Off site System

August 6, 2017 | Autor: Hasnu Reta | Categoria: Html5
Share Embed


Descrição do Produto

MAKALAH

TEKNIK PENYALURAN AIR BUANGAN
OFFSITE SYSTEM



OLEH:
KELOMPOK V

ANGGOTA:
BAYU INRA SETIAWAN 1110942034
SUCI WULANDARI 1210941001
BUSRITA EXGIA PUTRI 1210942018
DEAN EKA PUTRI 1210942021
WILMON ZARLI 1210942034
HASNURETA 1210942037

DOSEN:
DEWI FITRIA, Ph.D



JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Teknik Penyaluran Air Buangan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, mulai dari Dosen Teknik Penyaluran Air Buangan Ibu Dewi Fitria, Ph.D serta segala pihak yang turut bepartisipasi.
Kami berharap sebagai penulis makalah ini bisa kami jadikan sebagai sarana untuk kami menambah wawasan dan tentunya kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.


Padang, Maret 2015


Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambahan penduduk yang pesat sudah tentu akan meningkatkan penggunaan sumber daya air. Namun kuantitas sumber daya air sangat terbatas. Sumber daya air yang terbatas masih diperparah dengan pencemaran akibat pengelolaan air limbah yang kurang baik. Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah air yang dibuang berlebihan melebihi dari kemampuan alam untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada lingkungannya itu sendiri sehingga oleh karenanya perlu dilakukan penanganan air limbah yang seksama dan terpadu baik itu dalam penyaluran maupun pengolahannya.
Air limbah merupakan air bekas yang berasal dari kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori sumber air seperti sumur, kali ataupun sungai serta lingkungan secara keseluruhan. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat tidak adanya SPAL yang memenuhi syarat kesehatan. Hal yang pertama dirasakan adalah mengganggu pemandangan, dan terkesan jorok karena air limbah mengalir kemana-mana. Selain itu, air limbah juga dapat menimbulkan bau busuk sehingga mengurangi kenyamanan khususnya orang yang melintas sekitar rumah tersebut. Air limbah juga bisa dijadikan sarang nyamuk yang dapat menularkan penyakit seperti malaria serta yang tidak kalah penting adalah adanya air limbah yang melebar membuat luas tanah yang seharusnya dapat digunakan menjadi berkurang.
Tujuan Penulisan
Mengetahui off-site system secara umum;
Mengetahui kriteria dari pengolahan air limbah;
Untuk mengetahui perkembangan dari off-site system;
Mengetahui kelebihan dan kekurangan off-site system;
Mengetahui sistem penyaluran terpisah;
Mengetahui Teknologi Off-site.

Rumusan Masalah
Apa pengertian off-site system secara umum?
Apa saja kriteria dari pengolahan air limbah?
Bagaimana perkembangan dari off-site system?
Apa kelebihan dan kekurangan off-site system?
Apa itu sistem terpusat?
Apa saja teknologi off-site?










































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat atau off-site adalah suatu sistem pengolahan air limbah dengan menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat untuk selanjutnya diolah. Selain itu, Sistem Sanitasi Terpusat ( Off site sanitation) merupakan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang menyalurkan dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan perairan. Sistem terpusat juga merupakan potensi investasi yang cukup besar. Investasi yang tinggi diperlukan untuk saluran pengumpul air limbah, dibandingkan untuk kebutuhan IPAL. Oleh sebab itu, sering terjadi penundaan pada proyek pengelolaan air limbah secara terpusat.







Pada pembuangan air limbah ini, dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem penyalurannya ke dalam 2 tipe yaitu:
Sistem Terpisah
Sistem Penyaluran Air Limbah
Menyalurkan air limbah dari perumahan dan fasilitas umum maupu industri.
Sistem Penyaluran Air Hujan
Membawa air limpasan dari hujan yang jatuh di atap gedung, jalan, dan permukaan lainnya.

