Resensi Buku Dahsyatnya Doa Istri

Share Embed


Descrição do Produto





TUGAS RESENSI BUKU
"DAHSYATNYA DO'A ISTRI"










Dosen Pengampu : Bu Abidatul Istiana
Nama : Nila Prameswari
Tingkat 1A
P27820414031

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Prodi D3 Keperawatan Sidoarjo
Tahun Ajaran 2014-2015



IDENTITAS (OPSIONAL)
Judul : Dahsyatnya Do'a Istri
Penulis : DA. Pakih Sati, Lc.
Penerbit : Penerbit Cinta
Tahun terbit : Maret, 2011
Tebal : 136 halaman
Bahasa : Indonesia
Sampul : Latar kuning dan putih, tulisan merah dan hitam, gambar merah
ORIENTASI
Buku ini ditulis oleh DA. Pakih Sati, Lc (Denis Arifandi Pakih Sati), yang dilahirkan di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat pada bulan Juli, tahun 1985. Seseorang yang berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar License (Lc) di Fakultas Syari'ah selama 4 tahun dengan nilai Jayyid Jiddan. Seseorang akademisi yang mencintai dunia tulis-menulis yang sekarang berada di Jogjakarta untuk melanjutkan kuliah Magister di salah satu universitas umum favorit di Indonesia. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Republika dan majalah Hidayatullah, serta telah menerjemahkan dua puluhan lebih buku-buku Arab ke bahasa Indonesia. Penulis ini telah menulis 20 judul buku yang sebagian telah terbit, dan yang lainnya masih dalam proses penerbitan.
Buku ini memaparkan doa seorang istri untuk sang suami yang sangat dahsyat pengaruhnya. Istri menjadi pendorong utama suami untuk menjalankan kewajibannya sehari-hari dan mencukupi kebutuhan keluarga tercinta demi meraih kesuksesan dunia akhirat, serta untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat. Doanya sangat dahsyat, untuk kelancaran dan kesuksesan sang suami dan juga anak-anaknya. Maka dari itu, seorang istri sepatutnya berjuang demi kebahagian keluarganya semata. Buku ini sangat inspiratif untuk dibaca oleh kaum perempuan khususnya yang ingin menjadi ibu teladan yang baik untuk anak-anaknya serta menjadi pendamping atas kesuksesan suaminya. Tanpa doa istri suami tidak akan meraih kebahagiaan yang hakiki dalam membina rumah tangganya.

TAFSIRAN ISI
Allah menciptakan manusia di dunia secara berpasang-pasangan. Ada laki-laki dan perempuan. Tanpa perempuan, laki-laki tak dapat menjalani hidupnya dengan sempurna. Allah menciptakan perempuan agar dapat membangun dan menegakkan kehidupan. Untuk laki-laki dan perempuan yang telah berkeluarga. Istri memiliki peranan penting dalam kehidupan rumah tangga, bahkan dapat memengaruhi perjalanan hidup suaminya. Seperti firman Allah yang ada didalam Al-Qur'an :



Artinya : "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS.Ar Rum : 21)
BAB I
Istri memiliki kedudukan penting di mata suaminya. Teman hidup yang berjalan disamping untuk memberikan semangat penuh bagi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Peranan penting yang harus dijalankan oleh seorang istri kepada suaminya yaitu :
Istri adalah motivator utama bagi suami. Misalnya suami sedang diuji dengan masalah yang sangat rumit, kewajiban seorang istri adalah untuk memberikan support dan solusi yang baik untuk masalah suaminya. Bukan dengan acuh dan membiarkan sang suami menanggung dan mengatasi masalahnya sendiri. Istri memberikan semangat kepada suami agar rela bekerja keras dan membanting tulang untuk mencukupi kehidupan rumah tangganya. Seperti kata pepatah "Dibalik kesuksesan seorang laki-laki, dibelakangnya ada dua wanita hebat yaitu ibu dan istrinya". Dalam kalimat pepatah tersebut jelas menunjukkan bahwa istri memiliki peranan penting untuk memotivasi demi keberhasilan suami dan anak-anaknya.
Mendidik dan membekali anaknya ajaran agama yang baik, ilmu kehidupan yang tidak diajarkan dalam pendidikan formal. Ibarat sebuah bangunan, istri adalah pondasi pertama yang membangun bangunan itu dalam kehidupan rumah tangganya. Jika sang istri lemah dan tidak mampu mendidik suami dan anak-anaknya dengan baik, maka masa depan yang ada hanyalah kehancuran.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
 
