Muhammad as A Trader

June 24, 2017 | Autor: Rahmad Arifan Hr | Categoria: Islamic Studies, Biography of the Prophet Muhammad, Traders
Share Embed


Descrição do Produto

MUHAMMAD AS A TRADER

DISUSUN OLEH : 1. KURNIAWAN BAYU F (13523029) 2. RAHMAD ARIFAN HR (13523077) 3. ARDISA BENITA Y (13523190)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah „Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam kita haturkan pada Rosulullah MuhammadSAW , keluarga , sahabat , dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman. Adapun penulisan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang diberikan oleh Bapak Aang Kunaepi sebagai dosen pengampu. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah. Untuk itu saya memohon bimbingan lebih lanjut dari Bapak dosen guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi amal sholeh bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Oktober 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1

Latar belakang penulisan .......................................................................... 1

1.2

Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1

1.3

Manfaat Penulisan .................................................................................... 1

BAB 2 ISI................................................................................................................ 2 2.1

Islam sebagai agama universal dan lengkap ............................................. 2

2.2

Islam sebagai sistim kehidupan ................................................................ 3

2.3

Perdagangan pada masa arab kuno ........................................................... 4

2.4

Karir dagang Nabi Muhammad ................................................................ 5

2.5

Bisnis nabiMuhammad setelah menikah .................................................. 6

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………7 3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………….7 3.2 SARAN………………………………………………………………..........7 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar belakang penulisan

Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya). Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern.

1.2

Tujuan Penulisan 1. Memberi tahukan kepada pembaca bagaimana Nabi Muhammad SAW sebagai pedangang. 2. Memberitahukan kepada pembaca bagaimana kondisi Arab pada waktu nabi Muhammad SAW sebagai pedagang. 3. Mengaplikasikan pada kehidupan sehari hari.

1.3

Manfaat Penulisan 1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana nabi Muhammad SAW sebagai seorang pedagang. 2. Pembaca dapat mengetahui sejarah perdagangan pada masa nabi Muhammad SAW. 3. Pembaca dapat memaknai dan mengambil hikmah serta menjadikan nabi Muhammad sebagai tauladan dalam berdagang.

BAB 2 ISI 2.1

Islam sebagai agama universal dan lengkap

Universalisme Islam rangkaian ajaran yang meliputi berbagai bidang seperti hukum agama (fiqh), keimanan (tauhid), etika (akhlak) dan sikap hidup. Ajaran yang dengan sempurna menampilkan universalisme Islam adalah lima buah jaminan dasar yang diberikan agama samawi terakhir ini kepada warga masyarakat baik secara perorangan maupun sebagai kelompok. Kelima jaminan dasar itu tersebar dalam literatur hukum agama, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.

Jaminan dasar akan keselamatan fisik warga masyarakat dari tindakan badani di luar ketentuan hukum Keselamatan keyakinan agama masing-masing tanpa ada paksaan untuk berpindah agama Keselamatan keluarga dan keturunan Keselamatan harta benda dan milik pribadi diluar prosedur hukum Keselamatan profesi

Islam didasarkan pada hubungan yang universal antara Tuhan dengan manusia, Tuhan di dalam kemutlakan-Nya dan manusia dalam bentuk theomorfosisnya[1]. Hubungan ini didasarkan pada akal, kehendak dan kemampuan berbicara, serta pada keseimbangan dan kepastian. Islam menjaga keseimbangan dalam kehidupan dengan mengatur kebutuhan alamiah manusia melalui syari‟at. Dan dengan keseimbangan ini sebagai dasar, Islam memungkinkan manusia untuk membangun dunia spiritual yang didasarkan pada renun dengan dan kepastian tentang keesaan Tuhan. Dalam hal ini Islam berbeda dengan Kristen yang menonjolkan peranan cinta, dan menempatkan pengorbanan sebagai kebajikan yang tertinggi. Hal ini merupakan alasan bagi Kristen untuk mengajukan kritik kepada Islam sebagai agama yang hanya menjaga keseimbangan social belaka; sedangkan pengorbanan di dalam Kristen tampak di mata muslim sebagai individualisme yang tidak memberi tempat bagi hubungan menyeluruh antara antara manusia yang alamiah di satu pihak dan Tuhan di pihak lain. Meskipun demikian baik penekanan Islam atas keseimbangan sebagai dasar bagi renungan tentang tuhan, maupun penekanan Kristen atas cinta dan pengorbanan adalah cara yang membantu manusia untuk melepaskan diri dari kungkungan kebinatangan dalam jiwanya, serta menyadari tujuan agung dari kehidupannya di dunia. Islam adalah petunjuk yang ditanamkan sebagai benih di dalam hati manusia. Manusia adalah wadah bagi benih itu. Manusia tidak dapat memecahkan