Sistem Gabungan
Menggabungkan sistem penyaluran air limbah dan air hujan dalam satu saluran.
Penggunaan sistem terpisah pada pembuangan air limbah, didasarkan pada alasan-alasan utama yaitu:
Air limbah perlu dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah untuk diperbaiki kualitasnya sebelum dibuang ke sungai/laut;
Sistem perlu direncanakan untuk melayani aliran maksimum;
Jika hujan turun, sistem gabungan akan menerima aliran 50x aliran normal. Hal ini berarti instalasi pengolahan harus direncanakan dengan ukuran yang berlebihan atau air limbah akan meluap dari sistemnya dan masuk ke sungai/kali.
Kriteria Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah ditetapkan dengan kriteria :
pelayanan minimal sistem pembuangan air limbah berupa unit pengolahan kotoran manusia/tinja dilakukan dengan menggunakan sistem setempat atau sistem terpusat agar tidak mencemari daerah tangkapan air/resapan air baku serta jarak yang aman dari sumber air baku;
sistem pembuangan air limbah terpusat diperuntukkan bagi kawasan padat penduduk dengan memperhatikan kondisi daya dukung lahan dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) serta mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat;
kualitas hasil pengolahan air limbah yang berbentuk cairan wajib memperhatikan standar baku mutu air buangan dan baku mutu sumber air baku yang mencakup syarat fisik, kimia dan bakteriologi sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
hasil pengolahan air limbah yang berbentuk padatan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali wajib diolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tidak membahayakan manusia dan lingkungan;
pemantauan kualitas dan kuantitas hasil pengolahan air limbah wajib dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan standar yang ditetapkan;
pemilihan lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga; dan
lokasi pembuangan akhir hasil pengolahan air limbah yang berbentuk cairan, wajib memperhatikan faktor keamanan, pengaliran sumber air baku dan daerah terbuka.
Pengembangan Sitem Terpusat
Pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat meliputi:
pendayagunaan dan pemeliharaan sistem prasarana pembuangan air limbah perpipaan terpusat (DSDP Tahap I) yang telah dibangun di Kelurahan Seminyak dan Legian yang dilayani IPAL Suwung dan sebagian Kawasan Pariwisata Nusa Dua yang dilayani IPAL Benoa (IPAL BTDC);
pengembangan jaringan perpipaan terpusat (DSDP Tahap II) yang menjangkau Kelurahan Kuta; dan
pengembangan baru jaringan perpipaan terpusat yang menjangkau kawasan perkotaan Mangupura, kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, kawasan perkotaan Jimbaran, kawasan perkotaan Nusa Dua, kawasan perkotaan Kerobokan, kawasan perkotaan Blahkiuh, dan pusat-pusat kegiatan pariwisata lainnya.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Terpusat
Pada pengolahan air limbah dengan sistem terpusat, terdapat kelebihan dan kekurangan yaitu;
Kelebihan
Menyediakan pelayana terbaiak;
Tidak mencari air tanah dan badan air;
Cocok untuk daerah dengan kepadatan tinggi
Kekerangan
Biaya investasi relatif mahal;
Teknologi yang cukup rumit;
Tidak dapat dilaksanakan masing-masing keluarga.


