tes proyeksi (ssct & e

May 30, 2017 | Autor: Alvaro Edgard | Categoria: Clinical Psychology
Share Embed


Descrição do Produto






Moh. Ibroisim HalimFakultas Psikologi Universitas Muria KudusMoh. Ibroisim HalimFakultas Psikologi Universitas Muria Kudus tes proyeksi (ssct & epps)Laporan Hasil Praktikumtes proyeksi (ssct & epps)Laporan Hasil PraktikumL
Moh. Ibroisim Halim
Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
Moh. Ibroisim Halim
Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus




tes proyeksi (ssct & epps)
Laporan Hasil Praktikum
tes proyeksi (ssct & epps)
Laporan Hasil Praktikum


INTERPRETASI TES SSCT

IDENTITAS SUBYEK
Nama : Amrul Fawwaz
Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 22 Desember 1999
Anak Ke : 1 dari 2 Bersaudara
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 17 Tahun
Pendidikan : MA NU TBS Kudus
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Tes : 06 April 2016
Tester : Moh. Ibroisim Halim
HASIL PEMERIKSAAN
Penyesuaian Terhadap Keluarga
Aspek Yang di Ungkap
Rating
Keterangan

Sikap terhadap ibu

0
(Tidak ada gangguan)
Hubungan subjek dengan ibu subjek sangat baik, tidak ada masalah meskipun dalam tes subjek sempat menyebut bahwa ibunya jarang memasak, namun subyek menanggapi hal itu sebagai hal positif yang mengajarinya untuk mandiri.

Sikap terhadap ayah

0
(Tidak ada gangguan)
Sikap testee terhadap ayah juga tidak mengalami masalah, testee menyatakan bahwa ayah jarang bericara kepada testee, namun hal itu ternyata dikarenakan sang ayah lebih percaya kepada yang dilakukan oleh testee sebagai anak yang sudah beranjak dewasa.

Sikap terhadap keluarga

0
(Tidak ada gangguan)
Testee hidup dalam keluarga yang besar dan saling menyayangi, tidak ada masalah dalam kehidupan kekeluargaan testee, dia diperlakukan dengan sangat baik.

Penyesuaian Dalam Bidang Seks
Aspek yang di Ungkap
Rating
Keterangan


Sikap terhadap wanita


0
(tidak ada gangguan)
Fakta bahwa testee bersekolah di sekolah yang khusus bagi laki-laki merupakan faktor kuat tidak adanya gangguan pada diri testee terhadap wanita, testee menganggap wanita hanya sekedar wanita, cenderung lebih cuek.

Sikap terhadap hubungan heteroseksual
0
(Tidak ada gangguan)

Adalah hal yang normal ketika melihat dua orang berjalan beriringan dapat membuat hati orang lain sedikit "iri", itulah yang dirasakan oleh testee, namun testee menganggap hal itu adalah hal yang wajar, begitu pula dengan seksualitas, pernyataan testee sangat jelas dan wajar, seksualitas adalah kebutuhan setiap manusia.

Penyesuaian Dalam Hubungan Interpersonal
Aspek yang di Ungkap
Rating
Keterangan


Sikap terhadap teman


0
(Tidak ada gangguan)
Hubungan dengan teman juga sangat baik, tidak ada gangguan berarti dalam hubungan pertemanan testee, dia suka tipe teman yang searah dan satu pemikiran, testee beranggapan bahwa teman sejati adalah teman yang selalu ada dalam keadaan susah maupun senang.

Sikap terhadap atasan

0
(Tidak ada Gangguan)
testee merupakan sosok yang menghormati dan menghargai orang-orang yang ia anggap mampu memposisikan dirinya dengan baik, juga orang yang testee anggap lebih tinggi menurut testee.

Sikap terhadap bawahan

0
(Tidak ada gangguan)
Testee akan berusaha menjaga amanat dengan baik dari tanggung jawab yang telah diberikan, testee merupakan sosok yang akan bersikap tegas pada bawahannya. testee juga merasa bersyukur jika ada orang yang mau bekerja di bawah testee dan ia akan memperlakukan bawahannya dengan baik.

Sikap terhadap teman sejawat

0
(Tidak ada gangguan)
Testee senang bekerja sama dengan orang-orang yang dekat dengannya (sahabat), ia juga menyatakan kalau orang yang bekerja sama dengan testee akan merasa nyaman,ia lebih senang bila bekerja dengan orang-orang yang giat, suka berolahraga, serta satu ide dengan testee.

Penyesuaian Dalam Konsep Diri
Aspek yang di Ungkap
Rating
Keterangan


Sikap terhadap ketakutan
1
(Ada sedikit gangguan)
Testee merasa takut akan lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi testee dalam hal yang negatif, hal itu pula yang membuat ia cenderung bersikap pesimis terhadap apa yang dia pikir bisa membawa pengaruh jelek kepadanya.


Sikap terhadap rasa bersalah
1
(Ada sedikit gangguan)
testee sangat merasa sangat berdosa dengan ketika melalaikan perintah Tuhan. Testee juga merasa bersalah terhadap masa kecilnya yang menurutnya dia adalah anak yang nakal dulunya.

Sikap terhadap kemampuan diri
0
(Tidak ada gangguan)
Ketika testee dihadapkan pada suatu masalah testee akan mengambil tindakan dengan cara menghadapi dan mencari solusi .


