TUGAS TERSTRUKTUR MENSTRA FAUZAN.docx

May 25, 2017 | Autor: Fauzan Birawanto | Categoria: Strategic Management
Share Embed


Descrição do Produto

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Visi PT. Garuda Indonesia Tbk.
Visi perusahaan maskapai penerbangan PT. Garuda Indonesia dalam vision statement adalah "To be a sustainable airline company through customer-oriented services and growth in profit". Artinya visi perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia adalah "Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia mengunakan keramahan Indonesia".

Misi PT. Garuda Indonesia Tbk.
Misi dari maskapai penerbangan PT. Garuda Indonesia dalam company mission adalah "To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in full service operations, and group synergy while providing the highest value to customers through excellent Indonesian hospitality" artinya misi perusahaan tersebut adalah "Untuk memaksimalkan pengembalian investasi yang kuat bagi shareholder melalui pertumbuhan revenue yang bagus, menggunakan konsep kepimpinan biaya pada semua operasi, dan menghasilkan sinergi dalam memberikan pelayanan yang bagus melalui keramahan Indonesia".

Analisis Visi dan Misi
Analisis Visi, Jika meihat dari visi perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia, maka bisa dilihat dalam visi tersebut berfokus pada tiga hal. Pertama yaitu fokus kepada "menjadi perusahaan yang handal", bisa kita lihat saat ini maskapai PT. Garuda Indonesia sudah bisa dikatakan sebagai maskapai penerbangan paling handal di Indonesia dan sudah menjadi salah satu maskapai penerbangan yang handal di dunia Internasional itu terbukti dengan menjadi maskapai penerbangan Indonesia pertama yang tergabung ke dalam SkyTeam. SkyTeam adalah aliansi maskapai penerbangan yang terdiri dari 20 anggota maskapai yang menerbangkan hampir 16000 lebih penerbangan dalam sehari yang mengangkut hingga 612 juta tiap tahun dengan konektivitas ke 1052 rute di 177 negara yang didukung oleh 481691 karyawan dan armada yang berjumlah sekitar 3054 pesawat dengan tambahan hampir 1580 armada yang tergabung dalam anak perusahaan/ afiliasi dari maskapai anggota. Dukungan ini semua, membuat Skyteam siap menjadi salah satu aliansi maskapai penerbangan terkemuka dan terdepan di dunia. Maka sudah jelas terbukti bahwa maskapai PT. Garuda Indonesia sudah menjadi maskapai yang handal dengan level Internasional dibuktikan dengan bergabungnya maskapai Garuda Indonesia ke aliansi penerbangan dunia bernama SkyTeam. Lalu fokus kedua adalah "menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia" fokus kedua sudah terbukti dengan penerbangan PT. Garuda Indonesia yang sudah melakukan penerbangan Internasional bahkan menambah ekspansi lagi di tahun 2016, yaitu dengan melakukan penerbangan Internasional perdaana langsung dari Jakarta ke London tanpa transit. Kemudian fokus ketiga adalah "memberikan layanan dengan keramahan Indonesia" fokus ketiga sudah terbukti dengan diaplikasikan dalam ikon yang memanjakan pancaindera melalui Garuda Experience. Garuda Indonesia Experience adalah konsep layanan baru yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh pelayanan yang tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, diwakili oleh 'Salam Garuda Indonesia' dari para awak kabin. Dengan pengenalan konsep Garuda Indonesia Experience, Garuda Indonesia menciptakan ciri khas yang membanggakan, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional. Konsep Garuda Indonesia Experience didasarkan pada pancaindra atau "5 senses" (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 "customer touch points"; mulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey. Di samping melibatkan pancaindra, konsep Garuda Indonesia Experience juga harus memiliki nilai-nilai dasar sebagai berikut: tepat waktu dan aman (tentang produk), cepat dan tepat (tentang proses), bersih dan nyaman (tentang bangunan) serta andal, profesional, kompeten dan siap membantu (tentang staf). Konsep ini diterima dengan baik oleh pelanggan Garuda Indonesia. Maka visi Garuda Indonesia ketiga fokus sudah sesuai dilakukan semua melalui caranya masing-masing
Analisis Misi, Misi dari PT. Garuda Indonesia berfokus pada pengembalian titik imbal hasil investasi shareholder yang menguntungkan dengan pertumbuhan revenue yang kuat. Menurut penulis, mengapa Garuda Indonesia berfokus pada pengembalian titik imbal hasil yang dilakukan investor adalah karena di tahun 2012-2015, sebenarnya bisa dikatakan Garuda Indonesia mengalami kerugian yang besar. Kerugian tersebut diakarenakan utang yang sampai 4,74 Triliun. Sehingga dengan banyaknya utang, maka perusahaan akan sulit membayar kewajiban. Tetapi menurut penulis, dengan banyaknya utang yang dimiliki Garuda Indonesia, utang tersebut juga berfungsi untuk melancarkan operasi Garuda Indonesia. Contohnya penggantian pesawat, pemeliharaan pesawat, dan penambahan armada pesawat baru. Jadi menurut penulis dengan banyaknya utang Garuda Indonesia, selain dilihat sebagai kerugian tetapi juga ada tujuan lainnya untuk tetap memajukan perusahaan.



