farmakoterapi askariasis.docx

May 27, 2017 | Autor: Irpannur Hakim | Categoria: Farmacology
Share Embed


Descrição do Produto

Askariasi

Prevalensi dan intensitas gejala simtomatis yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Pada anak-anak obstruksi intestinal merupakan manifestasi penyakit yang paling sering ditemui. Diantara anak-anak usia 1-12 tahun yang berada di rumah sakit Cape Town dengan keluhan abdominal antara 1958-1962, 12.8 % dari infeksinya disebabkan oleh Ascariasis lumbricoides. Anak-anak dengan askariasis kronis dapat menyebabkan pertumbuhan lambat berkaitan dengan penurunan jumlah makanan yang dimakan.

epidemiologi Askariasis merupakan infeksi cacing pada manusia yang angka kejadian sakitnya tinggi terutama di daerah tropis dimana tanahnya memiliki kondisi yang sesuai untuk kematangan telur di dalam tanah. Diperkirakan hampir 1 miliar penduduk yang terinfeksi dengan 4 juta kasus di Amerika Serikat. Prevalensi pada komunitas-komunitas tertentu lebih besar dari 80%. Prevalensi dilapokan terjadi di lembah sungai Yangtze di Cina. Masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah memiliki prevalensi infeksi yang tinggi, demikian juga pada masyarakat yang menggunakan tinja sebagai pupuk dan dengan kondisi geografis yang mendukung. Walaupun infeksi dapat menyerang semua usia, infeksi tertinggi terjadi pada anak-anak pada usia sebelum sekolah dan usia sekolah. Penyebarannya terutama melalui tangan ke mulut (hand to mouth) dapat juga melalui sayuran atau buah yang terkontaminasi. Telur askaris dapat bertahan selama 2 tahun pada suhu 5-10 ºC. Empat dari 10 orang di Afrika, Asia, dan Amerika Serikat terinfeksi oleh cacing ini.

Menurut World Health Organization (WHO), intestinal obstruction pada anak-anak menyebabkan komplikasi fatal, menyebabkan 8000 sampai 100,000 kematian per tahun.
Patofisiologi
Ascariasis lumbricoides adalah nematoda terbesar yang umumnya menginfeksi manusia. Cacing dewasa berwarna putih atau kuning sepanjang 15-35 cm dan hidup selama 10-24 bulan di jejunum dan bagian tengah ileum.
 
 

Gambar 2. Daur kehidupan Cacing Ascaris lumbricoides

Cacing betina menghasilkan 240.000 telur setiap hari yang akan terbawa bersama tinja.
Telur fertil jika jatuh pada kondisi tanah yang sesuai, dalam waktu 5-10 hari telur tersebut dapat menginfeksi manusia.
Telur dapat bertahan hidup di dalam tanah selama 17 bulan. Infeksi umumnya terjadi melalui kontaminasi tanah pada tangan atau makanan.
Kemudian masuk pada usus dan akan menetas pada usus kecil (deudenum).
Pada tahap kedua larva akan melewati dinding usus dan akan berpindah melalui sistem portal menuju hepar (4d) dan kemudian paru.
Infeksi yang berat dapat di ikuti pneumonia dan eosinifilia. Larva kemudian dibatukkan dan tertelan kembali menuju jejunum.
Diperlukan waktu 65 hari untuk menjadi cacing dewasa.

Faktor risiko ascariasis meliputi:
1. Usia
Ascariasis kebanyakan menginfeksi anak berusia 10 tahun atau lebih muda.
Anak-anak dalam kelompok usia ini berada pada risiko yang lebih tinggi karena mereka lebih sering bermain di tanah.
2. Iklim hangat
Ascariasis lebih banyak berkembang di wilayah beriklim hangat seperti di Indonesia.
3. Sanitasi yang buruk
Ascariasis tersebar luas di negara-negara berkembang atau wilayah kumuh di mana kotoran manusia mungkin bercampur dengan tanah di sekitar lingkungan tempat tinggal (medkes)

Tanda dan gejala klinik dan peranan system imun
Tanda dan Gejala Klinis
Umumnya askariasis ringan tidak disertai dengan gejala. Tapi ketika usus telah penuh dengan ratusan cacing Ascaris lumbricoides, gejala serius dan komplikasinya dapat terjadi. Gejala-gejala askariasis, antara lain:
Demam dan batuk kering
Mengi
Sakit perut
Mual atau muntah
Gizi buruk, terutama pada anak-anak
Diare atau BAB berdarah
Cacing keluar baik dari mulut, hidung atau rektum (anus)
Komplikasi lain yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides, seperti:
Penyakit kandung empedu
Abses hati
Pankreatitis
Radang usus buntu
Radang selaput perut.
(medkes)

Peranan system imun

Tujuan terapi dan guide line terapi









Soegijanto, Soegeng.2005.Kumpulan Makalah Penyakit Tropis Dan Infeksi Di Indonesia Jilid 4. Surabaya: Airlangga University Press

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.