siklus estrus.docx

May 27, 2017 | Autor: Marhama Sahlin | Categoria: Biologi
Share Embed


Descrição do Produto

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN
PRAKTIKUM IV
SIKLUS ESTRUS DAN APUSAN VAGINA

OLEH :
NAMA : WANDI
STAMBUK : F1D115089
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : AGUNG SUPRIATNA



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Estrus adalah suatu siklus reproduksi yang ditemukan pada hewan betina yang tidak hamil. Siklus ini pada primates disebuk siklus mensturasi, yang mempunyai hubungan erat dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organ reproduksi. Pada siklus ini dikenal adanya proestrus, estrus, meastrus, dan diestrus. Semua tingkatan ini dapat kita lihat dengan membuat apusan vagina.
Pada dasarnya dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak.
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitologi apusan vagina. Paad saat estrus, vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Apusan vagina biasanya dibuat pada hewan hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan jantan dan betina disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal. Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahjwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol.
Fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan kornifikasi tampak sloughed off dan invasi leukosit terjadi. Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari. Beberapa hewan mengeluarkan akibat penurunan tingkatan estrogen. Pada fase metestrus dimana uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari.Fasesan diestrus dikarakteristikkan oleh aktivitas corpus luteum dimana dalam memproduksi progesterone.




B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Siklus Estrus dan Apusa Vagina serta bagaimana mengawinkan hewan jantan dan betina pada saat yang tepat sehingga memungkinkan hewan betina bunting ?
C. Tujuan
Untuk menentukan siklus estrus pada hewan betina serta mempelajari bagaiman hewan jantan dan betina pada saat yang tepat sehingga memungkinkan hewan betina bunting.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam praktikum ini yaitu, kita dapat mengetahui tahap siklus estrus pada hewan betina serta mempelajari bagaimana mengawinkan hewan jantan dan betina pada saat yang tepat sehingga memungkinkan hewan bunting.






II. TINJAUAN PUSTAKA
Siklus estrus lebih mengacuh pada serangkaian peristiwa yang secara periodik memodifikasi saluran reproduksi betina pada manusia dan primate tinkat tinggi. Pada mamalia lain, terjadi siklus penerimaan atau reseptivitas terhadap aktivitas seksual. Siklus yang disebut sebagai siklus estrus tersebut barangkali tidak serumit siklus menstruasi (George, 2006).
Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primate lain mempunyai siklus menstruasi, sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus. Pada kedua kasus itu, ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus itu setelah endometrin mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena, menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantasi embrio ( Cambell, 2004).
Proses pemasakan telur pada hakikatnya merupakan peristiwa yang membentuk siklus estrus, sedangkan siklus pada primate disebut siklus menstrual. Kedua siklus tersebut memperlihatkan adanya perbedaan. Pada hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu siklus hewan betina siap menerima hewan jantan untuk kawin hanya dalam waktu yang singkat, yaitu pada masa ovulasi. Selain itu, dinding saluran reproduksi pada akhir siklus tidak mengalami disintregasi dan tidak luruh sehingga tidak ada pendarahan ( Isnaeni, 2006). Parameter yang diamati adalah bentuk sel epitel vagina dan lama waktu (panjang) siklus estrus masa subur fase proestrus dan estrus mencit betina. Fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel biasa dan leukosit pada preparat histology, sedangkan fase estrus ditandai dengan danya sel-sel epitel bertanduk. Perhitungan panjang lam waktu siklus estrus mencit setelah pemberian perlakuan dikurangi dengan lama waktu siklus estrus sebelum pemberian perlakua ( Busman, 2013).
Siklus estrus sangat dipengaruhi oleh hoemon esterogen dan progesterone yang dihasilkan ovarium serta hormone FSH (Follicle stimulating hormone) dan LH (lutenizing hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Hormon FSH merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium dan folikel yang sedang tumbuh ini mensekresikan hormone esterogen, dimana saat terjadinya lonjakan dari hormone esterogen, hifofisis anterior akan meningkatkan sekresi hormone LH sehingga terjadi ovulasi (Febrina, 2013).