BAB III
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA BISNIS
A. Tanggung Jawab Sosial (CSR) Garuda Indonesia
Program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) telah menjadi pendekatan yang tepat bagi entitas bisnis untuk mengakar dan tumbuh kembang bersama masyarakat. CSR menjadi sarana pengikat antara perusahaan dengan konsumen atau pelanggan, sebagai upaya menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap perusahaan sekaligus menjadi alat untuk menyelaraskan dinamika bisnis dengan kelestarian lingkungan.
Tanggung Jawab Sosial yang dilakukan oleh Garuda Indonesia meliputi tanggung jawab diberbagai aspek, tanggung jawab tersebut adalah sebagai berikut :

Tanggung Jawab Ekonomi
Tanggung jawab ekonomi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah melalui UKM. Kemajuan perekonomian masyarakat menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah program CSR. Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan Kemitraan, Garuda Indonesia menyalurkan pinjaman modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di seluruh Indonesia. Bantuan permodalan itu diberikan kepada UKM mitra binaan untuk mendukung potensi berkembang dan mengelola usaha mereka dengan baik. Penyaluran dana bisa diberikan melalui sinergi antar BUMN, Non Govermental Organization dan Lembaga Penyalur lain. Dengan berlangsungnya tanggung jawab ekonomi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia, maka hasil yang sudah didapatkan dari tanggung jawab ekonomi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah sebagai berikut :

5.151 Mitra Binaan
Hingga akhir 2014, Program Pinjaman Kemitraan Garuda Indonesia telah merangkul 5.151 mitra binaan yang terdiri dari 800 mitra binaan Garuda Indonesia dan 4.351 mitra binaan hasil sinergi dengan BUMN/Lembaga Penyalur lain yang tersebar di 16 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah dan sebaran UKM mitra binaan itu akan terus bertambah seiring tumbuh kembangnya sektor usaha informal di masyarakat.
Menurut penulis tanggung jawab ekonomi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia sejalan dengan pertumbuhan dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Yaitu di akhir tahun 2016, Indonesia akan mengikuti dan akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana pada MEA, aspek yang paling dilihat adalah UKM. UKM Indonesia di tahun 2016, dikatakan para berbagai pengamat ekonomi belum begitu siap menghadapi MEA 2016. Dengan adanya tanggung jawab ekonomi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia yaitu membantu dengan menyalurkan modal untuk UKM yang ada di Indonesia. Maka UKM Indonesia bisa bertambah siap dan UKM di Indonesia dapat dipandang oleh investor-investor asing.
Ketahanan Pangan
Sampai akhir 2014, para petani dan pelaku UKM sektor pertanian mendapat porsi terbesar, mencapai 50.6% dalam penyaluran pinjaman kemitraan. Diikuti dengan bidang industri (26.1%), perdagangan (7.1%), perkebunan (8.7%), jasa (3%), perikanan (3.4%), dan peternakan (1.2%). Hal tersebut sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia untuk turut mensukseskan program pemerintah, khususnya ketahanan pangan nasional.



Promosi Produk UKM
Tidak sekadar membantu permodalan, upaya pemberdayaan UKM itu juga diiringi dengan program pendidikan dan pelatihan hingga kegiatan promosi demi mengoptimalkan hasil karya dan meningkatkan pangsa pasar produk mitra binaan. Selain keikutsertaan dalam pameran-pameran di tingkat nasional maupun internasional, lebih jauh Garuda Indonesia mempromosikan produk mitra binaan pada katalog Sales On Board Garuda (Arcade) sejak edisi Januari 2013. Kedepan, akan semakin banyak produk mitra binaan yang dipromosikan melalui media ini. Bahkan, salah satu produk mitra binaan di industri kerajinan perak Utami Silver, terpilih menjadi pemasok aksesoris berupa bros yang disematkan pada seragam awak kabin Garuda Indonesia.

b) Tanggung Jawab Hukum
Tanggung jawab hukum adalah kewajiban-kewajiban perusahaan untuk mematuhi terhadap hukum yang mengatur kegiatan-kegiatan operasional. Salah satu tanggung jawab hukum yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah melakukan standarisasi penerbangan, keselamatan, pelayanan, dll. Salah satu contohnya adalah Garuda Indonesia menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional. Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax. Lalu pada keselamatan operasional penerbangan, Garuda Indonesia bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif untuk menekan laju pertumbuhan emisi gas buang yang dihasilkan oleh kegiatan operasional melalui program-program yang sejalan dengan 7 Drivers Quantum Leap Garuda Indonesia dan IATAís Four Pillar Strategy (Improved Technology, Effective Operations, Efficient Infrastructure, dan Positive Economic Measures) Garuda Indonesia melakukan tiga hal utama yaitu Fuel Conservation, Rejuvenate Fleet, Carbon Offset, dan Energi Terbarukan.

c) Tanggung Jawab Etis
Tanggung jawab etis mencerminkan gagasan manajer strategis terhadap perilaku bisnis yang benar dan layak. Perusahaan diharapkan, namun tidak diwajibkan, untuk berperilaku secara etis. Salah satu tanggung jawab etis yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah membuka kesempatan dengan melakukan pelatihan penerbangan, pendidikan, dan pelatihan awak kabin berstandar Internasional bagi putra-putri Indonesia yang ingin bekerja di Garuda Indonesia. Salah satu syaratnya adalah tidak boleh memperkejakan atau tidak akan menerima pekerja di bawah umur.

