ISSUE DIGITAL FORENSICS

July 4, 2017 | Autor: Zumrotul Hoiriyah | Categoria: Digital Forensics
Share Embed


Descrição do Produto

ISSUE DIGITAL FORENSICS Hoiriyah : 14917141 Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta 55584 Telp. (0274) 895287 Penggunaan teknologi yang kian pesat tiap harinya, begitupun dengan tindak kriminal yang juga berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi membuat tantangan tersendiri bagi bidang digital forensic. Berikut beberapa paper yang telah meneliti tentang berbagai macam issue yang berkaitan dengan digital forensics. 1. “A Survey on Privacy Issues in Digital Forensics”  Penulis : Asou Aminnezhad, Ali Dehghantanha, dan Mohd Taufik Abdullah  Publikasi : International Journal of Cyber-Security and Digital Forensics (IJCSDF) 1(4): 311-323 The Society of Digital Information and Wireless Communications, 2012 (ISSN: 2305-0012)  Sumber : http://core.ac.uk/download/pdf/26951337.pdf Pembahasan : Issue yang diangkat dalam paper ini adalah mengidentifikasi berbagai macam isu dalam keamanan privasi dalam cyber dan digital forensics. Data-data privasi haruslah diperhatikan keamanannya. Dunia digital yang setiap harinya mengalami perkembangan yang tidak dapat dicegat perkembangannya, membuat perlindungan terhadap privasi sulit untuk dilakukan sepenuhnya. Dalam paper ini terdapat 3 sudut pandang mengenai perlindungan privasi, yaitu : 1) Perlindungan privasi dari sudut pandang pengguna (user) Pengguna harusnya memiliki pengetahuan seputar teknologi yang dapat membantu dalam melindungi privasi disaat data disimpan dalam jaringan dengan menggunakan tools dan service. Dimana tools tersebut hanya membantu melindungi privasi dengan ditunjang oleh faktor-faktor lain seperti pengetahuan pengguna dalam hal melindungi privasi. 2) Perlindungan privasi dari sudut pandang investigator forensik

Pekerjaan seorang investigator forensik adalah mengumpulkan , memelihara, dan menganalisis informasi dan kemudian direkonstruksi kejadian kejahatan tersebut. Framework, teknologi, model dan tools digital forensics tidak akan berperan maksimal jika tidak ada pengetahuan yang profesional dari investigator dalam menangani data privasi. Investigator harus mengetahui sensitivitas dari data yang akan mereka tangani dalam setiap proses investigasi. 3) Perlindungan privasi dari sudut pandang teknologi Kecanggihan

teknologi

tergantung pada

sisi

penggunanya,

jika

pengguna

memanfaatkannya untuk hal-hal positif, maka positif pula dampaknya, namun jika digunakan dalam kejahatan, maka hanya akan menimbulkan kerugian pada pihak lain. Begitupula berlaku pada digital forensik, tools forensik yang ada jika digunakan utnuk hal baik, maka akan baik pula manfaatnya, jika digunakan kebalikannya, maka hal tersebut dapat merugikan orang lain. 2. “A Survey on Digital Foensic Trends”  Penulis : Mohsen Damshenas, Ali delghantanha, Ramlan Mahmuoud  Publikasi : International Journal of Cyber-Security and Digital Forensics (IJCSDF) 3(4): 209-234209 The Society of Digital Information and Wireless Communications, 2014 (ISSN: 2305-0012)  Sumber : http://sdiwc.us/digitlib/journal_paper.php?paper=00001141.pdf Pembahasan : Paper ini mengelompokkan jenis-jenis dari digital forensik yang diteliti dari beberapa sumber yang diambil dari berbagai jurnal dan penelitian. Hasil dari penelitian pada paper ini adalah 1) Infografi dari publikasi jurnal forensics periode Januari 2008 – Maret 2013

Dari infograf diatas dapat diketahui, jurnal yang paling banyak dipublikasi adalah tentang digital investigation. 2) Infografis kategori digital forensics investigation periode 2008-2013

Infograf diatas memperlihatkan bahwa paper dengan tema digital image forensic yang paling tinggi publikasinya. 3) Daftar jurnal dan jumlah dari beberapa artikel yang dipublikasikan berdasarkan pengekompokan kategori

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwasanya topik yang paling banyak diambil sebagai tema penelitian adalah digital image forensik, disusul mobile device forensic, kemudian forensic framework, lalu volatile memory forensic, selanjutnya file system forensic, kemudian forensic tools, application forensic,wetwork forensic, anti forensic,dan yang paling sedikit adalah string analysis.

3. “Digital forensics research: the next 10 years”  Penulis : Simson L. Garfinkel  Publikasi : elsevier  Sumber : http://dfrws.org/2010/proceedings/2010-308.pdf Pembahasan : Masa keemasan forensik komputer akan segera berakhir. Tanpa strategi yang jelas untuk memungkinkan upaya penelitian yang membangun satu sama lain. Penelitian forensik akan tertinggal, tools akan semakin kuno, dan penegak hukum, para militer, serta pengguna produk komputer forensik lainnya tidak akan bergantung lagi kepada hasil dari analisis forensik. Digital forensik sedang menghadapi krisis. Kemampuan akan berkurang atau bahkan hilang akibat dari kemajuan industri komputer. Kebutuhan untuk membuat penelitian digital forensics lebih efisien adalah melalui penciptaan abstraksi baru untuk representasi data proses forensik. Dengan adanya perhatian terhadap kerja sama, standarisasi, dan pembangunan bersama, komunitas penelitian digital forensics dapat menurunkan biaya pengembangan dan meningkatkan kualitas dari usaha penelitian tersebut secara bersamaan.

Sumber Referensi : 1. Aminnezhad, A, & Dehghantanha, A, & Abdullah, M.T.2012. A Survey on Privacy Issues in Digital Forensics. http://core.ac.uk/download/pdf/26951337.pdf. 25 Agustus 2015 2. Damshenas, M, & delghantanha, A, & Mahmuoud, R.2014.A Survey on Digital

Foensic Trends.http://sdiwc.us/digitlib/journal_paper.php?paper=00001141.pdf. 26 Agustus 2015 3. Garfinkel,

S.L.2010.Digital

forensics

research:

the

http://dfrws.org/2010/proceedings/2010-308.pdf. 26 Agustus 2015

next

10

years.

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.