Sikap terhadap masa lalu


0
(Tidak ada gangguan)
Testee mengenang masa lalu dengan bahagia, meskipun menurut testee di masa kecilnya ia termasuk bocah yang bandel, namun hal itu menurut testee adalah kenakalan yang wajar.


Sikap terhadap masa yang akan datang


0
(Tidak ada masalah)
Testee merasa optimis dengan masa depannya, Testee beranggapan bahwa masa depan testee seperti matahari yang terbit, testee memiliki rencana untuk menggapai apa yang di impikan, optimis akan mencapai keberhasilan, serta manjadi orang yang lebih bertanggung jawab.

Sikap terhadap tujuan hidup

0
(Tidak ada gangguan)
Testee memiliki cita-cita di masa depannya nanti ia bisa mengubah dunia, ia juga berkeinginan menjadi orang yang berguna di masa depan nanti supaya ia bisa berbahagia.

INTERPRETASI
General Summary

Penyesuaian terhadap Keluarga

Tidak ada masalah dalam hubungan testee dengan ayah, ibu, maupun saudara serta kerabat, testee merasa sangat bangga dengan ayahnya yang sudah menganggapnya sebagai orang dewasa sehingga ayahnya jarang sekali berbicara kepada testee perihal teguran ataupun peraturan verbal, begitu pula dengan ibundanya, testee menganggap bahwa ibunya bagaikan bidadari yang tidak bersayap, yang berarti ibundanya adalah perempuan paling baik yang ia kenal selama ini, dalam berhubungan dengan sanak famili, testee juga diperlakukan dengan sangat baik.

Penyesuaian dalam bidang seks

Sikap testee terhadap wanita cenderung cuek, dan berpendapat kalau wanita itu bisa mendatangkan banyak hal negatif jika kebablasan, meskipun begitu, kadang testee juga merasa sedikit iri jika melihat dua orang laki-laki dan perempuan berjalan bersama-sama, namun itu dianggapnya adalah rasa yang wajar dan tidak mencemaskan.



Penyesuaian dalam hubungan interpersonal

Testee sangat menghormati atasannya, dan ia juga akan menghormati orang yang dianggapnya lebih unggul, dalam berhubungan dengan teman, testee lebih suka orang yang satu pemikiran dengannya, begitu pula dengan bawahan, testee akan sangat menghargai orang yang bekerja padanya, ketakutan testee adalah jika ia bergaul dengan orang yang menurutnya bisa membawa pengaruh buruk terhadap diri testee.

Penyesuaian dalam konsep diri

Testee merupakan individu yang optimis dalam menatap masa depan, dan ia juga sangat antusias menyambutnya, ia mempunyai tujuan hidup dapat mengubah dunia suatu saat nanti, testee juga senang mengenang masa kecil testee yang menurutnya agak sedikit nakal, namun kenakalan testee pada waktu kecil menurut testee adalah kenakalan yang wajar, ia juga merasa yakin dengan kemampuan dirinya dengan jalan menghadapi permasalahan dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, testee takut ketika dia melanggar perintah Tuhan, dia juga merasa sedikit menyesali kenakalan yang dia lakukan pada waktu kecil dulu .

KESIMPULAN

Dari hasil interpretasi aspek di atas dapat diketahu bahwa testee adalah anak yang menjalani kehidupan yang normal, ia memperoleh kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya serta sanak famili baik dari pihak ibu maupun pihak bapak, dan itu dinilainya sangat penting baginya, namun masih ada beberapa masalah yang mengganggu testee diantaranya adalah kekhawatiran sikap ayah yang percaya penuh kepada testee yang akhirnya lebih memilih untuk diam atas apa yang testee lakukan karena testee oleh ayahnya dianggap sebagai anak yang sudah dewasa.

Kekhawatiran lain adalah bahwa testee merasa takut kepada lingkungan sekitar yang dia rasa bisa membuat pengaruh negatif kepada diri testee, seperti salah pergaulan, oleh karena itu, testee cenderung pilih-pilih jika berteman dengan orang lain.
Berbuat dosa juga merupakan hal yang membuat testee takut, hal cukup ini menggambarkan jika testee adalah orang yang taat pada aturan keagamaan.

Dan konflik batin terakhir dari testee adalah rasa penyesalannya atas tingkah kenakalannya pada waktu masa kanak-kanak dulu, meskipun dia menilai bahwa kenakalan tersebut adalah kenakalan yang wajar dilakukan oleh anak-anak pada masanya, namun tetap saja ketika teringat akan hal tersebut, akan ada sedikit rasa menyesal dalam diri testee.