d) Tanggung Jawab Diskresi
Tanggung jawab diskresi adalah tanggung jawab yang secara sukarela dilakukan oleh suatu organisasi bisnis, seperti hubungan masyarakat, kewarganegaraan yang baik, dan tanggung jawab sosial secara penuh.
Tanggung jawab pertama yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah tanggung jawab lingkungan. Aspek lingkungan sebagai pilar CSR menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia untuk mejadi Green Airline yang mampu menghindari atau setidaknya meminimalkan dampak terhadap kelestarian lingkungan hidup. Komitmen operasional perusahaan yang ramah lingkungan itu telah terwujud melalui program-program Garuda Indonesia Peduli Lingkungan diantaranya: pertama ada program "buku daur ulang, program berkelanjutan yang dirintis sejak 2011. Garuda Indonesia menyadari bahwa kertas yang diproduksi dari serat kayu merupakan sumber daya alam yang perlu dilestarikan. Dalam kaitan dengan hal tersebut, sebagai bentuk kontribusi terhadap lingkungan, Garuda Indonesia berinisiatif untuk mengolah kembali sampah kertas/dokumen bekas seperti tiket dan dokumen lainnya untuk diproses menjadi buku daur ulang. Hingga tahun 2013, Garuda Indonesia melalui program tersebut telah menghasilkan 177 ton kertas daur ulang yang kemudian diproduksi menjadi 1.500.000 buku tulis dan 40.000 memo pad yang dimanfaatkan untuk kebutuhan perusahaan dan disumbangkan kepada berbagai sekolah dan lembaga pendidikan di Indonesia. Selain itu masih banyak lagi program CSR Garuda Indonesia dalam bidang lingkungan yaitu program Bank Halon, Konservasi Penyu, Konservasi Jalak Bali, Pembersihan Pantai Bali, dan Kerjasama IATA dan Garuda Indonesia dalam Carbon Offset.
Tanggung jawab kedua yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah tanggung jawab pembinaan masyarakat. Dalam tanggung jawab ini, Garuda Indonesia melakukan CSR pada 4 sektor. Sektor pertama adalah Pendidikan, Pelatihan, Olahraga melalui beberapa program seperti Program profesi Airline Business, Airport Passenger Service & Flight Operation Officer, Program Menjadi Indonesia, Program Guru Terbang Bersama Garuda Indonesia dan Program Bantuan Peningkatan Kualitas Guru, dan Program Renovasi Sekolah dan Bantuan Fasilitas Belajar Mengajar. Sektor kedua adalah Kesehatan melalui program Kepedulian terhadap Anak-anak Penderita Kanker, Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat , dan Penyaluran bantuan alat bantu penyandang cacat. Sektor ketiga adalah Sarana Ibadah, untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum di bawah kondisi layak pakai, Garuda Indonesia memberikan bantuan perbaikan maupun pembangunan. Garuda Indonesia juga telah membantu perbaikan sarana ibadah di beberapa wilayah di Indonesia seperti di NTB, Bali, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sektor keempat terakhir Bencana Alam, Garuda Indonesia menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat yang menjadi korban bencana alam di seluruh Indonesia melalu pemberian bantuan yang biasanya berupa sandang, pangan dan kesehatan (medis).
Selain itu, Garuda Indonesia juga turut membantu korban bencana di luar negeri, salah satunya para korban gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada tahun 2011 silam. Garuda Indonesia membantu mengangkut bantuan kebutuhan sehari-hari seperti paket lauk pauk, makanan bergizi, selimut dan air kemasan melalui penerbangan kargo secara cuma-cuma. Tidak hanya itu, Garuda juga membantu pengangkutan batu baterai dari Panasonic ke Jepang untuk korban gempa yang mengalami krisis listrik.

B. Etika Bisnis Garuda Indonesia
Etika adalah prinsip-prinsip moral yang mencerminkan keyakinan masyarakat mengenai tindakan yang benar atau salah dari seorang individu atau kelompok. Inti dari keyakinan bahwa perusahaan sebaiknya dioperasikan dengan cara-cara responsif secara sosial untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan adalah keyakinan bahwa manajer akan berperilaku secara etis. Untuk membantu menjamin konsistensi penerapan standar etis, banyak perusahaan mulai menerapkan kode etik, termasuk Garuda Indonesia. Garuda Indonesia memiliki kode etik yang dinamai "FLY HI" terdiri dari Efficient&effective, Loyalty, Customer Centricity, Honesty&Openness, dan Integrity.
1. eFficient dan effective, makna eFficient dan effective adalah bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu untuk memberikan hasil yang berkualitas. Perilaku dan panduan utama dalam Effecient dan Effective adalah :
Cepat, Tepat, dan Akurat, Lingkungan bisnis yang cepat berubah secara tidak terduga serta penuh dengan ketidakpastian. Hal ini menuntut Garuda Indonesia harus memiliki kemampuan untuk berubah dan beradaptasi dengan cepat dan tepat.
Hemat (Menggunakan perangkat kerja atau metode yang tepat guna, Mendayagunakan sumber daya secara optimal,Menggunakan fasilitas perusahaan sesuai dengan kebutuhan, Mempertimbangkan untung-rugi dan nilai tambah dalam pengambilan keputusan)
2. Loyalty, makna Loyalty adalah menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Loyalty adalah:
Disiplin (Memahami dengan baik tugas, tanggung jawab serta kewenangan yang dimiliki, Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, Mengambil keputusan sesuai lingkup tugas dan kewenangan, Menepati janji dan komitmen yang telah disepakati.)
Bekerja keras, Cerdas, dan Tuntas (Gigih dalam bekerja, Selalu memastikan pekerjaan selesai dengan hasil yang sesuai/melebihi target, Selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi diri secara berkesinambungan, Selalu berupaya meningkatkan kualitas pekerjaan untuk memberikan hasil terbaik, Selalu berupaya melakukan penyempurnaan proses kerja secara terus-menerus, Berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, dan Bertanggung jawab atas setiap keputusan dan/atau tindakan yang diambil.)
3. Customer Centricity, Makna nilai customer centricitY adalah melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan. Perilaku Utama dan Panduan Perilaku customer centricitY adalah :
Ramah, Hangat, dan Bersahabat (Selalu senyum, mengucapkan salam dan menyapa orang lain, sesama rekan kerja atau pelanggan terlebih dahulu. Santun dalam berkomunikasi dan menghargai lawan bicara Mendengarkan dengan baik keluhan pelanggan, dan tidak melakukan interupsi, Menunjukkan empati (menempatkan diri pada posisi pelanggan)
Tanggap dan Proaktif (Memahami dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan, Bertindak cepat dalam menanggapi kebutuhan pelanggan, Berinisiatif mengambil suatu tindakan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan, dan Selalu menunjukkan sikap siap membantu.)
Kreatif dan Inovatif (Menciptakan terobosan produk dan jasa atau gagasan baru yang memberikan nilai tambah, Mencari solusi terbaik dalam pemecahan masalah, dan Aktif menyampaikan gagasan positif guna tercapainya tujuan perusahaan)
4. Honesty dan Openness, Makna Honesty dan openness adalah menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Honesty dan openness adalah:
Jujur, Tulus, dan Terbuka (Mengatakan hal yang sebenarnya, Terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk perbaikan, Berpikir positif dan konstruktif, Berani mengakui kekurangan dan kesalahan diri serta berusaha melakukan perbaikan.)
Menjaga Kerahasiaan Perusahaan (Memahami tingkat kerahasiaan informasi, Bertanggung jawab terhadap distribusi informasi data dan dokumen perusahaan. Memperhatikan lingkungan sekitar dan media pada saat membahas halhal yang bersifat rahasia.)
5. Integrity, Makna Integrity adalah menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Integrity adalah:
Konsisten dan patuh terhadap aturan perusahaan (Selalu menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan, Berperilaku sesuai dengan etika moral, hukum dan aturan perusahaan yang berlaku, Menghindari benturan kepentingan, Menjaga nama baik perusahaan, dan Bertindak adil baik terhadap orang lain maupun diri sendiri.)