Theomorfis, artinya di balik keterbatasan manusia dan kelemahannya, ia memiliki sesuatu dalam dirinya, yaitu sifat-sifat ketuhanan. Sumber : http://blog.uinmalang.ac.id/

2

wadah itu, ia hanya dapat membersihkannya agar wadah itu pantas menerima benih yang diberikan Tuhan kepadanya. Benih Islam ditempatkan di dalam hati manusia melalui Al-Quran dan petunjuk Rasul-Nya. Dari benih ini tumbuh sebatang pohon spiritual yang telah menciptakan satu diantara peradabanperadaban terbesar dalam sejarah. Pohon ini memberi keteduhan bagi sebagian besar umat manusia, yang hidup dan mati hari ini, dan yang telah menemukan arti kehidupan.

2.2

Islam sebagai sistim kehidupan

Islam adalah didasarkan pada pandangan hidup yang unik dan suatu konsepsi istimewa mengenai kedudukan manusia dalam alam semesta. Kaidah-kaidah dasar : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Allah pencipta penguasa dan pemilik seluruh alam semesta ini, menciptakan manusia dan menyediakan tempat tinggal yang disebut bumi. Ia telah mengkaruniai manusia dengan kemampuan berpikir dan mengerti atau memahami dan telah memberikan kepadanya kesanggupan untuk membedakan yang benar dan yang salah. Satu-satunya jalan yang benar bagi manusia ialah mengakui Allah sebagai Tuhan satu-satunya dan mengikuti pimpinan-Nya dan perintah-Nya dalam segala bidang kehidupan. Manusia harus hidup di dunia ini dengan kesadaran bahwa ia nanti akan diadili dan bahwa tujuan hidup satu-satunya ialah mencapai keridhaan Allah sehingga ia muncul kelak dengan sukses di akhirat. Sikap yang bertentangan dengan ini niscaya akan membawa manusia kedalam kesesatan. Tuhan menempatkan manusia diatas bumi dan mengkaruniai para manusia pertama (Adam dan Hawa) dengan pimpinannya dan manusia haruslah hidup dibumi itu sesuai denganNya. Manusia telah menyeleweng dari jalan yang benar mengabaikan dan memutarbalikan namun Allah tidak serta merta menghancurkan mereka ataupun memaksa mereka supaya kembali ke jalan yang benar. Sebaliknya Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan hidup mereka adalah hidup yang penuh ketaatan kepada-Nya. Ia memuliakan mereka dengan wahyu-wahyunya dan memberikan mereka pengetahuan tentang kebenaran. Orang-orang ini disebut Nabi. Setiap nabi berusaha untuk mengajak manusia kepada agama Islam tetapi sejumlah manusia yang tidak sedikit sekali-kali tidak mau menerima petunjuk nabi. Akhirnya Allah membangkitkan Muhammad s.a.w dan menugaskannya untuk menyempurnakan missi yang telah dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Ia mengemukakan kembali ajaran-ajaran Islam.

Islam mulai dengan meletakkan garis-garis tegas yang diatasnya dipupuk hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sistem kehidupan yang dikehendaki

3

oleh Islam ini dinamakan syariat yang sumber-sumbernya adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul.

