamnya yang berbeda secara substansial dari institusi yang berdasar pada keyakinan naturalistik. Para guru harus mengerti asumsi epistemologis mereka sebelum mereka bisa berperan secara efektif.
Penanaman pemahaman mengenai hal mendasar seperti itu memang sudah harus diajarkan sejak dini, tetapi masing-masing manusia telah diberikan rasio untuk berpikir sehingga apa yang telah guru ajarkan mungkin dapat kembali di saring dan juga di telaah lebih lanjut dalam konteks yang lebih mendalam lagi.



PENUTUP
Epistemologi Kristen berbeda cara pandangnya dengan epistemologi secara umum, karena sumber utama epistemologi Kristen adalah Alkitab. Alkitab tidak mungkin salah, meskipun Alkitab dibuat oleh manusia, tetapi dalam pembuatannya itu Roh Kudus ikut bekerja. Ilmu sains memang tidak terdapat pada Alkitab, ilmu sains adalah ilmu yang memeplajarai tentang alam, alam sendiri adalah ciptaan Tuhan. Manusia hanya memiliki perspektif atau cara pandang untuk menyimpulkan bagaimana ilmu sains itu, karena manusia bukan pencipta, melainkan hanya penemu dari apa yang sudah ada.
Dunia pendidikan sangat berkaitan erat dengan epistemologi, karena sumber pengetahuan juga didapat dari pendidikan dan sekolah. Pada masa kini, fokus terhadap kebenaran itu sendiri telah hilang, yakni hilangnya fokus pada kebenaran, hilangnya universalitas kebenran dan hilangnya kesatuan kebenaran. Orang Kristen dapat berperan dalam menolong pendidikan yang telah kehilangan arah tersebut, tetapi terlebih dahulu umat Kristen harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang Alkitab, dan biasanya pengajaran Alkitab kita dapatkan dari sekolah minggu, doktrin-doktrin tetapi itu tidak cukup (Holmes, 2005). Memasukkan bidang studi Alkitab ke dalam kurikulum pun tidak cukup, tetapi pendidikan agama tersbut sangat berguna bagi murid-murid, karena bagaimana murid-murid akan berpikir secara Krsten jika ia tidak tahu bagaimana cara pandang Kristen itu. Oleh karena itu kita sebgai guru Kristen yang telah di transformasi harus memiliki pemahaman terlebih dahulu tentang Alkitab, sehingga kebenaran yang hanya miliki Tuhan dapat kita sampaikan kepada murid-murid kita nanti, dan dengan begitu siswa akan memiliki suatu cara pandang yang Kristiani mengenai kebenaran.



DAFTAR PUSTAKA

Holmes, A. (2005). Segala kebenaran adalah kebenaran Allah. Surabaya: Momentum.
Knight, G (2006). Filsafat & pendidikan. Tangerang: Universitas Pelita Harapan Press.
Morris, H. (2004). Science and the Bible (P.A.Wijaya Trans.) Indonesia: Gandum Mas
Yancey, P. (2006). keajaiban kasih karunia (what's so amazing about grace?). (Eshter S. Trans.). Batam centre: Mandjani Interaksara.





Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.