BAB IV
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang terdiri dari faktor-faktor di luar perusahaan. Biasanya faktor eksternal dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Bisa juga terkait dengan sebuah pengambilan keputusan. Lingkungan Eksternal dibagi menjadi tiga sub-bab. Pertama adalah lingkungan jauh, kedua lingkungan industri, dan ketiga adalah lingkungan operasi.

Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh terdiri atas faktor-faktor yang berasal dari luar dan biasanya tidak terkait dengan situasi suatu perusahaan. Lingkungan jauh dapat mempengaruhi pendapatan dan penjualan suatu perusahaan. Lingkungan jauh terdiri dari lima faktor yaitu: faktor (1) ekonomi, (2) sosial, (3) politik, (4) teknologi dan (5) ekologi.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian di mana suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi yang harus dipantau oleh perusahaan antara lain adalah suku bunga utama, tingkat inflasi, dan tren pertumbuhan penduduk nasional bruto.
Contoh kasusnya adalah ketika di tahun 2015, suku bunga uang US Dollar naik dan nilai US Dollar menguat terhadap mata uang asing khususnya Rupiah. Seperti berita yang penulis dapat di detikfinance.com, Kinerja Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) sangat bergantung kepada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Setiap ada kenaikan dolar AS Rp 100 maka itu jadi kerugian sebesar US$ 12 juta (Rp 120 miliar). Karena hampir 75% pembiayaan perusahaan berasal dari mata uang dolar AS, sedangkan pendapatannya menggunakan nilai tukar rupiah.
Direktur Keuangan Garuda Handrito Hardjono mengatakan, sebagian laba perseroan juga berkurang jika nilai nilai tukar rupiah terdepresiasi. Setiap terjadi depresiasi Rupiah sebesar Rp 100, Garuda akan mengalami kerugian sebesar US$ 12 juta. Selain itu, penurunan kinerja Garuda Indonesia juga dipengaruhi oleh harga avtur domestik yang rata-rata lebih tinggi 12% dari harga avtur internasional (Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, dan Hong Kong). Padahal biaya avtur merupakan komposisi terbesar dari biaya operasional yang harus ditanggung perusahaan, yaitu mencapai 40%.
Di samping itu, kerugian yang dialami perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi makro seperti pelemahan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan harga bahan bakar, serta pertumbuhan infrastruktur nasional yang tidak mampu mengikuti pertumbuhan kapasitas industri penerbangan sehingga menimbulkan inefisiensi operasional penerbangan.
Kondisi industri penerbangan Asia Pasifik mengalami tekanan meskipun sektor tersebut memiliki pertumbuhan penumpang paling pesat di dunia. Maskapai-maskapai di kawasan Asia Pasifik dilaporkan mengalami kecenderungan penurunan tren keuntungan sepanjang tiga tahun terakhir.
Hal ini disebabkan tidak hanya oleh pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia dan kenaikan harga bahan bakar, tetapi juga oleh ketatnya persaingan pasar penerbangan Asia Pasifik.

Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor yang terdiri dari penilaian, cara pandang, asumsi, dan gaya hidup masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Nantinya faktor sosial tersebut akan mempengaruhi citra image perusahaan.
Contoh kasusnya seperti yang kita ketahui, harga tiket penerbangan Garuda Indonesia adalah harga tiket termahal dibandingkan dengan maskapai lain yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan reputasi, level, ekspansi/tujuan penerbangan, kualitas dan pelayanan Garuda Indonesia adalah yang terbaik dan Garuda Indonesia bukan merupakan maskapai LCC. Karena itulah yang membuat tiket penerbangan Garuda Indonesia mahal, akibatnya hanya masyarakat kelas atas yang hanya bisa menikmati dan menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Hal tersebut membangun opini publik atau penilaian masyarakat bahwa maskapai Garuda Indonesia adalah maskapai terbaik di Indonesia. Kemudian dengan harga nya cenderung bisa dikatakan mahal, masih belum terlalu cocok dengan pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia, di mana Indonesia masih negara berkembang dengan rata-rata masyarakat kelas mengengah.