III. METODE PRAKTIKUM
A.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 April 2016, pada pukul 09.30 s/d 11.30 WITA dan Bertempat di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Alat dan Kegunaan
No.
Nama Alat
Kegunaan
1
2
3
1.
Mikroskop stereo
Untuk mengamati objek
2.
Kaca objek
Untuk meletakkan kaca preparat
3.
Kaca pentup
Untuk menutup objek pengamatan
4.
Kamera
Untuk mendokumentasikan objek yang di amati
5.
Pipet tetes
Untuk mengambil larutan yang di gunakan
6.
Cotton bud
Untuk mengambil apusan vagina
7.
Alat tulis menulis
Mencatat hasil pengamatan

2. Bahan
Bahan yang di gunakan pada praktikum siklus estrus dan apusan vagina dapat dilihat pada tabel 2.


Tabel 2. Bahan dan kegunaan
No.
Nama bahan
Kegunaan
1
2
3
1.
Mencit (Mus musculus)
Sebagai objek pengamatan
2
NaCl 0,9 %
Untuk mengambil apusan vagina
3.
Metilen blue 1%
Untuk mewarnai apusan vagina
4.
Canada balsem
Untuk menempelkan kaca penutup kaca objek pada objek pengamatan
5.
Alkohol
Untuk mensterilkan cotton bud
6.
Aquades
Untuk membersihkan metilen blue pada kaca objek

Rosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum Embriologi Katak adalah sebagai berikut:
Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengamati siklus estrus dan apusan vagina mencit (Mus musculus).
Memasukkan Cotton bud yang sudah diusap dengan alkohol 70% ke dalam vagina mencit (Mus musculus) kira-kira sedalam 0,5 cm kemudian memutarnya dengan hati-hati.
Mengoleskan Cotton bud tadi diatas kaca objek.
Meneteskan larutan metilen biru 1 % pada kaca objek tersebut dan membiarkannya selam 3 sampai 5 menit.
Membilas kelebihan larutan methilen biru dengan aquades.
Mengeringkan kaca objek tersebut lalu mengamati dibawah mikroskop.
Menentukan tahapan siklus reproduksinya dan sitologi apusan vaginanya.
Mendokumentasikan hasil pengamatan.
Mencatat hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum siklus estrus dan apusan vagina dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan pada siklus estrus dan apusan vagina mencit (Mus
musculus) sebagai berikut :
No
Nama
Gambar
Keterangan
1
2
3
4
1.
Tahap estrus
Gambar pengamatan


Gambar literatur


Tahap estrus, di mana perkembangan folikel dengan sekresi yang kuat dari estrogen, serta sangat sedikit progesterone dan estrus di akhiri dengan ovulasi. Terjadi keratinisasi sel epitel (epitel degenerasi).

.
.
2.
Tahap proestrus
Gambar literatur


Tahap ini perkembangan dari folikel dengan awal sekresi estrogen dan sekresi yang lemah dari progesterone dan terjadi multipikasi selepithel.
Tabel 3. Lanjutan
1
2
3
4
3.
Tahap metestrus
Gambar literatur


Tahap ini di tandai dengan luteinisasi sel granulosa, progesterone meningkat dan invasi pada epithel vagina.
4.
Tahap diestrus
Gambar literatur



Tahap ini kelanjutan dari siklus estrus pasca menstruasi dengan kadar progesteron sangat tinggi dalam darah atau di sebut dengan anestru dan sama seperti metestru di sertai dengan peningkatan leukosit polinuklear.