LAMPIRAN SSCT RATING SHEET

Penyesuaian Terhadap Keluarga
Sikap terhadap ibu
14 : Ibu saya bidadari yang tak bersayap (0)
Inquiry : maksud dari wanita yang terbaik adalah ibu mau berusaha mengurus anak
anaknya.
29 : Ibu saya dan saya kurang lebih berwatak sama. (0)
44 : Saya pikir bahwa semua ibu mencintai anaknya. (0)
59 : Saya menyukai ibu saya, tapi jarang masak setiap pagi (0)
Inquiry : Namun itu mendewasakan saya sebagai anaknya untuk masak sendiri, namun sekarang warung kan banyak, jadi tidak masalah.
Sikap terhadap ayah
1 : Saya merasa bahwa ayah saya jarang berbicara kepada saya (0)
Inquiry : Dia sudah percaya apa yang saya lakukan, dia sudah menganggap saya dewasa, dan saya respek kepadanya
16 : Seandainya ayah saya mau menuruti keinginan saya (1)
Inquiry : Kebutuhan yang saya maksud adalah kebutuhan tersier, pasti enak ya kalau terpenuhi.
31 : Saya harap ayah saya tidak mudah marah (1)
Inquiry : terhadap kekeliruan saya yang saya akukan di depannya.
46 : Saya merasa ayah saya adalah ayah yang baik, tegas, dan disiplin. (0)
Sikap terhadap kehidupan keluarga
12 : Dibandingkan dengan keluarga lainnya, keluarga saya tercukupi. (0).
27 : Keluarga yang memperlakukan saya dengan baik (0)
42 : Kebanyakan keluarga yang saya kenal tidak seperti keluarga saya (0)
Inquiry : saya bangga dengan keluarga saya.
57 : Ketika saya masih kecil keluarga saya banyak. (0)
Inquiry : Masih lengkap, ada opa, ada oma, ada paman.

Penyesuaian dalam bidang seks
Sikap terhadapa wanita
10 : Menurut saya, seorang wanita yang sempurna adalah wanita yang sholechah. (0)
Inquiry : yang tahu hak lelaki
25 : Saya rasa, kebanyakan gadis sesuatu yang asyik, namun lama-lama ngebosenin. (0)
Inquiry : itu lebih kepada saya yang cuek sih
40 : Saya percaya bahwa kebanyakan wanita akan banyak sisi negatifnya. (1)
Inquiry : jika tidak hati-hati dalam berhubungan.
55 : Yang tidak saya sukai dari wanita adalah ketika dia cuek pada saya. (0)
Inquiry : mungkin itu karena saya juga cuek sih.
Sikap terhadap hubungan heteroseksual
11 : Seandainya saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan berjalan bersama,
Saya merasa iri. (0)
Inquiry : itu Cuma desiran kecil, hal yang wajar sih.
26 : Pendapat saya tentang kehidupan perkawinan adalah tidak seperti yang dibayangkan orang-orang. (1)
Inquiry : Karena dalam perkawinan ada tanggung jawab baru, namun saya siap dengan hal itu.
41 : Yang saya harapkan dari jenis kelamin lain saling melengkapi (0)
56 : Pendapat saya tentang seks kebutuhan setiap manusia (0)

Penyesuaian dalam hubungan interpersonal
Siakp terhadap teman
8 : Saya rasa seorang teman sejati selalu ada baik senang maupun susah. (0)
23 : Saya tidak menyukai orang-orang yang tidak selaras dengan hati saya. (1)
Inquiry : Namun ketidaksukaan saya masih bisa dikompromikan
38 : Orang-orang yang sangat saya sukai adalah orang-orang yang baik dan peduli (0)
53 : Bila saya tidak ada, teman-teman saya merasa kesepian. (0)
Sikap terhadap atasan
6 : Guru saya merupakan orang tua kedua. (0)
21 : Di sekolah guru-guru saya selalu menasehati dan memotivasi. (0)
36 : Bila saya melihat guru saya datang saya akan bersikap sopan. (0)
51 : Orang yang saya anggap lebih tinggi derajatnya dari saya adalah orang yang punya ilmu lebih banyak, terutama ilmu agama. (0)
Sikap terhadap bawahan
4 : Seandainya saya di serahi tanggung jawab saya akan berusaha amanah. (0)
19 : Bila ada orang yang bekerja untuk saya, saya akan berterima kasih dan memperlakukannya dengan baik. (0)
34 : Orang-orang yang bekerja dibawah pimpinan saya akan merasa adil. (0)
48 : Dalam menyampaikan intrusksi kepada orang lain, saya berperilaku sopan. (0)
Sikap dengan teman sejawat
13 : Dalam melakukan sesuatu, saya paling senang berhubungan dengan olahraga. (0)
Inquiry : Terutama futsal, karena itu hobi saya.
28 : Semua yang bekerja sama saya adalah orang-orang yang saya inginkan. (0)
43 : Saya senang bekerja sama dengan orang yang berpikiran sama seperti saya. (0)
58 : Orang-orang yang bekerja sama saya, biasanya merasa nyaman. (0)