Faktor Politik
Faktor politik sangat berpengaruh terhadap perusahaan terutama dalam membuat peraturan dan kebijakan. Karena ada batasan-batasan politik yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Ada juga peraturan pemerintah yang dapat menguntungkan perusahaan atau merugikan perusahaan
Contohnya adalah tentang peraturan standar penerbangan dan angkutan udara, Garuda Indonesia patuh terhadap Undang Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara beserta peraturan-peraturan pelaksana lainnya, yang ada dan berlaku saat ini dan kemudian, serta peraturan-peraturan lain dari Pengangkut, termasuk ketentuan mengenai tarif, refund, dan masa berlaku tiket, yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini dan yang dapat diperiksa di kantor penjualan Pengangkut.

Faktor Teknologi
Perusahaan harus bisa beradaptasi mengikuti perkembangan zaman dengan melakukan inovasi, salah satunya dengan teknologi. Menggunakan teknologi akan mempercepat kinerja perusahaan.
Contoh kasusnya adalah Garuda Indonesia adalah perusahaan BUMN pertama yang menerapkan teknologi informasi berbasis "Cloud Office Collaboration" sebagai pendukung kinerja. Teknologi informasi berbasis "Cloud Office Collaboration" ini tentunya akan mendapatkan banyak kemudahan dan kelebihan, khususnya dari sisi efisiensi "cost infrastructure". Selain itu keunggulan lainnya adalah :
Peningkatan kapasitas "mailbox" yang signifikan pada email karyawan sehingga mampu menyimpan data/dokumen berikut infografis yang membutuhkan banyak kapasitas penyimpanan
Peningkatan kapasitas attachment yang diharapkan dapat menerima email-email kapasitas besar baik dari customer maupun pihak ketiga.
"Unlimited Personal Online Storage", yang memungkinkan para karyawan dapat menyimpan file dan data di storage tersebut
"Distribute Aircraft Manuals online", dimana para air crew dapat mengakses dokumen tersebut secara online dimanapun.
"Share and get idea internally across unit by Corporate Social Media", dimana kini seluruh karyawan dapat bersosialisasi melalui sosial media yang disediakan oleh perusahaan
"Smart and virtual meeting", karyawan dapat melakukan meeting secara online
Integrasi dengan Skype, karyawan yang akan berkomunikasi dengan pihak ketiga maupun customer dapat terintegrasi langsung melalui skype sehingga dapat mempercepat dan mempermudah komunikasi tersebut.
Sharing file/information dengan pihak ketiga, sharing maupun penggunaan file/informasi secara online dapat dilakukan tanpa harus khawatir dengan issue security.
"Access Everywhere & Anytime", seluruh karyawan dapat mengakses file pekerjaan dimanapun dan kapanpun tanpa batas.
Faktor Ekologi
Faktor yang paling penting dalam lingkungan jauh adalah hubungan timbal balik antara perusahaan dan ekologi. Ekologi mengau pada hubungan antara manusia dan makhluk hidup lainnya, serta udara, tanah, dan air (faktor lingkungan) yang mendukungnya.
Contoh kasusnya Dalam rangka kampanye pengurangan emisi karbon, Garuda Indonesia dan IATA (International Air Transport Association) menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) Carbon Offset pada tahun 2010 di Singapura. Program carbon offset IATA adalah perangkat siap pakai yang dapat ditawarkan airline kepada penumpang sebagai kompensasi atas pengurangan emisi yang berkontribusi bagi proyek-proyek pengurangan karbon di negara berkembang. Garuda Indonesia akan menampilkan opsi penggantian atas emisi yang dihasilkan (offsets) pada website perusahaan, dan penumpang dapat memutuskan apakah mereka akan memberikan kompensasi untuk emisi ketika melakukan pemesanan tiket atau tidak. Informasi tentang CO2 yang dikurangi, biaya ganti rugi dan pelaksanaan kegiatan pengurangan emisi.
B. Lingkungan Industri
Lingkungan industri lingkungan di dalam industri tersebut terdapat pesaing yang menciptakan/menawarkan jasa atau produk yang sama dengan harga berdeda dan strategi berbeda
Ancaman dari Pendatang Baru
Menurut penulis, ancaman adanya pendatang maskapai baru di industri penerbangan di level domestik sangat tidak mempengaruhi Garuda Indonesia. Karena pasti masyarakat Indonesia akan lebih memilih menggunakan maskapai penerbangan LCC seperti Batik Air, Citilink, AirAsia, dan Lion. Sebenarnya bisa dikatakan persaingan Garuda Indonesia bukan lagi di level domestik, karena yang menggunakan Garuda Indonesia hanya masyarakat kelas atas. Sedangkan masyarakat Indonesia mayoritas masyarakat kelas menengah. Justru yang harus dikhawatirkan adalah level Internasional yang maskapai nya hampir mirip dengan Garuda Indonesia seperti Malaysia Airlines dan Singapore Airlines.

Pemasok
Sejauh ini, tidak ada pemasok yang dapat mengatur Garuda Indonesia karena posisi Garuda Indonesia di pasar sangat kuat. Bahkan pemasok lah yang harus mengikuti syarat jika ingin menjadi mitra dan pemasok bagi Garuda Indonesia. Kebijakan Garuda dalam pengadaan barang/jasa yaitu lebih mengutamakan pengadaan secara langsung ke pabrikan, distributor resmi atau agen tunggal dan menghindari penggunaan perantara yang tidak memberikan nilai tambah.
Usaha kecil dan menengah, penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional diutamakan sepanjang kualitas, harga, kapabilitas dan kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dan dapat dipertanggungjawabkan. Contohnya adalah kerjasama antara Garuda Indonesia dengan General Electric (GE) dalam hal pemeliharaan pesawat dengan pembagian keuntungan 50%-50%.