B. Pembahasan
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitologi apusan vagina. Paad saat estrus, vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk.
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah ditemukanya siklus estrus pada fase Proestrus, Estrus, Metaestrus, danDiestrus. fase Proestrus diman apa difase ini dijumpai inti, sitoplasma, danselepitel, pada dijumpai fase Estrus dan dapat terlihat adanya sitoplasma. fase Meta estrus dan dijumpai adanya leukosit dan sel epitel, fase Diestrus dan dapat terlihat sitoplasma, inti, sel epiteldan lender.
Siklus estrus ini terjadi secara berkala. Bila dalam satu tahun hanya satu siklus disebut dengan monoestrus, misalnya menjangan satu kali dalam satu tahun . pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus (heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin, terlihat keadaan betina gelisah. Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terus.
Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil dari beberapa kelompok bahwa pada mencit yang diamati itu terjadi periode proestrus, estrus, meta estrus dan diestrus. Proestrus adalah fase pertumbuhan folikel, pada fase proestrus ini terlihat inti, sitoplasma dan membrane sel epitel normal. Adapun tipe-tipe epithelium yang mendominasi pada preparat apusan vagina tersebut dapat member petunjuk apakah epithelium pada vagina itu sedang disti mulasi oleh estrogen atau tidak. Estrogen semakin bekerja apa bila dipengaruhi faktor-faktor luar seperti bau, suara, dan perubahan lingkungan. Pada masa estrus, warna vagina menjadimerah yang artinya sel telur pada hewan betina tersebut siap untuk dibuahi. Saat estrus ada kelainan yang terjadi, padasaat estrus, hewan betina akan reseptif terhadap yang jantan, ovarium sedang ovulasi dan uterus dalam fase yang tepat untu kimplantasi. Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satusi klus estrus.
Banyak hal penyebab estrus, siklus estrus terjadi oleh karena meningkatnya kadar estrogen dalam darah. Pada spesies-spesies tersebut, ovulasi terjadi karena reflex neuroe ndokrin. Perangsangan pada organ genitalia atau rangsang sensorik lain pada saat hubungan seksual dapat membangkitkan pelepasan LH oleh kelenjar hipofisis dan menyebabkan pecahnya folikel ovarium. Pada banyak spesies lain, ovulasi spontan dengan jangka waktu tertentu, dan periode estrus terjadi bersamaan dengan ovulasi tersebut. Siklus estrus dipengaruhi oleh kerja hormone pituari, anterior gonatropin yaitu estrogen, progesterone dan factor eksteroseptis seperti suhu, struktur nutrisi dan lingkungan sosial.
Terdapat beberapa Pada tikus dan mencit, saat estrus, vulva tampak lebih merah dan tebal. Bila pada keesokan paginya terdapat sumbat vagina, menandakan bahwa kopulasi sudah terjadi, dari hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan nol. Penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal, vulva berwarna merah muda dan tampak sedikit tebal.
pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina. Dan pemberian larutan metilen blue yang terlalu tua dan banyak menyebabkan ansiklus estrus kurang jelas. Implantasi estrogen dalam jumlah kecil pada hypotalamus anterior menimbulkan birahi pada tikus yang telah mengalami ovariektomi. Implantasi bagian lain otak dan diluar otak tidak menimbulkan efek tersebut.


















V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitologi apusan vagina. Pada saat estrus, vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk.
B. Saran
Untuk Praktikan : Diharapkan kepada semua untuk aktif dalam kegiatan praktikum dan memperhatikan dengan baik setiap pengamatan yang dilakukan.
Untuk Asisten : Sebaiknya dalam praktikum lebih banyak lagi asisten yang hadir,tidak hanya satu atau dua orang karena sangat menghambat kegiatan praktikum.
Untuk laboratorium : Sebaiknya alat-alat lab lebih dilengkapi lagi agar praktikum berjalan dengan lancar.





DAFTAR PUSTAKA
Busman, 2013. Histologi Ulas Vagina dan Waktu Siklus Estrus Masa Subur Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki. Jurnal Prosiding Semirata. Lampung.
Cambell, 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Febriana, 2013. Pengaruh Pemberian Rhodamin Bterhadap Siklus Estrus Mencit Betina. Jurnal Biologi. Bali. XVII (1) : 21-23.
George, 2006. Biologi edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
Isnaeni, 2006. Fisiologi Hewan. Kansius. Yogyakarta.

Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.