EU-Africa free trade agreement \'destroys\' development policy, says Merkel advisor

June 3, 2017 | Autor: Muhammad Ardiansyah | Categoria: International Relations, Social Sciences
Share Embed


Descrição do Produto

Muhammad Darmawan Ardiansyah/ Labib Syarief/ Akbar KurniadiEU-Africa free trade agreement 'destroys' development policy, says Merkel advisor
Muhammad Darmawan Ardiansyah/ Labib Syarief/ Akbar Kurniadi
Berita ini memuat tentang adanya tumpang-tindih kebijakan Uni Eropa di Afrika. Angel Merkel sebagai kanselir Jerman, sangat menentang hal tersebut. Karena kebijakan pembangunan yang diterapkan oleh Uni Eropa di Afrika lebih penting daripada perjanjian kemitraan ekonomi. Selain itu, menurutnya jika perjanjian ekonomi diterapkan maka secara tidak langsung akan menghambat kebijakan pembangunan di Afrika. Program pembangunan yang dicanangkan oleh Jerman dan Eropa di Afrika akan terhambat jika perjanjian ekonomi dengan negara-negara Afrika diberlakukan.
Economic Partnership Agreement antara Uni Eropa dan beberapa negara Afrika akan memberikan akses yang sangat luas bagi kedua pihak untuk mengakses pasar masing-masing. Bagi Eropa, Afrika membuka keran impor hingga 83 persen dari pasar mereka. Untuk Afrika sendiri, Eropa memberikan bebas akses terhadap pasar mereka. Sementara itu, untuk tarif dan biaya akan dihilangkan secara bertahap.
Akan tetapi, perjanjian ini tidak berjalan mulus sebagaimana mestinya. Kenya merupakan salah satu negara yang menolak menandatangani perjanjian tersebut. Eropa meresponnya dengan memberlakukan tarif impor bagi beberapa produk kenya yang berlaku mulai 1 Oktober. Tindakan tersebut mengakibatkan beberapa perusahaan di Afrika me-PHK karyawannya. Akhirnya, setelah dua minggu, Kenya terpaksa menandatangani perjanjian tersebut.
Seorang analis, menyatakan bahwa jika perjanjian ini diberlakukan, maka akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap keterpurukan ekonomi negara-negara di Afrika. Hal ini dikarenakan negara-negara di Afrika tidak memiliki kapabilitas yang cukup dalam bersaing di taraf perekonomian global, apalagi untuk menyaingi industri-industri besar di Eropa. Akan tetapi, pihak Uni Eropa sendiri menyangkal bahwa liberalisasi pasar akan membuat Afrika terpuruk. Yang terjadi justru sebaliknya, Afrika dapat belajar dari Eropa berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka sejak dulu. Yang akan berefek pada peningkatan ekonomi di negara-negara Afrika itu sendiri.
Europe-Africa Relations; well intentioned diplomatic disaster;
By Fatten Aggad Clerx
Dalam pertemuan Uni Afrika dengan Uni Eropa di Brussel, Belgia, terdapat isu yang menjadi permasalahan hubungan dua institusi tersebut. Permasalahan pertama, adalah ketidakhadiran beberapa pemimpin negara tersebut. Di antaranya pembatalan kedatangan Presiden Zimbabwe karena tidak diberikannya visa terhadap istrinya, ketidakhadiran perwakilan Republik Arab Sahrawi karena telah hadirnya perwakilan dari Maroko. Serta ketidakhadiran Presiden Ethiopia yang menolak pembahasan isu gay. Permasalahan kedua, adalah pelegalan homoseksual di negara-negara Afrika melalui legislasi. Tiga negara yang menolak adalah Nigeria, Uganda dan Ethiopia. Negara-negara Eropa berusaha berdialog dengan ketiga negara ini agar menerima legislasi pembolehan homseksesual. Tapi mereka tetap menolak. Sebab bagi mereka pelegalan isu tersebut tidak sesuai dengan kultur Afrika dan bertentangan dengan agama. Akibat penolakan tersebut. Uni Eropa menahan bantuan luar negerinya terhadap ketiga negara ini. Selain, Uni Eropa, beberapa pejuang HAM aturan tersebut tidak hanya melindungi hak sipil, tetapi juga aturan dalam mempersempit HIV dan Aids. Akan tetapi, beberapa negara di Afrika setuju dengan legislasi pembolehan gay seperti Kenya.