Pembeli
Sejauh ini tidak terdapat pembeli yang berkuasa bagi Garuda Indonesia. Karena harga yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia sebanding dengan kualitas yang diberikan. Sehingga harga Garuda Indonesia tidak mengikuti permintaan pembeli atau tidak mengikuti permintaan pasar. Tetapi menetapkan harga nya sendiri di pasar
Contoh kasus misalkan pada musim liburan di bulan Juni, Juli, dan Desember. Semua harga tiket pesawat naik Garuda Indonesia pun ikut menaiki harga tiket. Pelanggan Garuda Indonesia mau tidak mau membeli harga tiket Garuda Indonesia yang mahal karena mereka menginginkan kenyaman dan kesalamatan

Produk Subtitusi
Menurut penulis, sampai saat ini belum ada maskapai penerbangan di Indonesia yang dapat menggantikan Garuda Indonesia dalam hal kualitas, pelayanan, kenyamanan, dan keselamatan. Tetapi untuk level Internasional masih banyak maskapai yang bisa menggantikan Garuda Indonesia seperti Malaysia Airlines atau Singapore Airlines. Menurut penulis, untuk tetap menjadi pilihan no. 1 konsumen Garuda Indonesia harus meningkatkan pelayanan dan kualitas dalam kelas ekonomi.




C. Lingkungan Operasi
Profil Pelanggan
Geografis, menurut penulis geografis yang cocok untuk Garuda Indonesia dalam menjalankan operasinya adalah ke pasar Internasional. Karena Garuda Indonesia sudah tergabung ke dalam aliansi penerbangan Internasional yaitu "Skyteam". Maka jelas pasar Garuda Indonesia adalah Internasional seperti Amerika, Eropa, dan Asia. Seharusnya Garuda Indonesia memperbaiki dulu layanan, jadwal terbang ke Eropa dan Amerika. Kemudian baru menambah rute terbang di negara-negara Eropa.
Demografis, jelas sasaran demografis Garuda Indonesia adalah semua umur. Karena maskapai penerbangan tidak memandang konsumen
Psikografis, menurut penulis dalam level domestik Garuda Indonesia hanya memenuhi karakteristik masyarakat kelas atas. Tetapi untuk level Internasional Garuda Indonesia sudah memnuhhi karakteristik masyarakat dunia
Perilaku Pembeli, menurut penulis perilaku pembeli khususnya konsumen yang sudah menjadi pelanggan bagi Garuda Indonesia dan rela membeli harga tiket yang mahal untuk hanya penerbangan domestik menunjukan konsistensi pelayanan dan kualitas yang diberikan Garuda Indonesia kepada konsumennya

Pemasok
Hubungan yang dapat diandalkan antara suatu perusahaan dengan para pemasoknya adalah penting bagi pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan operasi perusahaan tersebut.
Contohnya adalah kerjasama antara Garuda Indonesia dengan General Electric (GE) untuk pemeliharaan pesawat. Harapannya kerjasama dilakukan jangka panjang karena umur pakai pesawat biasanya kuat hingga 7 tahun

Sumber Daya Manusia
Kemampuan suatu perusahaan untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang andal sangan penting bagi keberhasilan perusahaan. Maka dari itu Garuda Indonesia sering melakukan pelatihan terhadap pramugari dan pramugara. Juga Garuda Indonesia mengecek kesehatan para pilotnya secara berkala.
















BAB V
LINGKUNGAN GLOBAL
Mengapa Garuda Indonesia melakukan Globalisasi?
Garuda Indonesia sebagai brand dengan "The Airline Of Indonesia". Maka Garuda Indonesia ingin memperkenalkan nama Indonesia di dunia Internasional. Hal ini sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Tetapi di tahun 2000-an awal Garuda Indonesia mempunyai citra yang jelek karena kinerja yang buruk. Puncaknya di pertengahan tahun 2000-an Garuda Indonesia dilarang terbang atau mengudara ke Internasional karena alasan keselamatan.
Kemudian Garuda Indonesia bangkit di tahun 2011, melalui CEO-nya Emirsyah Satar memperbaiki kinerja manajemen, memperbanyak dana pinjaman dengan utang, menambah armada pesawat, dll. Hasilnya Garuda Indonesia mampu menjadi salah satu penerbangan terkemuka di dunia. Ditambah lagi dengan prestasi Garuda Indonesia bergabung dengan aliansi penerbangan Internasional "Skyteam", yaitu aliansi penerbangan Internasional yang melayani penerbangan ke Eropa Amerika dengan jam terbang banyak.
Puncaknya Garuda Indonesia mendapat penghargaan sebagai Maskapai Bintang Lima Terbaik berturut-turut di tahun 2013 dan 2014. Pada tahun 2013, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai "The World's Best Economy Class" dan pada tahun 2014 Garuda Indonesia untuk pertama kalinya meraih predikat "The World's Best Cabin Crew", "Maskapai Bintang Lima/5-Star Airline" dan posisi ke-7 dalam "The World's Best Airlines".
Sejalan dengan salah satu program strategis perusahaan untuk memperkuat "Group Synergy", maka berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2016 ini Garuda Indonesia berpartisipasi dalam Singapore Airshow sebagai "Garuda Indonesia Group". Keikutsertaan Garuda Indonesia Group dalam Singapore Airshow ini merupakan bentuk sinergi antarperusahaan dalam meningkatkan brand image Garuda Indonesia dan seluruh anak usaha melalui konsep "Group Synergy" yang antara lain bertujuan menggali potensi dan peluang bisnis yang ada, meningkatkan hubungan tiap-tiap perusahaan dengan stakeholders, serta meningkatkan awareness terhadap peran Garuda Indonesia Group sebagai Duta Perdagangan Republik Indonesia di taraf internasional.











