Patria

May 27, 2017 | Autor: Nurul Firmansyah | Categoria: Essays
Share Embed


Descrição do Produto

Patria Patria adalah tanah air di dimensi ruang-waktu dan pemaknaan. Hutan, tebat, ladang dan sawah menumbuh dalam jiwa penghuninya, mengalirkan daya kehidupan dan kearifan. Orang-orang belukar, orang-orang ladang, orang-orang rimba membentuk makna, kadang magis, kadang relijius dalam simbol-simbol. Tanah air adalah ibu, tempat rahim hadir dengan cinta dan kasihnya, menyediakan seribu pelukan terhadap anak-anaknya. Anak bangsa, anak bertumbuh, berdarah dan berkelana di hutan, tebat, ladang dan sawah. Setiap hikayat didengarkan sebelum tidur, bagi anak penerus bumi, membentuk budi, membangun daya. Anak itu menadah wajah pada cakrawala, pada pertanda peradaban, dengan putaran dunia yang bergerak. Cakrawala yang dipenuhi pergulatan, hitam-putih dalam titah. Titah yang menuntut makna tunggal, simbol kebenaran tiada bantah. Seperti lelaki, cakrawala membuahi tanah air dengan bahasa kebencian, pembedaan, pengelompokkan makna-makna, untuk pemisahaan yang disebut penyeragaman. Maskulin, begitulah anak menyebut cakrawala, sosok tunggal yang merebut pelukan ibu dari dirinya. Kehangatan itu diganti dengan prasangka, kecintaan itu diganti dengan kebencian. Bibit itu meresap dalam air, dalam tulang punggung gunung-gunung, dalam kambiun pohon-pohon. Tiada tanda-tanda cakrawala akan mengubah, apalagi berubah, hanya akar-akar ilalang saja yang ada. Ilalang yang dengan sepercik api mampu membakar kearifan. Kearifan yang dibangun oleh petani, peramu, buruh, dan intelektual dalam tema folklore, yaitu berisi mitos sekaligus kenyataan. Folklore sosok lain dari ibu, sebuah bahasa untuk membujuk cakrawala, dalam debat berabadabad. Bukan hanya debat, martir-pun dia minta. Martir peradaban dalam setiap perjalanan sejarah. Riwayatnya dimitoskan, dan juga dimanipulasi. Mitos tentang patriotisme semu, manipulasi tentang lyan. Seperti Isabelo de los Reyes yang menggunakan bahasa cakrawala untuk simbol-simbol Indigo-nya. Memang, Folklore bentuknya tidak lagi sama, tetapi isinya tetap sama ***

Dituturkan oleh : Nurul Firmansyah pada Rabu subuh menjelang pagi di Jakarta, 16 November 2016

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.