refleksi buku Teologi Kontemporer - Erwin W. Lutzer

July 27, 2017 | Autor: Johannes Samuel | Categoria: Theology
Share Embed


Descrição do Produto

Judul Buku : Teologi Kontemporer
Penulis : Erwin W. Lutzer
Penerbit : Gandum Mas
Tahun : 2005
Halaman : 239 Hal.
Buku Teologi Kontemporer karya Erwin W. Lutzer sangatlah menarik untuk dibaca para teolog masa kini. Dalam buku ini dipaparkan dengan baik ulasan teologi yang berkaitan dengan persoalan-persoalan atau pertentangan yang terjadi di dalam kekristenan. Lutzer memaparkan dengan jelas perbandingan-perbandingan yang terjadi secara umum di kalangna para teolog. Tapi tidak hanya mengulas namun membuat kita yang membaca buku ini memperoleh pandangan yang baru akan berbagai persoalan teologi yang terjadi dan memperluas pandangan para pembaca mengapa harus ada persoalan bahkan perpecahan diantara kekristenan.
Perpecahan terjadi menurut Lutzer yang terjadi pada saat ini adalah karena terlalu sibuk membicarakan persatuan namun dibalik itu sambil meremehkan perbedaan-perbedaan doktrin sehingga mengorbankan kebenaran di atas mezbah impian khayal. Jika tidak didasari oleh persetujuan mengenai isi Injil, maka persatuan tidaklah berharga. Sehingga Lutzer memandang bahwa setiap orang percaya yang benar adalah anggota tubuh Kristus, yang tak dapat dibagi-bagi. Paulus mendorong kita untuk "memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera' (Efesus 4:3), tetapi bukan kesatuan organisasi yang ia maksudkan. Kesatuan Roh terjadi diantara orang-orang percaya meskipun terdapat perbedaan-perbedaan doktrin. Permohonan Paulus adalah supaya kita memeliharanya, bukan menciptakannya. Inilah kesatuan yang sejati itu.
Adakah Kristus itu Allah sejati? Ya, Kristus adalah Allah sejati seperti yang dipaparkan oleh Athanasius yang merupakan seorang teolog dan penulis apologi yang besar. Ia menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah sepenuhnya Allah yang memiliki hakikat yang sama dengan Bapa. Khusunya Ia mendukung doktrin Trinitas bahwa Allah adalah suatu tritunggal. Ia menegaskan bahwa proposisi-prosposisi beriktu tanpa kontradiksi: (1) Baik kristus maupun Roh Kudus adalah sepenuhnya Allah (2) keduanya adalah dalam beberapa hal, berbeda satu dari yang laindab berbeda dari Bapa dan (3) Allah adalah esa. Athanasius percaya bahwa ketiga oknum ini tidak terpisah karena ini akan mengarah pada politeisme.
Benarkah Kristus itu manusia sejati? Ya, saya percaya dan itu benar bahwa Kristus adalah manusia sejati. Walaupun banyak perdebatan akan hal ini seperti Apolinarius menyatakan Kristus mempunyai tubuh manusia tetapi aspek-aspek rohani dari tabiatNya adalah ilahi. Yang kedua dari Nestorius menyatakan di dalam kristus, seorang manusia dan Allah dihubungkan bersama tanpa terjadi percampuran sehingga Kristus sesungguhnya adalah dua pribadi yang berbeda. Yang ketiga oleh Cyrilus menyatakan sifat manusiawi dan sifat ilahi dilebur, sehingga kemanusiaan berpatisipasi dalam keilahian. Semua pandangan ini akhirnya gugur oleh Leo Agung dimana pandangannya ini menjadi dasar berpijak kaum injili yaitu Kristus adalah Allah sejati. Tetapi Ia adalah oknum dengan dua tabiat yang berbeda. Dengan menyatakan bahwa sifat-sifat khusus dari kedua tabiat itu dapat ditegaskan mengenai satu oknum, maka pengakuan iman ini berusaha menolong kita untuk melihat sekilas maksud Yohanes ketika ia mengatakan "Firman itu telah menjadi manusia." Jadi, jika Kristus bukan manusia sejati, Ia tak akan memenuhi syarat sebagai juruselamat manusia.
Perbedaan pendapat mengenai Yesus pun berlanjut ke perdebatan mengenai apakah Petrus merupakan paus yang pertama. Melalui perkataan Yesus kepada Petrus "Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu". Gereja Katolik Roma menyatakan bahwa kata-kata ini membuktikan bahwa Petrus itu lebih unggul dari rasul yang lain dan penghormatan ini diserahkan kepada Paus-paus gereja katolik Roma lainnya, sehingga ini menyebabkan bahwa paus memiliki kuasa yang lebih terhadap gereja, sehingga tak ada yurisdiksi yang memiliki kekuasaan yang lebih besar atau sama besar. Namun di dalam Alkitab jelas dikatakan bahwa bagi umat Kristen satu-satunya kepala gereja adalah Kristus dan kesatuan harus didasarkan pada doktrin kitab suci saja. Tulisan-tulisan Perjanjian Baru berbicara dengan paling jelas tentang kepemimpinan Kristus dan wewenang yang sejajar dari semua orang percaya dihadapan Allah yang telah ditulis oleh petrus. Ia memperkenalkan Kristus sebagai Batu Penjuru (1Pet 2:6). Hanya Kristus yang mempunyai wewenang atas semua gereja.