BAB VI
LINGKUNGAN INTERNAL
Analisis SWOT
Strength ( Kekuatan)
Menurut penulis kekuatan utama yang dimiliki Garuda Indonesia adalah (1) mempunyai rute penerbangan Internasional sebanyak 73 rute penerbangan ke Benua Amerika, Eropa, Australia, Asia, dan Afrika. Lalu menurut Skytrax, Garuda Indonesia (2) mempunyai karyawan cabin, pramugari, dan pramugara terbaik di Indonesia. Ini dibuktikan dengan mendapatkan penghargaan sebagai "World's Best Cabin Crew 2016" dari Skytrax. (3) Garuda Indonesia juga menjadi maskapai bintang 5 terbaik selama dua tahun berturut-turut di tahun 2013 dan 2014 hal ini dibuktikan dengan mendapat penghargaan "Maskapai Bintang 5 Star Airline" dan berada dalam posisi ke-7 dalam "World Best Airline". (4) Pelayanan yang diberikan Garuda Indonesia kepada konsumen nya dengan Garuda Experience. (5) Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2%kendati terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetapmenjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia). (6) Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnissehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia
Weakness (Kelemahan)
Menurut penulis kelemahan PT. Garuda Indonesia masih ada terletak pada penerbangan rute tujuan Internasional. Contohnya dengan pengurangan frekuensi penerbangan rute Jakarta-London. Tadinya lima kali seminggu penerbangan menjadi tiga kali seminggu. Menurut Direktur Komunikasi Garuda Indonesia, hal tersebut terjadi karena alasan teknis, yaitu penerbangan langsung Jakarta-London membutuhkan bahan bakar sebanyak 351 ton. Sedangkan di Bandara Soekarno Hatta tidak mampu menampung sebanyak 351 ton. Selain itu menurut penulis, kelemahan yang dimiliki oleh adalah mahalnya tiket yang tidak sesuai dengan pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena mahalnya biaya operasional.
Opportunities (Kesempatan)
Menurut penulis, kesempatan yang harus dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah dengan memperbaiki sistem penerbangan Internasional terutama di bagian teknis. Karena biasanya kemampuan bandara-bandara Indonesia masih tertinggal dengan teknologi yang digunakan PT. Garuda Indonesia
Threats (Ancaman)
Menurut penulis, ancaman bagi PT. Garuda Indonesia adalah kompetitornya di level Internasional. Yaitu kompetitor maskapai penerbangan berbintang 5 lainnya seperti Emirates, Singapore Airlines, Qatar Airways, Cathay Pacific, dll. Karena posisi Garuda Indonesia dengan mereka dalam ranking World Best Airline dari tahun ke tahun berganti-ganti.


B. Analisis Rantai Nilai (VCA)
Menurut penulis, sesuai dengan teori nya VCA atau Analisis Rantai Nilai terbagi ke dalam dua aktivitas. Pertama aktivitas primer/utama kedua aktivitas pendukung.
Aktivitas Primer
Logistik ke Dalam Negeri, PT. Garuda Indonesia memiliki 4 pemasok utama. (1) Pemasok Catering Makanan yaitu Aerofood ACS. (2) Pemasok logistik dalam negeri yaitu DHL, Panalpina, Schenker, dan Kuehne Nagel. (3) Pemasok pemeliharaan pesawat dan listrik General Electronics (GE). (4) Pemasok bahan bakar pesawat adalah Pertamina Aviation.
Operasional, operasional PT. Garuda Indonesia dibagi ke beberapa regional antara lain Eropa, Amerika, Australia, dan Asia
Aktivitas Sekunder
Marketing, pemasaran yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia adalah menargetkan pasar premium melalui layanannya dengan program "Garuda Experience" dan "Garuda Miles". Di mana dari kedua program tersebut para konsumen mendapat keuntungan seperti mendapatkan harga diskon dan pelayanan utama (VIP).
Program CSR


BAB VII
STRATEGI UTAMA DAN JANGKA PANJANG DAN STRATEGI BISNIS
Strategi Utama / Grand Strategy
Dalam manajemen strategik, strategi utama atau grand strategy ada tiga yaitu (1) Biaya Rendah, (2) Differensiasi, dan (3) Fokus. Garuda Indonesia memilih strategi utamanya yaitu Fokus dan Differensiasi.
Fokus
Strategi Fokus yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah fokus kepada brandnya. Seperti yang dikatakan oleh mantan CEO Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, Garuda itu mencerminkan The Best of Indonesia. Karena kebanyakan maskapai lain inginnya goes international, tetapi Garuda Indonesia ingin mengahrumkan nama Indonesia. Karena menurut beliau merasa bahwa brand itu merupakan alat untuk menjadi pembeda dengan yang lain. Karena Garuda Indonesia tidak ingin menjadi common commodity. Brand itu yang membedakan suatu produk, baik jasa maupun barang.
Dengan brand yang kuat, maka Garuda Indonesia menjadi kompetitif di domestik. Tetapi di level internasional brand Garuda belum sekuat dengan brand maskpai penerbangan asing lainnya. Maka dari itu Garuda Indonesia bekerja sama dengan brnad yang sudah terkenal yaitu klub sepakbola Liverpool, selain bekerja sama dengan Liverpool, Garuda Indonesia juga bekerjasama dengan General Electric (GE) untuk pemeliharaan pesawat.
Analisis = Menurut penulis strategi fokus yang dipakai oleh Garuda Indonesia sangat bagus karena Garuda Indonesia selain membawa nama maskapai juga membawa nama negara Indonesia ke Internasional. Dengan memperkenalkan nama Indonesia tidak hanya Garuda Indonesia saja yang mendapat keuntungan. Tetapi investor asing tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia.

