PENCITRAAN JOKOWI DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN (PILPRES) 2014

May 28, 2017 | Autor: Dede Suryanti | Categoria: Political Science, Marketing Research, Marketing Strategy, Marketing Politik Pemilukada
Share Embed


Descrição do Produto


Aktor


Mind


Self


Society










13





Antara News: KPU tetapkan Jokowi-JK sebagai presiden-wapres terpilih http://www.antaranews.com/pemilu/berita/445322/kpu-tetapkan-jokowi-jk-sebagai-presiden-wapres-terpilih, 22 Juli 2014.
Wikipedia Ensiklopedi Bebas, Teori, http://id.wikipedia.org/wiki/Teori. 7 November 2014.
Dedi Ahmadi, Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117322&val=5336, e-book : Mediator Vol.9, N0.2,hlm.305, (Desember 2008),
George Ritzer &Douglas J.Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Hal. 275-277
FV Shintaviana, Konsep Diri Serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik, http://e-journal.uajy.ac.id/5780/2/KOM104111.pdf, diakses pada 21 Februari 2016.
Suara Pembaruan, Diingatkan, Joko Widodo Urung Tampil - KPUD Diminta Fair, 13 Mei 2005.
Tempo, Naik Kopaja, Jokowi - Ahok Daftar Jadi Cagub DKI. 19 Maret 2012.
Beritasatu.com, jokowi Anak Tergusur Mau Jadi Gubernur. 11 April 2012.

Kompas.com, Purengage: Ini Sebabnya Jokowi Berhasil Jadi "Media Darling", 8 September 2013.
Muhammad Hasits, Muncul gerakan di Facebook memaksa Jokowi nyapres 2014, Merdeka.com. 6 February 2014.
Riza Harahap, PDIP umumkan capres setelah Pemilu Legislatif. Antara. 10 Januari 2014.
Ibid
Lingkaran Survei Indonesia, People Power dalam Kemenangan Jokowi-JK, 9 Juli 2014.
Ibid
Ibid
Ibid
Ibid
Ibid
PENCITRAAN JOKOWI
DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN (PILPRES) 2014









MAKALAH
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
MARKETING POLITIK


OLEH :
DEDE SURYANTI
14370033


JURUSAN SIYASAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 (disingkat Pilpres 2014) dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 2014-2019. Pemilihan ini menjadi pemilihan presiden langsung ketiga di Indonesia, menurut UU Pemilu 2008, hanya partai yang menguasai lebih dari 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR yang memenangi 25% suara populer sehingga dapat mengajukan kandidatnya. Pemilihan umum ini akhirnya dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara sebesar 53,15%, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh suara sebesar 46,85%. Kemenangan ini sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014.

Kemenangan yang diperoleh oleh Jokowi tentu tidak serta merta ada dengan begitu saja. Melainkan ada sebuah proses panjang dibalik kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 ini. Kampanye yang berlangsung sebelum proses pemilihan presiden 2014, mengangkat isu mengenai politik pencitraan yang salah satunya digunakan oleh Jokowi dalam Pilpres 2014. Oleh sebab itu, penulis mencoba membahas mengenai bagaimana sosok seorang Jokowi dengan posisinya yang demikian, dapat menguasai mangsa pasar pemilu 2014 di Indonesia dan apa yang Jokowi jual atau tawarkan pada public, sehingga dapat memperoleh kemenangan. Hal – hal demikianlah yang akan penulis coba angkat dalam makalah ini.

Rumusan Masalah
Bagaimana proses pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 ?
Apa political branding Jokowi dalam Pilpres 2014 ?

Tujuan dan Kegunaan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
Dapat menganalisis political branding dengan symbolic interactionism theory.

Sedangkan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
Bermanfaat mengasah daya analisis dengan menggunakan teori.
Mengetahui proses bekerjanya sebuah teori.
Membangun kontribusi untuk dunia akademisi, khususnya ilmu politik.