2.3

Perdagangan pada masa Arab kuno

Kehidupan bangsa Arab merupakan fakta yang telah dikenal dalam sejarah dengan kondisi wilayah yang kering, padang pasir, penuh dengan bebatuan dan pegunungan tandus adalah berdagang. Tidak diragukan lagi kaum quraisy merupakan suku arab yang paling berpengaruh dan terhormat, suku dari nabi saw sendiri berasal. Mereka menjadi penjaga ka‟bah tempat suci bangsa arab. Di samping itu, penguasaan mereka atas kota Makkah, paling tidak memberikan tiga keuntungan sekaligus, yaitu : pertama, pengaruh kuat atas suku-suku lainnya. Kedua, posisi sentral yang memberikan kemudahan dalam perdagangan dan membangun relasi. Hal ini selain memberikan keuntungan sendiri juga kehormatan pada mereka. Ketiga, wilayah Makkah brdasarkan adat bangsa arab yang bebas dari peperangan dan permusuhan pribadi menyebabkan posisi mereka terjamin, tidak ada rasa takut dan terhindar dari bahaya. Kehormatan dan keuntungan ini, diperoleh kaum quraisy berdasarkan kedudukan mereka sebagai pemelihara Ka‟bah. Mereka menerima itu dari Allah. Peringatan terhadap kaum quraisy akan anugerah Allah ini terhadap dalam al-Quran : “Karena kebiasaan orang-orang quraisy mengadakan hubungan dagang pada musim dingin dan musim panas dengan aman. Maka seyogyanyalah mereka menyembah Allah yang memiliki rumah ini (Ka’bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari kekuatan (akan bahaya)” (106: 1-4). Kedudukan mereka sebagai pelayan dan pemelihara rumah Allah itulah yang memberikan kemudahan-kemudahan ini. Mereka dihormati sebagai pemimpin bangsa Arab ke wilayah manapun mereka pergi berdagang. Seluruh kehormatan, kemuliaan, kepemimpinan, bahkan keuntungan dari hasil dagang dan kekayaan mereka, merupakan akibat langsung dari kedudukan mereka sebagai pemelihara Ka‟bah. Kemungkinan besar bahwa kegiatan mu‟amalah atau perdagangan di kawasan jazirah arab yang berada di jalur perdagangan antara Asia-Afrika-Eropa tersebut, telah dipengaruhi oleh bentuk-bentuk ekonomi Mesir, Yunani Kuno, dan Romawi. Sekitar tahun 2500 sM mereka lebih dulu telah mengenal sistem kegiatan mu‟amalah, terutama bidang ekonomi dan perbankan. Demikianpun Babilonia yang sekarang menjadi wilayah irak juga telah mengenal sistem perekonomian sejak tahun 2000 sM. Hingga berjarak sekitar 2.633 tahun, baru Islam mengembangkan sistem ekonomi yang dicontohkan nabi Muhammad dan dimulai tahun 633 M. Abu Bakar, sebagai pengikut sekaligus mertua dan sahabat nabi Muhammad serta khalifah[1] pertama dari khulafa al-rasyidin, memiliki usaha[1] Khalifah (Arab:‫ ةفيلخ‬Khalīfah) adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