Penyesuaian dalam Konsep diri
Sikap terhadap ketakutan
7 : Saya tahu bahwa perasaan ini tidak wajar, tetapi saya takut terhadap lingkungan (1)
Inquiry : Yang bisa membawa efek negatif kepada saya.
22 : Banyak teman-teman saya yang tahu bahwa saya takut terhadap sesuatu yang membuat saya takut. (1)
37 : Saya harap saya dapat membuang ketakutan saya terhadap omongan orang lain. (1)
52 : Ketakutan saya sering memaksa saya untuk menjadi pesimis. (1)
Inquiry : hal itu tak membuat saya sedih, saya cenderung cuek saja.
Sikap terhadap rasa bersalah
15 : Saya akan melakukan apa saya untuk melupakan waktu dimana saya sedang
Rekreasi (1)
Inquiry : Saya mempunyai masalah dengan rekreasi, dulu saya pernah terpisah dari orang tua di tengah rekrasi, dan halitu mambuat saya malas berekreasi.
30 : Kesalahan saya yang terbesar adalah mengabaikan perintah Tuhan (1)
45 : Ketika saya masih kecil, saya merasa bersalah tentang kenakalan saya. (1)
Inquiry : Perbuatan nakal saya terhadap orang lain.
60 : Kesalahan yang paling besar yang pernah saya lakukan adalah mengabaikan larangan tuhan. (1)
Sikap terhadap kemampuan diri
2 : Bila sesuatu yang aneh menimpa saya tenang menghadapinya. (0)
17 : Saya percaya bahwa mempunyai kemampuan untuk menjadi yang terbaik. (0)
32 : Kelemahan saya yang utama adalah menganggap remeh orang lain. (1)
Inquiry : Namun saya akan belajar untuk menghargai orang lain.
47 : Seandainya nasib buruk menimpa saya tak akan larut dalam kesedihan. (0)
Sikap Masa lalu
9 : Ketika saya masih kanak-kanak saya anak yang bandel. (0)
Inquiry : Terlalu banyak polah, dan saya masih sangat mengingatnya.
24 : Masa kanak-kanak saya adalah masa dimana saya anak yang bandel. (1)
39 : Seandainya saya dapat menjadi kecil kembali saya berbahagia sekali (1)
Inquiry : Masa lalu yang menyebalkan karena tidak dapat membawa diri dengan
baik.
Sikap terhadap masa yang akan datang.
5 : Bagi saya, masa depan saya namapk seperti matahari yang sedang terbit. (0)
20 : Saya mempunyai rencana untuk menggapai mimpi. (0)
Inquiry : Mimpi yang saya rangkai mulai sekarang.
35 : Suatu ketika saya akan mencapai keberhasilan. (0)
50 : Bila saya bertambah dewasa saya akan lebih tanggung jawab dan lebih baik lagi. (0)
Sikap terhadap tujuan hidup
3 : Saya selalu ingin menjadi yang terbaik. (0)
18 : Saya akan benar-benar bahagia bila semua keinginan saya dapat terpenuhi. (1)
33 : Ambisi saya yang tersembunyi tentang hidup adalah mengubah dunia. (0)
49 : Yang saya inginkan dalam kehidupan adalah kehidupan yang bahagia. (0)


INTERPRETASI TES SSCT

IDENTITAS SUBYEK
Nama : Amrul Fawwaz
Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 22 Desember 1999
Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 16 Tahun
Pendidikan : MA NU TBS Kudus
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Tes : 06 April 2016
Tester : Moh. Ibroisim Halim

HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
No.
Need-Need
Percentile
Norma
1.
Need Achievement
Berprestasi
55
Agak Rendah
2.
Need Deference
Menyesuaikan diri
45
Rendah
3.
Need Order
Menunaikan tugas, hak, dan kewajiban
60
Sedang
4.
Need Exhibition
Menunjukkan diri
95
Tinggi Sekali
5.
Need Autonomy
Mandiri
80
Tinggi
6.
Need Affilication
Butuh perhatian dan pergaulan yang harmonis disertai toleransi dan kehangatan
69
Sedang
7.
Need Intraception
Berempati
80
Tinggi
8.
Need Saccorance
Ketergantungan hubungan social untuk
mendapatkan rasa aman (negative)
65
Sedang

9.
Need Dominance
Memimpin, kompetensi
59
Agak Rendah
10.
Need Abasement
Merendahkan diri, kompromi, toleransi
55
Agak Rendah
11.
Need Nurturance
Memberi perhatian
50
Agak Rendah
12.
Need Change
Stimulus dari luar dan perubahan -perubahan, minat bergaul
69
Sedang
13.
Need Edurance
Keuletan, ketekunan
30
Rendah Sekali
14.
Need Heterosexual
Perhatian dan kegiatan yang melibatkan lawan jenis
75
Cukup Tinggi
15.
Need Aggresion
Kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain, mengkritik orang lain
75
Cukup Tinggi