Kerangka Teori
Teori merupkan serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengemukakan melalui paradigma klasik berupa symbolic interactionism theory, yaitu sebagai berikut :

Symbolic Interactionism / Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme simbolik adalah sebuah teori yang lahir dari Herbert Blumer dan berawal dari madzhab Chicago yaitu madzhab yang memfokuskan dalam memahami suatu interaksi perilaku sosial (1962), dalam teori ini interaksi simbolik yang focus pada prilaku peran, interaksi antar individu, serta tindakan-tindakan dan komunikasi yang dapat diamati. Melalui pendekatan ini, secara lebih spesifik penulis menguraikan perkembangan sejarahnya dan manfaatnya bagi aktor dan masyarakat sekitarnya. Tiga hal penting yang menjadi konstruksi teori ini ialah : (1). Focus pada interaksi antara actor dan dunia; (2). Pandangan baik actor maupun dunia sebagai proses yang dinamis bukan porses yang statis; (3). Nilai yang dilekatkan pada kemampuan actor untuk menginterpretasikan dunia atau masyarakat sosial .

Interaksionisme simbolik mempelajari tindakan manusia dengan mempergunakan teknik introspeksi untuk dapat mengetahui barang sesuatu yang melatarbelakangi tindakan sosial itu dari sudut aktor. Aktor bergerak untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikan pada manusia, benda, dan peristiwa. Makna-makna ini diciptakan dalam bahasa yang digunakan orang, baik untuk berkomunikasi dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri, atau pikiran pribadinya.

Di dalam teori interaksionisme simbolik, juga menjelaskan mengenai penjabaran dari pemikiran Mead yaitu Mind, Self dan Society. Mead mendefinisikan Mind, sebagai kemampuan individu dalam menggunakan simbol yang memiliki makna sosial dan kemampuan tersebut berkembang dengan adanya interaksi yang dilakukan. Self, Dijelaskan merupakan kemampuan seseorang dalam menilai dirinya sendiri, tidak hanya sebagai subjek tapi juga sebagai objek. Society, di definisikan sebagai jejaring hubungan sosial yang diciptakan dan direspon oleh aktor.


BAB II
PEMBAHASAN

Jokowi sebagai Aktor Politik
Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia, memulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014 di dampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Sebelumnya, dia adalah Wali Kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota. Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali, ketika dia masih kecil, tapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel. Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun2005. Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik. Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangi Pilkada Jakarta 2012.
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan media. Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014. Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan, nama Jokowi terus unggul. Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno putri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan calon presiden dari PDI Perjuangan sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014. Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.

Posisi Kekuatan Jokowi di Pilpres 2014
Pertarungan yang dilakukan oleh Jokowi untuk merebut kursi nomor satu RI dalam Pilpres 2014, dilakukannya dengan melawan pasangan Prabowo-Hatta. Pemilu presiden tak hanya menjadi pertarungan dua calon presiden dan dua mesin politiknya. Namun ia juga menjadi pertarungan dua strategi yang biasanya disusun oleh konsultan politik dan ahli survei opini publik dan prilaku pemilih. Di kubu Prabowo ada konsultan politik asal Amerika, Rob Allyn. Sementara di kubu Jokowi ada konsultan politik domestik Denny JA, yang ditarik masuk secara resmi di 20 hari terakhir, ketika margin kemenangan Jokowi-JK terus mengecil. Kubu prabowo mengembang kampanye yang attacking terhadap lawannya: Jokowi JK. Sementara kubu Jokowi, melalui mesin politik yang digerakkan Denny JA, melakukan upgrading Jokowi-JK di basis pemilih tradisionalnya wong cilik. Pada saat itulah posisi Jokowi naik turun, dari yang awalnya turun kembali naik.
Pada akhirnya dengan strategi yang dilakukan oleh Denny JA, maka sesuai dengan survei terakhir awal Juli 2014, Jokowi-JK memenangkan pemilu presiden hasil Quick Count. Dukungan untuk Jokowi- JK 53,37% dan untuk Prabowo-Hatta 46,63%. Quick count diselenggarakan di hari pemilu presiden. Sampel diambil secara acak di 2000 TPS di 33 propinsi, tersebar secara Proporsional berdasarkan Jumlah Pemilih. Dan dipilih secara acak di seluruh Wilayah di Kabupaten dan Kota, dengan tingkat kesalahan ± 1%.