4

usaha muamalah yang berbentuk dagang bahan pakaian. Umar bin Khatab sebagai pemimpin umat beriman dan “Sang penakluk kekaisaran Persia dan Byzantium” juga pernah memperdagangkan jagung. Usman bin Affan juga pernah memiliki usaha yang sama, memperdagangkan bahan pakaian. Kaisar mughal yang agung, Aurangzeb dari india, makan dari penghasilan cangkir-cangkir buatan tangannya sendiri. Ketika kaum muhajirin berimigrasi ke madinah bersama-sama nabi Muhammad, mereka dinasihati oleh nabi Muhammad agar berdagang untuk penghidupannya supaya mereka menjadi sejahtera. Banyak lagi contoh membuktikan bahwa setiap muhajir yang saleh dan taat beragama telah melakukan berbagai jenis usaha mu‟amalah untuk memenuhi kebutuhan atau nafkahnya sehari-hari (Afzalurrahman 1997: 26-27). Pribadi-pribadi tersebut adalah contoh dan teladan yang secara politis adalah penguasa dan pemimpin, tetapi secara pribadi merupakan makhluk social telah melakukan kegiatan mu‟amalah untuk menafkahi dirinya. Namun, sayang kegiatan mu‟amalah yang berkembang dan berjaya dalam Islam hingga ratusan tahun tersebut tidak dapat dipertahankan. Hal ini dikarenakan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri, dan keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai korban dari kolonialisasi bangsa eropa di sekitar abad ke 16 sehingga berpindahlah pusat kegiatan ekonomi ke tangan barat.

2.4

Karir dagang Nabi Muhammad

Muhammad tumbuh dewasa dibawah asuhan Abu Thalib dan harus belajar mengenai bisnis perdagangan dari pamannya. Ketika dewasa dan menyadari bahwa pamannya bukanlah orang berada serta memiliki keluarga besar yang harus diberi nafkah, ia mulai berdagang sendiri di kota Makkah. Tampaknya profesi sebagai perdagang ini telah dimulai lebih awal daripada yang dikenal umum dengan modal dari Khadijah. Ia melakukan bisnis pada taraf kecil dan pribadi di Makkah. Ia membeli barang-barang dari satu pasar lalu menjualnya pada orang lain. Hal ini ditegaskan dengan peristiwa-peristiwa selanjutnya yang menunjukkan bahwa ia telah memasuki kerjasama bisnis bersama sejumlah kecil orang sebelum berhubungan dengan Khadijah. Nabi adalah salah seorang anggota keluarga besar suku quraisy, dan karenanya ia diharapkan berprofesi sebagai mata pencahariannya sebagaimana anggota suku quraisy lainnya. Meskipun tidak memiliki uang untuk berbisnis sendiri tetapi ia banyak menerima modal dari para janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan menyambut baik baik seorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerja sama. Dengan demikan, terbuka kesempatan luas bagi Muhammad untuk memasuki dunia bisnis dengan cara menjalankan modal orang lain, baik dengan upah maupun berdasarkan persetujuan bagi hasil sebagai mitra. Khadijah adalah salah seorang dari banyak wanita kaya di makkah yang menjalankan bisnisnya melalui agen-agen berdasarkan berbagai jenis kontrak. Karena Muhammad sejak kecilnya terkenal rajin dan percaya diri, ia memperoleh reputasi yang baik ketika dewasa. Ia dikenal karena kejujuran dan integritasnya. Penduduk makkah sendiri memanggilnya dengan sebutan siddiq (jujur) dan amin

5

(terpercaya). Tidak heran jika Khadijah pun menganggapnya sebagai mitra yang dapat dipercaya dan menguntungkan, sehingga ia mengutusnya dalam beberapa perjalanan dagang ke berbagai pasar di utara dan selatan dengan modalnya. Terkadang dengan member upah, dan tidak jarang berdasarkan bagi hasil sebagai seorang mitra dagang. Ditegaskan oleh catatan-catatan sejarah, Muhammad pernah melakukan perdagangan melalui kerjasama dengan Saib bin Ali Saib. Saib mengatakan bahwa Muhammad adalah mitranya dalam berdagang, dan selalu lurus dalam perhitungan-perhitungan dagang.