2.5 Sistem Penyaluran Terpisah
Sistem ini dikenal dengan full sewerage, dimana air buangan domestik dan air hujan dialirkan secara terpisah melalui saluran yang berbeda. Sistem ini digunakan dengan pertimbangan antara lain:
Periode musim hujan dan kemarau lama.
Kuantitas aliran yang jauh berbeda antara air hujan dan air buangan domestik.
Air buangan umumnya memerlukan pengolahan terlebih dahulu, sedangkan air hujan harus secepatnya dibuang ke badan air penerima.
Fluktuasi debit (air buangan domestik dan limpasan air hujan) pada musim kemarau dan musim hujan relatif besar.
Saluran air buangan dalam jaringan riol tertutup, sedangkan air hujan dapat berupa polongan (conduit) atau berupa parit terbuka (ditch).
Kelebihan sistem ini adalah masing-masing sistem saluran mempunyai dimensi yang relatif kecil sehingga memudahkan dalam konstruksi serta operasi dan pemeliharaannya. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan tempat luas untuk jaringan masing-masing sistem saluran.
Beberapa alternatif dari sistem penyaluran air buangan secara terpisah adalah sebagai berikut :
2.5.1 Sistem Penyaluran Konvensional
Sistem penyaluran konvensional (conventional Sewerage) merupakan suatu jaringan perpipaan yang membawa air buangan ke suatu tempat berupa bangunan pengolahan atau tempat pembuangan akhir seperti badan air penerima. Sistem ini terdiri dari jaringan pipa persil, pipa servis, pipa lateral, dan pipa induk yang melayani penduduk untuk suatu daerah pelayanan yang cukup luas.
Setiap jaringan pipa dilengkapi dengan lubang periksa manhole yang ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu. Apabila kedalaman pipa tersebut mencapai 7 meter, maka air buangan harus dinaikkan dengan pompa dan selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke lokasi pengolahan dengan mengandalkan kecepatan untuk membersihkan diri.
Syarat yang harus dipenuhi untuk penerapan sistem penyaluran konvensional, yaitu:
Suplai air bersih yang tinggi karena diperlukan untuk menggelontor.
Diameter pipa minimal 100 mm , karena membawa padatan.
Aliran dalam pipa harus aliran seragam.
Slope pipa harus diatur sehingga V cleansing terpenuhi (0,6 m/detik). Aliran dalam saluran harus memiliki tinggi renang agar dapat mengalirkan padatan.
Kecepatan maksimum pada penyaluran konvensional 3 m/detik.
Kelebihan sistem penyaluran konvensional:
Tidak memerlukan tangki septic
Kekurangan sistem penyaluran konvensional :
Biaya konstruksi relatif mahal.
Peraturan jaringan saluran akan sulit jika dikombinasikan dengan saluran small bore sewer, karena dua sistem tersebut membawa air buangan dengan karakteristik berbeda sehingga tidak boleh ada cabang dari sistem konvensional bersambung ke saluran small bore sewer.
Daerah yang cocok untuk penerapan sistem penyaluran secara konvensional (DPU, 1989) yaitu:
Daerah yang sudah mempunyai sistem jaringan saluran konvensional atau dekat dengan daerah yang punya sistem ini.
Daerah yang mempunyai kepekaan lingkungan tinggi, misalnya daerah perumahan mewah, pariwisata.
Lokasi pemukiman baru, dimana penduduknya memiliki penghasilan cukup tinggi, dan mampu membayar biaya operasional dan perawatan.
Di pusat kota yang terdapat gedung-gedung bertingkat yang apabila tidak dibangun jaringan saluran, akan diperlukan lahan untuk pembuangan dan pengolahan sendiri.
Di pusat kota, dengan kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ha dan umumnya penduduk menggunakan air tanah, serta lahan untuk pembuatan sistem setempat sangat sulit dan permeabilitas tanah buruk.
2.5.2. Sistem Riol Dangkal
Shallow sewerage disebut juga Simplified sewerage atau Condominial Sewerage (Mara, 1996). Perbedaannya dengan sistem konvensional adalah sistem ini mengangkut air buangan dalam skala kecil dan pipa dipasang dengan kemiringan yang lebih landai. Peletakan saluran ini biasanya diterapkan pada blok-blok rumah. Shallow sewer sangat tergantung pada pembilasan air buangan utnuk mengangkut buangan padat jika dibandingkan dengan cara konvensional yang mengandalkan self cleansing.
Sistem ini cocok diterapkan sebagai saluran sekunder di daerah perkampungan dengan kepadatan tinggi, tidak dilewati oleh kendaraan berat dan memiliki kemiringan tanah sebesar 1%. Shallow sewer harus dipertimbangkan untuk daerah perkampungan dengan kepadatan penduduk tinggi dimana sebagian besar penduduk sudah memiliki sambungan air bersih dan kamar mandi pribadi tanpa pembuangan setempat yang memadai. Sistem ini melayani air buangan dari kamar mandi, cucian, pipa servis, pipa lateral tanpa induk serta dilengkapi dengan pengolahan mini