Pangsa Pasar (Segmentasi) Jokowi dalam Pilpres 2014
Untuk mengetahui pangsa pasar yang ada di Indonesia, yang dituju oleh Denny JA yaitu menyusun strategi melawan kampanye hitam. Ia membuat program untuk pemilih wong cilik dan pemilih menengah ke atas. Di balik pertarungan Jokowi versus Prabowo, terjadi juga pertarungan strategi dua konsultan politik: Rob Allyn vs Denny JA. Denny JA mempekerjakan jaringannya di 11 propinsi yang menjadi target. Total populasi dari 11 propinsi itu sudah di atas 70 persen dari seluruh populasi Indonesia. Jaringan itu sudah ia kelola sejak memenangkan pilkada di daerah itu. Ribuan relawan dilatih untuk door to door ke rumah wong cilik. Total rumah tangga wong cilik yang didatangi pasukan relawannya berbilang jutaan. Denny JA menargetkan mengambil kembali hati wong cilik yang pergi dari Prabowo setidak 5 persen dari total populasi pemilih.

Denny JA mengembangkan program yang sangat penting bagi civil society dan bagi wong cilik. Pertama adalah janji program 100 hari jika terpilih. Dalam program itu, di era 100 hari itu, Jokowi akan menanda tangani 3 perpres mengenai ekonomi, politik/hukum dan budaya. Itu tiga isu yang paling popular. Program itu kemudian diiklankan meluas ke media lain, bahkan dibuatkan juga baliho, spanduk dan selebaran, juga gerakan social medianya yang disebarkan ke seluruh Indonesia. Ia juga membuat program 5 kontrak politik dengan rakyat kecil yang kongkret. Antara lain janji bantuan satu juta per bulan kepada keluarga miskin. Juga komitmen untuk menaikkan gaji PNS, guru, polisi dan TNI. Tak ketinggalan janji menciptakan 10 juta lapangan kerja baru. Termasuk di dalamnya bantuan desa 1,2-1,4 M per tahun yang lebih tinggi angkanya dengan angka yang dikeluarkan Prabowo.

Kontrak itu juga diiklankan segera oleh team Denny JA dan disosialisasikan juga melalui social media dan door to door di 11 propinsi. Lima kontrak politik itu kemudian disempurnakan Jokowi- JK dalam konferensi pers menjadi Sembilan Program Nyata. Hasil targeting wong cilik itu berbuah di survei selanjutnya di awal Juli 2014, untuk pertama kalinya sejak September 2013, margin kemenangan Jokowi-JK atas Prabowo-Hatta membesar lagi. Di akhir Juni 2014, selisih kemenangan itu sempat berada di titik terendah hanya 0.5 persen. Di awal juli, selisih itu membesar menjadi 3.6 persen.

Analisis Brand Politik Jokowi dalam Pilpres 2014
Ada tiga alasan mengapa akhir Jokowi-JK memenangkan pemilihan presiden versi Quick Count. Yaitu :
Alasan pertama, tiga penentu kemenangan di hari setelah survei terakhir LSI dilakukan, ketiganya secara total menguntungkan Jokowi-JK. Yaitu swing voters yang pada tanggal 2-5 Juli masih berjumlah 8%. Pergerakan di hari tenang yang secara total juga lebih menguntungkan Jokowi-JK. Dan jumlah Golput yang diduga antara 20%- 30%, berdasarkan data pemilu presiden 2004 dan 2009, lebih banyak terjadi di kalangan pendukung Prabowo.