Artinya : "Dan wanita menjadi pemimpin di rumah suaminya, dia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai orang yang diurusnya." (HR. Bukhari no. 2409).
Istri sangat berperan penting untuk menentukan perbuatan suami dalam kehidupan sehari-hari. Peranan istri dalam hal ini adalah mencegah suami berbuat kemungkaran. Jika suami tidak mengawali shalat maka tugas istri adalah mengingatkan untuk selalu mengawali shalat. Sama halnya dengan rezeki yang didapatkan suami, jika rezeki tersebut halal maka sang istri harus mendukung penuh dan memberi support serta do'a dibelakang langkah suaminya. Dan jika suaminya mendapatkan rezeki yang belum mencukupi maka sebagai istri harus mampu menjaga perasaan dan tidak menuntut berbagai materi. Karena rezeki yang diterima oleh suaminya merupakan rezeki dari Allah SWT.
Istri penjaga nama baik suami. Sebagai pasangan suami-istri yang hidup satu atap, tentu seorang istri mengetahui hampir semua rahasia suaminya. Mulai dari diri suami, keuangannya, dan yang lainnya. Tugas seorang istri adalah menjaga nama baik dan harga diri, kehormatan, serta reputasi suaminya. Tentu manusia tidak ada yang sempurna dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Suami pun punya kelemahan yang hanya diketahui oleh istrinya saja. Oleh sebab itu, dosalah jika istri mengumbar aib suami dan keluarganya dan diketahui oleh banyak orang. Jika sang istri ditinggal suami bepergian hal yang harus dijaga oleh sang istri adalah memelihara kehormatannya dan tidak keluar rumah seperti perempuan-perempuan zaman sekarang yang pergi tanpa seizin suaminya. Seperti yang ada di dalam Al-Quran;








Artinya : "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. An Nisa: 34)
Istri adalah manajer keuangan rumah tangganya. Ia harus mampu mengatur finansial yang telah diberikan oleh suaminya dan juga harus bisa menyisahkan sebagian uang untuk ditabung. Istri harus dapat menjaga harta yang telah diberikan oleh suaminya dan menjaga kehormatan rumah tangga karena kewajiban istri adalah menjaga harta tersebut saat suami tidak ada di rumah. Sebaik-baik istri adalah seorang perempuan yang mampu berhemat, tapi tidak kikir.
Setiap manusia memiliki hak dalam kehidupan. Begitu juga halnya dengan seorang istri, ia memiliki hak yang harus dibayar dan dijalankan oleh suaminya. Jika suami lalai menjalankannya maka akan dituntut dan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT diakhirat kelak. Hak-hak istri yang dijelaskan oleh penulis ada dua macam yaitu hak materi dan hak non materi.
1) Hak pertama yang harus didapatkan oleh seorang istri dari suaminya adalah hak materi yaitu mahar. Mahar adalah sesuatu yang wajib diberikan oleh seorang laki-laki kepada seorang perempuan, karena menikahinya. Seperti bunyi firman Allah SWT :




Artinya : "Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya." (Qs. Surat An-Nisā : 4)

2) Hak berikutnya yang harus didapatkan istri dari suaminya adalah nafkah. Sang suami tidak dapat bergantung kepada penghasilan sang istri saja. Nafkah suami digunakan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga dan sebagian ditabung untuk bekal anaknya. Karena hukum seorang suami memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya adalah wajib berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Tugas utama sang istri adalah mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang baik yang selalu berjalan dalam kebenaran. Allah SWT berfirman;











Artinya : "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya." (Qs. Al Baqarah: 233)
Hak non materi pertama yang didapatkan istri dari suaminya adalah menggaulinya dengan baik. Sering kita lihat di media baik televisi, social media maupun media cetak, tentang kekerasan dalam rumah tangga. Islam justru memerintahkan umatnya untuk bergaul dengan istrinya secara baik, tidak berbuat kasar, dan menghargai kedudukan sang istri dalam rumah tangganya. Seperti yang dikatakan dalam firman Allah SWT :







Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa : 19)
Kedua adalah mengajarkan agama. Seorang istri berhak mendapatkan pengajaran agama yang baik dari suaminya. Karena suami adalah imam dalam rumah tangga, yang bertanggung jawab mendidik dirinya, istri, dan anak-anaknya dalam kebaikan, serta menuntun mereka menuju surga Allah, dalam Al-Qur'an Al-Karim dijelaskan:






Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)
Kewajiban seorang suami bertanggung jawab mendidik keluarganya agar bisa mengaji, mengenal aqidah islam yang benar, mengenal hukum-hukum fiqih dan sebagainya karena di akhirat kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu hendaklah seorang perempuan mencari suami yang siap membimbingnya dari lahir maupun batin di jalan Allah SWT. Dan Ingatlah bahwa semua itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

BAB II
Doa adalah perkara yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Doa juga menunjukkan hubungan antara seorang hamba dengan Allah SWT. Doa adalah salah satu jenis ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam sunnah yang lain. Allah berfirman :




Artinya : "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mu'min: 60).
Bukan hanya pengabulan yang kita terima , tetapi juga pahala serta ibadah yang kita lakukan. Doa seorang istri untuk suaminya adalah doa yang ijabah di hadapan Allah SWT, karena pada hakikatnya hal tersebut memiliki kedudukan yang sama dengan mendoakan saudaranya sendiri tanpa sepengetahuannya. Janganlah sang istri mendoakan suaminya kecuali dengan kebaikan, karena Malaikat akan mengaminkannya dengan seizin Allah SWT. Akan tetapi banyak kita jumpai di sekitar kita banyak orang mempertanyakan atau mungkin kita sendiri menanyakan ketika kita sudah sering berdoa namun pengabulan tak kunjung datang. Penulis memaparkan beberapa hikmah yang bisa diperoleh ketika doa itu tidak kunjung dikabulkan menurut Ibn Al-Jauzi, diantaranya adalah :
Allah SWT adalah penguasa, dan Dia memiliki hak untuk memberi dan tidak memberi. Tidak ada ruang untuk mengkritiknya dalam masalh ini.
Kadang-kadang, hikmah itu tersembunyi dibalik perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan terhadap lingkungan disekitar kita.
Kadang-kadang keterlambatan itu mengandung maslahat dan ketergesa-gesaan itu mengandung mudharat. Nabi Muhammad SAW bersabda, : "Seorang hamba akan terus berada dalam kebaikan, selama dirinya tidak tergesa-gesa yaitu dengan mengatakan, 'Saya telah berdoa, tetapi tidak dikabulkan." (Muttafaq Alaihi)
Kadang-kadang doa itu terhalang oleh penyakit yang ada didalam diri kita. Barangkali ada syubhat didalam makananmu, atau hatimu lalai ketika berdoa, atau ini adalah hukum terhadap dosa-dosa yang telah kita lakukan dan kita belum bertaubat.
Barangkali jika kita mendapatkannya, kita justru akan menambah dosa, dan keterlambatannya itu justru lebih baik.
Barangkali jika kita tidak mendapatkan apa yang kita minta, maka itu akan semakin mendekatkan kita kepada-Nya. Dan jika kita mendapatkan pengabulan doa, maka akan jauh dari-Nya.

Dalam HR.Ahmad telah dijelaskan "Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim (antar kerabat) melainkan Allah akan memberi padanya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan doanya, Allah akan menyimpannya bagi dirinya diakhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan keburukan dan yang semisalnya darinya."Para sahabat kemudian berkata, "Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdoa."Nabi SAW menjawab, "Allah nanti yang memperbanyak pengabulan doa-doa kalian." (HR.Ahmad)
Doa istri untuk suaminya adalah makbul, apalagi doa itu selalu mengandung kebaikan. Istri shalehah tidak pernah melewatkan momen dalam hidupnya, kecuali mendoakan keberhasilan suaminya. Doa istri untuk suaminya memiliki kedudukan yang sama seperti mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya. Hal ini sesuai hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ad-Darda' ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda;