Berbicara tentang Gereja pun tidak akan ada habisnya terutama mengenai doktrin yang ada didalamnya. Layaknya mengenai pembenaran oleh Iman atau sakramen, dimana yang menjadi kebenaran yang pasti. Ada yang menganggap bahwa sakramen ini sangat penting bagi pembenaran seseorang akan hidupnya terutama bagi keselamatannya. Konstantinus muncul sehingga sakramentalisme semakin berkembang dengan pesat. Sehingga ada kesimpulan bahwa keselamatan tidak lagi dianggap sebagai hubungan pribadi dengan Allah, tetapi hubungan yang tepat dengan gereja. Perlulah dianalisis dengan terperinci mengenai sakramen ini. Implikasi dasar mereka adalah bahwa setiap sakramen menyalurkan kasih karunia, tetapi tak satupun sakramen memiliki kasih karunia yang cukup untuk menyelamatkan orang berdosa. Melalui hal ini berkembanglah indulgensia.yang bukan sakramen tetapi berupa penghapusan hukuman sementara terhadap dosa-dosanya. Sehingga perlu lagi untuk ditinjau ulang secara alkitabiah bahwa keselamatan itu bukan hanya meliputi pengampunan dos, tetapi juga mujizat kelahiran baru. Kelahiran baru tiada lain daripada penciptaan hati yang baru dalam kehidupan orang berdosa. Jika hanya berpaut pada sakramen saja maka kita akan terjebak pada legalitas gereja saja, peran Roh Kudus tidak ada dan keselamatan bukan berada ditangan Allah tapi di manusia. Sehingga iman yang menyelamatkan itu adalah yang ditujukan pada Kristus saja.
Pengajaran Sakramen ini pun berlanjut dengan perdebatan tentang perjamuan Tuhan (perjamuan kudus). Philip Melancton menyatakan "adakah sesuatu yang lebih menyedihkan, lebih patut ditangisi daripada kenyataan bahwa hal itu (perjamuan Tuhan) harus dipergunakan sebagai pokok perselisihan dan perpecahan." Berkembanglah pengajaran mengenai Transubtansiasi yang menekankan bahwa dalam roti dan anggur dalam perjamuan tersebut ketika diberkati berubah substansinya menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Namun lebih sengit lagi perdebatan antara Martin Luther dengan Zwingli dimana Luther menekankan pengajaran Konsubstansiasi dan Zwingli menganggap hanya sebagi peringatan. Dan Calvin pun menawarkan suatu kompromi diantara kedua pandangan ini dengan menyebutnya kehadiran rohani. Namun yang penting bagi kita adalah memaknai dan kepentingan perjamuan ini untuk apa? Apakah hanya sekedar sakramen atau ini merupakan hal yang sangat penting bagi diri kita.
Tidak berhenti sampai disitu saja, perdebatan mengenai sakramen baptisan pun diangkat. Dimana para teolog ada menyatakan bahwa baptisan itu harus memakai air, sejak kecil seorang anak harus dibabtis, atau orang yang dibaptis hanya orang orang sudah percaya kepada Yesus. Lalu ada yang mengatakan bahwa babptisan itu menyelamatkan dan kemudian menyatakan bahwa baptisan itu hanya merupakan simbol. Apakah ketika baptisan ini dilaksanakan harus baptisan selam atau hanya percik sudah sah. Dab sangat banyak yang diajukan pertanyaan dan sampai sekarang pun tidak ada titik temu dalam masalah baptisan ini. Sehingga kita yang sebagai seorang teolog pun harus mau menghargai berbagai macam pandangan seseorang mengenai baptisan. Kita sebagai seorang teolog pun harus mampu mengambil sikap, dimana kita harus berpijak mengenai salah satu pandangan akan baptisan ini. Tetapi yang perlu kita tekankan adalah harus mengerti bahwa setiap sakramen yang dilangsungkan pada setiap gereja itu merupakan hal yang sakral namun semua itu tidak membawa keselamatan bagi seseorang. Semua sakramen itu menjadi efektif ketika kita sebagai orang kristen memiliki keyakinan yang teguh di dalam Kristus yaitu iman kepada kristus sebagai satu-satunya juruselamat. Keselamatan itu berasal dari Allah, bukan gereja. Keselamatan itu diberikan atas kasih karunia Allah bagi kita manusia yang kita terima melalui iman.