Permasalahan ketiga, gagalnya kesepakatan Economy Partnership Agreement (EPA). Uni Afrika menolak untuk menyapakati liberalisasi perdagangan dengan Uni Eropa. Karena dianggap akan merugikan Uni Afrika sendiri. Sedangkan bagi Afrika perjanjian tersebut demi kemajuan Afrika. Ketiga hal permasalahan tersebut yang menjadi tensi dalam pertemuan di Brussel. Banyak pemimpin Afrika menganggap pertemuan di ibukota Belgia tersebut tidak akan membahas isu penting bagi Afrika dan hanya menguntungkan Afrika. Meskipun demikian, terdapat sisi positif hubungan kedua negara di bidang perdagangan. Selain itu, Afrika juga memilki hubungan dengan Jepang, AS dan China sebagai partner perdagannya selain Uni Eropa.
West Africa and Europe trade: Who will benefit more?
Pada 24 Februari 2014, setelah lebih dari satu dekade negosiasi terkait Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) dengan Uni Eropa (UE), Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) menyetujui penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) dengan Uni Eropa (UE). kita perlu melihat secara dekat setiap argumen yang dikemukakan oleh negosiator dari kedua belah pihak: EPA mendorong pertumbuhan, mendorong investasi, dan mempromosikan pembangunan. Faktanya adalah Pertama, EPA mendorong pertumbuhan, EPA sebenarnya mengancam pertumbuhan sumber utama Afrika Barat: pertanian. Subsidi produk Eropa (melalui CFA 270 miliar, atau sekitar € 414.000.000) akan mengguncang pertanian Afrika Barat, yang mengarah pada penurunan harga relatif, terutama bagi peternakan dan produsen susu. Kedua, EPA mendorong investasi di Afrika Barat, Sebuah konsensus global menegaskan Afrika Barat sebagai tempat menarik bagi investasi potensial. Bahkan tanpa EPA, investor global akan memilih Afrika Barat, yang menghasilkan keuntungan tertinggi per franc yang diinvestasikan di dunia. Kenyataannya adalah bahwa EPA mengurangi prospek ini dengan membatasi akses ke wilayah tersebut bagi para investor Eropa.Ketiga, EPA mempromosikan integrasi ekonomi dan pembangunan, secara implisit mensubsidi produk Eropa, EPA menciptakan pengalihan perdagangan yang menguntungkan Eropa dan menghambat produksi serta konsumsi produk lokal dalam mendukung impor Eropa. Perjanjian tersebut memperkuat pembagian kerja di Afrika Barat, yang menyediakan bahan baku untuk industri Eropa, namun tidak memberikan Afrika Barat akses ke pasar Eropa, yang, pada kenyataannya, dilindungi oleh hambatan teknis perdagangan.
Afrika Barat kaya akan sumber daya alam, penduduknya sedang mengalami perubahan penting,dan memberikan pangsa pasar yang besar.Maka bagi Eropa, EPA adalah alat yang ampuh untuk menjadikan Afrika Barat sebagi salah satu pasar paling dinamis di dunia dan, yang lebih penting, menyediakan akses ke sumber daya yang tidak terbantahkan. EPA tersebut, dalam kenyataannya, merupakan perjanjian politik yang bersembunyi di balik perjanjian ekonomi.EPA: adalah sebuah alat yang akan menghancurkan kemitraan antara Afrika dan Eropa.Faktanya menunjukkan, EPA akan memperburuk kemiskinan di daerah pedesaan, terutama bagi penduduk nomaden yang bekerja sebagai produsen daging dan susu.


Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.