Artinya : "Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, "Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa." (HR. Muslim no. 2733, Abu Daud no. 1534, Ibnu Majah no. 2895 dan Ahmad no. 21708).
Mendoakan suami dengan keburukan adalah dosa besar bagi sang istri. Tidak sepantasnya sang istri mendoakan suaminya seperti itu, sama halnya sang istri berdoa untuk keburukan dirinya sendiri. Karena setiap apa yang kita doakan untuk orang lain akan kembali ke yang mendoakan. Suami adalah bagian dari hidup istri dan istri tidak dapat hidup tanpa suami, begitu sebaliknya. Rasulullah SAW bersabda :
"Jangan mendoakan keburukan bagi diri kalian, janganlah mendoakan keburukan bagi anak-anak kalian, dan janganlah mendoakan keburukan bagi harta kalian. Tidaklah kalian berdoa pada waktu yang diijabah, kecuali Allah SWT akan mengabulkannya unruk kalian."(HR.Muslim dan Abu Dawud)
Hal-hal yang harus didoakan oleh seorang istri untuk suaminya : 1). Mendapatkan keteguhan iman dan istiqamah. Melatih diri agar terus beristiqamah memang sulit, ibarat berjalan diatas duri. Namun beberapa alasan istri harus mendoakan suami yaitu :
Istiqamah merupakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Perintah istiqamah dalam keimanan bukan hanya ada di Al-Qur'an tetapi juga dalam hadis Rasulullah SAW. Jika sang suami beristiqamah dalam hidupnya, tentu dia akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya. Sama halnya dengan sang istri yang juga mendoakan suaminya, berhak mendapat ganjaran yang setimpal pula. 2) Istiqamah sesuai dengan fitrah manusia. Ketika seorang istri mendoakan suaminya agar istiqamah, berarti ia mendoakan sesuai dengan fitrahnya. Rasulullah SAW bersabda : "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi." (HR.Muslim). Ketika seseorang melenceng dari keimanan maka sebenarnya dia menyelisihi fitrahnya sendiri. Dan diantara cara untuk mengembalikannya adalah dengan doa, baik doa dari dirinya sendiri maupun orang lain, termasuk istrinya. 3) Istiqamah sesuai dengan akal sehat. Doa istri untuk suaminya dijalan keimanan dan kebenaran adalah sesuatu yang dapat diterima oleh akal. Tidak ada seorang istri yang menginginkan suami melenceng dari jalan kebenaran. Hakikatnya, akal tidak akan mau mengikuti kesesatan, hanya saja ketika hawa nafsu mengendalikannya, maka ia akan melenceng. 4) Istiqamah sesuai dengan tabiat alam semesta. Tujuan penciptaan manusia didunia ini, tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Ketika seorang istri mendoakan suaminya, maka dia mendoakan agar mewujudkan tujuan penciptaanya. 5) Istiqamah adalah penyebab seseorang berhak menjadi wali Allah SWT. Ketika seorang istri mendoakan sauminya dengan kebaikan, maka dia mendoakan agar suaminya menjadi wali Allah SWT yaitu orang yang memiliki kedudukan istimewa disisi-Nya, doanya selalu dikabulkan, dan selalu mendapat perlindungan. 6) Istiqamah mendatangkan cinta malaikat. Para malaikat mencintai orang-orang yang istiqamah di jalan Allah. Malaikat selalu mendoakan dan memberinya kabar gembira dengan surga yang abadi. 7) Istiqamah menyebabkan husnul khatimah. Tidak ada seorang pun didunia ini yang tidak menginginkan husnul khatimah. Sejahat-jahatnya manusia, tentu tidak ingin meninggal dalam keadaan hina dan terhina disisi Allah SWT dan dihadapan manusia. Cita-cita umat muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah. 8) Istiqamah mengantarkan pelakunya dapat melihat Rasulullah SAW. Orang yang istiqamah dijalan Allah, akan ditunggu oleh Nabi Muhammad. Dalam hal ini, seorang istri mendoakan suaminya agar mereka berdua dapat meraih faedah dari Rasulullah. 2). Doa berikutnya yang layak diminta oleh seorang istri kepada Allah agar suaminya menjadi suami yang shaleh. Doa agar dikaruniakan kesabaran dan ketegaran dalam menghadapi apapun yang ada di dunia ini, agar dapat konsisten serta istiqamah. 3). Selanjutnya yang layak didoakan istri untuk suaminya adalah agar dimudahkan rezekinya, dan tidak hidup dalam kekurangan dan kemiskinan yang dapat mengantarkan pada kekufuran.