2.5

Bisnis Nabi Muhammad setelah menikah

Setelah menikah dengan Khadijah, nabi tetap melangsungkan usaha perdagangan seperti biasa, namun sekarang nabi bertindak sebagai manajer sekaligus mitra dalam usaha istrinya. Berkaitan dengan ini, agaknya nabi beberapa kali mengadakan perjalanan ke berbagai pusat perdagangan dan pekan dagang di seluruh penjuru negerinya serta ke negara-negara tetangga. Sejak perkawinannya dalam usia 25 tahun hingga datangnya panggilan tugas kenabian di usia 40 tahun nabi telah melakukan perjalanan dagang ke berbagai daerah semenanjung arab dan negeri-negeri perbatasan Yaman, Bahrain, Irak dan Syiria. Sejarah tidak mencatat perjalanan-perjalanan tersebut, tetapi ini tidak lalu berarti nabi tidak pernah melakukan perjalanan. Ketika sibuk dengan aktivitas perdagangannya sehari-hari, kebanyakan orang tidak mencatat setip transaksi dagangnya. Oleh karena itu, mencari catatan-catatan tentang hubungan dagang nabi 1.400 tahun silam akan sama artinya dengan mengharapkan mujizat. Terdapat catatan tentang beberapa hubungan dagang nabi dengan berbagai macam orang. Tak diragukan lagi, ini memberikan petunjuk bahwa nabi benarbenar menggeluti bidang perdagangan. Sifat dasar dan pekerjaannya jelas memastikan bahwa nabi banyak sekali terlibat dalam urusan dagang, dan kemungkinan besar nabi telah melakukan perjalanan dagang ke Negara-negara tetangga, baik pada musim panas maupun musim dingin. Nabi mustahil berdiam diri dan hanya hidup dari pendapatan istrinya selama tahun-tahun perkawinannya. Tidak masuk akal jika orang yang tempramen dan karakter seperti nabi akan tinggal di rumah dan menghabiskan waktu, berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dalam keadaan menganggur tanpa kegiatan apapun untuk biaya hidupnya. Bertentangan dengan watak dan ajaran-ajarannya jika nabi hanya membuang buang waktu sepanjang tahunnya dalam pengangguran. Sejumlah riwayat dari beberapa mitra dagang nabi, meskipun memberikan gambaran yang sama sekali berbeda, namun tampaknya lebih sesuai dengan karakter dan watak nabi. Selain melakukan urusan dagang melalui beberapa agen, nabi juga bertindak sebagai agen untuk para pedagang lain. Akan tetapi hampir semua urusan dagang dilakukan nabi melalui agen-agennya. Kadang-kadang nabi mengambil pinjaman berdasarkan gadai; membeli barang dan tunai, dan dengan pinjaman. Ia juga memberikan jaminan pembayaran kemabali hutang-hutang orang yang telah meninggal. Nabi memiliki sedikit tanah yang telah diserahkan sebagai sedekah.

6

BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangannya secara jujur, adil, dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh dan kecewa. Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan standar kualitas sesuai permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benarbenar jujur telah tertanam dengan baik sejak muda. Ia selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Lebih dari itu, Muhammad juga meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi dagang secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Muhammad dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan abadi bagi para pengusaha selanjutnya. 3.2 SARAN Untuk para pengusaha ada baiknya mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh nabi kita Muhammad saw dalam perdagangan karena prinsip-prinsip dasar nabi Muhammad dalam bertransaksi yaitu jujur, adil dan mengutamakan kepuasan pelanggan adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan suatu usaha.

7

DAFTAR PUSTAKA Afzalurrahman, 1997, Muhammad sebagai Seorang Pedagang (Muhammad as A trader), Yayasan Swarna Bhumy Nur Kholis Setiawan H.M dan Djaka Soetapa, 2010, Volume 1 : Meniti kalam kerukunan: beberapa istilah kunci dalam Islam dan Kristen Nasr S.H., penerjemah Abdurrahman Wahid & Hashim Wahid, 1983, Islam dalam cinta dan fakta. Jakarta : Lembaga penunjang pembangunan nasional (Leppenas) Abdul a‟la maududi, penerjemah Osman Raliby, 1967, Pokok-pokok pandangan hidup muslim. Jakarta : Penerbit bulan bintang Nurcholish Madjid, Dkk, Prolog & Epilog Abdurrahman Wahid, 2007 Islam Universal

8

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.