Inilah yang menjadi dasar kita bahwa bukan gereja yang menyelamatkan, bukan gereja yang menggantikan posisi Allah di dunia ini. Namun tetaplah Kristus sebagai kepala, dan hanya melalui Dia saja keselamatan itu ada.
Setelah perdebatan mengenai sakramen yang ada dalam gereja. Muncullah perdebatan juga yang sangat menarik untuk dibahas namun inipun belum menemukan titik temu. Yaitu antara predestinasi versus kehendak bebas.
Pernyataan mengenai predestinasi dimulai dari seorang Bapa gereja yang bernama Augustinus. Yang kemudian ditentang oleh seorang yang bernama pelagius. Augustinus mendasari pemikirannya akan predestinasi oleh karena dia menyadari bahwa keadaannya amat berdosa dan ia yakin bahwa ia sangat berdaya dihadapan Allah. Sedangkan batu penjuru dari pelagius adalah kebebasan kehendak ketika dihadapkan dengan pilihan untuk berbuat dosaatau tidak berbuat dosa, manusia dapat memilih salah satu jurusan. Maksud Pelagius adalah manusia bebas untuk menaati perintah-perintah Allah. Ia bukannya tidak berdaya karena terbelenggu oleh dosa. Apapun yang Allah perintahkan supaya kita lakukan, kita dapat melakukannya. Pelagius mendefinisikan kehendak bebas sebagai kemampuan untuk memilih antara yang baik dan yang salah, dan ia percaya manusia memiliki kemampuan ini, namun Augustinus tidak sependapat, karena ia percaya bahwa kehendak manusia terbelenggu karena dosa. Baginya kehendak bebas berarti bahwa orang yang telah selamat memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang baik.
Dari dua aliran teologi ini meresap ke dalam doktrin abad-abad berikutnya. Para reformator sangat dipengaruhi oleh teologi Augustinus yang dimulai lagi oleh Luther, John Calvin, dan Whitefield. Sedangkan para penganut kehendak bebas yang bermula dari Pelagius berlanjut kepada Erasmus, Arminius dan John Wesley.
Titik berangkat doktrin ini sudah berbeda dari awalnya. Yang satu beranjak dari kedaulatan Allah sehingga manusia tidak ada andil didalamnya sedangkan doktrin yang satu beranjak dari pemikiran humanis yaitu manusia juga memiliki andil didalam rencana Allah, dan manusia mampu menolak atau mengikuti Allah. Memang menurut Luther persoalan ini menyangkut inti Injil. Kedua persoalan ini merupakan "engsel" dan segala sesuatu berputar pada "engsel" tersebut. Menurut Luther mengiakan kehendak bebas berarti menodai kasih karunia.
Memang dalam kedua doktrin yang berbeda ini sangat sulit untuk dikatakan mana yang benar dan yang salah. Lutzer menyatakan terkadang sikap toleransi jauh lebih utama daripada ketepatan doktrin. Barangkali inilah alasan kita melihat kemunduran yang begitu nyata dalam penyerahan diri orang-orang yang "mengaku percaya kepada Kristus". Kita telah menggantikan pengajaran doktrin yang baik dengan aliran kepercayaan yang mudah dan populer. Orang-orang percaya kepada Kristus tetapi hampir tidak mengerti apa arti keselamatan. Sehingga menjadikan sasaran empuk bai banyak aliran sesat dan penyajian doktrin secara keliru yang populer sekarang ini. Keunikan agama Kristen nyaris hilang seluruhnya karena orang tanpa berpikir mencari pengalaman keagamaan tanpa menghiraukan sumbernya.
Sehingga Lutzer memberikan beberapa nasihat bagi para teolog yang akan menjadi tiang-tiang gereja yaitu yang pertama, kita harus mengajar jemaat mengenai sifat-sifat khas agama kristen dari Alkitab dan memberi mereka pengertian untuk menghargai orang-orang yang telah mendahului mereka dalam sejarah gereja. Kedua, kita harus kembali pada kaidah logika yang sederhana bahwa tidak mungkin suatu hal ada dan juga tidak ada pada waktu yang sama. Dan akhirnya, kita harus memberikan contoh-contoh autentik tentang cara hidup kristen. Kita sendiri harus menunjukkan integrasi dari gaya hidup dan doktrin kristen.
Permohonan Lutzer adalah agar teologi dikembalikan sebagai ratu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, kita hendaknya tidak pernah bosan membahas persoalan-persoalan utama. Nasib kekal kita serta nasib dunia bergantung kepada pengertian yang benar tentang soal-soal yang dibahas dalam buku ini.




1


Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.