BAB III
Dalam kehidupan rumah tangga rasa cinta kasih dan sayang sangat dibutuhkan untuk menjaga keromantisan dan keharmonisan keluarga tersebut. Tanpa rasa cinta kasih dan sayang, keluarga tidak akan bertahan lama dan membuat suasana menjadi hambar. Penulis disini memaparkan beberapa tips sederhana untuk mendapatkan cinta suami, diantaranya : 1). Sambutlah suami ketika ia datang. Ketika suami pulang kerja ataupun perjalanan jauh, sebaiknya sang istri menunggu suaminya diruang keluarga karena hal tersebut dapat membahagiakan hati suami. Hendaknya seorang istri mengajarkan hal-hal kecil kepada anaknya bagaimana harus menyambut ayahnya dengan baik. Hangatnya sambutan yang diberikan akan menyenangkan hati suami dan menunjukkan bahwa pendidikan yang telah diajarkan kepada sang anak dapat bermanfaat bagi si anak. Selain itu, menghidangkan makanan untuk suaminya juga dapat mencairkan suasana agar lebih rileks dan sebaiknya istri juga menanyakan hal-hal kecil dan menanyakan keadaan suaminya saat bekerja. 2.) Jika ada tamu suami, istri memberitahukan kepada suami bahwa teman atau kerabatnya datang. Hendaknya sang istri menyambut tamu tersebut dengan penuh keceriaan dan kebahagian.Istri juga wajib menghidangkan makanan dan seorang tamu tidak boleh dibirkan tanpa ada makanan dan minuman. 3.) Jika suaminya marah. Sebisa mungkin sang istri tidak terbawa emosi. Sebaiknya istri menahan diri, walaupun kebenaran ada pada dirinya. Jika amarah suami belum reda, alihkan pembicaraan ke hal-hal lain agar emosi suami kembali stabil dan dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Dan satu hal yang dipaparkan oleh penulis yang harus diperhatikan istri adalah jangan tidur ketika suami masih terbawa emosi. Ridho Allah SWT adalah ridho suami. Jika suami sedang marah, sesegera mungkin sang istri harus meminta maaf. Jika seorang istri meninggal dengan membawa kemarahan suami, maka yang akan didapatkan sang istri adalah neraka, kecuali jika suami telah memaafkan dan merelakannya. 4.) Jika suami sakit. Jika suami sakit, hendaklah sang istri meringankan rasa sakitnya dengan menyenangkan hati suami. Hal-hal yang harus dilakukan jika suami sakit yaitu merawatnya dengan kebahagiaan. Alangkah senang hati suami diperhatikan dan dilayani kebutuhannya saat sakit dengan penuh kasih sayang. Sang suami merasa dihargai oleh istrinya dan merasa dicintai oleh sang istri. Hal itu dapat mempengaruhi kesembuhan bagi si suami. Berdoalah untuk kesembuhan suami. Jika suami sakit, hendaklah istri mendoakan kesembuhan suami agar dapat beraktivitas seperti biasanya. Tidak ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan tidak ada yang dapat membuat dan menyembuhkan penyakit kecuali dengan bantuan Allah SWT.

EVALUASI
Adapun kelemahan dari buku ini adalah banyaknya perincian dari sub-bab sehingga membuat pembaca menjadi bingung. Adanya pantun namun tidak sepadan dengan ciri-ciri pantunnya. Tidak adanya foto penulis, hanya biografi saja membuat pembaca tidak mengenali penulis.
Buku ini sangat dianjurkan dibaca oleh kalangan remaja yang ingin menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya serta untuk istri yang telah menikah agar dapat menjadi perempuan shalehah kepada suaminya. Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit. Dilengkapi doa-doa istri, pelafalan serta artinya guna memudahkan pembaca. Buku ini mengandung banyak hikmah dan manfaat agar kelak dapat meraih kebahagian yang hakiki didunia maupun diakhirat dengan keluarga.

RANGKUMAN EVALUASI
Buku ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya remaja putri dan para istri untuk mengetahui betapa pentingnya doa istri dan betapa pentingnya menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya serta suaminya. Agar kelak dapat meraih kebahagiaan didunia maupun diakhirat.

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.