INTERPRETASI
URAIAN
DIPEROLEH DARI

Dari hasil tes menunjukkan bahwa Subyek memiliki keinginan yang cenderung agak rendah untuk berprestasi serta menjadi yang terbaik atas usaha sendiri. Namun, kemandirian yang dimiliki Subyek dan keberaniannya dalam mengambil keputusan cenderung tinggi .
Need Achievement Berkorelasi Negatif Dengan Need Autonomy
Subyek memiliki kemauan rendah untuk menyesuaikan diri dan cenderung bersedia untuk mengikuti aturan-aturan yang berlaku akan tetapi keuletan dan ketekunan Subyek sangat rendah hal ini berakibat pada saat Subyek dalam Menunaikan tugas, hak, dan kewajiban yang subyek miliki terkadang tidak ada usaha untuk menyelesaikan apa yang dimulainya.
Need Deference Berkorelasi Negatif Dengan Need Order, Dan Need Endurance
Kemauan Subyek dalam menunjukkan diri sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh keinginan yang cukup tinggi yang dimiliki subyek dalam mencoba sesuatu yang baru, serta cukup moderat dalam menyikapi stimulus dari luar.
Need Exhibitation berkorelasi Positif Dengan Need Change
Meskipun testee mencetak skor yang tinggi dalam berempati terhadap kebutuhan orang lain, menilai orang lain berdasarkan apa yang dipikirkan bukan yang dilakukan, namun hal ini tidak didukung oleh keinginan testee yang cenderung rendah untuk menyesuaikan diri dan mengikuti aturan yang berlaku.
Need Intraception Berkorelasi Negatif Dengan Need Deference
Subyek kurang memiliki kecenderungan untuk merendahkan diri, merasa rendah diri di hadapan orang lain. Ditambah kecenderungan akan hubungan sosial yang diwarnai dengan ketergantungan untuk mendapatkan rasa aman, butuh simpati orang lain, butuh dorongan dari orang lain, hal ini membuat testee cenderung kurang mengedepankan kompromi dalam pergaulan dan cenderung lebih vokal.
Need Abbasment berkorelasi positif dengan Need Succorance
Kebutuhan testee akan pergaulan yang harmonis kurang begitu didukung oleh kesenangan testee untuk membatu orang lain dan memberikan kasih sayang kepada orang lain, serta memiliki rasa simpati terhadap penderitaan orang lain yang agak rendah.
Need Affiliation Berkorelasi Negatif Dengan Need Nurturance






KESIMPULAN

Dari hasil tes dan pemeriksaan psikologis dapat diketahui bahwa Subyek memiliki keinginan yang cenderung rendah dalam hal berprestasi serta menjadi yang terbaik atas usaha sendiri. Tapi, kemandirian yang dimiliki Subyek dan keberaniannya dalam mengambil keputusan cenderung tinggi.

Kemauan Subyek dalam menunjukkan diri juga sangat tinggi. Serta dibarengi oleh keinginan yang moderat yang dimiliki subyek dalam mencoba sesuatu yang baru dan bergaul dengan sesama manusia.

Kebutuhan testee akan pergaulan yang harmonis kurang begitu didukung oleh kesenangan testee untuk membatu orang lain dan memberikan kasih sayang kepada orang lain, serta memiliki rasa simpati terhadap penderitaan orang lain yang agak rendah.

Subyek kurang memiliki kecenderungan untuk merendahkan diri, merasa rendah diri di hadapan orang lain. Ditambah kecenderungan akan hubungan sosial yang diwarnai dengan ketergantungan untuk mendapatkan rasa aman, butuh simpati orang lain, butuh dorongan dari orang lain, hal ini membuat testee cenderung kurang mengedepankan kompromi dalam pergaulan dan cenderung lebih vokal.



INTERPRETASI TES RORSCHACH

IDENTITAS SUBYEK
Nama : Zulfia Illiyati
Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 22 Desember 1997
Anak Ke : 2 dari 2 Bersaudara
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 17 Tahun
Pendidikan : MA NU BANAT Kudus
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Tes : 04 Mei 2015
Tester : Eka Safa'ati

INTERVIEW
Autoanamnesa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terster terhadap testee, memperoleh hasil bahwa testee merupakan orang yang memiliki tingkat sensifitas dan kecemasan yang cukup tinggi serta penakut. Testee mengaku bahwa testee juga merasa tidak mudah terbuka atau cerita dengan orang lain. Namun testee bukan termasuk orang yang introvert berlebihan.
Testee berkata bahwa testee merupakan orang yang cerewet terhadap orang lain yang testee anggap dekat atau akrab dengannya. Akan tetapi, terhadap orang yang belum atau baru dikenalnya testee cenderung cuek, pendiam dan menjaga jarak serta membutuhkan adaptasi yang cukup lama terlebih dahulu. Testee juga mengaku bahwa testee terkadang merasa kurang yakin dengan kemampuan yang testee miliki. Testee merupakan seorang yang tidak mudah beradaptasi namun testee memiliki teman yang lumayan banyak.

Alloanamnesa
Dimata kakaknya, testee merupakan seorang adik yang feminim, pintar dan aktif terutama dalam berorganisasi. Testee masih bersifat kekanak-kanakan dan terkadang penakut. Hubungan sosial testee terbilang cukup baik. namun dengan orang yang baru saja dikenal, testee terbilang cuek dan membutuhkan adaptasi terlebih dahulu dengan waktu yang cukup lama terlebih dengan lawan jenis.

OBSERVASI
Testee terlihat santai dan menunjukkan sikap tenang. Testee tidak banyak berkomentar mengenai situasi, kondisi dll dalam ruangan. Selanjutnya ketika tester memulai untuk menunjukkan kartu pertama pada tes Rorschach testee terlihat bingung untuk menentukan jawaban dari gambar yang di lihat sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal tersebut tidak terjadi pada kartu pertama akan tetapi pada seluruh kartu mulai dari kartu satu sampai kartu kesepuluh subyek terlihat bingung dan saat merespon gambar tersebut testee membutuhkan waktu yang relatif lama.

