SEJARAH DESA SIMPEUREUM

July 26, 2017 | Autor: S. Armilah | Categoria: History
Share Embed


Descrição do Produto

SEJARAH DESA SIMPEUREUM, MAJALENGKA JAWA BARAT
Di ujung selatan cigasong (yang tadinya nama itu belum ada ) terdapat suatu kerajaan. Kerajaan tersebut dirajai oleh seorang pemuda yang bernama Prabu Siliwangi. Beliau terkenal sebagai pemuda gagah dan pemberani serta berilmu tinggi sehingga tidak mengherankan jika para masyarakat patuh dan taat kepada Beliau, selain itu juga berkat kegagahan beliau jumlah prajurit kian hari kian bertambah.
Prajurit-prajurit Siliwangi sangat patuh akan perintah raja dan selalu rela membaktikan diri untuk kepentingan kerajaannya. Para prajurit tersebut sangat pandai dalam memainkan senjata pekakas mereka, terutama pisau belati dan tombak.
Keadaan wilayah kerajaan itu tidaklah seperti keadaan kerajaan pada umumnya yang ramai dan mewah, melainkan sepi dan rimbun penuh pepohonan yang dianggap angker. Di tengah-tengah kerajaan itu sekitar pekarangannya tumbuh beberapa beringin yang rindang serta sebuah kolam yang tidak begitu besar dengan mata airnya yang terus menerus mengalir.
Pohon-pohon beringin yang tumbuh disekitar kolam itu merupakan tempat berkumpulnya ruh-ruh halus, sehingga tempat tersebut merupakan tempat mujasmedi Prabu Siliwangi (anggapnya). Dikarenakan selain terkenal akan kesaktian Raja dan Prajuritnya, juga terkenal akan kesuburan tanah di wilayah tersebut sehingga tidak heran jika banyak dikunjungi oleh orang-orang yang berasal dari daerah lain.
Sekitar pada pertengahan abad ke 15 datanglah seorang pemuda yang tampan dan gagah hendak menemui Raja Prabu Siliwangi. Maksud dari kedatangan pemuda itu adalah untuk meminta izin menyebarkan agama islam disekitar wilayah kerajaan tersebut, karena pada saat itu tidak semua masyarakat menggabung ke kerajaan Prabu Siliwangi.
Sedikit demi sedikit para pengikut pemuda itu semakin bertambah banyak, sehingga banyak masyarakat yang "menyongsong" akan kedatangan pemuda itu. Dan akhirnya tempat itu terkenal dengan nama "CIGASONG". Dan tidaklah menjadi suatau keanehan bahwa yang tadinya merupakan tulang punggung raja itu menjadi sedikit karena berpindah haluan bergabung ke pimpinan pemuda yang tampan dan gagah itu.
Dengan makin berkurangnya pasukan, maka Prabu Siliwangi sangat merasa kehilangan kekuatan. Beliau seakan merasa benci terhapa pemuda yang menyebarkan agama Islam tersebut dan bertekad untuk membunuhnya.
Suatu ketika pemuda tersebut mendapat undangan dari Raja Prabu Siliwangi ke kerajaannya itu. Prabu Siliwangi bermaksud untuk meminta pemuda tersebut agar menghentikan pergerakan dalam menyebarkan agama Islam dan agar segera pergi meninggalkan wilayah Raja Prabu Siliwangi tersebut. Dengan maksud baik, Pemuda itu menolak permintaan dari Raja Prabu Siliwangi. Ia akan terus melaksanakan pergerakannya dalam menyebarkan agama Islam bahkan akan memeperluas wilayahnya.
Dengan rasa tidak senang, maka Prabu Siliwangi dan para prajuritnya akan mengadakan penyerangan ke wilayah pemuda Islam tersebut. Karena pemuda Islam itu adalah sesosok yang cerdas dan pandai, maka pasukannya tidak kalah langkah melakukan penyerangan terlebih dahulu terhadap pasukan Raja Prabu Siliwangi tersebut. Terjadilah pertempuran yang sengit antara pasukan pemuda Islam dengan pasukan prajurit Raja Prabu Siliwangi yang beragama hindu itu.
Setelah beberapa hari pertempuran itu berlangsung, Pasukan Prabu Siliwangi itu merasa kekurangan kekuatan karena sebagian besar dari prajuritnya gugur dalam pertempuran tersebut. Lama-lama pasukan Prabu Siliwangi tidak mamapu lagi melawan pasukan pemuda Islam, maka mereka lari menuju hutan belantara.
Dengan kecepatan larinya, para prajurit Prabu Siliwangi pergi meninggalkan wilayah tersebut dan pasukan Pemuda Islam pun tertinggal jauh. Walaupun demikian, pasukan pemuda islam mengejar mereka terus menerus. Sehingga dari jauh di pesawahan seberang sungai Ciawi "nampak" ( Bahasa Sunda : " Katembong" ) pasukan Prabu Siliwangi masih tetap lari sehingga pesawahan itu sekarang dinamakan "PANEMBONG" yang kemudian begitu mereka memasuki "kebun" (Bahasa Sunda : "pasir" ) nampak di mata-mata pasukan pemuda Islam ada kilat yang menjilat panjang da tinggi seolah-olah akan menyambarnya, sehingga prajurit islam terkejut. Bahaya apa yang akan menimpa ? Dan sampai sekarang tempat bekas kejadian itu dinamakan "Pasir kilat" .
Walaupun demikian, tekad para prajurit yang keras seperti baja ingin mengenyahkan Raja Prabu Siliwangi beserta para prajuritnya, maka tanpa memperhitungkan lelah mereka terus menerus mengejarnya. Dengan penuh kekuatan, para pasukan Prabu Siliwangi memasuki hutan belantara yang didalamnya terdapat tumbuh banyak pohon enow.
Dengan dikerumuni rasa takut, maka Prabu Siliwangi didalam hutan itu mengeluarkan seluruh kekuatan ghaibnya. Agar tempat persembunyian yang sedang mereka tempati itu tidak kelihatan oleh para Pasuka pemuda islam. Maka hanya dengan waktu sesaat, gelap gulitalah hutan/ kebun enow tersebut. Seirama dengan gelapnya kebun enow itu, lenyap pulalah Prabu Siliwangi sehingga sampai sekarang tidak diketahui hidup atau matinya beliau.
Dengan timbulnya keadaan gelap gulita di tempat itu, maka pasuka pemuda Islam kehilangan jejak. Hingga akhirnya mereka kembali lagi. Dan sekarang tempat itu dinamakan "Kawung poek".
Setelah benerapa hari kemudian, anak buah Prabu Siliwangi berada di dalam hutan, mereka keluar mencari tempat-tempat yang lebih aman. Mereka mendaki gunung dan turun gunung supaya tidak diketahui oleh Pasukan Pemuda Islam. Hingga mereka sampai disuatu tempat yang mereka anggap benar-benar merasa aman dan tenteram, mereka sering sekali mujasmedi di tempat itu. Karena dengan mujasmedi itulah akan timbul kekuatan dalam diri mereka. Dan tempat mujasmedi itu tidak lain adalah yang sekarang disebut " DESA SIMPEUREUM".
Simpeureum itu berasal dati kata "Sim" yang berarti "abdi" dan kata "Peureum" yang berarti "mujasmedi". Jadi, kata Simpeureum mengandung arti "Abdi Mujasmedi".
Sedangkan peninggalan kerajaan Prabu Siliwangi yang masih dirasakan sampai sekarang manfaatnya terutama oleh masyarakat Cigasong dana Majalengka umumnya adalah pemandian "sangraja"


Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.