Differensiasi
Analisis = Garuda Indonesia menggunakan strategi diffrensiasi karena segmentasi customer berbasis dari atribut hingga kualitas sehingga jika harga menjadi tinggi bukan lah masalah utama. Di sisi lain ini juga menguntungkan karena Garuda Indonesia tidak bersaing di pasar LCC / Low Cost.
B. Strategi Jangka Panjang
Menurut penulis strategi jangka panjang yang dipakai oleh Garuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Integrasi Horizontal
Analisis = PT Garuda Indonesia membentuk kerjasama bersama PT Citilink Indonesia untuk bisa bersaing di industri pasar maskapai berbiaya rendah LCC.
Inovasi
Analisis = Garuda Indonesia melaukan inovasi pada bidang IT perusahaan yaitu program "Cloud Office Collaboration" sebagai pendukung kinerja. Teknologi informasi berbasis "Cloud Office Collaboration" ini tentunya akan mendapatkan banyak kemudahan dan kelebihan, khususnya dari sisi efisiensi "cost infrastructure".
Integrasi Vertikal
Analisis = Garuda Indonesia mempunyai posisi di pasar sangat kuat. Kebijakan Garuda dalam pengadaan barang/jasa yaitu lebih mengutamakan pengadaan secara langsung ke pabrikan, distributor resmi atau agen tunggal dan menghindari penggunaan perantara yang tidak memberikan nilai tambah.
Usaha kecil dan menengah, penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional diutamakan sepanjang kualitas, harga, kapabilitas dan kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dan dapat dipertanggungjawabkan. Contohnya adalah kerjasama antara Garuda Indonesia dengan General Electric (GE) dalam hal pemeliharaan pesawat dengan pembagian keuntungan 50%-50%.

Ventura Bersama
Analisis = Garuda Indonesia melakukan kerjasama dengan General Electric (GE) dengan kesepakatan pembagian keuntungan 50%-50%. Selain itu Garuda Indonesia juga melakukan kerjasama dengan beberapa mitra nya antara lain BCA, Pertamina, Astra International, Telkomsel, Trakindo, dll.

Pengembangan Pasar
Analisis = Garuda Indonesia melakukan ekspansi dengan melakukan penerbangan perdana direct flight dari Jakarta-London. Selain menambah penerbangan Jakarta-London, Garuda Indonesia juga menambah frekuensi penerbangan Internasional dari Jakarta-Amsterdam.
Selain menambah ekspansi rute penerbangan, Garuda Indonesia juga bekerjasama dengan menjadi sponsor bagi klub sepakbola Liverpool. Sehingga nama Garuda Indonesia lebih bisa dilihat dan dikenal luas di Inggris.


Divestasi
Analisis = Di tahun 2011, PT. Garuda Indonesia melakukan penjualan saham PT. Citilink Indonesia sebesar 40%. Hal ini dilakukan PT. Garuda Indonesia karena agar untuk mendapat nilai penjualan sahan berlebih. Di mana hasil dari penjualan saham tersebut akan digunakan untuk aktivitas operasi PT. Garuda Indonesia.
















BAB I
PENDAHULUAN
Profile Perusahaan
Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama "Indonesian Airways" dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo "Garuda Indonesian Airways", terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. . Nama "Garuda" diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, "Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda".
B. Rumusan Masalah
Apa saja visi dan misi dari PT. Garuda Indonesia Tbk.?
Apa saja tanggung jawab sosial (CSR) yang sudah dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia Tbk.? Bagaimana etika bisnis dalam perusahaan tsb?
Apa saja faktor lingkungan eksternal dari PT. Garuda Indonesia Tbk.?
Bagaimana PT. Garuda Indonesia Tbk. menembus pasar Internasional?
Bagaimana analisis internal PT. Garuda Indonesia Tbk.?
Apa saja strategi utama, jangka panjang, dan strategi bisnis yang dipakai PT. Garuda Indonesia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui visi dan misi PT. Garuda Indonesia Tbk.
Untuk mengetahui tanggung jawab sosial (CSR) dan etika bisnis PT. Garuda Indonesia Tbk.
Untuk mengetahui lingkungan eksternal PT. Garuda Indonesia Tbk.
Untuk mengetahui bagaimana PT. Garuda Indonesia Tbk. bisa menembus pangsa pasar Internasional
Untuk mengetahui analisis internal dari PT. Garuda Indonesia Tbk.
Untuk mengetahui strategi utama, jangka panjang, dan bisnis PT. Garuda Indonesia Tbk.



TUGAS TERSTRUKTUR MANAJEMEN STRATEGIK
"ANALISIS VISI dan MISI, CSR dan ETIKA BISNIS, LINGKUNGAN EKSTERNAL, LINGKUNGAN GLOBAL, ANALISIS INTERNAL, dan STRATEGI UTAMA dan STRATEGI JANGKA PANJANG PT. Garuda Indonesia Tbk."
Untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Semester (UAS)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Bambang Subroto, SE., Ak., MM.

Muhamad Fauzan Birawanto
NIM : 155020307111049
Kelas : CG
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017


























Lihat lebih banyak...

Comentários

Copyright © 2017 DADOSPDF Inc.