Alasan kedua, kampanye attacking kubu Prabowo akhirnya dikalahkan oleh kampanye upgrading di dua puluh hari terakhir.

Alasan ketiga dan ini justru menjadi alasan utama kemenangan Jokowi-JK adalah pesona pribadi Jokowi dan JK sendiri. Jokowi berhasil membangkitkan harapan publik akan perubahan kultur politik. Sejak reformasi, kultur politik semakin jauh dari kepentingan publik. Isu korupsi merebak ke segala penjuru. Jokowi datang sebagai pemimpin dengan kultur politik yang berbeda. Ia terasa bersahaja, peduli pada rakyatnya, jujur dan jauh dari politik transaksional. Pesona pribadi Jokowi-JK inilah yang mampu membangkitkan meluasnya dukungan sukarela dari selebriti ataupun tokoh publik yang punya rekor integritas yang tinggi.

Dari ketiga data tersebut, maka pola yang digunakan oleh Jokowi dalam political branding yang ia gunakan yaitu pure publicity , dimana Jokowi dengan konsultan politiknya Denny JA, memanfaatkan kegiatan masyarakat yang natural dimana masyarakat Indonesia yang lebih melirik pada sosok tokoh yang dianggap lebih merakyat.








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jokowi yang pada mula nya merintis karier politiknya dari bawah, berhasil menduduki kursi RI satu tidak serta merta dengan begitu saja, melainkan posisinya yang pada mulanya lemah dapat menjadi aktor kuat. Hal ini dibuktikan dengan adanya Denny JA yang merumuskan strategi mangsa pasar di Indonesia. Ia berhasil menjual political branding berupa pure publicity dalam masyarakat menengah kebawah, dimana aspek itulah yang menyebabkan Jokowi berhasil merebut hati pemilih di Pemilu 2014.

Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.












LAMPIRAN

Cara Kerja Teori Interaksionisme Simbolik



























DAFTAR PUSTAKA

Antara News: KPU tetapkan Jokowi-JK sebagai presiden-wapres terpilih http://www.antaranews.com/pemilu/berita/445322/kpu-tetapkan-jokowi-jk-sebagai-presiden-wapres-terpilih, 22 Juli 2014.
Wikipedia Ensiklopedi Bebas, Teori, http://id.wikipedia.org/wiki/Teori. 7 November 2014.
Dedi Ahmadi, Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117322&val=5336, e-book : Mediator Vol.9, N0.2,hlm.305. Desember 2008.
George Ritzer &Douglas J.Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Hal. 275-277.
Shintaviana,FV, Konsep Diri Serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik, http://e-journal.uajy.ac.id/5780/2/KOM104111.pdf, diakses pada 21 Februari 2016.
Suara Pembaruan, Diingatkan, Joko Widodo Urung Tampil - KPUD Diminta Fair, 13 Mei 2005. Diakses 25 Mei 2016.
Tempo, Naik Kopaja, Jokowi - Ahok Daftar Jadi Cagub DKI. 19 Maret 2012. Diakses tanggal 25 Mei 2016.
Beritasatu.com, jokowi Anak Tergusur Mau Jadi Gubernur. 11 April 2012. Diakses tanggal 25 Mei 2016.
Kompas.com, Purengage: Ini Sebabnya Jokowi Berhasil Jadi "Media Darling". 8 September 2013.
Hasits, Muhammad. Muncul gerakan di Facebook memaksa Jokowi nyapres 2014".Merdeka.com. 6 February 2014.
Harahap, Riza. PDIP umumkan capres setelah Pemilu Legislatif. Antara. 10 Januari 2014.
Lingkaran Survei Indonesia, People Power dalam Kemenangan Jokowi-JK, 9 Juli 2014.













Aktor
Mind
Self
Society

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.