INTERPRETASI
Aspek Kognitif
Status Intelektual
FLR jawaban terbaik +1,5 (rata-rata)
Indikasi : Kapasitas Intelektual Testee rata-rata.
Rata-rata FLR 1,08
Indikasi : Dalam tes ini efisiensi intelektual rata-rata Testee Inferior.
Kesimpulan :
Testee memiliki kapasitas intelektual rata-rata dan efisiensinya inferior.
Manner Of Approach
W% = 20 %
Indikasi : Menunjukkan hilangnya minat dalam melihat hubungan antara berbagai fakta yang terpisah-pisah.
D% = 60 %
Indikasi : Adanya perasaan inscure (tidak aman) sehingga Testee akan merasa lebih aman apabila menekankan pada hal-hal yang jelas, nyata dan konkret.
d% = 20 %
Indikasi : pedantry yang membutuhkan keakuratan, correct atau exact atau adanya minat terhadap hal-hal yang detail atau teliti.
Dd%+s% = 0 %
Indikasi : Testee tidak mampu untuk menerima detail-detail yang tidak biasa.



Kesimpulan :
Testee mengalami perasaan yang tidak nyaman di tunjukkan dengan hilangnya minat dalam melihat hubungan antara berbagai fakta yang terpisah-pisah, dan Testee juga tidak mampu untuk menerima detail-detail yang tidak biasa. Untuk mengatasi ketidak nyamanan tersebut testee menekankan pada hal-hal yang jelas, nyata dan konkret.
Daya Observasi
ƩFLR W/ƩW = 55 = 0
Indikasi : Testee ambisius tanpa kemampuan.
ƩFLR D/ ƩD = 1515 = 0
Indikasi : Adanya perasaan tidak aman sehingga Testee lebih memilih untuk menekankan pada hal-hal yang jelas/nyata.
ƩFLR d/Ʃd = 65 = 1,2
Indikasi : Tidak ada minat pada hal-hal yang detail atau teliti.

Kesimpulan :
Dalam mengobservasi sesuatu testee memiliki keambisusan namun tidak didukung oleh kemampuannya mungkin karena adanya perasaan tidak aman, akhirnya testee lebih memilih untuk menekankan pada hal-hal yang jelas dan nyata. Dalam mengobservasipun testee juga tidak menunjukkan minat pada hal-hal yang detail atau teliti.
Orisinilitas berfikir atau Kreativitas P/O
P = 15
Indikasi : Adanya kebutuhan untuk berpikir sebagaimana orang lain.
O = 5
Indikasi : Subyek diindifikasikan mampu memandang dengan cara yang berbeda dengan orang kebanyakan.

Kesimpulan :
Testee mampu berpikir sebagaimana orang lain berfikir dan mampu memandang dengan cara yang berbeda dengan orang kebanyakan.

Produktivitas dan Keluasan wawasan
Produktifitas
ƩR = 25
Indikasi : Testee memiliki produktivitas yang cukup.
Keluasan Wawasan
A+AdR x 100%= (9+6)25 x 100% = 60 %
H+HdR x 100%= (1+2)25 x 100% = 12 %
Indikasi : keluasaan wawasan Testee tidak begitu bagus, karena jawaban terpusat pada jawaban A (lebih dari 60%).

Kesimpulan :
Testee memiliki produktivitas yang tinggi namun keluasan wawasan Testee terpusat pada A (intelektual defektif).
Taraf Ambisi yang Baik
Jumlah Respon = 25
W : M = 5 : 3
Indikasi : Menunjukkan Aspirasi yang tinggi.
(H+A) : (Hd+Ad) = 10 : 8
Indikasi : Tidak memiliki kecenderungan untuk mengkritik.
A% = (A+Ad)R x 100% = 60 %
Indikasi : Memiliki cara berpikir yang common sense dan minatnya sempit.
Rata-rata Waktu reaksi = 16,24 s
Indikasi : Cukup cepat dalam merespon sesuatu.

Kesimpulan :
Testee memiliki produktivitas tinggi yang didukung oleh kecepatan dalam merespon jawaban testee yang cukup cepat, namun aspirasi testee terlalu tinggi. Selain itu testee juga memiliki cara berpikir yang common sense (lebih menggunakan akal sehat) dan tidak memiliki kecenderungan dalam mengkritik sesuatu hal.


Aspek Afektif
Perasaan atau penerimaan terhadap diri
FLR MM= 4,53=1,5
Indikasi : Testee diidentifikasikan memiliki fungsi ego dimana testee mampu menerima dirinya dan taraf intelektual yang cukup baik.
Responsivitas terhadap orang lain.
FC = 12
Indikasi : Mampu merespon dampak emosional secara terkendali dan mampu melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Fc = 4
Indikasi : menunjukkan kesadaran dan penerimaan terhadap kebutuhan akan afeksi sebagaimana kebutuhan dan perasaan orang lain.
Sum C= 3,5
Indikasi : memiliki responsivitas terhadap stimulus dari luar (Testee responsif terhadap stimulus dari luar).
RT A : RT K = 6,4 s : 16,6 s
Indikasi : Merasa terganggu oleh stimulus dari lingkungan yang menyentuh kebutuhan afeksinya.
Respon Card VIII, IX, XR x 100% = 3+2+225 x 100% = 28%
Indikasi : Testee kehilangan responsifitasnya bila berada dalam tekanan lingkungan yang kuat.

Kesimpulan :
Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali dan mampu melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingginya responsivitas testee terhadap stimulus dari luar dapat menjadikan testee terhambat, jika berada dalam tekanan lingkungan yang kuat. Karena testee merasa terganggu oleh stimulus dari lingkungan yang menyentuh kebutuhan afeksinya.