Gambar Contoh Layout Saluran Shallow Sewerage pada Perumahan Tak Teratur (A) dan Teratur (B) (Mara, 1996)
Biaya pembuatan shallow sewerage lebih murah bila dibandingkan dengan penyaluran secara konvensional dan bahkan mungkin lebih murah daripada sistem sanitasi setempat (Gambar 3.2). Biaya murah ini dikarenakan penggalian yang dangkal, pipa yang digunakan berdiameter kecil dan unit pengawasan yang sederhana dalam tempat manhole yang tidak besar.
2.5.3. Sistem Riol Ukuran Kecil
Saluran pada sistem riol ukuran kecil (small bore sewer) ini dirancang, hanya untuk menerima bagian-bagian cair dari air buangan kamar mandi, cuci, dapur, dan limpahan air dari tangki septik, sehingga salurannya harus bebas zat padat. Saluran ini tidak dirancang untuk self cleansing, dari segi ekonomis sistem ini lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional. Daerah pelayanannya relatif lebih kecil, pipa yang dipasang hanya pipa persil dan servis yang menuju lokasi pembuangan akhir, pipa lateral dan pipa induk tidak diperlukan. Sistem ini dilengkapi dengan instalasi pengolahan sederhana.
Syarat yang harus dipenuhi untuk penerapan sistem ini yaitu:
Memerlukan tangki yang berfungsi untuk memisahkan padatan dan cairan, tangki ini biasanya tangki septik.
Diameter pipa minimal 50 mm karena tidak membawa padatan
Aliran yang terjadi dapat bervariasi.
Aliran yang terjadi dalam pipa tidak harus memenuhi kecepatan self cleansingkarena tidak harus membawa padatan.
Kecepatan maksimum 3 m/detik.
Kelebihan Sistem Riol Ukuran Kecil yaitu:
Cocok untuk daerah dengan kerapatan penduduk sedang sampai tinggi terutama daerah yang telah menggunakan tangki septik tapi tanah sekitarnya sudah tidak mampu lagi menyerap effluen tangki septik.
kemiringan tanah cenderung datar kurang dari 2%.
Biaya pemeliharaan relatif murah.
Mengurangi kebutuhan air, karena saluran ini tidak mengalirkan padatan.
Mengurangi kebutuhan pengolahan misalnya screening.
Biasanya dibutuhkan di daerah yang tidak mempunyai lahan untuk bidang resapan atau bidang resapannya tidak efektif karena permeabilitasnya rendah.
Kekurangan Sistem Riol Ukuran Kecil yaitu:
Memerlukan lahan untuk tangki
Memungkinkan untuk terjadi clogging karena diameter pipa yang kecil.
2.6 Teknologi off-site
1. Conventional Sewerage
Sistem Terpisah
Antara saluran air limbah dan saluran air hujan dipisahkan.
Sistem Tercampur
Saluran air limbah domestik, industri dan air hujan tergabung.
2, Non Conventional Sewerage
Small Bore Sewer
Saluran air limbah dengan diameter kecil untuk menerima limbah cair buangan tank septik yang bebas benda padat;
Sistem ini tidak bergabung pada banyaknya air untuk pembilas.
Shallow Sewer
Sistem seter yang dipasang dangkal dan dengan emiringan lebih landai dibandingkan dengan sistem sewerage konvensional;
Sistem ini mengandalkan air pembilas, karena merupakan perpipaan yang menerima buangan langsung dari WC berupa padatan dan cairan.










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
Sistem Sanitasi Terpusat ( Off site sanitation) merupakan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang menyalurkan dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan perairan;
Pada pembuangan air limbah diklasifikasikan berdasarkan sistem penyalurannya ke dalam 2 tipe yaitu sistem terpusat dan sistem gabungan;


















DAFTAR PUSTAKA
PrayatniSoewondo. 2009. KONSEP PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK. Teknik Lingkungan: Institut Teknologi Bandung
Anonim. 2009. Sistem Penyaluran Air Limbah, dalam http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/sistem-penyaluran-air-limbah-dan-drainase-1.pdf diakses tanggal 23 Febriari 2015
Wawan, adi. 2014. Rencana Sistem Penelolaan Air Limbah, dalam https://panbelog.wordpress.com/2014/02/17/sanitasi-rencana-sistem-pengelolaan-air-limbah/ diakses tanggal 23 Febriari 2015
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20715/3/Chapter%20II.pdf diakses tanggal 23 Febriari 2015

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.