Reaksi terhadap tekanan emosi
M : FM = 3 : 14
Indikasi : individu mementingkan instink untuk memperoleh pemuasan segera daripada nilai-nilai dalam individu.
M : (FM : m) = 3:16
Indikasi : Adanya ketegangan yang terlalu kuat sehingga individu tidak dapat memanfaatkan inner resourcesnya secara konstruktif.
M : Sum C = 3 : 3,5
Indikasi : Individu cenderung mementingkan pertimbangan lingkungan daripada inner lifenya (tipe Ekstraversi).
(FM+m) : (Fc + c + C) = 16 : 1,5
Indikasi : Tendensi Introversi kemungkinan lebih bisa diterima oleh Subyek daripada tendensi ekstratensive walaupun tidak sepenuhnya.
ƩFC = 14
Indikasi : memiliki kemampuan merespon dampak emosional secara terkendali, mampu melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Psikogram = cenderung ke kanan
Indikasi : dalam memandang sesuatu, testee dipengaruhi oleh stimulus dari luar atau eksternal.

Kesimpulan :
Adanya kebutuhan untuk pemuasan tidak segera ditunda oleh nilai-nilai individual. Ini memperlihatkan tanda-tanda ketidakmatangan pada diri testee, dimana testee tidak mampu mencari pemuasan lain yang menyebabkan inner-conflict (konflik dalam diri). Adanya ketegangan yang terlalu kuat sehingga membuat testee tidak dapat memanfaatkan inner-resourcesnya secara konstruktif. Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali, karena itu testee memiliki kecenderungan untuk mengadakan perubahan kearah ekstraversive agar testee mampu melakukan respon-respon secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh bagaimana cara testee dalam memandang sesuatu yang banyak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.

Kebutuhan Afeksi atau Pengendalian Dorongan Afeksi
(FK + Fc) : F = 3,5 : 0
Indikasi : Testee cenderung menolak atau merepres kebutuhan afeksinya yang menjadikan hambatan utama dalam penyesuaian dirinya.
(K + KF + k + Kf + c + cF) : (Fc + Fk + FK) = 3,5 : 0
Indikasi : Adanya kebutuhan afeksi yang terorganisir dengan baik sehingga tidak mengakibatkan gangguan penyesuaian yang serius.
(Fc + C + C') : (FC + C + CF) = 1,5 : 7,5
Indikasi : Kemampuan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial yang optimal.

Kesimpulan :
Testee cenderung menolak atau merepres kebutuhan afeksinya yang menjadikan hambatan utama dalam penyesuaian dirinya. Kebutuhan afeksi testee yang terorganisir dengan baik, sehingga tidak mengakibatkan gangguan penyesuaian yang serius. Hal tersebut membuat testee berinteraksi dengan optimal pada lingkungan sosial testee.

Aspek Ego
Ego Strenght
S = 0
Indikasi : Tidak ada kecenderungan oposisi individu dalam intelektual testee,tidak menunjukkan adanya ego streght atau keinginan self assertiveness.
F % = 0 %
Indikasi : Testee tidak memiliki kemampuan untuk menangani situasi tanpa menjadi emosional.
ƩFLR MM = 4,53 = 1,5
Indikasi : Testee memiliki fungsi ego yang baik, dimana dia mampu menerima dirinya, implus-implus, fantasi-fantasinya cerdas dan integrated individual.

Kesimpulan :
Tidak ada kecenderungan oposisi individu dalam intelektual testee, serta menunjukkan adanya ego strength/ keinginan assertiveness. Namun tidak didukung oleh taraf intelektual subyek. Subyek cukup mampu mengatasi situasi tanpa menjadi emosional dan tidak berbelit belit (apa adanya).
Kemampuan mengatasi Konflik
M : (FM + m) = 3 : 16
Indikasi : adanya ketegangan yang terlalu kuat sehingga individu tidak dapat memanfaatkan inner resourcesnya secara konstruktif.
Color atau warna terbanyak = 14
Indikasi : Mampu melakukan respon-respon emosional secra tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Kesimpulan :
Testee tidak mampu mengendalikan impuls-impulsnya sehingga terkadang testee tidak stabil, namun testee tetap berusaha untuk mengendalikannya.
Defence Mechanisme
FK = 1
Indikasi : Testee sedang berusaha untuk memahami dan mentolelir kecemasanya.
ƩFLR FƩF = 00 = 0
Indikasi : Testee memiliki mekanisme pertahanan diri yang tidak baik.
M = 2
Indikasi : kekuatan dari dalam diri atau luar diri yang tidak tepat dikendalikan dan oleh karena itu mengancam ego testee.

Kesimpulan :
Testee sedang berusaha untuk memahami dan mentolelir kecemasan yang ada pada diri testee walaupun kekuatan dari dalam diri atau luar diri yang tidak tepat dikendalikan oleh testee sehingga dapat mengancam ego testee, hal tersebut membuat testee memiliki mekanisme pertahanan diri yang tidak baik dalam diri testee.




KESIMPULAN
Dari hasil interpretasi tes Rorschach yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa :
Aspek kognitif. Testee memiliki kapasitas intelektual rata-rata dan efisiensinya inferior. Testee mengalami perasaan yang tidak nyaman di tunjukkan dengan hilangnya minat dalam melihat hubungan antara berbagai fakta yang terpisah-pisah, dan testee juga tidak mampu untuk menerima detail-detail yang tidak biasa. Untuk mengatasi ketidak nyamanan tersebut testee menekankan pada hal-hal yang jelas, nyata dan konkret. Dalam hal mengobservasi sesuatu testee memiliki keambisusan namun tidak didukung oleh kemampuan yang ada dalam diri testee.
Testee memiliki produktivitas tinggi namun keluasan wawasan testee terpusat pada A (intelektual defektif). Memperlihatkan kebutuhan untuk berpikir sebagaimana orang lain dan mampu memandang dengan cara yang berbeda dengan orang kebanyakan.
Selain itu testee juga memiliki produktivitas tinggi yang didukung oleh kecepatan dalam merespon jawaban, namun aspirasi yang dimiliki testee terlalu tinggi. Selain itu testee juga memiliki cara berpikir yang common sense dan tidak memiliki kecenderungan untuk mengkritik.
Aspek Afektif. Testee diidentifikasikan memiliki fungsi dan taraf intelektual yang cukup baik. Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali dan mampu melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingginya responsivitas testee terhadap stimulus dari luar dapat menjadikan testee terhambat, jika berada dalam tekanan lingkungan yang kuat. Karena testee merasa terganggu oleh stimulus dari lingkungan yang menyentuh kebutuhan afeksinya.
Testee cenderung menolak atau merepres kebutuhan afeksinya yang menjadikan hambatan utama dalam penyesuaian dirinya. Kebutuhan afeksi testee yang terorganisir dengan baik, sehingga tidak mengakibatkan gangguan penyesuaian yang serius. Hal tersebut membuat testee berinteraksi dengan optimal pada lingkungan sosial testee.
Adanya kebutuhan untuk pemuasan tidak segera ditunda oleh nilai-nilai individual. Ini memperlihatkan tanda-tanda ketidakmatangan, dimana testee tidak mampu mencari pemuasan lain yang menyebabkan inner-conflict (konflik dalam diri). Adanya ketegangan yang terlalu kuat sehingga membuat testee tidak dapat memanfaatkan inner-resourcesnya secara konstruktif.


Aspek Ego. Tidak ada kecenderungan oposisi individu dalam intelektual testee serta menunjukkan adanya ego strength/ keinginan assertiveness. Namun tidak didukung oleh taraf intelektual yang dimiliki testee. Testee mampu mengatasi situasi tanpa menjadi emosional dan tidak berbelit belit (apa adanya). Testee tidak mampu mengendalikan impuls-impulsnya sehingga terkadang testee tidak stabil, namun walaupun seperti itu, testee tetap berusaha untuk mengendalikannya.
Testee sedang berusaha untuk memahami dan mentolelir kecemasannya, walaupun kekuatan dari dalam diri atau luar diri yang tidak tepat dikendalikan oleh testee sehingga dapat mengancam ego testee, hal tersebut membuat testee memiliki mekanisme pertahanan diri yang tidak baik dalam diri testee.
Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali, karena itu testee memiliki kecenderungan untuk mengadakan perubahan kearah ekstraversive atau introversive supaya testee mampu melakukan respon-respon secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan. hal ini dipengaruhi oleh cara subyek dalam memandang sesuatu banyak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.

DINAMIKA PSIKIS
Testee mengalami perasaan yang tidak nyaman di tunjukkan dengan hilangnya minat dalam melihat hubungan antara berbagai fakta yang terpisah-pisah dan Untuk mengatasi ketidak nyamanan tersebut testee menekankan pada hal-hal yang jelas, nyata dan konkret. Dalam hal mengobservasi sesuatu testee memiliki keambisusan namun tidak didukung oleh kemampuan yang ada dalam diri testee. Testee juga memiliki cara berpikir yang common sense dan tidak memiliki kecenderungan untuk mengkritik.
Testee diidentifikasikan memiliki fungsi dan taraf intelektual yang cukup baik. Testee mampu merespon dampak emosional secara terkendali dan mampu melakukan respon-respon emosional secara tepat sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingginya responsivitas testee terhadap stimulus dari luar dapat menjadikan testee terhambat, jika berada dalam tekanan lingkungan yang kuat. Karena testee merasa terganggu oleh stimulus dari lingkungan yang menyentuh kebutuhan afeksinya.
Testee cenderung menolak atau merepres kebutuhan afeksinya yang menjadikan hambatan utama dalam penyesuaian dirinya. Testee memperlihatkan tanda-tanda ketidakmatangan, dimana testee tidak mampu mencari pemuasan lain yang menyebabkan inner-conflict (konflik dalam diri).
Testee juga menunjukkan adanya ego strength/ keinginan assertiveness. Testee mampu mengatasi situasi tanpa menjadi emosional dan tidak berbelit belit (apa adanya). Testee tidak mampu mengendalikan impuls-impulsnya sehingga terkadang testee tidak stabil, namun, testee tetap berusaha untuk mengendalikannya.
Testee sedang berusaha untuk memahami dan mentolelir kecemasannya, walaupun kekuatan dari dalam diri atau luar diri yang tidak tepat dikendalikan oleh testee dan Testeepun juga mampu merespon dampak emosional secara terkendali.



























Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.